Anda di halaman 1dari 5

RESUME EKONOMI MAKRO

I. Ruang lingkup Ekonomi Islam


Ruang lingkup ekonomi Islam meliputi pembahasan atas berbagai perilaku manusia
yang sadar dan berusaha mencapai falah. Falah dapat diartikan sebagai suatu
kebahagiaan atau kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini, perilaku
ekonomi meliputi solusi yang
diberikan atas tiga permasalahan dasar ekonomi, yaitu konsumsi, produksi, dan
distrbusi. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan untuk mewujudkan
kemaslahatan dalam kehidupan. Kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi harus
menuju pada satu tujuan yang
sama yaitu mencapai maslahah yang maksimum bagi umat manusia. Konsumsi harus
berorientasi pada maslahah maksimum sehingga tetap terjaga keseimbangan antar
aspek kehidupan. Produksi dilakukan secara efisien dan adil sehingga sumber daya
yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan seluruh umat manusia. Sedangkan
distribusi sumber daya dan output harus dilakukan secara adil dan merata sehingga
memungkinkan setiap individu untuk memiliki peluang mewujudkan maslahah bagi
kehidupanya. Jika ketiga hal tersebut
benar-benar diperhatikan dan selalu berusaha mewujudkan maslahah dalam berbagai
aspek, maka kehidupan manusia akan bahagia dan sejahtera di dunia dan di akhirat
(falah).
II. Pengertian Ekonomi Islam
Beberapa pengertian tentang ekonomi Islam yang dikemukaan oleh beberapa ahli
ekonomi islam, yaitu:
a) Menurut M. Akram Khan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan
kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan
sumber daya alam atas dasar kerja sama dan partisipasi.
b) Menurut Muhammad Abdul Mannan bahwa ilmu ekonomi Islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam.
c) Menurut M. Umer Chapra bahwa ilmu ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan
yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi
sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran
Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yan
berkesinambungan dan tanpa ketidak seimbangan lingkungan.
d) Menurut Kursyid Ahmad bahwa ilmu ekonomi Islam adalah sebuah usaha sistematis
untuk memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah laku manusia secara
relasional dalam perspektif Islam. Ekonomi Islam dapat juga diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang diatur oleh Islam dengan landasan
Alqur’an dan Sunah.
III. Prinsip Ekonomi Islam
1. Kerja (Resource Utilization)
Kerja dapat diartikan bahwa dalam Islam adalah pemamfaatan sumber daya, tidak
hanya pemilikan semata, karena Islam membagi waktu ada dua yaitu untuk ibadah
dan untuk mencari rezeki.
2. Kompensasi (Compensation)
Prinsip kompensasi ini merupakan konsekuensi dari implementasi prinsip kerja,
karena
dalam Islam setiap kerja atau pemanfaatan sumber daya akan menghasilkan imbalan,
baik
itu sumber daya tenaga kerja, alamat maupun modal.
3. Efisiensi (Efficiency)
Secara umum efisiensi adalah suatu kegiatan yang menghasilakan output yang
memberikan mashlahah paling tinggi atau menghasilkan output paling banyak dan
berkualitas.
4. Profesionalisme (Professionalism)
Implikasi dari efisiensi adalah profesionalisme, yang artinya menyerahkan suatu
pekerjaan kepada ahlinya. Allah melarang menyerahkan pekerjaan atau urusan kepada
yang bukan ahlinya dan Allah mencintai seseorang yang profesional dalam
pekerjaannya.
5. Kecukupan (Suffiency)
Kecukupan kebutuhan setiap individu umat Islam merupakan salah satu prinsip
ekonomi Islam, kecukupan tidak hanya diartikan pada tingkatan darurat atau bertahan
hidup, akan tetapi juga kenyamanan hidup.
6. Pemerataan kesempatan (Equal Opportunity)
Dalam prinsip ekonomi Islam setiap individu, baik laki–laki maupun perempuan
mendapat kesempatan yang sama dalam mengelola sumber daya dan menikmati
hasilnya, begitu juga akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk hidup layak,
belajar, bekerja, jaminan keamanan dan pemenuhan kemanuasiaan lainnya.
7. Kebebasan (Freedom)
Islam memandang bahwa setiap manusia memiliki kebebasan dalam memperoleh
kemashlahatan yang tertinggi, sehingga manusia diberi kebebasan dalam memilih
mana
yang benar dan mana yang salah, selain itu Islam memberikan kebebasan pada
umatnya
untuk mengelola sumber daya.
8. Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama merupakan upaya untuk saling tolong menolong, saling mendorong antara
satu dengan lainnya didalam mencapai tujuan bersama, sehingga kerjasama akan
menimbulkan sinergi untuk lebih menjamin tercapainya tujuan hidup secara harmonis.
9. Persaingan (Competition)
Islam mendorong ummatnya untuk berlomba-lomba dalam hal membuat kebajikan
dan
berlomba-lomba dalam hal ibadah, begitu juga dalam hal muamalah, namun tidak
saling merugikan antar sesama ummat. Dalam Sunnah dijelaskan bahwa yang
menetapkan harga adalah Allah, sedangkan manusia dilarang untuk menetapkan harga
secara sepihak.
10. Keseimbangan (Equilibrium)
Keseimbangan dalam Islam adalah tidak adanya kesenjangan dalam pemenuhan
kehidupan, baik dari segi fisik, mental, dunia, maupun akhirat, sehingga darimerasa
dirugikan atau dizholimi dan setiap kegiatan muamalah kondisinya harus saling ridha
(‘an taradhin).
11. Solidaritas (Solidarity)
Solidaritas sama artinya dengan toleran, atau tolong menolong, dalam Islam diajarkan
agar manusia bersikap tolong menolong atau saling toleran/mempermudah kepada
pihak lain dalam bermuamalah, toleransi bisa berbentuk pemberian maaf,
kelonggaran, dalam pemenuhan janji.
12. Informasi simetri (Symmetric Information)
Kejelasan informasi menjadi penting dalam melakukan kegiatan muamalah, agar
setiap pihak tidak ada yang dirugikan, dengan kata lain tidak ada informasi yang
disembunyikan dalam melakukan semua transaksi.
IV. Nilai Instrumental Sistem Ekonomi Islam
1. Zakat
Zakat ialah sebagian harta (maal) yang harus didistribusikan oleh seorang
muslim apabila harta tersebut telah memenuhi ketentuan syariat mencapai nishab dan
haul, yang akan diberikan kepada orang yang memiliki hak untuk mendapatkannya.
Pada masa awal Islam zakat menjadi sumber pendapatan utama negara yang
membiayai sumber dana jaminan sosial. Zakat menjadi salah satu yang memiliki
pengaruh besar, diantaranya:
 zakat mampu mengentaskan kesenjangan ekonomi karena zakat mendorong
pendistribusian harta dari mereka yang berkelebihan harta kepada mereka yang
membutuhkan sehingga kebutuhan pokoknya terpenuhi.
 baik secara langsung ataupun tidak langsung zakat akan berpengaruh kepada
pola konsumsi masyarakat sehingga hal ini akan memberikan dampak
terhapusnya perbedaan kelas yang menonjol di masyarakat akibat perbedaan
pendapatan.
 zakat mampu membendung inflasi serta mampu meningkatkan produktivitas
masyarakat apabila dana zakat tersebut dikelola melalui usaha yang produktif.
Karena dari dana zakat seseorang yang miskin akan memiliki modal untuk
mendirikan usaha sehingga lapangan pekerjaan pun akan terbuka luas dan
mereka yang semula mustahil tidak mustahil akan berubah menjadi muzakki.
2. Larangan Riba

Riba merupakan nilai instrumental yang erat kaitannya dengan penghapusan


praktik ketidakadilan dan kedzaliman. Pelarangan riba secara sempit sama halnya
dengan menghapus eksploitasi yang timbul dalam kegiatan jual beli ataupun hutang
piutang. Secara luas pelarangan riba memiliki makna pelarangan segala bentuk
kegiatan ekonomi yang mengakibatkan ketidakadilan dan kedzaliman. Dampak dari
adanya riba secara makro akan berpengaruh pada naiknya angka inflasi. Hal ini
dikarenakan suku bunga atau riba yang dibebankan atas nasabah akan berefek pada
naiknya biaya atau beban produksi dimana pada akhirnya hal ini akan menaikkan
harga atau inflasi secara keseluruhan.

3. Kerjasama ekonomi
Dalam kapitalis yang menjadi ciri khas sistem ekonomi ini ialah seluruh
kegiatan ekonomi yang bebas terutama dalam hal kompetisi pasar, sehingga mereka
menganggap orang lain sebagai pesaing atau kompetitor. Sedangkan dalam sosialis
sebaliknya, semua kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah sehingga tidak ada
persaingan dan kebebasan dalam pasar. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang
menonjolkan kerjasama dalam semua kegiatan ekonominya baik pada sektor
produksi, distribusi maupun konsumsi.

4. Jaminan sosial
Islam merupakan agama yang tidak mengenal kasta, semua orang
mendapatkan hak yang sama termasuk dalam jaminan sosial atas kebutuhan dasar
hidup (basic needs) yang diberikan kepada semua lapisan masyarakatJika jaminan
sosial diatas dilaksanakan dengan optimal maka tugas manusia disamping beribadah
kepada Allah, menjaga diri dari sifat tamak dan egoismenya, juga telah membersihkan
dan mendistribusikan kekayaan atas ajaran syariat. Tentu saja hal tersebut akan
mewujudkan pertumbuhan yang seimbang serta berkeadilan.
5. Peranan Pemerintah

Lain halnya dengan sistem kapitalis yang mereduksi tugas pemerintah serta
memberi mandat yang bebas atas pelaku pasar dan sistem sosialis yang sangat
mereduksi peran pelaku pasar serta peran sentral yang kuat oleh pusat (negara atau
pemerintah), dalam Islam sistem ekonominya berada diantara keduanya. Sistem
ekonomi Islam memberikan kebebasan kepada swasta sekaligus peran pemerintah
sebagai regulator, artinya Islam menghormati mekanisme pasar dengan
menyeimbangkan peran antara pemerintah dan swasta, dengan demikian hal ini
mencegah terjadinya distorsi pasar, seperti praktik tadlis, dzalim, ikhtikar dan lain-
lain.

Anda mungkin juga menyukai