Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Akuntansi Untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) perlu diketahui oleh

pemerintah daerah, dimana modal perusahaan berasal dari kekayaan pemerintah

daerah yang dipisahkan. Kekayaan daerah yang dipisahkan dapat diartikan sebagai

kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang semula

pertanggungjawabannya melalui anggaran belanja daerah, kemudian dipisahkan

menjadi modal Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan akan dipertanggungjawabkan

kepada pemerintah daerah.

Sebagai badan usaha, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terbagi menjadi dua

kelompok usaha, yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mencari keuntungan

(profit oriented) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memberi pelayanan

(service). Jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mencari keuntungan

mengacu ke mekanisme atau harga pasar, maka Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

yang memberi pelayanan berfokus ke penyediaan layanan bagi konsumen, sehingga

bisa meraih keuntungan dari pelayanan yang diberikan. (Warta, 2015).

Pada umumnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam menjalankan

usahanya dibebankan pada tiga misi, yaitu sebagai pelayanan publik, sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan juga sebagai agen pendorong pertumbuhan

ekonomi daerah. Namun, dalam perkembangan saat ini kinerja BUMD masih rendah.

Hal ini disebabkan oleh adanya campur tangan politis dalam aktivitas perusahaan dan

1
2

sifat kegiatan yang tidak dikelola dengan benar sebagai usaha bisnis. Usaha dan

kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari hasil Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) telah berjalan sejak lama. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut

dibentuk berdasarkan UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yang

diperkuat oleh UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah

(Nota Keuangan dan RAPBN, 1997/1998). Tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) tersebut adalah untuk melaksanakan pembangunan daerah melalui

pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggaraan kemanfaatan umum dan

peningkatan penghasilan pemerintah daerah (Sholiha, 2015).

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat dibedakan menjadi dua golongan,

yaitu perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum dan itu bergerak dalam

berbagai bidang usaha, yaitu jasa keuangan dan perbankan (BPD dan Bank Pasar),

jasa air bersih (Perusahaan Daerah Air Minum) serta perusahaan daerah yang

menyediakan berbagai jasa dan usaha produktif lainnya pada industri, perdagangan

dan perhotelan, pertanian-perkebunan, perparkiran, percetakan, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?

2. Bagaimana dasar hukum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?

3. Apakah fungsi dan peranan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?

4. Apakah ciri-ciri dan tujuan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)?

5. Bagaimana Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai pusat laba?

6. Bagaimana laporan keuangan akuntansi Untuk Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)?


3

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

2. Untuk mengetahui dasar hukum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

3. Untuk mengetahui fungsi dan peranan dari Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD).

4. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dan tujuan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD).

5. Untuk Mengetahui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai pusat laba

6. Untuk mengetahui bagaimana laporan keuangan akuntansi Untuk Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan badan usaha yang dibentuk oleh

pemerintah daerah, yang diharapkan berperan penting dalam penyediaan barang dan

jasa yang dibutuhkan masyarakat di daerah. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

semestinya menjadi kekuatan ekonomi daerah karena, Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) hadir sebagai penggerak pembangunan ekonomi dan menjadi instrumen

mempercepat pembangunan daerah (Warta,2015).

Tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik Daerah tersebut adalah untuk memberikan

manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya,

menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa

yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik,

dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan Tata Kelola Perusahaan Yang

Baik (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 54 tahun 2017).

2.2 Dasar Hukum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Dasar dari hukum yang ada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) telah

dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah, yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Pemerintahan Daerah. Hingga akhirnya keluar PP No 54 Tahun 2017 tentang

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang di dasarkan turunan dari Undang-Undang
5

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

lndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679. Pada peraturan perundangan-undangan diperbaruhi menimbang bahwa

pasal 39 dan pasal 58 peraturan pemerintah nomor 54 tahun 2017 tentang badan

usaha milik daerah proses pemilihan anggota dewan pengawas atau anggota

komisaris dan anggota direksi dilakukan melalui seleksi dan diatur dalam peraturan

menteri. Hingga pada tahun 2018 muncul peraturan pemerintah nomor peraturan

menteri dalam negeri republik indonesia nomor 37 tahun 2018 tentang pengangkatan

dan pemberhentian anggota dewan pengawas atau anggota komisaris dan anggota

direksi badan usaha milik daerah.

2.3 Ciri-ciri dan tujuan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

2.3.1 Ciri-ciri Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha.

b. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan

perusahaan.

c. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan

perusahaan.

d. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang.


6

e. Melayani kepentingan masyarakat umum, selain mencari keuntungan.

f. Sebagai stasbilisator perekonomian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

rakyat.

g. Sebagai sumber pemasukan negara dan daerah (pendapatan asli daerah).

h. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik pemerintah daerah, dan

merupakan kekayaan yang dipisahkan.

i. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public.

j. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank.

k. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMD, dan mewakili BUMD di

pengadilan.

2.3.2 Tujuan Pendirian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki tujuan yaitu :

1. Memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah;memperoleh

laba dan/atau keuntungan.

2. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau

jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi,

karakteristik dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola

pemsahaan yang baik; dan

3. Pemenuhan hajat hidup orang banyak.

4. Perintis kegiatan-kegiatan usaha.

5. Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah.

6. Melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut.


7

7. Memperoleh keuntungan yang akan digunakan untuk pembangunan di

daerahnya.

2. 4 Fungsi dan Peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Fungsi dan peran dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bagi daerahnya

adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi dan

pembangunan.

2) Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan.

3) Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha.

4) Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat.

2.5 BUMD sebagai Pusat Laba

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didirikan oleh pemerintah daerah sebagai

pusat laba, artinya BUMD atau Perusahaan daerah merupakan unit organisasi dalam

tumbuh Pemerintah Daerah yang didirikan untuk menghasilkan Pendapatan bagi

Pemerintah Daerah yang mendirikan, dan prestasi Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) tersebut diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang di hasilkan

dengan nilain investasi yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagai

investor, Dengan demikian selain wajib menyusun laporan keuangan daerahnya,

Pemda suatu Provinsi / kabupaten / kota juga menjadi pemakai laporan keuangan

entitas lain yaitu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) / Perusahaan daerah di

lingkungannya (Halim, 128:2018)


8

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perusahaan Badan Usaha Milik Daerah

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dibedakan dua golongan, yaitu perusahaan

daerah untuk melayani kepentingan umum dan itu bergerak dalam berbagai bidang

usaha, yaitu jasa keuangan dan perbankan (BPD dan Bank Pasar), jasa air bersih

(Perusahaan Daerah Air Minum) dan berbagai jasa dan usaha produktif lainnya pada

industri, perdagangan dan perhotelan, pertanian-perkebunan, perparkiran,

percetakan, dan lain-lain.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan suatu entitas yang didirikan

oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk memberikan pelayanan air minum

kepada masyarakat. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai entitas yang

tidak terdaftar di pasar modal, ekuitasnya hanya berupa penyertaan pemerintah, saldo

laba ditahan/akumulasi kerugian. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

menerbitkan laporan keuangan hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal

seperti pemilik dan kreditur dalam hal ini Kementerian Keuangan. Karena itu,

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menganut Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). (Poerwadi, 17:2015)

Dimakalah ini penulis ingin membahas salah satu perusahaan Badan Usaha

Milik Daerah di bidang jasa air bersih atau biasa di sebut Perusahaan Daerah Air
9

Minum (PDAM). Penulis mengambil salah satu Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) yang ada di Indonesia di kabupaten Banyumas.

3.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PDAM Tirta Satria Kabupaten

Banyumas

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Banyumas didirikan


berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 5 Tahun1974 Tanggal
30 September 1974. Peraturan Daerah ini telah disahkan oleh Gubernur Kepala
Daerah Jawa Tengahdengan Surat Keputusan Tanggal 11 November 1974 Nomor
.Huk.43/13 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Banyumas
berkedudukan di Jl Prof DR Suharso 52 Purwekerto Lor Kabupaten Banyumas.
Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Satria Kabupaten Banyumas
sudah diawali sejak zaman Belanda yang dikelola oleh Provinsi Jawa Tengah dan
mulai tahun 1940 diserahkan kepada Regentschap Banyumas, ditangani oleh
sebuah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten (Regentschap Water Landing
Bredijf).
Sumber mata air yang ada pada waktu itu hanya Bronkaptering Kawung
Carang beserta jaringan perpipaan yang dibangun atau dipasang pada tahun 1928
dengan kapasitas 28,6 L/dt untuk melayani kebutuhan air minum Kota Purwokerto,
Purbalingga, Sokaraja, Kalibogor, Banyumas.
Karna Kabupaten banyumas akan mandapatkan bantuan proyek air minum
dengan dana dari Bank Dunia dalam hal dimana menjadi syarat bahwa Dinas S.A.M
harus menjadi perusahaan dan juga untuk dapat berfungsi lebih nyata dalam
peningkatan pelayanan pembangunan daerah maka sejak awal Tahun 1975 Dinas
Saluran Air Minum dijadikan Daerah Air Minum dengan nama Perusahaan Daerah
Air Minum Kabupaten Banyumas.
Menurut Pasal 1 Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Bnayumas Nomor 060/1284.3/2013, nama Perusahaan Daerah Air
Minum yang didirikan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 5
Tahun 1974 Tanggal 30 September 1974 adalah “Perusahaan Daerah Air Minum
10

(PDAM) TIRTA SATRIA Kabupaten Banyumas. Berdasarkan Pasal 2 Keputusan


Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Banyumas Nomor
060/1284.3/2013, arti dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)Tirta Satria
Kabupaten Banyumas adalah:
Tirta atau air bersih berarti tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) adalah melaksanakan pelayanan air minum bagi masyarakat di
Wilayah KabupatenBanyumas.
Satriaberarti:
1. Air minum yang didistribusi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
kepada pelanggan harus:
 Sehat yaitu memenuhi syarat kesehatan sesuai parameter yang
ditetapkan olehpemerintah.
 Aman yaitu aman dari gangguan pencemaran sehingga aman
dikonsumsi.
 Terus menerus yaitu pelayanan air minum kepada semua pelanggan
harus diupayakan secara terus-menerus (kontinyu).
 Merata yaitu pelayanan air minum harus diupayakan mencukupi dan
merata pada semuapelanggan.
2. Manajemen dan pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam
melaksankan tugas pelayanan air minum harus:
Memiliki intergritas yang tinggi yaitu memegang teguh prinsip-prinsip etika
serta kesatuan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan secara konsisten,
terukur, dan terpercaya.
Adil yaitu memberikan pelayanan sebaik-baiknya, tidak memihak atau tidak
membeda-bedakan kepada semua pelanggan sesuai hak dan kewajiban.
3. Banyumas secara keseluruhan adalah untuk melaksanakan salah satu
urusan wajib Pemerintah Kabupaten Banyumas yaitu pelayanan air minum
kepada masyarakat dan untuk mendukung pembangunan Kabupaten
Banyumas dalam rangka mewujudkan Banyumas SATRIA yaitu Banyumas
yang Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah, danAman.
11

Berdasarkan Pasal 3, logo PDAM TIRTA SATRIA Kabupaten Banyumas terdiri


dari tiga lengkungafn dengan warna yang berbeda, yaitu hijau, coklat, dan coklat
kekuningan, satu lingkaran besar dan tiga lingkaran kecil, tiga lengkungan dengan
warna yang sama yaitu biru bergradasi bening, serta tulisan TIRTA SATRIA dengan
warna biru untuk tulisan TIRTA dan merah untuk tulisanSATRIA.

Gambar 3.1
Logo Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)Tirta Satria

Sumber: Kasella,2017
Arti logo Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) TIRTA SATRIA Kabupaten
Banyumas berdasarkan Pasal 4 adalah:
1. Tiga lengkungan dengan warna berbeda yaitu hijau, coklat, dan coklat
kekuningan melambangan aliran air baku yang dimanfaatkan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bersumber dari mata air,
air tanah, dan airsungai.
2. Satu lingkaran besar dan tiga lingkaran kecil melambangkan instalasi
pengolahan air dan melakukan pengolahan air baku agar menjadi air
minum yang memenuhi syarat kesehatan dan juga menggambarkan
penampang pipa yang melambangkan perlengkapan utama yang
digunakan dalam penyediaan air minum bagi pelanggan.
3. Tiga lengkungan dengan warna yang sama yaitu biru bergradasi bening
melambangan aliran air minum yang merupakan hasil pengolahan air
baku sehingga mempunyai kualitas yang memenuhi syarat kesehatan
yang dialirkan kepada seluruh pelanggan dengan kuantitas dan
kontinuitas aliran yang memadai dan merata, serta dengan tarif yang
terjangkau olehmasyarakat.
12

4. Tulisan TIRTA yang berwarna biru melambangkan air minum yang


memenuhi syarat kesehatan dan tulisan SATRIA dengan warna merah
melambangkan perameter-parameter yang harus dipenuhi serta nilai-
nilai utama dan filosofi/moto pelayanan yang harus dilakukan, serta
sasaran pembangunan Kabupaten Banyumas yang akandicapai.

Menurut Pasal 7 Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum


Kabupaten Banyumas, filosofi/moto pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)adalah suatu pernyataan yang merupakan arti dari TIRTA SATRIA yaitu
“Melayani air minum (Tirta) dengan senang, antusias, tertib, ramah, informatif, dan
amanah (Satria)” ( Kalsella, 2017).

3.1.2 Dasar Hukum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Adapun 3 dasar hukum yang mendasari Perusahaan Daerah Air Minum


(PDAM) Tirta Satria Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 05 Tahun 1974 Tanggal
30 September 1974 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Banyumas.
2. SK Bupati Banyumas Nomor 25/1/2/KDH Tanggal 2 Januari1975.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 22 Tahun 2014 Tanggal
22 November 2014 tentang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
TirtaSatria.

3.1.3 VISI dan MISI Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Adapun VISI dan MISI Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Satria
Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut:

3.1.3.1 VISI

Menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Profesional yang berkinerja

sangat baik memuaskan dan terus berkembang.


13

3.1.3.2 MISI

1. Melaksanakan penyediaan air minum yang memenuhi standar pelayanan

minimal bagi masyarakat Kabupaten Banyumas dengan terus meningkatkan

cakupan pelayanan.

2. Melaksanakan pengelolaan perusahaan secara profesional dengan

peningkatan kompetensi, kesejahteraan, dan solidaritas sumber daya

manusia, penerapan teknologi tepat guna, pelayanan yang mengutamakan

kepuasan pelanggan, serta terus menerus meningkatkan perolehan laba

3. Melaksanakan pelestarian sumber daya air dan lingkungan serta tanggung

jawab sosial perusahaan untuk menjamin kelangsungan usaha pelayanan air

minum

3.1.4 Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

3.1.4.1 Neraca

Neraca perusahaan merupakan laporan keuangan yang menunjukkan aset,

kewajiban, dan ekuitas pemilik per tanggal tertentu. Pada neraca, aset ditempatkan di

sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas ada di sebelah kanan. Bagian aset

dalam neraca disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aset tersebut

dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi (berdasarkan urutan

likuiditasnya). Pada bagian kewajiban, semua jenis kewajiban harus disajikan

berdasarkan urutan waktu pembayarannya. Kewajiban yang harus segera

diselesaikan disajikan pada urutan yang paling atas. Sedangkan pada bagian ekuitas
14

pemilik, karena jenis perusahaannya adalah perorangan, maka hanya ada satu modal

pemilik. (Poerwadi, dkk,13:2015)

GAMBAR 3.2
NERACA

Sumber Sumber Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) BANYUMAS, 2016


15

PDAM harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah. Neraca

PDAM minimal mencakup pos-pos berikut: kas dan setara kas, piutang usaha dan

non usaha, persediaan, properti investasi, aset tetap, asset tidak berwujud, utang

usaha dan non usaha, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas.

Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:

 diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan,

dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; Pedoman dimiliki

untuk diperdagangkan;

 diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir

periode pelaporan; atau

 berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari

pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya

12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

PDAM mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak lancar. PDAM

mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:

 diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi

entitas;

 dimiliki untuk diperdagangkan;

 kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir

periode pelaporan; atau


16

 entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian

kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. (Poerwadi,

dkk,42-43:2015)

3.5.2 Laporan Laba Rugi

Laporan laba Rugi adalah Laporan ini melaporkan pendapatan dan beban selama

periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan beban terhadap pendapatan

(matching cost against revenue). Konse penandingan digunakan untuk mengaitkan

antara pendapatan dan beban selama periode terjadinya. Apabila terdapat kelebihan

pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi, maka muncul laba bersih (net

income), dan sebaliknya apabila beban melebihi pendapatan disebut rugi bersih (net

losses). Dampak dari pendapatan yang dihasilkan dari beban yang terjadi selama

beroperasi dalam suatu periode akuntansi ditunjukkan dalam persamaan dasar

akuntansi sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas pemilik. (Poerwadi, dkk, 13:2015)

Gambar 3.3
LAPORAN LABA RUGI

Sumber Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) BANYUMAS, 2016


17

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut: pendapatan

usaha dan non usaha, beban usaha dan non usaha, beban pajak, laba atau rugi neto.

PDAM tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban

sebagai pos luar biasa. PDAM menyajikan analisis beban berdasarkan sifat beban.

(Poerwadi, dkk, 43:2015)

3.5.3 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama periode

waktu tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan

neraca. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau

rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ini dibuat

sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode

harus dilaporkan di neraca (Poerwadi, dkk,, 13:2015).

Gambar 3.4

Sumber Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) BANYUMAS, 2016


18

3.5.4 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: 1) arus kas dari aktivitas

operasi, 2) aktivitas investasi, 3) aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi

menggambarkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi

perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah laba

bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak

selalu diterima atau dibayar secara tunai. Arus kas dari aktivitas investasi

menggambarkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan aset tetap. Arus kas

dari aktivitas pendanaan menggambarkan transaksi kas yang berhubungan dengan

investasi pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik (Poerwadi,

dkk, 13:2015)

Gambar 3.5

Sumber Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) BANYUMAS, 2016


19

3.5.5 Catatan Atas Laporan Keuangan

CALK memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam

laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan

dalam laporan keuangan. Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia

(PERPAMSI), 45:2015)

Gambar 3.6
Catatan ATAS Laporan keuangan
20
21
22
23
24
25
26

Sumber Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) BANYUMAS, 2016

Urutan penyajian CALK sebagai berikut:

 Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK

ETAP;

 Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;

 Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai urutan

penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos

tersebut;

 Pengungkapan lain.
27

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan badan usaha yang dibentuk

oleh pemerintah daerah, yang diharapkan berperan penting dalam penyediaan barang

dan jasa yang dibutuhkan masyarakat di daerah. Tujuan dibentuknya Badan Usaha

Milik Daerah tersebut adalah untuk memberikan manfaat bagi perkembangan

perekonomian Daerah pada umumnya, menyelenggarakan kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup

masyarakat sesuai kondisi, karakteristik, dan potensi Daerah yang bersangkutan

berdasarkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 54 tahun 2017)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu entitas tanpa

akuntabilitas public yang diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan sesuai

dengan Pedoman Akuntansi Keuangan. Namun kenyataannya, tidak mudah bagi

PDAM untuk menerapkan Standar Akuntansi Keuangan tersebut. Sampai saat ini,

terdapat sekitar 10 persen PDAM di Indonesia yang belum dapat menyusun laporan

keuangan.

Dimakalah ini penulis ingin membahas salah satu perusahaan Badan Usaha Milik

Daerah di bidang jasa air bersih atau biasa di sebut Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM). Penulis mengambil salah satu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang

ada di Indonesia di kabupaten Banyumas


28

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul and Muhammad Syam Kusufi.2018.Akuntansi Keuangan Daerah.

Jakarta: Salemba Empat , Cetakan Keempat.

Kasella, Salsabila Rahmawati and adityawarman. 2017. Sistem Akuntansi Persediaan

Barang pada PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas. Universitas

Diponegoro.

Perusahaan Daerah Air Minum, Tirta Kabupaten Banyumas. Laporan keuangan

Perusahaan Daerah Air Minum( PDAM) Tirta Satria Kabupaten Banyumas.

2016. Jakarta:

Indonesia.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pd

ambanyumas.com/index.php/download-

file%3Fdownload%3D7%253Alaporan keuangan-pdam-tirta-satria-kab-

banyumas-tahun

2015&ved=2ahUKEwjk8or_5JThAhUJdCsKHT4DCMMQFjAAegQIBBAB&u

g=AOvVaw1-8X6Aavpy4YepGLjAiAVI diakses pada tanggal 19 Maret 2019

jam 22.00 Wita

Poerwadi, Albertus, Bendo Prayoga dan agus Ranu prijambodo.2015.Buku

Penyusunan Laporan Keuangan PDAM. Persatuan Perusahaan Air Minum

Seluruh Indonesia (PERPAMSI). Cetakan II, April 2015

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2017 tentang

Peraturan Pemerintah Tentang Badan Usaha Milik Daerah.


29

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018 tentang

Pengangkatan Dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas Atau Anggota

Komisaris Dan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah.

Warta Pengawasan Bpkp. 2015. Mendorong Peningkatan Kinerja BUMD/BLUD.

Vol.XXII/Nomor 9/Tahun 2015. ISSN:0854-0519

Anda mungkin juga menyukai