Anda di halaman 1dari 4

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Pemberlakuan Rapid Test Antigen dan

Swab Test PCR

1. Arkan Farras Shafiqullah Yusak_2017202169@mhs.uinsaizu.ac.id


2. Fiky Fadila Putra Driatama_2017202170@mhs.uinsaizu.ac.id
3. Firli Kurniawati Ashari_2017202171@mhs.uinsaizu.ac.id
4. Hasna Lailia_2017202172@mhs.uinsaizu.ac.id

Program Studi Perbankan Syariah, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Jawa
Tengah, Indonesia

Abstrak

Pada massa pandemi Covid-19 pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan


terkait pemberlakuan rapid test antigen dan swab test PCR bagi masyarakat yang ingin
melakukan perjalanan keluar kota, terutama bagi mereka yang menggunakan transportasi
umum, seperti pesawat dan kereta. Bahkan orang yang ingin pergi ke mall pun juga di
wajibkan untuk tes antigen terlebih dahulu. Namun pemerintah telah menurunkan harga yang
sangat tinggi jika dihitung dari harga yang sebelumnya untuk rapid test antigen dan swab test
PCR itu sendiri. Meski begitu masyarakat pun telah banyak yang mencurigai atas maksud
motif pemerintah tersebut, dimulai dari penetapan pemberlakuan rapid dan swab serta
efektifitas dari dilakukannya upaya pemberlakuan rapid test antigen dan swab tes PCR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinjauan hukum perbankan syariah atas
kebijakan pemberlakuan rapid test antigen dan swab tes PCR. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penulisan ini adalah metode penelitian hukum normatif, penelitian hukum normatif
artinya permasalahan yang ada diteliti berdasarkan peraturan perundang - undangan dan
literatur - literatur yang terkait dengan permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa telah ditemukan kecurigaan masyarakat terhadap pemerintah atas
penetapan pemberlakuan rapid test antigen dan swab test PCR yang dimana anggapan
masyarakat ada motif atau maksud lain atas kebijakan tersebut. Pemerintah memiliki peran
utama dalam menangani masalah Covid-19, maka pemerintah juga wajib untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang adil dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan
pembiayaan yang terjangkau.

Keyword: Tinjauan hukum perbankan syariah, efektifitas, rapid test antigen & swab test PCR.

1. PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2019, tepatnya pada bulan Desember, terjadi peningkatan kasus
pneumonia di Wuhan, Hubei, China. Berdasarkan studi analisis yang dilakukan oleh para
epidemiologis menunjukkan bahawa penyebaran penyakit ini diperkirakan terkait dengan
Pasar Makanan Laut Cina Selatan di Wuhan. Hingga sampai saat ini Indonesia masih
berjuang untuk melawan virus Covid-19. Setiap harinya kasus angka positif Covid-19
bertambah. Masyarakat selalu diperingatkan oleh pemerintah untuk mengikuti protokol
kesehatan karena hal tersebut menjadi kebutuhan kita semua.

Tentu tidak mudah untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19. Untuk itu kita
dianjurkan untuk meningkatkan imun tubuh supaya dapat menangkal virus Covid-19. Salah
satu cara untuk meningkatkan imun tubuh adalah menerapkan pola hidup sehat.

Pola hidup sehat merupakan hal yang wajib kita lakukan, terutama pada masa pandemi.
Dengan memilah dan mengatur pola hidup yang sehat, tentunya tubuh kita akan merasakan
banyak manfaat. Kita hanya perlu memperhatikan kebiasaan kecil sehari-hari dan
mengubahnya supaya lebih bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Menurut Kotler, pola hidup sehat adalah gambaran dari aktivitas atau kegiatan kita
yang didukung oleh keinginan dan minat kita dan bagaimana pikiran kita menjalaninya dalam
berinteraksi dengan lingkungan kita. Pola hidup sehat yang kita terapkan bisa saja kita
tularkan kepada orang lain, khususnya keluarga sehingga mereka dapat merasakan banyak
manfaatnya.

Standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur
menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak
secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan
siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernafasan seperti batuk dan bersin.1

Penyebaran kasus positif Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut covid-
19 di Indonesia sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang besar dan belum mampu
ditangani secara baik oleh pemerintah Indonesia. berbagai macam kebijakan yang telah di
ambil oleh pemerintah Indonesia untuk menaggulangi efek secara masif baik berupa
pencegahan penyebaran covid-19 melaui pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) sampai dengan berbagai macam kebijakan-kebijakan pemulihan perokonomian

1
Guo Y-R, Cao Q-D, Hong Z-S, Tan Y-Y, Chen S-D, Jin H-J, et al. The origin, transmission and clinical
therapies on coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak-an update on the status.
seperti, listrik gratis, bantuan sosial tunai dan pencairan kartu prakerja telah dikeluarkan
olehpemerintah Indonesia.

Virus ini menyerang pernapasan, diagnosis bergantung pada dua gejala klinis seperti
demam, kelelahan, batuk kering, dispnea, dan gejala penyakit pencernaan sera diagnostik
yang akurat. Gambaran klinis saja tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis pasti
covid-19. Berbagai teknik dapat digunakan untuk mengetahui risiko covid-19 pada pasien
dan memberikan bukti diagnosis infeksi secara akurat.2 Karena tingkat infeksi yang tinggi,
metode diagnostik yang cepat dan akurat sangat diperlukan untuk mengidentifikasi,
mengisolasi dan merawat pasien sesegera mungkin guna mengurangi angka kematian dan
risiko penyebaran infeksi virus.

Terdapat berbagai pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan mencakup anamnesis mengenai klinis pasien serta
riwayat bepergian dan juga beberpa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukkan mencakup pemeriksaan radiologis, dan pemeriksaan
laboratorium (uji antigen, antibodi, serologi dan molekuler).

Saat ini, pemeriksaan yang digunakan di Indonesia guna mendeteksi dan menangani
infeksi covid-19 meliputi Rapid Test Diagnostic (RDT) Antibodi dan atau Antigen pada
kasus kontak dari pasien positif. Rapid Test (RT) Antibodi juga digunakan untuk mendeteksi
kasus infeksi pada kasus suspek di wilayah yang tidak mempunyai fasilitas untuk RT-PCR.

Rapid test antigenadalah tes imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan
antigenvirus tertentu yang menunjukkanadanya infeksi virus saat ini. Rapid test antigen
biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan
respiratory syncytial virus (RSV).3 Sedangkan, swab testPCR (Polymerase Cain Reaction)
adalah salah satu pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi Covid-
19. Tes ini merupakan rekomendasi yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tes ini digunakan untuk mendeteksi penyakit dengan cara mencari jejak materi genetik virus
pada sampel yang dikumpulkan. Sampelnya yang dikumpulkan ini diambil melalui teknik
usap hidung atau tenggorokan (swab).4
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi
2
Burhan E, Isbaniah F, Susanto A, Yoga Y, Tjandra A, Sugiri T, et al. Pneumonia COVID-19 Diagnosis &
Penatalaksanaan di Indonesia.
3
Dr. Fadhli Rizal Makarim, 2020, PCR Test Dan Swab Antigen Tidak Sama,
Https://www.Halodoc.Com/Artikel/Pcr-Test-Dan-Swab-Antigen-Tidak-Sama-Ini
4
Ibid
masyarakat terhadap kebijakan pemberlakuan rapid test antigen dan swab test PCR yang
diberlakukan oleh pemerintah.

Rumusan Masalah
1. Efektifitas rapid test antigen dan swab test PCR bagi masyarakat ?
2. Tinjauan hukum perbankan syariah atas kebijakan pemberlakuan rapid test antigen
dan swab tes PCR ?
3. Dampak dan motif alasan pemerintah dalam pemberlakuan rapid test antigen dan swab
tes PCR ?

Anda mungkin juga menyukai