MAKALAH
Oleh
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
curahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Distribusi dalam
1. Kumara Adji Kusuma. S.Fill.I., CIFP, Dr. selaku Dosen pengampuh mata
maupun pentunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga makalah ini
kekurangan, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Kami masih membutuhkan
ii
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Tujuan dan Etika Distribusi dalam Al-Qur’an
3.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
Islam yang bersumber dari al-Qur’an mempunyai peluang yang sama dengan
kebutuhan terhadap suatu sistem ekonomi baru yang lebih menjanjikan kesejahteraan
inilah manusia manusia mempunyai peran lebih diantara makhluk lain dikehidupan
ini. Disamping itu, perbedaan ini membawa pentingnya makna kerja sama antara satu
Perbedaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, yang
mana karena perbedaan inilah manusia bisa menghormati satu sama lain dan juga
saling menutupi satu sama lain, tetapi dengan adanya perbedaan ini bukan alasan
manusia antara satu dengan yang lain untuk melegitimasi kedudukannya dihadapan
Allah SAW sebagai makhluk mulia dan hina.Produksi, distribusi dan konsumsi
1
5
adalah tiga hal yang tidak dapat dipisahkan di dalam kelangsungan hidup manusia
pengembangan ilmu ekonomi Islam. Model ini mempunyai tahapan kerja sebagai
ekonomi yang akan dibahas, baik berdasar pada kata kunci maupun pada kandungan
ayat secara umum maupun khusus. Kedua, menafsirkan ayat-ayat tersebut baik
berdasar urutan ayat dalam mushaf atau berdasar urutan turunnya surat. Ketiga,
model penafsiran yang digunakan adalah maodlui dengan corak adabi al-ijtima’i wal-
1.3 Tujuan
2
6
BAB II
PEMBAHASAN
pendapatan dalam islam merupakan penyaluran dari harta yang ada, baik dimilki oleh
peribadi atau umum (publik)kepada pihak yang berhak menerima yang ditujukan
diyakini sebagai kompensasi atas kekayaannya dan disisi lain merupakan instensif
proses membentuk diri secara mandiri sebagai disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari
gagasan ekonomi islam yang dikembangkan saat ini mempunyai dampak lansung
3
4
baru yang adil dan tidak bersifat hegemonistik. Juga dapat membuat sistem distribusi
kekayaan dan pendapatan yang adil dan merata pada asetiap tingkatan.2
Distribusi dalam ekonomi islam mempunyai makna yang lebih luas mencakup
unsur produksi maupun antara individu dan maysarakat serta anggota perserikatan,
inilah manusia manusia mempunyai peran lebih diantara makhluk lain dikehidupan
ini. Disamping itu, perbedaan ini membawa pentingnya makna kerja sama antara satu
Perbedaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, yang
mana karena perbedaan inilah manusia bisa menghormati satu sama lain dan juga
saling menutupi satu sama lain, tetapi dengan adanya perbedaan ini bukan alasan
manusia antara satu dengan yang lain untuk melegitimasi kedudukannya dihadapan
5
Allah SAW sebagai mahkluk mulia dan hina.
Tetapi tidak membiarkan manusi begitu saja memiliki semua yang apa dia suka, dan
2
H. Abdul Mannan, Hukum Ekonomi Syariah ; Perspektik Kewenangan Peradilan Agama
(Jakarta: Kencana, 2012), h. 131
8
menggunakan cara apa saja yang mereka kehendaki. Kekayaan adal;ah sesuatu hal
yang penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah cara pendistribusiannya, karena
jika pendistribusi kekayaan itu tidak tepat maka sebagian kekayaaan itu akan beredar
diantar orang-orang kaya saja. Akibatnya, banyak maysarakat yang menderita karena
kemiskinan. Oleh karena itu, kesejahteraan rakyat tidak sepenuhnya tergantung pada
hasil produksi , tetapi juga tergantung pada distribusi pendapatan yang tepat. Seperti
kekayaan, tetapi distribusinya tetapi tidak berasarkan kepada keadilan dan kebenaran,
maka negara itu belum dianggap berhasil.3 Begitu juga dengan kehidupan masyarakat
infaq, Zakat dan lainnya guna menjaga keharmonisan dalam kehidupan social, Allah
:Terjemahannya
3
Afzalur Rahman, Ekonomik Doktrines of Islami ( Yokyakarta: Darma Bakti Wakaf, 1985),
h.92
9
Dalam ayat diatas Allah SWT menegaskan tentang harta yang digunakan
baik yang diperintahkan/diwajibkan oleh Allah SWT seperti nafkah, Zakat dll atau
hanya karena mengharapkan ridha Allah semata dengan menyisihkan sedikit harta
seperti Infaq, waqaf, dll. Dengan itu Allah SWT memberikan perumpamaan, seperti
menanam satu biji tanaman yang mengeluarkan dahan/ bercabang tujuh cabang, yang
mana dalam setiap dahan ada satu tangkai yang kemudian dalam satu tangkai
terkandung didalamnya seratus biji tanaman seperti yang ditanam pertama tadi.
Seperti itulah sebuah pahala atau ganjaran bagi siapapun yang bisa benar-benar ikhlas
bahkan lebih dari itu kepada hamba-hambanya, maka oleh karena itu keihklasan
sebuah amal baik sangat menentukan terhadap kualitas pahala yang tinggi (yang
dilipatgandakan).
pendistribusian harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan keadilan
tanpa campur tangan pihak mana pun, tetapi sebagai keseimbangan antara individu
dengan unsur materi dan spiritual yang dimilikinya, keseimbangan antara individu
4
Usman el-Qurtuby, Al-qur’an Cordoba (Al-qur’an Tajwid dan Terjemah) ( Bandung:
Cordoba, 2016), h.44
10
memberikan batas kekuasaan bagi pemilik harta dengan maksud membagi semua
5
harta kekayaan kepada semua kerabat karib apabila seseorang meninggal dunia.
begitu pula dengan hukum zakat, infaq, sadaqah, dan bentuk pemberian lainnya juga
pendapatan dalam dunia perdagangan juga di syariatkan dalam bentuk akad kerja
kekayaan dengan sesama muslim dalam bentuk investasi yang berorientasi profit
sharing. Pihak pemodal yang mempunyai kelebihan harta membantu orang yang
yang layak. Atas dasar dapat kita lihat beberapa tujuan ekonomi islam yaitu sebagai
berikut
2.1.2.1 Islam menjamin kehidupan tiap pribadi rakyat serta menjamin masyarakat
hidupnya.
5
Yusuf Al-Qardhawi, Daur al-Qiyam wa al-Akhlaq fi alIqtishad al-Islami (Kairo: Maktaba
Wabah, 1995), h. 336
11
2.1.2.2 Islam menjamin kemaslahatan pribadi dan melayani urusan jamaah, serta
2.1.2.3 Mendistribusikan harta orang kaya yang menjadi hak fakir miskin, serta
2.1.2.4 Memberikan bantuan sosial dan sumbangan berdasarkan jalan Allah agar
dan menimbung kekayaan untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi mereka harus
bagi setiap proyek dalam bentuk uang ataupun nilai, lalu hasil tersebut didistribusikan
a. Upah, yaitu upah bagi para pekerja, dan sering kali dalam hal upah.
b. Bunga, yaitu bunga sebagai imbalan dari uang modal yang diharuskan bagi
9
pemilik barang proyek.
c. Sewa, yaitu ongkos untuk sewa tanah yang dipakai untuk proyek.
berbeda pula pendapatan yang diambil oleh individu-individu tersebut. Dari ke-empat
instrumen tersebut, bunga merupakan instrumen yang ditolak dalam islam. Para
ulama telah sepakat bahwa bunga itu hara. Terhadap ketiga instrumen lainnya, seperti
6
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada , 2015), h. 133
12
2.1.3.3 Adil, dan tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang di dalam Islam.
harga.
lapisan masyarakat.
untuk semua pribadi manusia tidak tercukupi. Dan masalah pemenuhan kebutuhan
7
Sofyan S. Harahap, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h.140
8
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam 2 (Pekanbaru: Mujtahadah Press, 2010), h. 21
13
distribusi tersebut harus ada pengaturan menyeluruh yang dapat menjamin terpenuhi
seluruh kebutuhan pokok pribadi, serta menjamin adanya peluang bagi setiap pribadi
untuk mengatasi persoalan distribusi. Mekanisme distribusi yang ada dalam ekonomi
islam secara garis besar dikelompokan menjadi dua kelompok mekanisme, yaitu:
dengan cara membuat berbagai ketentuan dan mekanisme ekonomi yang berkaitan
fardiyah).
harta yang berkaitan dengan hak milik pribadi. Hak milik pribadi adalah
hukum syara’ yang berlaku bagi zat ataupun manfaat (utility) tertentu, yang
untuk dihabiskan zatnya seperti dari barang tersebut. Oleh karena itu, setiap
orang bisa memiliki kekayaan yang ada di bumi. Dalam hal ini islam
terikat dengan hukum-hukum tertentu yang telah dibuat syara’ dan tidak
berbagai macam bentuk harta kekayaan yang ada dalam kehidupan, maka
dapat kita kelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Harta berupa tanah;
Harta yang diperoleh dengan cara mengubah bentuk dari satu bentuk
kebentuk yang berbeda. Salah satu upaya yang lazim dilakuakan manusia
adanya “bekerja” bagi seluruh masyarakat. Dalam hal transaksi jual beli
maupun produksi ada beberapa saluran distribusi yang ada didalamnya yaitu:
15
4. Produsen ---- Agen ---- grosir ----- pedagang eceran ---- konsumen
2.2.1.4 Membuat kebijakan agar harta beredar secara luas serta menggalakkan
menjadi fasilisator antara orang kaya yang tidak mempunyai waktu dan
pengelola yang professional yang modalnya kecil atau tidak ada. Mereka
pinjaman modal usaha dan pinjaman tidak dikenakan bunga riba. Bahkan
kepada orang-orang tertentu dapat juga diberikan modal usaha secara cuma-
produk yang merupakan jenis hak milik pribadi (private property). Sebab
dalam penetapan harga jual suatu produk yang ada dipasar, sebab hal ini
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a yang mengatakan:
tetapkan harga ini .’ Beliau menjawab: ‘(Tidak) justru, biar saja.’ Kemudian
tetapkan harga ini’ Belaiu menjawab . (Tidak) tetapi Allah-lah yang berhak
menjual dipasar gelap dengan harga yang bisa mereka kendalikan sendiri.
dikendalikan lagi. Hal itu menyebabkan yang kaya akan semakin kaya dan
yang miskin akan terus tercekik. Akan tetapi, berbeda dengan berbagai
17
oleh negara. Namun monopoli oleh negara bukan berarti negara dapat
dengan harga sangat murah, padahal harga yang ada dipasar tidak serendah
orang-orang yang datang membawa hasil panen dari luar kota lalu kami
2.2.1.6 Larangan kegiatan judi, riba, korupsi pemberian suap dan hadiah kepada
penguasa. Judi dan riba merupakan penyebab utama uang hanya akan
bertemu dengan uang (bukan dengan barang dan jasa) dan beredar diantara
tersebut berkitan dengan riba. Dari penggalan ayat Al-Quran tersebut dapat
dilihat bahwa riba mempunyai arti bahwa: seorang pejabat yang menduduki
suatu jabatan khusus dilarang menerima hadiah dari pihak manapun. Hal
2.2.1.7 Pemanfaatan secara optimal (dengan harga murah atau cuma-cuma ) hasil
dikelola negara seperti hasil hutan, barang tambang, minyak, listrik, air dan
harga yang murah. Dan jika terjadi kenaikan harga harus megikuti kenaikan
wajar atau adil bukan sebuah keringanan melainkan hak fundmental yang
alam yang tandus, badan yang cacat, akal yang lemah atau terjadi musibah bencana
biasa, maka distribusi kekayaan tidak akan berjalan dengan baik karena orang-orang
16
yang memiliki hambatan yang bersifat alamiah tadi tidak dapat mengikuti aturan
kegiatan ekonomi secara normal sebagimana orang lain. Bila dibiarkan maka orang-
orang itu tergolong tertimpa musibah (kecelakaan, bencana alam dan sebagainya)
maka negara akan memberikan lahan yang menjadi milik negara kepada
pribadi yang tidak mempunyai lahan tersebut atau negara memberikan harta
kepada pribadi yang mempunyai lahan tetapi tidak mempunyai modal untuk
mengelolanya.
2.2.2.2 Zakat
adalah bentuk lain dari mekanisme nonekonomi dalam hal distribusi zakat.
Zakat adalah ibadah yang dapat dilaksanakan oleh para muzakki. Dalam hal
membayar zakatnya. Kemudian dari itu, Allah SWT telah menjadikan zakat
17
sebagai salah-satu asas agamanya. Lalu dijelaskan olehnya bawa dengan
berzakat seorang hamba dapat mencapai penyucian dirinya dari sifat kikir.9
2.2.2.3 Warisan
Ketika mati orang itu tidak lagi memiliki hak apa-apa atas badan dan
hartanya. Sekalipun harta tersebut milik si mayit, tetapi ketika mati ia tidak
berhak memberikan kepada siapa saja sesuka dia. Wasiat menyangkut harta
kepada selain ahli waris hanya diperbolehkan paling banyak sepertiga bagian
saja. Dengan cara ini, akan berlangsung peredaran harta milik mayit kepada
ahli warisnya. Dan ahli waris bisa mendapatkan harta tanpa melalui ekonomi
9
Al Ghazali, Rahasia Puasa dan Zakat (Bandung : Karisma,2003), h. 47.
20
warisan. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah nash al-quran yang
yang sifatnya tauqify yakni suatu ketentuan hukum yang bersifat dari Allah
Swt.
2.2.2.4 Shadaqah
sebagai muslim, seperti warisan dan bisa juga berarti kewajiban seorang
18
muslim dengan muslim yang lain. Kedua: shadaqah nafilah (sunnah) yang
shadaqah.10
10
Nasri Hamang, Ekonomi Islam (Parepare: LBH PRESS, 2013), h. 55
21
Distribusi harta dapat juga terjadi karena adanya ganti rugi (kompensasi)
harta tanpa harus mengeluarkan curahan harta tenaga karena dia mendapat
kepadanya.
maka barang tersebut harus disimpan dan diumumkan untuk dicari siapa
maka harta tersebut harus diserahkan. Akan tetapi jika tidak ada yang datang
atau tidak ada yang dapat membuktikan bahwa harta tersebut memang
miliknya maka harta tersebut menjadi milik orang yang menemukan dan
11
Usman el-Qurtuby, Al-qur’an Cordoba (Al-qur’an Tajwid dan Terjemah) ( Bandung:
Cordoba, 2016), h.203
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Dalam ekonomi Islam, distribusi
dibagi menjadi dua, yaitu distribusi pendapatan dan distribusi kekayaan. Distribusi
pendapatan bersumber dari tanah dan sejenisnya disebut dengan sewa, sedangkan
yang bersumber dari tenaga kerja disebut dengan upah. Adapun distribusi kekayaan
23
bersumber dari dana zakat, infaq, shadaqah, warisan, hibah, wasiat, wakaf, qurban,
dan lain-lain.
atas konsep islam, diantaranya yaitu: (1) dalam konsep islam perilaku distribusi
dalam mendekatkan diri kepada Allah, (2) seorang muslim akan menghindari praktek
minuman keras, obat terlarang, (3) Negara bertanggung jawab terhadap mekanisme
Jadi inti dari teori distribusi islami itu adalah untuk memberikan kemaslahatan
21
kepada umat, dimana semuanya itu diterapkan berdasarkan sumbernya yaitu al-qur’an
dan hadits.
3.2 Saran
20
Dengan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan S. 2011. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jakarta: Salemba
Empat.