Disusun oleh:
Kelompok 10
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsumsi
Dalam Bisnis Islam” dengan lancar dan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, sebagaimana kita dalam keadaan sehat
walafiat. Keberhasilan yang didapatkan oleh penulis dalam menyelesaikan makalah ini tak
lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyadari dan menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM. selaku Rektor UniversitasIslam Negeri Kiai
Haji Achmad Siddiq Jember.
2. Bapak Dr. Khamdan Rifa‟I, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Ibu Dr. Nikmatul Masruroh, S.H.I, M.E.I. selaku Ketua Jurusan EkonomiIslam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak M.F Hidayatullah, S.H.I., M.S.I selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah.
5. Ibu Hj. Khusnul Khotimah, S.Pd., M.Pd.selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pengantar
Bisnis Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal sehingga dapat memperlancar
pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat perbaiki makalah ini.
Penulis
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana terkait konsumsi dalam islam?
2. Bagaimana urgensi dan tujuan konsumsi dalam islam?
1
3. Apa saja prinsip konsumsi islam?
4. Apa saja etika dalam konsumsi islam?
5. Bagaimana terkait pengaplikasian konsumsi daslam islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui terkait konsumsi dalam islam.
2. Untuk mengetahui urgensi dan tujuan konsumsi dalam islam.
3. Untuk mengetahui prinsip konsumsi islam.
4. Untuk mengetahui etika dalam konsumsi islam.
5. Untuk mengetahui terkait pengaplikasian konsumsi daslam islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sitepu, N. I. (2016). Perilaku Konsumsi Islam Di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam
(Darussalam Journal of Economic Perspec, 2(1), 91-106.
4
(a) Untuk mengharap Ridha Allah SWT Tercapainya kebaikan dan tuntunan
jiwa yang mulia harus direalisasikan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Allah
telah memberikan tuntunan kepada para hambanya agar menjadikan alokasi dana
sebagai bagian dari amal shaleh yang dapat mendekatkan seorang muslim kepada
Tuhan-Nya dan untukmendapatkansurgadankenikmatanyangadadidalamnya.
(b) Untuk mewujudkan kerja sama antar anggota dan tersedianya jaminan sosial
Takdir manusia hidup di dunia berbeda-beda, ada yang
ditakdirkanmenjadikayadansebaliknya.Diantaramerekaada yang level pertengahan,
sementara yang lain adalah golongan atas.Ada juga sekelompok masyarakat yang
ditakdirkan untuk memerhatikan kehidupan kaum miskin.
(c) Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab individu terhadap kemakmuran
diri, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari aktifitas ekonomi Islam telah
memberi kewajiban adanya pemberian nafkah terhadap beberapa kelompok masyarakat
yang termasuk dalam katagori saudara dan yang digolongkan sebagai saudara.
Kewajiban memberi nafkah akan menumbuhkan rasa tanggung jawab. Pribadi yang
dibentuk oleh rasa tanggung jawab akan memenuhi nafkah yang dibebankan itu .Iadi
tuntutun untuk bekerja demi mewujudkan kemakmuran diri dan keluarganya, bahkan
masyarakatsekitar melalui usaha dan pencarian rezeki.
(d) Untuk meminimalisir pemerasan dengan menggali sumbersumabre nafkah
Mediadan sumber nafkah sangatbanyak danberagam.Negara mempunyai kewajiban
untuk menjaganya, baik dengan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan upah,
dan juga dengan memenuhi kebutuhan orang-orang yangmasih kekurangan.
3. Keinginan Manusia dan Pemenuhannya
Maksud kata “keinginan” adalah kebutuhan manusia yang dipuaskan. Dalam
kenyataannya, semua keinginan itu tidaklah terbatas. Jika
danayangadacukupuntukmemuasisatukeinginan,makakeinginan yang lain akan
muncul, dan jika yang terahir itu telah terpuaskan juga maka akan muncul yang lainnya
lagi, dan dengan demikian hidup akan dipenuhi dengan perjuangan memenuhi rantai
keinginan yang tak ada akhirnya itu. Secara umum, keinginan manusia digolongkan
menjdai tiga, yakni: penting, nyaman, dan mewah
(a) Penting (necessaries): penting adalah yang pemuasannya mutlak harus
dilakukan, karena jika tidak, maka manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Misalnya:
makanan, pakaian, tempat tinggal,dansebagainya,adalahhal-
5
halyangpentingdalamhidup karena jika tidak dipenuhi maka keberadaan manusia
menjadi tidak mungkin.
(b) Nyaman (conforts): kenyaman, sebagai istilah ekonomi, menunjukkan
keinginan yang memberikan rasa nyaman dan kemudahan kepada manusia dan yang
gunanya secara umum lebih besar dari pada biayanya. Nyaman berada diatas penting
bagi kehidupan, dan pemenuhannya menjadikan hidup lebih mudah dan
menyenangkan. Makanan, pakaian, dan tempat tinggal orang biasa itu adalah
kebutuhan dasar bagikelangsungan hidupnya, tetapi makanan yang baik, pakaian yang
baik dan rumah yang baik adalah kenyamanbaginya.
(c) Mewah (luxuries): pembelanjaan yang besar untukmemenuhi keinginan
yang tak perlu dan berlebihan.
2
Ghafur, A. (2016). Konsumsi dalam Islam. Iqtishodiyah: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2(2), 17-
42.
9
sebaliknya. Contoh, sebagian besar ulama mengharamkan rokok disebabkan oleh
banyaknya mudharat yang timbul akibat merokok, minuman keras yang dapat merusak
otak dan jaringan-jaringan fital manusia, berjudi yang dapat menyebabkan
penzoliman/merugikan salah satu pihak, atau lain sebagainya. Oleh sebab itu
pentingnya kesadaran masyarakat untuk menghindari produk-produk yang haram dapat
meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat yang jangka panjangnya dapat
melahirkan generasi-generasi yang sehat secara jasmani maupun rohani. Begitu juga
dengan supply produk halal yang akan terus meningkat, disebabkan oleh kesadaran
masyarakat akan konsumsi produk halal dan thoyyib sehingga permintaan akan produk
tersebut pun meningkat.
c. Kedermawanan Akan Melahirkan Produktivitas Ekonomi Islam sangat memuliakan
orang yang dermawan dan melaknat sikap kikir. Prilaku dermawan adalah prilaku mulia
yang sangat didorong oleh Islam. Banyak dalil Al-Qur’an dan Hadits yang memotivasi
manusia untuk menyuburkan prilaku kedermawanan dalam kehidupan. Kedermawanan
juga dapat menggairahkan aktivitas ekonomi, dikarenakan orang yang mempunyai daya
beli (Purchasing Power) akan mensuply orang-orang yang tidak mempunyai daya beli,
dengan itu ekonomipun akan bergerak kearah yang positif.3
3
Habibullah, E. S. (2018). Etika Konsumsi Dalam Islam. Ad-Deenar: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam, 1(01), 90-102.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sistem perekonomian, konsumsi memiliki peranan penting yaitu
mendorong terjadinya produksi dan distribusi. Perilaku konsumsi dalam ekonomi islam
berdasarkan pada prinsip keadilan, prinsip kebersihan, prinsip kesederhanaan,
kemurahan hati, dan moralitas. Konsumsi meliputi kebutuhan, kesenangan dan
kemewahan. Kesenangan dibolehkan asal jangan berlebihan, tidak melampaui batas
yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak pula melampaui batas-batas makanan yang
dihalalkan sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an surah al-A'raf ayat 31. Konsumsi
bagi umat islam sebagai indikasi positif di dalam kehidupan sehari-hari untuk
menjalankan aktivitas ibadah dan mentaati perintah Allah swt. Seorang umat muslim
tidak akan merugikan dirinya didunia dan akhirat, karena melakukan sikap berlebih-
lebihan dalam memenuhi kebutuhan, melakukan kesibukan di dunia sehingga
melalaikan perintah Allah swt.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah wawasan pengetahuan kepada
penulis dan pembacaa dalam memahami setidaknya sedikit tentang ilmu dirayah dan
ilmu riwayah. Dalam membuat makalah yang berjudul “Konsumsi dalam bisnis islam”
ini masih terdapat kekurangan dalam tulisan maupun isi. Sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar makalah yang kami buat ini menjadi makalah
yang lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ghafur, A. (2016). Konsumsi dalam Islam. Iqtishodiyah: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam.
Habibullah, E. S. (2018). Etika Konsumsi Dalam Islam. Ad-Deenar: Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam.
Sitepu, N. I. (2016). Perilaku Konsumsi Islam Di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi
Darussalam (Darussalam Journal of Economic Perspec.
12