MAKALAH
Disusun Oleh:
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Etika Bisnis Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengertian Distribusi dalam
Islam, Distribusi Pendapatan dalam Islam, Etika Distribusi Islam.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
A. Kesimpulan ....................................................................................................7
B. Saran ..............................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di saat negara kita sedang dilanda krisis ekonomi yang
berkepanjangan, salah satu pembahasan yang senantiasa menarik dalam
menanggulangi krisis tersebut adalah seputar konsep distribusi ekonomi.
Selama ini negara kita sering melihat hal ini dengan kaca mata sebelah,
apalagi bercermin sejenak untuk melihat makna dan tujuan dari distribusi,
khususnya distribusi dalam sistem ekonomi Islam. Padahal dengan lebih
memperhatikan tujuan distribusi kekayaan negara, khususnya dalam
ekonomi Islam, kiranya akan ada alternatif lain untuk dijadikan sebagai
second opinion, sehingga akan menjadi suatu kebijakan di masa
mendatang. Dengan demikian akan terselesaikan satu dari sekian banyak
permasalahan yang menumpuk dan terkadang menurunkan tingkat
optimisme kita sebagai warga negara, beralih menjadi sebuah sikap psimis
yang tidak kunjung berakhir.
Berawal dari beberapa pemikiran yang mengemuka di dalam
proses terciptanya distribusi yang banyak dibahas oleh para ekonom dan
pemikir muslim, terwujudlah konsep dasar dari makna dan tujuan
distribusi dalam ekonomi Islam. Tentu konsep tersebut tidak serta-merta
dapat secara mudah dipraktekkan di suatu negara1.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Distribusi dalam Islam?
2. Bagaimana Distribusi Pendapatan dalam Islam?
3. Bagaimana Etika Distribusi Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi distribusi dalam islam.
2. Untuk mengetahui distribusi pendapatan dalam islam.
3. Untuk mengetahui etika distribusi islam.
1
Madnasir, Distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam, vol.2 (Lampung: Jurnal Muqtasid, 2011), 57-
58.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, terj. Potan Arif Harahap (Yogyakarta:
Dana Bhakti, 1993), 111-121.
2
miskin yang tidak mendapat bagian (tidak meminta)” (Q.s. al-Dzariyat
[51]: 19).
Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam ekonomi Islam
berkaitan erat dengan nilai moral Islam, sebagai alat untuk mencapai
kesejahteraan di dunia dan akhirat (falah). Untuk itu merupakan kewajiban
kita sebagai hamba Allah agar memprioritaskan dan menjadikan distribusi
pendapatan dan kekayaan yang bertujuan pada pemerataan menjadi sangat
urgen dalam perekonomian Islam, karena diharapkan setiap manusia dapat
menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah tanpa harus dihalangi
oleh hambatan yang ada di luar kemampuannya. Oleh karena itu negara
bertanggung jawab terhadap mekanisme distribusi dengan mengedepankan
kepentingan umum dari pada kepentingan kelompok atau golongan. Sektor
publik yang digunakan untuk kemaslahatan umat jangan sampai jatuh ke
tangan orang yang mempunyai visi kepentingan kelompok atau golongan
dan pribadi. Negara juga harus memastikan terpenuhinya kebutuhan
minimal seluruh rakyatnya.
Prinsip utama yang menentukan dalam distribusi kekayaan adalah
keadilan (justice). Keadilan distributif didefinisikan sebagai suatu
distribusi pendapatan dan kekayaan yang tinggi, sesuai dengan norma-
norma fairness yang diterima secara universal. Menurut (Swasono: 2005)
Keadilan dalam distribusi adalah penilaian yang tepat terhadap faktor-
faktor produksi dan kebijakan harga, hasilnya sesuai dengan takar dan
yang wajar serta ukuran yang tepat atau kadar yang sebenarnya. Keadilan
juga berarti kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah hasil tertentu dari
kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak mampu memasuki pasar atau
tidak sanggup membelinya menurut kekuatan pasar, yakni kebijakan
melalui zakat, infak dan sedekah3. Sementara prinsip distribusi menuruti
M. Anas Zarqa yang dikutip oleh (Euis Amalia: 2009) adalah4:
1. prinsip pemenuhan kebutuhan bagi semua makhluk. Ini sebagai wujud
dari rasa keadilan sebagai esensi dari maqasid al-syariah yang
3
Ummi Kalsum, Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi Islam, vol.3 (Kendari: Li
Falah, 2018), 42-43.
4
Ibid., 45.
3
melindungi hak-hak asasi manusia. Terdapat lima kebutuhan dasar
(dharuriyat) yang harus dipenuhi, diantaranya: pemenuhan kebutuhan
agama, akal, kekayaan, jiwa dan keturunan.
2. Menimbulkan efek positif bagi pemberi itu sendiri misalnya zakat,
selain dapat membersihkan diri dan harta muzakki juga meningkatkan
keimanan dan menumbuhkan kebiasaan berbagi dengan orang lain.
3. Menciptakan kebaikan di antara semua orang antara yang kaya dan
miskin.
4. Mengurangi kesenjangan pendapatan dan kekayaan.
5. Pemanfaatan lebih baik terhadap sumber daya alam dan asset tetap.
6. Memberikan harapan pada orang lain melalui pemberian.
5
Atok Syihabuddin, Etika Distribusi Dalam Ekonomi Islam, vol.20 (Surabaya: Al-Qānūn, 2017),
82-83.
4
untuk Allah SWT. dan Rasul-Nya saw. sedangkan 4/5 (sisanya)
dibagikan kepada pasukan.
3. Fai’. Harta fai’ adalah harta yang didapat dari kaum kafir yang
menyerah tanpa ada peperangan, seperti tebusan perdamaian, jizyah,
kharaj, ushr, atau orang kafir yang meninggal tanpa ada pewaris.
Distribusi harta fai’ kebalikan dari harta ghanimah: 4/5 bagian untuk
Rasul sedangkan 1/5 sisanya untuk, keluarga Rasul, yatim, miskin dan
ibnu sabil.
6
Toshihiko Isutzu, Ethico Religious Concepts in The Qur’an (Montreal: McGill University Press,
1966), 3.
7
Sofyan S. Harahap, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 29-30.
5
9. Distribusi kekayaan yang meluas, Islam mencegah penumpukan
kekayaan pada kelompok kecil dan menganjurkan distribusi kekayaan
kepada seluruh lapisan masyarakat.
10. Kesamaan Sosial, maksudnya dalam pendistribusian tidak ada
diskriminasi atau berkasta-kasta, semuanya sama dalam mendapatkan
ekonomi.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Distribusi dalam pandangan para ekonom Islam lebih luas
cakupannya dari pada distribusi menurut ekonom konvensional. Distribusi
dalam ekonomi konvensional, menitik beratkan pada penyaluran hasil
produksi. Sementara distribusi dalam ekonomi Islam menitik tekankan
pada transfer pendapatan dan kekayaan. Titik tekan utama dalam sistem
ekonomi Islam adalah distribusi yang berkeadilan. Distribusi sangat
berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan. Tersumbatnya aliran
distribusi mengakibatkan tersumbatnya pemenuhan kebutuhan. Segala
yang menyebabkan tersumbatnya distribusi adalah haram. Bahkan
meskipun penyebab ketersumbatan itu adalah dari harta pribadinya sendiri,
misalnya ihtikar (penimbunan), menyimpan harta tanpa mengeluarkan
zakat, memanipulasi perputaran kekayaan hanya pada pemilik capital saja,
perjudian, dan lain sebagainya.
B. Saran
Apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan maupun dari segi
bahasa kami mohon maaf. Karena kami hanyalah manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini pada penulisan-penulisan
berikutnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mannan, M. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, terj. Potan Arif Harahap.
Yogyakarta: Dana Bhakti, 1993.
Isutzu, Toshihiko. Ethico Religious Concepts in The Qur’an. Montreal: McGill
University Press, 1966.
Kalsum, Ummi. Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi Islam,
vol.3. Kendari: Li Falah, 2018.
S. Harahap, Sofyan. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jakarta: Salemba Empat,
2011.
Syihabuddin, Atok. Etika Distribusi Dalam Ekonomi Islam, vol.20. Surabaya: Al-
Qānūn, 2017.