Anda di halaman 1dari 15

Nama : HAIRUN NISA

Nim : 230201088
Prodi : Manajemen 03

Dosen Pengampuh
Agustinar, M.E.I

3. Analisis peran perbankan Islam dalam mendukung pembangunan ekonomi dan


keuangan inklusif.

Jawab:

Perbankan Islam memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan ekonomi dan
keuangan inklusif. Ini tercermin dalam beberapa aspek yang meliputi:

1. Akses Keuangan untuk Semua Lapisan Masyarakat:


Perbankan Islam memiliki peran dalam memperluas akses ke layanan keuangan bagi
individu dan kelompok yang sebelumnya tidak terjangkau oleh sistem keuangan
konvensional. Hal ini mencakup penyediaan layanan keuangan bagi kelompok
masyarakat yang terpinggirkan dan tidak memiliki akses ke bank-bank konvensional.

2. Pembiayaan Mikro dan UMKM:


Bank-bank Islam memberikan perhatian khusus pada pembiayaan untuk usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini membantu dalam pertumbuhan sektor-sektor ini
yang sering menjadi tulang punggung ekonomi suatu negara.

3. Model Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil:


Salah satu ciri utama perbankan Islam adalah penggunaan model pembiayaan berbasis
bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah. Ini mendorong kerjasama antara bank
dan nasabah dalam suatu proyek dengan pembagian risiko dan keuntungan yang adil.
4. Kolaborasi dengan Lembaga Pembangunan:
Bank-bank syariah sering bekerja sama dengan lembaga-lembaga pembangunan untuk
mendukung pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang penting bagi pertumbuhan
ekonomi suatu negara.

5. Pembangunan Berkelanjutan:
Prinsip-prinsip perbankan Islam sering kali mendukung investasi dalam sektor-sektor
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.

6. Pengurangan Ketimpangan Ekonomi:


Dengan pendekatan yang lebih inklusif, perbankan Islam berperan dalam mengurangi
ketimpangan ekonomi dengan memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat
yang sebelumnya tidak terlayani oleh sistem keuangan konvensional.

Contoh Kasus:

Pembiayaan Mikro dan UMKM:


Bank-bank syariah sering memberikan pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) yang sering kesulitan memperoleh akses ke layanan keuangan
dari bank konvensional.Contohnya, Bank Islam di Malaysia memberikan produk
pembiayaan khusus untuk UMKM yang membantu pertumbuhan bisnis-bisnis kecil.

Hasil Wawancara:

Wawancara dengan Bapak saya(Sunardi)


perbankan Islam sangat bagus karena memiliki komitmen yang kuat terhadap inklusi
keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang adil bagi semua lapisan masyarakat.
Referensi:

- Siddiqui, A. (2006). Islamic banking and finance in theory and practice: A survey of
state of the art. Thunderbird International Business Review, 48(1), 121-131.
- Khan, F., & Bhatti, M. I. (2008).Challenges facing Islamic banking. International
Journal of Business and Management, 3(2), 32-39.
- Warde, I. (2000).Islamic finance in the global economy.Edinburgh University Press.

7. Bandingkan tujuan produksi dan distribusi dalam sistem ekonomi Islam dengan sistem
ekonomi konvensional. Apa implikasinya terhadap masyarakat

Jawab:

Dalam sistem ekonomi Islam, tujuan utama produksi dan distribusi adalah menciptakan
kesejahteraan bagi masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan prinsip-
prinsip moral, keadilan, dan keberlanjutan.Sementara dalam sistem ekonomi
konvensional, tujuan utama sering kali lebih terfokus pada profitabilitas, pertumbuhan
ekonomi, dan pencapaian keuntungan bagi individu atau perusahaan.

Tujuan Produksi dalam Sistem Ekonomi Islam:

1. Kesejahteraan Masyarakat:
Tujuan utama dari produksi dalam sistem ekonomi Islam adalah untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat, memastikan adilnya distribusi kekayaan, dan mengurangi
kesenjangan sosial serta ekonomi.
2. Keadilan:
Prinsip keadilan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya merupakan hal yang sangat
ditekankan dalam sistem ekonomi Islam. Ini termasuk kesadaran akan tanggung jawab
sosial dalam mendistribusikan kekayaan dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan
umum.

3. Kebenaran dalam Transaksi:


Sistem ekonomi Islam menekankan transaksi yang jujur, transparan, dan adil dalam
setiap aspek kegiatan ekonomi. Hal ini memastikan bahwa produksi dilakukan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip moral dan etika yang diberlakukan dalam Islam.

Tujuan Produksi dalam Sistem Ekonomi Konvensional:

1. Profitabilitas:
Sistem ekonomi konvensional cenderung memprioritaskan pencapaian profitabilitas dan
pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama. Fokus utama sering kali adalah mencapai
keuntungan finansial tanpa mempertimbangkan aspek sosial atau lingkungan secara
holistik.

2. Pertumbuhan Ekonomi:
Sistem ekonomi konvensional juga menekankan pertumbuhan ekonomi sebagai indikator
keberhasilan utama. Tujuan produksi sering kali diukur dari seberapa besar pertumbuhan
ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu negara atau perusahaan.

Implikasi Terhadap Masyarakat:

- Sistem Ekonomi Islam:


Implikasi dari pendekatan ini adalah pendorong pada keadilan sosial, distribusi yang lebih
merata dari kekayaan, dan perhatian terhadap kebutuhan dasar masyarakat.Ini bisa
membantu mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan keadilan ekonomi kepada lebih
banyak orang.
- Sistem Ekonomi Konvensional:
Implikasi dari pendekatan ini bisa meliputi ketimpangan yang lebih besar antara yang kaya
dan yang miskin, pertumbuhan ekonomi yang tidak selalu menyentuh semua lapisan
masyarakat, dan ketidakseimbangan dalam distribusi kekayaan.

Contoh Kasus:
Contoh Kasus Produksi dan Distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam:
-Produksi:
Dalam sistem ekonomi Islam, perusahaan-perusahaan di sektor pangan mungkin akan
fokus pada produksi makanan pokok yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Produsen mungkin akan mengutamakan kualitas dan kecukupan pasokan makanan dasar
yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat.

-Distribusi:
Dalam hal distribusi, prinsip keadilan dan keberpihakan terhadap lapisan masyarakat yang
lebih rentan atau kurang mampu diutamakan. Distribusi makanan akan lebih merata,
memastikan bahwa kebutuhan dasar setiap individu terpenuhi dengan adil dan tidak ada
kelaparan yang terjadi.

Contoh Kasus Produksi dan Distribusi dalam Sistem Ekonomi Konvensional:


-Produksi:
Dalam sistem ekonomi konvensional, perusahaan mungkin akan menghasilkan barang atau
layanan yang menguntungkan secara finansial. Fokus produksi mungkin lebih tertuju pada
barang-barang yang menghasilkan keuntungan besar tanpa mempertimbangkan kesetaraan
akses terhadap barang tersebut.

-Distribusi:
Dalam sistem ekonomi konvensional, distribusi barang mungkin lebih dipengaruhi oleh
kekuatan pasar dan kemampuan pembelian. Ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam
akses terhadap barang-barang tertentu, di mana orang-orang dengan pendapatan rendah
mungkin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Hasil wawancara:
Wawancara dengan teman saya ( Duwi Permata Sari)
prinsip-prinsip ekonomi islam keadilan sosial fokus pada memenuhi kebutuhan
masyarakat secara merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan dalam
sistem ekonomi konvensional, terfokus pada pertumbuhan ekonomi dan profitabilitas

Referensi:
Tariqullah Khan. (2006)."An Introduction to Islamic Economics. "Global Islamic Finance
Report.
M. Fahim Khan, M. Obaidullah. (2005)."Islamic Economics: A Survey of the
Literature."Islamic Economic Studies, 13(2).

11. Bandingkan peran dan fungsi uang dalam ekonomi konvensional dan Islam.
Bagaimana konsep uang dalam Islam mendukung stabilitas ekonomi?

Jawab:
Peran dan fungsi uang dalam ekonomi konvensional dan Islam memiliki beberapa perbedaan
yang mencerminkan prinsip-prinsip yang berbeda. Konsep uang dalam Islam lebih terkait
dengan fungsi ekonomi dan sosial yang lebih luas, sementara dalam ekonomi konvensional,
fokus utamanya seringkali pada peran sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Konsep uang
dalam Islam mendukung stabilitas ekonomi melalui pengaturan yang ketat dan prinsip-
prinsip etika yang diberikan oleh ajaran Islam. Berikut perbandingan dan implikasinya:
Peran dan Fungsi Uang dalam Ekonomi Konvensional:
1.Alat Tukar:
Uang dalam ekonomi konvensional adalah alat yang digunakan untuk memfasilitasi
pertukaran barang dan jasa.
2. Penyimpan Nilai:
Uang dianggap sebagai alat untuk menyimpan nilai dan kekayaan dari waktu ke waktu.
3.Standar Nilai:
Uang digunakan sebagai standar untuk mengevaluasi nilai relatif barang dan jasa.

Peran dan Fungsi Uang dalam Ekonomi Islam:


1.Alat Tukar:
Uang dalam Islam berfungsi sebagai alat tukar, namun lebih berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan dan kesetaraan dalam pertukaran.
2. Penyimpan Nilai:
Uang dianggap sebagai alat penyimpan nilai tetapi dipandang sebagai wakil dari barang
nyata yang dapat digunakan atau diperdagangkan.
3. Alat untuk Distribusi Keadilan:
Uang digunakan dalam Islam sebagai alat distribusi yang lebih adil dan kesetaraan di
antara masyarakat.

Contoh kasus:
Dalam ekonomi syariah, uang dilihat sebagai alat tukar yang sah dan memiliki peran dalam
transaksi bisnis dan keuangan yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
yang melarang riba (bunga), kegiatan spekulatif yang tidak jelas manfaatnya (gharar), dan
aktivitas yang bertentangan dengan hukum Islam

Implikasi dari Contoh Kasus:


-Ekonomi Konvensional:
Uang dalam ekonomi konvensional berfungsi sebagai alat pertukaran dan penyimpan nilai
dengan fokus utama pada efisiensi dan pertukaran pasar.
-Ekonomi Islam:
Uang dalam ekonomi Islam tidak hanya menjadi alat tukar, tetapi juga dimanfaatkan untuk
memastikan keadilan dalam transaksi, distribusi kekayaan yang lebih adil, dan
pertimbangan etika dalam penggunaannya.

Hasil wawancara:
Wawancara dengan mamak saya (nur’aini)
Uang juga berperan sebagai alat tukar, namun lebih dari itu, uang dilihat sebagai wakil
dari barang yang dapat digunakan atau diperdagangkan.sedangkan dalam ekonomi
konvensional, uang adalah alat yang sangat penting sebagai media pertukaran barang dan
jasa.

Referensi:
-Islamic Economics: A Survey of the Literature" oleh M. Fahim Khan dan M. Obaidullah,
atau "An Introduction to Islamic Economics" oleh Muhammad Akram Khan

1.Jelaskan prinsip-prinsip perbankan Islam dan bagaimana lembaga-lembaga keuangan


Islam beroperasi tanpa menggunakan bunga.

Jawab:
Prinsip-prinsip utama perbankan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang
mencakup larangan riba (bunga), larangan spekulasi, larangan transaksi yang tidak jelas
(gharar), dan larangan transaksi yang melibatkan unsur perjudian (maysir). Untuk beroperasi
tanpa menggunakan bunga, lembaga-lembaga keuangan Islam menerapkan beberapa prinsip
kunci:
1. Larangan Riba (Bunga):
Dalam Islam, riba (bunga) dianggap sebagai praktik yang tidak etis dalam transaksi keuangan.
Oleh karena itu, lembaga keuangan Islam menggunakan prinsip-prinsip yang berbeda dalam
penyediaan layanan keuangan, seperti:

- Mudharabah:
Bentuk kerjasama antara bank sebagai pemilik dana dan nasabah sebagai pengelola dana, di
mana keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
- Musharakah:
Bentuk kemitraan antara bank dan nasabah dalam suatu proyek atau investasi, di mana
keuntungan dan kerugian dibagi secara proporsional.

2. Prinsip Bagi Hasil (Profit and Loss Sharing):


Prinsip bagi hasil menjadi salah satu dasar dari operasi lembaga keuangan Islam. Sebagai
contoh:
- Wakalah:
Bank bertindak sebagai wakil nasabah dalam berbagai transaksi keuangan dengan imbalan
biaya tertentu atau bagi hasil.
- Ijarah:
Sebuah transaksi sewa yang digunakan dalam pembiayaan, di mana bank membeli aset dan
menyewakannya kepada nasabah dengan biaya sewa.

Contoh kasus:
1: Pembiayaan Mudharabah
Seorang pengusaha ingin memulai bisnis baru tetapi memerlukan modal. Bank Islam
menawarkan pembiayaan melalui prinsip mudharabah. Bank menyediakan dana sebagai
modal (rab al-maal), sementara pengusaha bertindak sebagai pengelola bisnis (mudarib).
Keuntungan dari bisnis tersebut akan dibagi sesuai dengan kesepakatan awal, sedangkan
kerugian akan ditanggung oleh bank sebagai pemilik dana.
2: Skema Musharakah untuk Properti
Seorang individu ingin membeli rumah tanpa melibatkan transaksi bunga. Bank Islam dan
individu tersebut memasuki skema musharakah. Bank membeli rumah bersama-sama
dengan nasabah, dan kemudian rumah tersebut disewakan kepada nasabah dengan biaya
sewa (ijarah). Setiap bulan, nasabah membayar biaya sewa dan juga membeli bagian
kepemilikan bank atas rumah secara bertahap. Setelah pembayaran lunas, kepemilikan
penuh atas rumah akan dimiliki oleh nasabah.

3: Tabungan Tanpa Bunga


Lembaga keuangan Islam menawarkan produk tabungan yang tidak melibatkan bunga.
Nasabah dapat menyimpan dana mereka dengan bank, dan bank menggunakan dana tersebut
untuk investasi yang halal. Keuntungan dari investasi tersebut kemudian dibagikan kepada
nasabah sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4: Layanan Ijarah
Seorang individu ingin memiliki kendaraan tanpa melibatkan transaksi bunga. Bank Islam
membeli kendaraan sesuai dengan permintaan individu dan kemudian menyewakannya
kepada nasabah dengan biaya sewa (ijarah). Nasabah membayar biaya sewa untuk
menggunakan kendaraan tersebut pada periode tertentu. Setelah periode sewa berakhir,
kendaraan bisa dibeli oleh nasabah dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya atau
dijual kembali.

5: Skema Wakaf untuk Pengelolaan Dana


Bank Islam dapat menggunakan skema wakaf untuk mengelola dana yang diberikan oleh
masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk mendukung proyek-proyek sosial,
pembangunan infrastruktur, atau pendidikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Hasil wawancara:
Wawancara dengan mamak ( Nur’aini)
Menurut saya prinsip perbankan syariah cukup bagus karena tidak menggunakan bunga
(riba) dimana hal ini sangat mengguntungkan bagi kedua pihak .

Referensi:
- Siddiqui, M.N. (2006). **Islamic Banking and Finance in Theory and Practice: A Survey
of State of the Art**. Arab Law Quarterly, 20(4), 330–358. DOI:
[10.1163/026805506779494505](https://doi.org/10.1163/026805506779494505)

- Khan, F. (2013). **Islamic Banking in Practice: The Case of Bangladesh**. International


Journal of Business and Social Science, 4(4), 145–155. ([PDF]
(https://www.ijbssnet.com/journals/Vol_4_No_4_April_2013/14.pdf))

15. Bandingkan sistem ekonomi kapitalis, sosialis, komunis, dan Islam. Apa kelebihan dan
kelemahan masing-masing Sistem?

Jawab:
Sistem ekonomi kapitalis, sosialis, komunis, dan Islam memiliki pendekatan yang berbeda
dalam mengatur produksi, distribusi, dan kepemilikan sumber daya. Berikut adalah
perbandingan kelebihan dan kelemahan dari masing-masing sistem tersebut:

1. Sistem Ekonomi Kapitalis:

Kelebihan:
-Inovasi dan Kreativitas:Mendorong inovasi dan kreativitas karena pendorong utama
adalah keuntungan pribadi.
-Pilihan dan Kebebasan Ekonomi: Memberikan kebebasan ekonomi bagi individu untuk
mengambil keputusan dalam hal produksi, konsumsi, dan investasi.
- Efisiensi Allokasi Sumber Daya: Aliran pasar yang bebas dapat menyebabkan alokasi
sumber daya yang efisien.

Kelemahan:
- Kesenjangan Sosial yang Besar: Cenderung meningkatkan kesenjangan sosial antara
kaya dan miskin.
- Pertumbuhan Tidak Seimbang: Menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata,
di mana sebagian kecil populasi mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada sebagian
besar.
- Siklus Ekonomi yang Volatil: Rentan terhadap fluktuasi ekonomi yang ekstrem seperti
resesi dan depresi.

2. Sistem Ekonomi Sosialis:

Kelebihan:
- Distribusi Kekayaan yang Lebih Merata: Berusaha untuk mengurangi kesenjangan
sosial dengan redistribusi kekayaan.
- Prioritas pada Kebutuhan Sosial: Menekankan pada penyediaan layanan publik yang
merata seperti pendidikan dan kesehatan.
- Kontrol Pemerintah yang Lebih Besar: Pemerintah memiliki kontrol yang lebih besar
atas sektor ekonomi utama.

Kelemahan:
- Kurangnya Insentif untuk Inovasi: Kurangnya insentif untuk inovasi karena kepemilikan
kolektif dapat mengurangi inisiatif pribadi.
- Biaya Operasional yang Tinggi: Birokrasi yang berlebihan dalam pengambilan keputusan
bisa menjadi hambatan bagi efisiensi.
- Keterbatasan Kebebasan Ekonomi Individu: Keterbatasan kebebasan individu dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
3. Sistem Ekonomi Komunis:
Kelebihan:
-Persebaran Kekayaan yang Sama: Menekankan pada kepemilikan kolektif sehingga
potensi kesenjangan sosial dapat diatasi.
- Kesetaraan Sosial: Mempromosikan kesetaraan sosial dan menghilangkan kelas sosial.

Kelemahan:
- Kurangnya Inovasi dan Kreativitas: Kebijakan yang terlalu mengatur bisa menghambat
inovasi dan kreativitas individu.
-Pengambilan Keputusan Sentral: Pengambilan keputusan terpusat dapat menyebabkan
ketidakfleksibelan dalam menanggapi perubahan.
- Ekonomi Tidak Efisien: Kurangnya insentif untuk produktivitas dan alokasi sumber daya
yang tidak efisien.

4. Sistem Ekonomi Islam:

Kelebihan:
- Keseimbangan Antara Kepentingan Individu dan Sosial: Mempromosikan
keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.
- Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat: Fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat
melalui prinsip keadilan dan keberpihakan pada yang lemah.
- Pencegahan Ketidakstabilan Ekonomi: Prinsip-prinsip yang menekankan tanggung
jawab sosial dan pembagian kekayaan yang adil.

Kelemahan:
- Implementasi yang Tidak Konsisten: Tantangan dalam implementasi prinsip-prinsip
syariah secara konsisten dalam praktik ekonomi modern.
- Keterbatasan Perkembangan Keuangan: Adanya keterbatasan dalam produk keuangan
yang sesuai dengan syariah bisa mempengaruhi perkembangan ekonomi.
Contoh kasus:
1. Sistem Ekonomi Kapitalis:
Contoh Kasus: Sebuah perusahaan swasta dalam sistem ekonomi kapitalis memproduksi
smartphone terbaru untuk pasar global. Perusahaan ini memiliki kontrol penuh terhadap
proses produksi, termasuk pemilihan teknologi terkini dan strategi pemasaran untuk
memaksimalkan keuntungan. Pengambilan keputusan didasarkan pada pasar dan permintaan
konsumen, sementara tenaga kerja berusaha untuk memperoleh upah yang lebih tinggi dengan
meningkatkan produktivitas.

2. Sistem Ekonomi Sosialis:


Contoh Kasus: Sebuah perusahaan milik negara dalam sistem ekonomi sosialis memproduksi
bahan baku penting untuk infrastruktur negara. Pemerintah bertanggung jawab atas semua
aspek produksi, termasuk alokasi sumber daya dan distribusi produk. Kebutuhan sosial,
seperti infrastruktur umum dan pendidikan, menjadi prioritas utama dalam alokasi sumber
daya.

3. Sistem Ekonomi Komunis:


Contoh Kasus: Dalam sistem ekonomi komunis, kepemilikan sumber daya utama, termasuk
perusahaan dan tanah, dimiliki secara kolektif oleh seluruh masyarakat. Sebuah pabrik yang
menghasilkan pakaian diatur dan dimiliki bersama oleh komunitas. Keuntungan yang
dihasilkan dibagikan secara merata di antara anggota komunitas, dan keputusan mengenai
produksi dan distribusi diambil oleh pemerintah atau otoritas sentral.

4. Sistem Ekonomi Islam:


Contoh Kasus: Sebuah lembaga keuangan syariah dalam sistem ekonomi Islam menawarkan
layanan keuangan tanpa bunga. Mereka menggunakan prinsip-prinsip seperti mudharabah
atau ijarah dalam pembiayaan untuk menghindari bunga. Selain itu, investasi mereka
didasarkan pada prinsip-prinsip etis dan halal sesuai dengan hukum Islam. Contohnya, mereka
membiayai bisnis dengan skema bagi hasil dan memberikan bantuan sosial melalui zakat dan
infak.
Hasil wawancara:
Wawancara dengan saipul (tetangga)
Setiap sistem ekonomi memiliki kelebihan dan kelemahan serta mendasarkan operasinya
pada prinsip-prinsip yang berbeda. Sementara kapitalisme menekankan inovasi dan
kebebasan individu, sistem sosialis dan komunis menekankan kesetaraan dan distribusi
yang lebih merata. Sementara itu, ekonomi Islam berupaya untuk menggabungkan prinsip-
prinsip moralitas dan keadilan sosial dalam kerangka ekonomi.

Referensi:
- Khan, F. (2015). **Islamic Banking and Finance in Theory and Practice: A Survey of
State of the Art**. Journal of Islamic Banking and Finance, 3(1), 33–57.
- Swee-Hock, S. (1992). **The Economic Development of Modern Singapore: The
Chinese Commercial Renaissance, 1820-1914**. NUS Press.

Anda mungkin juga menyukai