Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISKTIK EKONOMI ISLAM

Disususn untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Dasar-Dasar Ekonomi Islam
Dosen pengampu: Muhammad Wildan Fawa’id, MEI

Penyusun:
AWIN BAIHAQI (22403133)
REGITA SHEANON AYODHEA (22403141)
FIRDAUS ROBMANSA (22403162)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI TAHUN
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih


lagi maha penyayang. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya kepada kami. Tidak lupa sholawat serta salam kami
haturakan kepada baginda nabi Muhammad SAW. Yang menjadi
tauladan bagi umat manusia.

Oleh karena itu kami ucakan terima kasih kepada dosen


pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Ekonomi Islam yaitu Bapak
Muhammad Wildan Fawa’id, MEI yang memberikan tugas ini sehingga
kami bisa berlatih dan dapat menyelesaikannya dengan baik. Kelompok
kami banyak mengalami kesulitan disebabkan kurangnya ilmu
pengetahuan. Namun, berkat kerjasama dan kesungguhan kami dalam
mengerjakan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Kediri,04 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................2
C. TUJUAN.............................................................................................2
D. MANFAAT.........................................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
1. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM........................................3
2. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM.........................................7
3. APLIKASI EKONOMI ISLAM DALAM KEHIDUPAN...........11
BAB III........................................................................................................13
KESIMPULAN...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aktivitas dan perilaku ekonomi tidak terlepas dari karakteristik
manusianya. Pola perilaku, bentuk aktivitas, dan pola kecenderungan terkait
dengan pemahaman manusia terhadap makna kehidupan itu sendiri. Dalam
pandangan Islam bahwa kehidupan manusia di dunia merupakan rangkaian
kehidupan yang telah ditetapkan Allah kepada setiap makhluk-Nya tersebut
untuk nanti dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak.
Telah menjadi suatu ketetapan dan kehendak Allah bahwa manusia
diciptakan juga sekaligus diberikan tuntunan hidup agar dapat menjalani
kehidupan di dunia sebagai hamba Allah untuk memakmurkan kehidupan di
dunia ini sesuai dengan kehendak-Nya. Agama Islam yang diturunkan oleh
Allah melalui para Nabi dan Rosul-Nya dan disempurnakan ajarannya
melalui Nabi terakhir yaitu Muhammad SAW adalah merupakan suatu
sistem kehidupan yang bersifat integral dan komprehensif mengatur semua
aspek kehidupan manusia agar mencapai kehidupan yang sejahtera baik di
dunia maupun di akhirat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah karakter Ekonomi Islam?
2. Apa pengertian prinsip-prinsip Ekonomi Islam?
3. Apa saja contoh aplikasi Ekonomi Islam dalam kehidupan?

C. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik Ekonomi Islam.
2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip Ekonomi Islam.
3. Mengetahui contoh aplikasi Ekonomi Islam dalam kehidupan.

iv
D. MANFAAT
1. Mewujudkan Integritas Seorang Muslim
2. Menambah Nilai Ibadah
3. Mendukung Kemajuan Ekonomi Islam
4. Mendukung gerakan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
5. Belajar Ekonomi Syariah Untuk Memperkuat Pengamanan Sosial

v
BAB II

PEMBAHASAN

1. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM


a. Macam-Macam Karakteristik Ekonomi Islam
Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam
al-Mawsuah al-Ilmiyah wa al-Amaliyah al-Islamiyah dalam Ghufran,
yang dapat diringkas sebagai berikut:

1. Harta kepunyaan Allah dan manusia khalifah harta. Karakteristik


pertama ini terdiri dari dua bagian, yaitu semua harta, baik benda
maupun alat produksi adalah milik (kepunyaan Allah), dan manusia
adalah khalifah atas harta miliknya. Hak milik pada hakikatnya
adalah milik Allah. Manusia menafkahkan hartanya itu haruslah
menurut hukum-hukum yang telah disyariatkan Allah.
2. Ekonomi Islam terikat dengan akidah, syariat (hukum) dan moral.
Hubungan ekonomi Islam dengan akidah Islam tampak jelas dalam
banyak hal, seperti pandangan Islam terhadap alam semesta yang
disediakan untuk kepentingan manusia. Di antara bukti hubungan
ekonomi dan moral dalam Islam adalah:
a. Larangan terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat
menimbulkan kerugian atas harta orang lain atau kepentingan
masyarakat.
b. Larangan melakukan penipuan dalam transaksi.
c. Larangan menimbun emas dan perak atau sarana-sarana moneter
lainnya, sehingga mencegah peredaran uang, karena uang sangat

vi
diperlukan buat mewujudkan kemakmuran perekonomian dalam
masyarakat. Menimbun uang berarti menghambat fungsinya dalam
memperluas lapangan produksi dan persiapan lapangan kerja buat
para buruh.
d. Larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan
individu dalam masyarakat.
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Islam adalah
agama yang menjaga diri, tetapi juga toleran (membuka diri). Selain
itu, Islam adalah agama yang memiliki unsur keagamaan
(mementingkan segi akhirat) dan sekularitas (segi dunia).
4. Keadilan dan keseimbangan dalam melindungi kepentingan
individu dan masyarakat. Arti keseimbangan dalam sistem sosial
Islam adalah tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan mutlak,
tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu, termasuk dalam bidang
hak milik. Hanya keadilan yang dapat melindungi keseimbangan
antara batasan-batasan yang ditetapkan dalam sistem islam untuk
kepemilikan individu dan umum.
5. Bimbingan Konsumsi. Dalam konsumsi Islam mempunyai pedoman
untuk tidak melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak
melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
6. Petunjuk Investasi. Kriteria atau standar dalam menilai proyek
investasi, memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam
untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi.
7. Zakat. Zakat adalah sedekah yang diwajibkan atas harta seorang
muslim yang telah memenuhi syarat, bahkan ia merupakan rukun
Islam yang ketiga. Zakat merupakan sebuah sistem yang menjaga
keseimbangan dan harmoni sosial di antara muzzaki dan mustahik.
Zakat juga bermakna komitmen yang kuat dan langkah yang konkret
dari negara dan masyarakat untuk menciptakan suatu sistem
distribusi kekayaan dan pendapatan secara sistematik dan permanen.

vii
8. Larangan riba. Islam telah melarang segala bentuk riba karenanya
itu harus dihapuskan dalam ekonomi Islam. Pelarangan riba secara
tegas ini dapat dijumpai dalam al-Qur’an dan hadits. Arti riba secara
bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan, pertumbuhan,
kenaikan, membengkak, dan bertambah, akan tetapi tidak semua
tambahan atau pertumbuhan dikategorikan sebagai riba.
9. Pelarangan Gharar. Ajaran Islam melarang aktivitas ekonomi yamg
mengandung gharar. Gharar adalah sesuatu dengan karakter tidak
diketahui sehingga menjual hal ini adalah seperti perjudian.
10. Pelarangan yang haram. Dalam ekonomi Islam segala sesuatu yang
dilakukan harus halalan toyyiban, yaitu benar secara hukum Islam
dan baik dari perspektif nilai dan sesuatu yang jika dilakukan akan
menimbulkan dosa. Haram dalam hal ini bisa dikaitkan dengan zat
atau prosesnya dalam hal zat, Islam melarang mengkonsumsi,
memproduksi, mendistribusikan, dan seluruh mata rantainya
terhadap beberapa komoditas dan aktivitasnya.

b. Hal-Hal yang Terkandung Dalam Ekonomi Islam


1. Tujuan Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat
islam itu sendiri, yaitu mencapai kebahagiaan di didunia dan akhirat,
inilah hakiki yang di inginkan oleh setiap manusia, mewujudkan
kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar sekaligus tujuan
utama syariat islam, karenanya juga merupakan tujuan ekonomi islam.
Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan
dasar sekaligus tujuan utama dari syariat islam, karenanya juga
merupakan tujuan ekonomi Islam. Menurut As-shatibi tujuan utama
syariat Islam adalah mencapai kesejahteraan manusia yang terletak pada
perlindungan terhadap lima ke-mashlahah-an, yaitu keimanan (ad dien),
ilmu (al-‘ilm), kehidupan (an-nafs), harta (al-maal) dan kelangsungan

viii
keturunan (an-nasl). Jika salah satu kebutuhan ini tidak tercukupi,
niscaya manusia tidak akan mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya.

2. Moral sebagai pilar Ekonomi Islam


Islam menjadi pegangan pokok dari para pelaku ekonomi
yang menjadi panduan mereka untuk menentukan suatu kegiatan
adalah baik atau buruk sehingga perlu dilaksanakan atau tidak,
hanya dengan moral islam inilahbangunan ekonomi islam dapat
tegak dan hanya dengan ekonomi islam-lah dapat dicapai. moral
menempati posisi penting dalam ajaran islam sebab terbentuknya
pribadi yang memiliki moral baik, merupakan tujuan puncak dari
seluruh ajaran islam.

3. Nilai nilai dasar Ekonomi Islam


Nilai nilai ini sebagai normatif dari ekonomi islam yang
berfungsi mewarnai atau menjamin kualitas prilaku ekonomi setiap
individu, semisal ketika orang islam membayar zakatnya, namun
diikuti dengan kata kata yang menyakitkan hati penerima zakat,
maka amalan zakat tersebut tidak dinilai ibadah atau mendapatkan
imbalan baik dihadapan allah.

4. Prinsip-Prinsip Ekonomi dalam Islam


Prinsip ekonomi dalam islam merupakan kaidah kaidah
pokok yang membangun struktur atau krangka ekonomi islam yang
digali dari Al-qur’an dan sunnah, kebradaan prinsip dan nilai
ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,
implementasi prinsip ekonomi tanpa diwarnai oleh nilai ataupun
nilai tanpa prinsip dapat menjauhkan manusia dari tujuan hidupnya,
yaitu falah.

ix
5. Basis Kebijakan Ekonomi Islam
Moralitas islam sebagaimana dikemukakan diatas dapat
membawa pada perwujudan falah hanya jika terdapat basis
kebijakan yang mendukung, sebagai suatu keharusan sebagai sebuah
basis, maka eksistensi hal-hal di bawah ini mutlak harus diusahakan,
sebab jika tidak maka akan mengganggu optimalitas dan evektivitas
implemntasi ekonomi islam.

2. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM


Menurut Thimas khun mengatakan bahwa ekonomi Islam memiliki
inti paradigma, inti paradigma ekonomi Islam berasal dari Al-Qur‟an dan
Sunnah. Ekonomi Islam mempunyai sifat dasar yaitu ekonomi Rabbani dan
Ekonomi insani, dikatakan ekonomi Rabbani karena sarat dengan nilai-nilai
dari Illahiyah dan dikatakan ekonomi Insani karena ekonomi ini
dilaksanakan demi kemakmuran manusia.
Menurut Yususf Qhardawi (2004), bahwasannya ekonomi Islam
memiliki tiga prinsip yaitu tauhid, akhlak, dan keseimbangan. Telah
diketahui bersama bahwa dua prinsip pertama adalah prinsip yang tidak ada
di konvensional, prinsip keseimbangan dalam konvensional pada praktiknya
merupakan prinsip yang mengakibatkan konvensional itu sendiri di tinggal.
Ekonomi Islam disebut dengan ekonomi insani, karena ekonomi ini
ditujukan dan dilakukan untuk kemakmuran manusia, menurut Chapra,
ekonomi ini disebut dengan tauhid. Keimanan sangat penting dalam
ekonomi Islam, karena secara langsung dapat mempengaruhi terhadap
kepribadian seseorang, gaya hidup, persepsi, dan gaya-gaya hidup manusia.
Menurut Metwally (dalam Zainul Arifin) prinsip-prinsip ekonomi
Islam itu secara garis besar sapat diuraikan sebagai berikut: 1
1. Dalam ekonomi Islam, berbagai sumber daya dipandang sebagai titipan
dari Tuhan kepada manusia. Manusia harus mengolah atau memanfaatkan
1
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Islam, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), hh.
13- 14

x
sebaik mungkin demi memenuhi kesejahteraan bersama di dunai, yaitu
bermanfaat untuk diri sendiri dan juga orang lain. Namun yang paling
penting dari semua itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
2. Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu, termasuk
alat produksi dan faktor produksi. Pertama, kepemilikan individu dibatasi
oleh kepentingan masyarakat. Dan kedua, islam menolak setiap pendapatan
yang diperoleh yang tidak sah, apalagi usaha yang dapat meng hancurkan
masyarakat.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama. Seorang
muslim, entah seorang itu pembeli, penjual, penerima upah, pembuat
keuntungan dan sebagainya, harus berpegang pada tuntunan Allah SWT
dalam Sabda-Nya:

Hِ H‫ ا‬Hَ‫ ب‬Hْ‫ل‬H‫ ا‬Hِ‫ ب‬Hْ‫ م‬H‫ ُك‬Hَ‫ ن‬Hْ‫ ي‬Hَ‫ ب‬Hْ‫ م‬H‫ ُك‬Hَ‫ل‬H‫ ا‬H‫ َو‬H‫ َأ ْم‬H‫ا‬H‫ و‬Hُ‫ ل‬H‫ ْأ ُك‬Hَ‫ اَل ت‬H‫ا‬H‫و‬Hُ‫ ن‬H‫ َم‬H‫ آ‬H‫ َن‬H‫ ي‬H‫ ِذ‬Hَّ‫ل‬H‫ ا‬H‫ ا‬Hَ‫ ه‬HُّH‫ َأ ي‬H‫ ا‬Hَ‫ي‬
H‫ َن‬H‫ و‬H‫ ُك‬Hَ‫ْن ت‬H ‫ ِإ اَّل َأ‬H‫ ِل‬H‫ط‬

H‫ ا‬H‫ ًم‬H‫ ي‬H‫ح‬Hِ H‫ر‬Hَ Hْ‫ م‬H‫ ُك‬Hِ‫ ب‬H‫ َن‬H‫ ا‬H‫ َك‬Hَ ‫ هَّللا‬H‫ ِإ َّن‬Hۚ Hْ‫ م‬H‫ ُك‬H‫ َس‬Hُ‫ ف‬Hْ‫ َأ ن‬H‫ا‬H‫و‬Hُ‫ل‬Hُ‫ ت‬Hْ‫ ق‬Hَ‫ اَل ت‬H‫و‬Hَ Hۚ Hْ‫ م‬H‫ ُك‬Hْ‫ ن‬H‫ ِم‬Hٍ‫ض‬H‫ ا‬H‫ر‬Hَ Hَ‫ْن ت‬H H‫ َع‬Hً‫ ة‬H‫ر‬Hَ H‫ ا‬H‫ َج‬Hِ‫ت‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu;2 Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.” (QS. An-Nisa: 29)
4. Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai kapital produktif
yang akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT:

۟ ُ‫وا مِن ُك ْم َوَأن َفق‬


‫وا لَ ُه ْم‬ ۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫ِين فِي ِه ۖ َفٱلَّذ‬ ۟ ُ‫وا ِبٱهَّلل ِ َو َرسُولِهِۦ َوَأنفِق‬
َ ‫وا ِممَّا َج َعلَ ُكم مُّسْ َت ْخلَف‬ ۟ ‫َءا ِم ُن‬
‫َأجْ ٌر َك ِبي ٌر‬
Artinya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya
[1456]. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan

xi
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al-Hadiid:
7)
Sistem ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh beberapa orang saja. Konsep ini berlawanan dengan sistem
ekonomi capital, di mana kepemilikan industri didominasi oleh monopoli
dan oligopoly, tidak terkecuali industri yang merupakan kepentingan umum.
5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat, dan penggunaannya
direncanakan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari Sunnah
Rasulullah yang menyatakan bahwa, “Masyarakat punya hak yang sama
atas air, padang rumput dan api.” Sunnah Rasulullah tersebut meng-
hendaki semua industri ekstraktif yang ada hubungannya dengan produksi
air, tambang, bahkan bahan makanan, yang harus dikelola oleh Negara.
Demikian pula bahan bakar adalah untuk keperluan bersama tidak boleh
dikuasai oleh individual.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah dan hari akhir, sebagaimana
firman Allah QS. Al-Baqarah: 281.

Hٰ Hَّ‫ ف‬H‫ َو‬Hُ‫ ت‬Hَّ‫ م‬Hُ‫ ث‬Hۖ Hِ ‫ هَّللا‬H‫ ى‬Hَ‫ ِإ ل‬Hِ‫ه‬H‫ ي‬Hِ‫ ف‬H‫ َن‬H‫ و‬H‫ ُع‬H‫ج‬Hَ ‫ْر‬H Hُ‫ ت‬H‫ ا‬H‫ْو ًم‬H Hَ‫ ي‬H‫ا‬H‫و‬Hُ‫ ق‬Hَّ‫ت‬H‫ ا‬H‫َو‬
ْH Hَ‫ ب‬H‫ َس‬H‫ َك‬H‫ ا‬H‫ َم‬Hٍ‫ س‬Hْ‫ ف‬Hَ‫ ن‬HُّH‫ ل‬H‫ ُك‬H‫ى‬
‫ اَل‬Hْ‫ م‬Hُ‫ ه‬H‫و‬Hَ ‫ت‬

H‫ َن‬H‫ و‬H‫ ُم‬Hَ‫ ل‬Hْ‫ظ‬Hُ‫ي‬


Artinya: “dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang
pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-
masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”.
7. Seseorang yang kelebihan hartanya atau kekayaannya dan mencapai
(nisab) tertentu diwajibkan untuk membayar zakat. Zakat merupakan alat
distribusi sebagian kekayaan orang kaya, yang ditujukan untuk orang miskin
dan yang membutuhkan. Menurut pendapat para ulama, zakat dikenakan 2,5
% untuk kekayaan yang tidak semua produktif.
Selain itu, terdapat prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam yang perlu
kita ketahui dan terapkan dalam kehidupan perekonomian, diantaranya

xii
yaitu:
1. Prinsip Amanah
Dalam dunia bisnis, bentuk keseimbangan dalam untung-rugi,
harapanresiko, kewajiban-hak dan lain sebagainya akan terealisir jika
kegiatan muamalah antarsesama dilakukan dengan penuh amanah,
tanggungjawab dan saling percaya.
2. Prinsip Kebolehan
Kegiatan ekonomi dalam ajaran Islam adalah bagian dari aspek muamalah.
Dalam muamalah, kaidah yang berlaku adalah al-Ashlu fi al-Mu’amalah al-
Ibahah Hatta Yadulla al-Dalilu ‘ala Tahrimiha yaitu hukum asal muamalah
adalah boleh selama tidak ada dalil yang mengharamkannya.
3. Prinsip Kerelaan
Prinsip kerelaan menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi
berbasis Islam. Rela (ridho)berarti tanpa ada paksaan. Dalam kegiatan jual
beli, implementasi dari prinsip ini disyariatkan dalam kebebasan bagi
pembeli atau penjual untuk memilih, untuk melanjutkan transaksi atau
mengembalikan barang yang tidak sesuai dengan harga atau jika terdapat
cacat.
4. Prinsip Mashlahat
Mashlahat merupakan kebaikan, manfaat yang diperoleh dari suatu hal,
sedangkan mafsadat adalah keburukan, kesia-siaan. Dalam Islam, setiap
aktivitas haruslah memiliki nilai kebaikan dan manfaat. Keputusan
melakukan suatu kegiatan ekonomi harus didasarkan pada mashlahat yang
akan diperoleh, yakni kebermanfaatan yang dirasakan baik bagidiri sendiri
maupun orang lain dan lingkungan sekitar. Adapun aktivitas yang
menimbulkan mafsadat harus ditinggalkan.
5. Prinsip Kejujuran
Perintah bersikap jujur mengandung hikmah yaitu menghindari seseorang
memakan harta orang lain, memberikan keberkahan hidup serta
menciptakan kenyamanan bagi masyarakat.

xiii
3. APLIKASI EKONOMI ISLAM DALAM KEHIDUPAN
a. Pendirian lembaga keuangan syariah/bank

Bank sudah merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan masyarakat.


Bank dengan segala fungsinya telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat modern yang tidak mungkin dipisahkan lagi. Bank sudah
menjadi sarana tolong menolong sesama umat manusia, baik menabung,
meminjam uang, membayar tagihan listrik, telepon, uang kuliah, transfer,
bahkan menjadi penyalur dana bantuan bagi masyarakat yang terkena
musibah. Secara konseptual, Islam tidak memerintahkan pendirian lembaga
perbankan. Akan tetapi tidak satu ayatpun dari al-Qur‟an maupun al-Hadits
yang melarang pendirian lembaga perbankan. Akad mudharabah (bagi hasil)
yang dikenal selama ini, dalam konsep Islam adalah hubungan personal
(bukan lembaga seperti bank) antara dua orang atau lebih berupa akad kerja,
dimana pemilik modal menyerahkan uangnya kepada orang yang dipercaya
untuk digunakan sebagai modal kerja dan hasilnya dibagi sesuai
kesepakatan. Akan tetapi dengan pendirian bank tersebut manfaatnya
semakin besar dan dapat dirasakan banyak orang. Di samping itu manfaat
tersebut juga tidak bertentangan dengan teks hukum yang telah ada, baik
teks al-Qur‟an maupun hadis.

b. Kolateral pada pembiayaan mudharabah

Perbankan Syariah di Indonesia dalam melayani kebutuhan


masyarakat yang menghendaki layanan jasa perbankan dengan prinsip
syari‟ah berlandaskan hukum pada Undang-Undang Nomor 21Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah, sehingga bank syari‟ah dalam memberikan
fasilitas pembiayaan mengikuti aturan pemerintah yaitu sesuai Pasal 23
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, bahwa ketentuan tersebut
menghendaki adanya agunan tambahan di setiap pembiayaan yang berisiko
tinggi seperti pembiayaan mudarabah.Pembiayaan mudarabah sebagai
pembiayaan yang beresiko tinggi, karena bank akan selalu menghadapi
permasalahan dari mudarib. Dalam kondisi sebaik apapun atau dengan

xiv
analisis sebaik mungkin resiko pembiayaan yang macet tidak dapat di
hindari, maka bank syari‟ah mengambil inisiatif untuk meminta agunan
tambahan sebagai jaminan atas pembiayaan tersebut. Hal ini dilakukan
dengan untuk meyakinkan bahwa modal yang diberikan kepada nasabah
pembiayaan (mudarib) diharapkan dapat kembali seperti semula sesuai
dengan ketentuan ketika berlangsungnya kontrak.2

2
Rachmat Syafei, MA. Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2000) h.8

xv
BAB III

KESIMPULAN
Ekonomi Islam adalah segala bentuk upaya untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia dengan berlandaskan sumber-sumber yang
disyariatkan dalam agama Islam yaitu di antaranya Alquran dan Hadis. Di
dalam ekonomi Islam terdapat larangan-larangan terhadap hal-hal yang
merugikan diri sendiri ataupun orang lain, seperti larangan riba dan gharar.
Pelarangan riba dan gharar terlihat pada operasional bank
konvensional yang menggunakan sistem suku bunga (interest rate). Dalam
sistem suku bunga, khususnya dalam sistem kredit, baik bank maupun
nasabah akan sama-sama tidak diuntungkan, sedangkan dalam sistem bagi
hasil, transaksi pembiayaan akan lebih menenangkan dan berkeadilan
karena hubungan antara bank dengan nasabah merupakan mitra kerja atau
partner. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sistem syariah ini sering kali
disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dan
mengatasnamakan atau berkerudung syariah saja.
Maka dari itu ekonomi Islam adalah sistem ekonomi terbaik dan
ajaran yang sudah sempurna. Hal ini dikarenakan sistem ekonomi Islam
adalah sistem ekonomi yang sangat memperhatikan kesejahteraan umat
manusia (falah).

xvi
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/

Syafei Rachmat, 2008,Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia).


Asep Yusup Hanapia,Fatimah Zahra Nasution,Ade Komaludin,Iis
Surgawati, 2019,Penerapan Ekonomi Islam Dalam Era Disruptif
(Medan:Perdana Publishing).
Aziz Abdul, 2015, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Cirebon: CV.ELSI PRO)

xvii

Anda mungkin juga menyukai