Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MIKRO EKONOMI ISLAM

DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

Gusti Randa (2030602231)

Dosen Pengampu :

Citra Pertiwi, S.E.I., M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan
dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa, yakni dalam
bentuk tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kami.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang.

Ucapan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu pada mata kuliah Mikro
Ekonomi Islam ini yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga makalah yang
berjudul ”Distribusi Pendapatan Dalam Islam” ini selesai tepat waktu.

Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
rangka perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin
Ya Robbal Alamin.

Palembang, 14 Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..………………………………………………………..……….i

DAFTAR ISI…………………………………………………..………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...…………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………..……………1
B. Rumusan Masalah……………………………………….…………………………1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………..…………1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………..………………………………..2

A. Pengertian Distribusi Dalam Islam……..………………………………………….2


B. Sektor-Sektor Distribusi Pendapatan……………………………...……………….5
C. Prinsip-Prinsip Distribusi Pendapatan Dalam Islam………..……………………..6
D. Tujuan Distribusi Dalam Islam………………..……………………………….….7

BAB III PENUTUP…………………………………………………….….…………….…….8

A. Kesimpulan………………………………………………….…….…….………..10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….……....……..……11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini banyak kita lihat kesenjangan sosial yang terjadi di dalam
masyarakat antara yang kaya dan yang miskin. Hal ini salah satunya dikarenakan adanya
ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan ataupun tidak diaplikasikan dengan maksimal
distribusi pendapatan di dalam masyarakat.
Distribusi pendapatan adalah penyaluran pendapatan ke tiap anggota masyarakat dari
hasil pekerjaan, jasa atau niaga. Distribusi pendapatan adalah bagaimana tingkat penyebaran
pendapatan di suatu wilayah atau daerah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dan Prinsip Distribusi Pendapatan
2. Apa Sektor Sektor Distribusi Pendapatan
3. Apa Tujuan Distribusi Pendapatan Islam
4. Bagaimana Distribusi Pendapatan dalam Pandangan Islam

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dan Prinsip Distribusi Pendapatan
2. Untuk Mengetahui Sektor-Sektor Distribusi Pendapatan
3. Untuk Mngetahui Lebih Detail Lagi Tujuan Distribusi Pendapatan
4. Untuk Mengetahui Distribusi Pendapatan dalam Pandangan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Distribusi Pendapatan


1. Pengertian Distribusi Pendapatan
Istilah ini terdiri atas 2 kata, yaitu distribusi dan pendapatan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), distribusi bermakna pembagian, penyaluran, dan pengiriman.
sedangkan pendapatan artinya adalah hasil kerja usaha, pencarian, dan sebagainya.1 Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi pendapatan adalah suatu usaha penyaluran dan
pembagian hasil kerja usaha, niaga, ataupun jasa dengan berupa harta atau uang kepada setiap
anggota masyarakat. Muhammad Anas Zarqa, dalam makalahnya mengatakan bahwa distribusi
memiliki 4 makna utama, yaitu: Pertukaran (exchange), sumbangan sukarela (voluntary
contribution), dan Kepemilikan sosial (social authority). "Distribusi pendapatan dapat diartikan
sebagai sumbangan sukarela menurut prinsip-prinsip kebutuhan dan kewajiban-kewajiban
moral tanpa menggunakan kekuatan kekuasaan atau kepemilikan."2 Distribusi pendapatan
adalah penyaluran pendapatan ke tiap anggota masyarakat dari hasil pekerjaan, jasa atau maga.
Distribusi pendapatan adalah bagaimana tingkat penyebaran pendapatan di suatu wilayah atau
daerah.
Apabila dalam suatu wilayah terjadi ketimpangan kekayaan, itu artinya distribusi
pendapatan di wilayah tersebut belum berjalan dengan efektif. Ketimpangan kekayaan yang
menciptakan jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin tersebut bisa jadi karena

1 Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Balai Pustaka, Jakarta.

21qbal, Munawar, Distributive Justice and Need Fullfilment in an Islamic Economy, International Institue of Islamic
Economics, Islamabad, Pakistan, 1988.

2
kesalahan sistem dalam distribusi pendapatan atau bisa jadi karena sistem yang ada belum
diaplikasikan secara maksimal dalam kehidupan.
a. Menurut konsep ekonomi umum
Distribusi adalah klasifikasi pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal dan laba,
yang berhubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh tenaga kerja, modal dan
pengusaha-pengusaha. Dalam proses distribusi penentuan harga yang dipandang dari si
penerima pendapatan bukanlah dari sudut si pembayar biaya-biaya, distribusi juga berarti
sinonim untuk pemasaran. Kadang-kadang distribusi dinamakan sebagai functional
distribution."
Pendapatan juga diartikan sebagai suatu aliran uang atau daya beli yang dihasilkan dari
penggunaan sumber daya properti manusia. Menurut Winardi pendapatan secara teori
ekonomi adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan
kekayaan atau jasa manusia bebas. Dalam pengertian pembukuan pendapatan diartikan
sebagai pendapatan sebuah perusahaan atau individu.
Sementara kekayaan diartikan oleh Winardi sebagai segala sesuatu yang berguna dan
digunakan oleh manusia. Istilah ini juga digunakan dalam arti khusus seperti kekayaan
nasional. Sedang Sloan dan Zurcher mengartikan kekayaan sebagai objek- objek material
yang ekstern bagi manusia yang bersifat berguna, dapat dicapai dengan angka.
Kebanyakan ahli ekonomi tidak menggolongkan dalam istilah kekayaan hak milik atas
harta kekayaan, misalnya saham. Karena dokumen tersebut dianggap sebagai bukti hak
milik atas kekayaan, jadi bukan kekayaan itu sendiri. Distribusi ditinjau dari segi
kebahasaan berarti proses penyimpanan dan penyaluran produk kepada pelanggan.3
Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam masa sekarang ini merupakan suatu
permasalahan yang sangat penting dan rumit dilihat dari keadilannya dan pemecahannya
yang tepat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh masyarakat, Tidak diragukan lagi
bahwa pendapatan sangat penting dan perlu, tapi yang lebih penting lagi adalah cara
distribusi. Jika para penghasil itu rajin dan mau bekerja keras, mereka akan dapat
meningkatkan kekayaan negara, akan tetapi jika distribusi kekayaan itu tidak tepat maka

3Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam jilid II.

3
sebagian besar kekayaan itu akan masuk ke dalam kantong para kapitalis, sehingga
akibatnya banyak masyarakat yang menderita kemiskinan dan kelebihan kekayaan negara
tidak mereka nikmati. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat itu sepenuhnya tergantung pada hasil produksi itu sendiri, tapi juga
pada distribusi pendapatan yang tepat. Kekayaan mungkin bisa dihasilkan secara
berlebihan di setiap negara, tapi distribusi tidak berdasarkan pada prinsip-prinsip dan
kebenaran keadilan, sehingga negara tersebut belum dikatakan berhasil.

b. Menurut konsep ekonomi Islam


Distribusi pendapatan merupakan suatu proses pembagian (sebagian hasil
penjualan produk) kepada faktor-faktor produksi yang ikut menentukan pendapatan.
Adapun prinsip utama dalam konsep distribusi menurut pandangan Islam ialah
peningkatan dan pembagian hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan,
sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar
di antara golongan tertentu saja. Selain itu, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa
posisi distribusi dalam akvitas ekonomi suatu pemerintahan amatlah penting, hal ini
dikarenakan distribusi itu sendiri menjadi tujuan utama dari kebijakan fiskal dalam
suatu pemerintahan (selain fungsi alokasi). Adapun distribusi, seringkali diaplikasikan
dalam bentuk pungutan pajak (baik pajak yang bersifat individu maupun pajak
perusahaan). Akan tetapi masyarakat juga dapat melaksanakan swadaya melalui
pelembagaan ZIS, di mana dalam hal ini pemerintah tidak terlibat langsung dalam
mobilisasi pengelolaan pendapatan ZIS yang diterima. Sementara Anas Zarqa
mengemukakan bahwa definisi distribusi itu sebagai suatu transfer dari pendapatan
kekayaan antara individu dengan cara pertukaran (melalui pasar) atau dengan cara lain,
seperti warisan, sedekah, wakaf dan zakat."4
Dari definisi yang dikemukakan oleh Anas Zarqa di atas, dapat diketahui bahwa
pada dasarnya ketika kita berbicara tentang aktivitas ekonomi di bidang distribusi,
maka kita akan berbicara pula tentang konsep ekonomi yang ditawarkan oleh Islam.

4Taqyuddin An Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif: Presepektif Islam. Risalah Gusti, Surabaya, 1996.

4
Hal ini lebih melihat pada bagaimana Islam mengenalkan konsep pemerataan
pembagian hasil kekayaan negara melalui distribusi tersebut, yang tentunya pendapatan
negara tidak terlepas dari konsep-konsep Islam, seperti zakat, wakaf, warisan dan lain
sebagainya.
2. Prinsip Distribusi Pendapatan
Distribusi harta kekayaan merupakan masalah yang sangat urgen dalam mewujudkan
pemerataan ekonomi masyarakat. Pentingnya distribusi harta kekayaan dalam ekonomi
Islam tidak berarti tidak memperhatikan keuntungan yang diperoleh dari produksi. Maka
dalam distribusi, ada beberapa prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip keadilan atau pemerataan.
• Kekayaan tidak boleh dipusatkan pada sekelompok orang saja, tetapi harus menyebar
kepada seluruh masyarakat.
• Macam-macam faktor produksi yang bersumber dan kekayaan nasional harus dibagi
secara adil. Islam menginginkan persamaan kesempatan dalam meraih harta
kekayaan, terlepas dari tingkatan sosial, kepercayaan dan warna kulit. Islam menjamin
akan tersebarnya harta kekayaan di masyarakat dengan adanya distribusi yang adil.
b. Prinsip persaudaraan atau kasih sayang
• Menggambarkan adanya solidaritas individu dan sosial dalam masyarakat Islam.
bentuk nyata ini tercermin pada pola hubungan sesama muslim. Rasa persaudaraan
sejati yang tidak akan terpecah-belah oleh kekuatan-kekuatan duniawi inilah yang
mempersatukan individu ke dalam masyarakat.
• Peradaban manusia mencapai tingkat universalitas yang sesungguhnya, yaitu adanya
saling bersandar, saling membutuhkan yang dihayati oleh seorang muslim maupun
masyarakat Islam yang akan memperkokoh solidaritas seluruh anggota masyarakat
dalam aspek kehidupan yang termasuk juga aspek ekonomi.

B. Sektor-Sektor Distribusi Pendapatan dalam Islam


Peran institusi dalam distribusi dapat dipahami melalui beberapa sektor berikut:
1. Sektor Pemerintahan
Kesejahteraan masyarakat dapat terwujud jika pemerintah benar-benar berperan
dalam mencukupi kebutuhan masyarakat, baik dasar/primer, sekunder, mapun
tersier. Atas dasar itu, pemerintah dilarang untuk berhenti pada pemenuhan
5
kebutuhan dan pelayanan primer masyarakat saja, namun harus berusaha untuk
mencukupi seluruh kebutuhan komplemen lainnya selama tidak bertentangan
dengan syariah sehingga tercipta kehidupan masyarakatyang sejahtera.
Peran pemerintah dalam distribusi diperlukan terutama jika pasar tidak mampu
menciptakan distribusi secara adil dan ada faktor penghambat untuk terciptanya
mekanisme pasar yang efisien. Pemerintah memiliki otoritas untuk
menghilangkanhambatan tersebut karena ketidakmampuan atau kurang sadarnya
masyarakat.
Masalah penimbunan yang marak dilakukan pengusaha, monopoli dan oligopoli
pengusaha besar pada komoditas tertentu, asimetris informasi, terputusnya jalur
distribusi dengan menghalangi barang yang akan masuk ke pasar, maupun cara-cara
lain yang dapat menghambat mekanisme pasar.
2. Sektor Publik
Kesejahteraan ekonomi merupakan hasil dari kerja seluruh elemen yang ada di
masyarakat, baik pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Dalam menciptakan
keadilan ekonomi, bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun juga merupakan
kewajiban masyarakat untuk mewujudkannya. Dengan menyadari setiap individu
dalam masyarakat membutuhkan individu yang lainnya, maka masyarakat bekerja
tidak selalu untuk kepentingan dirinya, namun juga untuk kepentingan orang lain.

C. Tujuan Distribusi Pendapatan Islam


Distribusi sama dengan produksi dan konsumsi yang mana mempunyai tujuan.
di antara tujuan-tujuan itu adalah:

1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Moral yang paling penting dan
efektif yang Allah perintahkan adalah untuk menyebarkan kesejahteraan nasional melalui
prinsip kekayaan yang melebihi kebutuhan yang tersisa setelah semua kebutuhan
terpenuhi. Orang Islam diperintahkan untuk memerintahkan hartanya sampai kebutuhan
fakir miskin terpenuhi.
2) Mengurangi ketidaksamaan pendapatan dan kekayaan dalam masyarakat. Apabila terjadi
perbedaan ekonomi yang mencolok antara yang kaya dan miskin akan mengakibatkan
6
adanya sifat saling benci yang pada akhirnya melahirkan sikap permusuhan dan
perpecahan dalam masyarakat.
3) Untuk mencucikan jiwa dan harta. Orang yang mampu mendistribusikan hartanya akan
terhindar dari sifat kikir, dan akan menguatkan tali persaudaraan antar sesama manusia.
4) Untuk membangun generasi yang unggul. Distribusi juga bertujuan untuk membangun
generasi penerus yang unggul, khususnya dalam bidang ekonomi, karena generasi muda
merupakan penerus dalam
5) Untuk mengembangkan harta sebuah kepemimpinan suatu bangsa. Pengembangan ini
dapat dilihat dari dua sisi.

D. Distribusi Pendapatan dalam Pandangan Islam


Apabila kita memperhatikan dengan cermat, sangat jelas kita temukan banyak
sekali kekurangan yang ada pada sistem distribusi pendapatan kapitalis dan sosialis
dalam mengatasi masalah ketimpangan kekayaan masyarakat. Hal ini tidaklah aneh,
karena begitulah sistem yang diciptakan oleh manusia. Islam, bukanlah hanya sekedar
agama yang mengatur masalah ritual semacam wudu, salat, haji, atau yang semacamnya
yang berkaitan dengan muamalah, lebih dari itu, Islam adalah sebuah agama yang
mengatur seluruh urusan kehidupan manusia untuk kebaikan manusia itu sendiri.
1. Asas Distribusi Pendapatan dalam Islam
Distribusi dalam Islam tertumpu di atas 2 asas, yaitu asas keadilan dan
kebebasan.
a. Asas Kebebasan
Asas kebebasan dalam Islam adalah percaya pada Allah dan pada manusia.
Allah adalah Tuhan sekalian alam. Pengatur dan Pemilik segala urusan.
Hanya ditangan- Nyalah penciptaan, kematian, dan pengaturan rezeki. Islam
menerapkan kebebasan karena ia menganjurkan kepada umatnya untuk
percaya kepada Allah dan mengakui eksistensi manusia di muka bumi ini.
Agar manusia tetap eksis dalam menjalankan kewajibannya sebagai khalifah
di bumi ini, maka ia diberikan kebebasan untuk memiliki harta, berlomba
mendapatkannya, dan membelanjakannya.
b. Asas Keadilan
7
Kebebasan mutlak, sebagaimana dianut oleh paham kapitalis, bukanlah
ajaran Islam. Karena kebebasan yang diajarkan Islam adalah kebebasan yang
terikat dengan keadilan.
2. Langkah-Langkah dalam Distribusi Pendapatan
Secara praktik, dalam melakukan distribusi pendapatan, Islam mengambil
beberapa langkah nyata. Yaitu langkah hukum dan langkah moral.
a. Langkah hukum
Beberapa hal yang termasuk langkah hukum dalam distribusi pendapatan dalam
Islam adalah penerapan hukum waris, kewajiban zakat, larangan terhadap riba.
larangan terhadap penyembunyian harta, larangan boros dalam membelanjakan,
dan larangan berdagang dengan cara yang tidak sehat.5
Dengan adanya sistem pembagian harta warisan, maka kekayaan akan dapat
berpindah kepemilikan sehingga bisa mencegah kemiskinan. Dengan
diwajibkannya zakat, orang fakir dan miskin akan mendapat bantuan dalam
memenuhi kebetuhan sehari-harinya sehingga dapat hidup dengan layak. Dalam
berbagai bentuk pelarangan, diharapkan seorang yang memiliki harta lebih dapat
menguasai hawa nafsunya untuk tidak memperkaya diri dengan cara yang curang
sehingga dapat hidup berdampingan satu sama lain tanpa ada jurang pembatas di
antara manusia. Selain beberapa langkah di atas, terdapat sejumlah anjuran pada
syariat Islam yang berkaitan dengan usaha-usaha penyaluran kekayaan, di
antaranya adalah:
1) Kharaj, atau pajak tanah yang diwajibkan pada pemilik tanah hasil rampasan
perang.
2) Jizyah, atau juran wajib atas seseorang yang berstatus dzimmi.
3) Usyr, atau pajak yang dipungut dari tanah cocok tanam.
4) Kaffarat, atau tebusan atas kesalahan yang telah dilakukan.
5) Udhiyah, atau penyembelihan hewan kurban di Idul Adha.6
b. Langkah moral

5 Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 2, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm. 98-123

6 Ahmad, Mustaq, Etika Bisnis dalam Islam, Pustaka Kautsar, Jakarta, 2001, hlm. 71.

8
Tanggung jawab moral, untuk mencapai keadilan ekonomi yang ideal sangatlah
dianjurkan dalam Islam. Hal ini diaplikasikan dalam distribusi pendapatan dengan
adanya anjuran sedekah". Selain itu, ada beberapa macam anjuran selain sedekah
yang termuat dalam al-Qur'an.
3. Sewa, Upah, dan Bunga dalam Distribusi Pendapatan Islam
Ketiga hal primer ini sangatlah berkaitan dengan usaha pemerataan kekayaan
melalui distribusi pendapatan, Islam juga mengatur ketiga hal tersebut.
a. Sewa
Meskipun tidak ada dalil yang menyebutkan tentang pembayaran sewa, dapatlah
dirumuskan bahwa pembayaran sewa tidak termasuk sesuatu yang dilarang dalam
Islam, meskipun secara kasar ada persamaan antara pembayaran sewa dan bunga,
Hal ini dikarenakan pembayaran sewa adalah dari tanah, sedangkan bunga adalah
modal.
b. Upah
Buruh yang bekerja untuk seorang majikan atau sebuah pekerjaan, telah dijamin
kesejahteraanya dalam Islam. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dalam haditsnya. "Berikan kepada seorang pekerja upahnya
sebelum keringatnya kering."(HR. Ibnu Majah). Hakikatnya, dalam masyarakat
Islam, upah yang harus dibayarkan bukanlah sebuah keistimewaan, akan tetapi
sebuah hak asasi yang dijamin oleh negara.
c. Bungal
Larangan mengambil bunga dalam Islam adalah jelas, meskipun ada beberapa
kalangan yang berbeda pendapat. Di antara mereka berpendapat bahwa bunga dan
riba adalah dua hal yang berbeda. Namun, ijma' ulama menegaskan bahwa setiap
bunga atau tambahan atas modal yang dipinjamkan adalah riba.7

7 Mannan, Muhammad Abdul. Ekonomi Islam: Teori dan Praktis, A.S. Noordeen, Malaysia, 1985, hlm. 198-206,

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat mengambil inti sari atas apa yang telah dirumuskan
dalam perumusan masalah sebagai berikut:

1. Distribusi pendapatan adalah suatu usaha penyaluran dan pembagian hasil kerja usaha,
niaga, ataupun jasa dengan berupa harta atau uang kepada setiap anggota masyarakat.
2. Ada beberapa sektor distribusi pendapatan, yaitu :
• Sektor pemerintahan
• Sektor publik:
3. Distribusi pendapatan mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut:
• Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat;
• Mengurangi ketidaksamaan pendapatan dan kekayaan dalam masyarakat
• Untuk mencucikan jiwa dan harta; untuk membangun generasi yang unggul;
• untuk mengembangkan harta.
4. Distribusi dalam Islam tertumpu di atas 2 asas, yaitu asas keadilan dan kebebasan.
Secara praktik, dalam melakukan distribusi pendapatan, Islam mengambil beberapa
langkah nyata. Yaitu langkah hukum dan langkah moral, Islam tidak melarang sewa
dan upah, tetapi melarang bunga.

10
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Munawar 1988. Distributive Justice and Need Fullfilment in an Islamic Economy,
International Institue of Islamic Economics. Pakistan: Islamabad.

Richard G. Lipsey dan Peter O. Steiner. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: PT. Bina
Aksara.

Saiful hadi, study hadis ekonomi, bagaimanakah konsep distribusi dalam islam. http://
shayacconomy.blogspot.com.

Taqyuddin An Nabhani, 1996. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Presepektif Islam.


Surabaya: Risalah Gusti.

Ahmad, Mustaq, 2001. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Kautsar.

Mannan, Muhammad Abdul. 1985. Ekonomi Islam Teori dan Praktis. Malaysia: A.S.
Noordeen.

11

Anda mungkin juga menyukai