Distribusi
Anggita Nurcahyani, ME
Konsep dan Distribusi
Distribusi adalah proses penyaluran atau penyampaian barang atau jasa kepada
konsumen dan pemakainya mempunyai peran penting dalam kegiatan produksi dan
konsumsi. Tanpa distribusi, barang atau jasa tidak akan sampai dari produsen ke
konsumen. Proses distribusi pada dasarnya menciptakan faedah waktu, tempat, dan
pengalihan hak milik. Sektor distribusi merupakan sektor yang terpenting dalam
aktivitas perekonomian. Distribusi ini termasuk distribusi pendapatan dan distribusi
kekayaan, baik yang sifatnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomi maupun yang bersifat
sosial. Tujuan dari distribusi adalah mempertemukan kepentingan konsumen dan
produsen dengan tujuan kemaslahatan umat. Ketika konsumen dan produsen memiliki
motif utama yaitu memenuhi kebutuhan maka distribusi sepatutnya melayani
kepentingan ini dan memperlancar segala usaha menuju pencapai tujuan tersebut.
Distribusi dalam
Ekonomi Islam
Distribusi dalam ekonomi Islam dimaknai lebih luas yang mencakup
pengaturan kepemilikan unsur-unsur Produksi dan sumber-sumber
kekayaan. Islam memperbolehkan kepemilikan umum dan kepemilikan
pribadi. Dalam ekonomi islam, distribusi lebih ditekankan pada
penyaluran harta kekayaan yang diberikan kepada beberapa pihak,
baik individu, masyarakat, maupun negara. Ekonomi Islam
menghendaki agar suatu barang didistribusikan kepada pihak-pihak
yang berhak menerimanya. Karena tanpa pembagian kepada yang
berhak menerimanya, suatu barang tidak akan bisa dinikmati oleh yang
berhak menerima itu.
Distribusi dalam
Ekonomi Islam
Distribusi
Harta Kepada “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang
Orang Lain miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
mendapat bagian” (QS. Adz-Dzariyat: 19)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa umat Islam yang memiliki harta tidak selayaknya menggunakan
harta itu untuk pemenuhan kebutuhan pribadi semata. Sebab di dalam harta itu terdapat hak
masyarakat. Bagi umat islam yang berharta ada kewajiban untuk mendistribusikan harta itu
kepada orang lain, khususnya mereka yang berkekurangan.
Distribusi dalam
Ekonomi Islam
Distribusi
Harta Sesuai “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
Kebutuhan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalannan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-Isra: 26-27)
Pada ayat tersebut umat islam diperintahkan untuk mendistribusikan sebagian dari harta yang
diperoleh untuk memenuhi kebutuhan karib, kerabat, orang-orang miskin, dan para musafir serta
dilarang berlaku boros. Menurut Islam, kaya atau tidaknya seseorang tidak semata-mata berasal dari
jerih payah dan usahanya dalam mencari dan mengumpulkan harta. Allah-lah sesungguhnya yang
menentukan mereka menjadi kaya atau tidak. Karena itu, pada dasarnya harta yang dimiliki itu milik
Allah yang dititipkan kepadanya.
Penyerahan Hak
Kepemilikan
A pa bila s e seora n g su da h me n d ist rib u sikan S eb ag ian
h a rt a n ya , ma ka h a rt a it u me n jad i milik o ra ng yan g
me n e rima n ya . Ha rt a it u t id ak b o leh d it a rik ke mb a li .
Ra s ulu lla h me ng iba ra t ka n o rang ya ng me n g a mb il ke mb a li
h a rt a p emb e ria nn ya se pe rt i se e ko r a n jing ya ng mu n t ah d an
me ma ka n n ya ke mb a li :
1 2 3