Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI KEPOLISIAN DALAM MENGATASI

MASYARAKAT YANG TIDAK MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN DI MASA


PANDEMI COVID-19
(Studi Kasus di Kabupaten OKU)
POLICE COMMUNICATION STRATEGY ANALYSIS IN ADDRESSING SOCIETIES
WHO DO NOT COMPLY WITH HEALTH PROTOCOLS IN THE PANDEMIC TIME
COVID-19
(Case Study in OKU Regency)

Aria Wardana11, Aldi Pagansyah 22, Gading Fadhilla33


Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Baturaja. Jl. Ki Ratu Penghulu No.2301 Karang
Sari Baturaja OKU, Sumatera Selatan , Indonesia
Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Baturaja. Jl. Ki Ratu Penghulu No.2301 Karang
Sari Baturaja OKU, Sumatera Selatan , Indonesia
Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Baturaja. Jl. Ki Ratu Penghulu No.2301 Karang
Sari Baturaja OKU, Sumatera Selatan , Indonesia
1
ariiawardana24@gmail.com; 2aldipagansyah06@gmail.com; 3gading.fadhilla97@gmail.com

ABSTRACT
This study seeks to analyze the Police communication strategy for people who did not comply with health
protocols during the Covid-19 Pandemic. Communication strategy is planning in delivering messages through a
combination of various elements of communication such as frequency, formality, content and communication
channels so that the messages conveyed are easily accepted and understood and can change attitudes or
behaviors according to communication objectives. This research is a qualitative research with a critical
paradigm and the method used is communication strategy analysis. The results of this study are the
communication strategies applied by the government, in this case the police are quite good at carrying out their
duties, but there are still many people who violate them because of the lack of strict sanctions imposed.
Keywords: Communication Strategy, Covid-19, Police.

ABSTRAK
Penelitian ini berupaya untuk menganalisis strategi komunikasi Kepolisian bagi masyarakat yang tidak
mematuhi protokol kesehatan di masa Pandemi Covid-19. Strategi komunikasi adalah perencanaan dalam
penyampaian pesan melalui kombinasi berbagai unsur komunikasi seperti frekuensi, formalitas, isi dan saluran
komunikasi sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima dan dipahami serta dapat mengubah sikap atau
perilaku sesuai dengan tujuan komunikasi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan paradigma
kritis dan metode yang digunakan adalah analisis strategi komunikasi. Hasil dari penelitian ini yaitu strategi
komunikasi yang di terapkan pihak pemrintah dalam hal ini Kepolisian cukup baik dalam menjalankan tugasnya
hanya saja masih banyak orang yang masih banyak yang melanggar karena kurang tegasnya sanksi yang di
tetapkan.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Covid-19, Kepolisian.
1. PENDAHULUAN

Coronavirus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga


Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada
burung dan mamalia, termasuk manusia. Pada manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran
pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti; SARS,
MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan.

Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 sedang mewabah di banyak negara di dunia. Virus
Corona Dikutip dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), pada akhir
Desember 2019, otoritas kesehatan masyarakat China melaporkan sejumlah kasus sindrom pernafasan
akut di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China. Ilmuwan China segera mengidentifikasi virus Corona
baru sebagai agen penyebab utama. Penyakit ini sekarang disebut sebagai Corona Virus Disease 2019
atau COVID-19. Penyebab COVID-19 disebut sindrom pernafasan akut parah Corona Virus 2 (SARS
CoV-2). Ini adalah jenis baru virus corona yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Wabah awal di Wuhan menyebar dengan cepat, memengaruhi wilayah lain di China. Kasus-kasus
serupa segera terdeteksi di beberapa negara lain. Hampir di setiap benua terdapat negara yang
terjangkit virus Corona seperti Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika.

Mengutip World Health Organization (WHO), COVID-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus
COVID-19 akan mengalami penyakit pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa
memerlukan memerlukan perawatan khusus. Orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun
dan yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit
pernafasan kronis, dan kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga kematian.

Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan COVID-19 adalah mempunyai
wawasan memadai mengenai penyakit tersebut dan cara penyebarannya. WHO menyarankan pada
masyarakat untuk melindungi diri dan orang lain dari infeksi COVID-19 dengan mencuci tangan,
menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol dan tidak menyentuh wajah. Virus COVID-19
menyebar terutama melalui tetesan air liur, cairan hidung saat bersin, dan batuk. WHO
menginformasikan bahwa saat ini belum ada vaksin atau perawatan khusus untuk COVID-19. Namun
telah banyak dilakukan uji klinis untuk mengevaluasi perawatan potensial.

Studi dari Harvard Medical School menunjukkan, SARS-CoV-2 kemungkinan menyebar di China
sejak Agustus 2019. Artinya, wabah ini sudah menyebar beberapa bulan sebelum diduga pecah di
Wuhan. Harvard Medical School memublikasikan hasil risetnya itu pada Selasa (9/6/2020). Riset
menunjukkan adanya peningkatan kunjungan ke rumah sakit Wuhan, kota di bagian tengah China, di
mana SARS-CoV-2 berasal. Peningkatan pasien berkorelasi sangat erat dengan meningkatnya
pencarian di internet dengan kata kunci yang mempunyai relasi dengan gejala Covid-19 mulai
Agustus 2019.

Para peneliti menggunakan citra satelit dari tempat parkir rumah sakit di Wuhan dan menganalisis
data dari mesin pencari buatan China, Baidu, dengan terminologi yang mempunyai kaitan dengan
Covid-19, seperti batuk atau diare. “Meningkatnya lalu lintas di rumah sakit dan pencarian data
simtom di Wuhan mendahului dokumentasi dimulainya pandemi SARS-CoV-2 pada bulan
Desember," demikian hasil riset tersebut.
Virus COVID-19 menjangkiti orang yang berbeda secara berbeda. Menurut WHO, berikut ini
gejala umum COVID-19: Demam Kelelahan Batuk kering Sesak nafas dan nyeri Sakit tenggorokan
Mual Pilek Diare (tidak selalu) Orang dengan gejala ringan yang dinyatakan sehat, harus melakukan
isolasi mandiri dan menghubungi petugas medis untuk penanganan dan rujukan. Orang dengan
demam, batuk atau kesulitan bernafas harus segera menghubungi dokter dan mendapatkan perawatan
medis.

Dikutip dari WHO, untuk mencegah infeksi dan menekan penularan COVID-19, kamu bisa
melakukan beberapa upaya berikut ini: Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau bersihkan
dengan pembersih tangan berbasis alkohol. Pertahankan jarak minimal 1 meter antara kamu dan orang
yang batuk atau bersin. Hindari menyentuh wajah. Tutupi mulut dan hidun saat batuk atau bersin.
Tetap tinggal di rumah bila merasa tidak sehat. Jangan merokok atau aktivitas lain yang melemahkan
paru-paru. Lakukan menjaga jarak secara fisik, hindari perjalanan yang tidak perlu dan menjauh dari
kerumunan.

Upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia membutuhkan


kedisiplinan pada banyak aspek, terutama kehidupan sosial masyarakat. Dalam situasi pandemi,
diperlukan  disiplin yang sangat ketat terhadap kehidupan sosial masyarakat dalam bentuk physical
distancing. Metode ini dianggap sebagai upaya yang paling efektif untuk mencegah dan mengurangi
angka penyebaran virus ini.

Disinilah letak persoalannya. Peran Polri yang demikian krusial dan signifikan untuk mencegah
penyebaran COVID-19 tentu menjadi tugas “tambahan” yang tidak pernah diduga sebelumnya. Polri,
pada satu sisi memiliki tugas-tugas rutin sebagai aparat penegak hukum dan penjaga ketertiban
umum, sementara di sisi lain menjadi pihak yang diandalkan untuk memutus rantai penularan covid-
19. Pada saat yang sama, seluruh personel Polri di lapangan juga harus meningkatkan kewaspadaan
bagi dirinya masing-masing karena kemungkinan tertular virus ini juga besar .
Fungsi penegakan hukum yang diemban Polri sesungguhnya tidak lepas dari fungsinya
sebagaimana telah diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri. Pasal 2 dalam UU ini
menyebutkan bahwa salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat. Secara eksplisit, pernyataan ini kembali ditegaskan sebagai tugas
dan wewenang Polri yang diatur pada Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri.
Berdasarkan regulasi di atas, maka istilah keamanan dalam konteks tugas dan fungsi Polri
adalah “keamanan dan ketertiban masyarakat,” dimana istilah ini mengandung dua pengertian.
Pertama, sebagai suatu kondisi dinamis masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya
pembangunan nasional sebagai tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban,
tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman. Kedua, keamanan sebagai kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi
segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan
masyarakat.
Satgas ini memiliki beberapa subsatgas. Pertama, Subsatgas Pidana Umum (Pidum) bertugas
menindak kejahatan konvensional (pencurian, penjarahan, perampokan, tindak pidana bencana alam,
serta tindak pidana karantina kesehatan). Kedua, Subsatgas Ekonomi bertugas mengawasi dan
menindak penimbunan bahan makanan dan alat kesehatan, menindak pelaku ekspor antiseptik, bahan
baku masker, alat pelindung diri (APD) dan masker, serta penindakan terhadap obat atau alat
kesehatan yang tidak sesuai standar/izin edar. Ketiga, Subsatgas Siber melakukan penindakan
terhadap provokator dan penyebaran hoaks terkait penanganan COVID-19.
Jika melihat substansi maklumat maupun operasi yang dilakukan, fungsi Polri lebih banyak
bergerak di area penindakan terhadap pelanggaran ketimbang pencegahan. Terlebih lagi, area
penindakan tersebut ingin dicakup semuanya oleh Polri tanpa mempertimbangkan kesulitan teknis di
lapangan. Padahal, Polri perlu menyadari bahwa dari sisi internal, masih terdapat keterbatasan (daya
dukung) sumber daya Polri, seperti jumlah dan kemampuan personil yang bertugas, koordinasi
dengan stakeholder yang masih lemah, dan sebagainya. Dalam banyak studi, keterbatasan-
keterbatasan di atas belum sepenuhnya dapat diselesaikan oleh pemerintah sendiri.
Padahal, sebagaimana tertuang dalam UU No. 2 Tahun 2002, fungsi Polri tidak hanya 
penindakan, melainkan juga pencegahan melalui upaya persuasif yang dapat melibatkan masyarakat.
Tampaknya hal ini tidak menjadi prioritas bagi Polri mengingat dalam maklumat tersebut, Polri ingin
mengerahkan semua potensi kekuatan untuk memutus rantai penularan covid-19.
Namun hal utama yang tidak bisa diabaikan adalah pandemi telah menciptakan masalah
keamanan yang sangat kompleks. Hal ini patut dicermati oleh Polri. Kompleksitas ini setidaknya
terlihat dari; Pertama, fluktuasi tingkat kejahatan sepanjang masa pandemi yang mengalami kenaikan
maupun penurunan. Pada bulan Februari terdapat 17.411 kasus, bulan Maret naik menjadi  20.845
kasus, lalu April menurun kembali menjadi 15.322 kasus. Walaupun secara kuantitas menurun,
terdapat potensi kejahatan di beberapa sektor yang patut diwaspadai selama pandemi, seperti
kejahatan jalanan (penjambretan, perampokan, dan pencurian kendaraan bermotor)
Kedua, perubahan pola kriminalitas di masa pandemi. Studi Roberts menemukan bahwa
terjadi bentuk-bentuk baru kriminalitas yang berevolusi sebagai pemanfaatan situasi selama masa
pandemi COVID-19. Hal ini terkonfirmasi dari pandangan Polri bahwa kriminalitas yang terjadi
selama pandemi salah satunya juga disebabkan oleh masyarakat yang terdampak secara ekonomi di
tengah pandemi. Para pelaku kriminal memanfaatkan situasi pembatasan sosial yang membuat
lingkungan sepi untuk melakukan aksinya.
Selain itu, Polri perlu memperhitungkan pola kriminalitas lainnya yang terjadi selama masa
pandemi. Misalnya, kasus pencurian dan penimbunan alat medis, penjualan obat-obatan palsu melalui
kejahatan terorganisir, pencurian pada tempat sektor bisnis yang kosong, pelanggaran ketertiban
umum karena perselisihan masalah medis, hingga kesalahpahaman masyarakat mengenai penanganan
COVID-19.
Sampai saat ini, kesalahpahaman  masih saja berlangsung di tengah semakin meningkatnya
kasus positif COVID-19. Hal ini mengakibatkan terjadinya diskriminasi terhadap tenaga medis
maupun individu-individu non-tenaga medis hingga penolakan terhadap jenazah yang dianggap
terinfeksi. Polri memang telah menunjukkan upaya penindakan melalui penegakan hukumnya, tetapi
masih belum sebanding dengan masifnya diskriminasi tersebut.
Kompleksitas ini perlu dicermati oleh Polri dalam menentukan prioritas tindakan penegakan
hukum. Dalam studi Stone, ada  lima kategori utama yang dapat menjadi pilihan prioritas pada masa
pandemi: (1) menegakkan penerapan karantina secara tegas; (2) melindungi tenaga medis; (3)
menindak penimbunan peralatan medis dan penjualan obat palsu; (4) mengawasi potensi hoaks yang
dapat memicu konflik sosial; dan (5) menangkap pelaku kriminal yang melakukan kejahatan jalanan.
Dari lima kategori ini, posisi kepolisian sangat penting dalam menyusun strategi untuk
menghadapinya dan dalam menetapkan prioritas masalah yang akan ditangani.
Masalah yang timbul di suatu daerah Misalnya kabupaten OKU yaitu banyaknya masyarakat
yang masih berkeliaran di luar rumah serta nongkrong membuat suatu keramaian. Hal ini menjadi
masalah karena dapat mempercepat penularan virus jika ada salah satu dari mereka yang terjangkit.
Tentunya polisi sudah melakukan tindakan untuk menegur masayrakat yang masih berkeliaran akan
tetapi belum ada sanksi tegas bagi yang melanggar protokol kesehatan tersebut. Selain itu, yang
paling utama adalah daya dukung personel kepolisian yang berkurang akibat virus ini. Banyak
personil kepolisian yang terpapar virus ini sehingga berdampak pada pelaksanaan teknis di lapangan.
Polri sendiri telah menyatakan ada beberapa anggotanya yang terpapar, walaupun belum ada rilis
resmi jumlah totalnya.
Karena itu, berdasarkan studi Stone dan Robert, pilihan yang dapat dilakukan adalah
komunikasi terbuka antara kepolisian dengan pemangku kepentingan. Bentuk komunikasi ini adalah
membangun dialog dua arah dengan para pemangku kepentingan (pemerintah dan DPR). Polri perlu
mengemukakan secara realistis tentang apa yang mereka lakukan, mengapa, dan keterbatasan serta
ketidakpastian situasi keamanan yang akan dihadapi, ketimbang mengklaim seluruh masalah
keamanan masyarakat dapat ditangani demi melindungi reputasi.
Polri juga harus siap menegosiasikan peran mereka dan memprioritaskan fungsi penegakan
hukum pada kategori tertentu. Fungsi apa yang dapat dikurangi atau dibatasi dan sejauh mana
kapasitas dan kemampuan yang dimiliki untuk menanggapi permintaan dukungan mereka dari
lembaga lain dan masyarakat. Melalui komunikasi ini, maka dapat ditentukan prioritas keamanan
yang akan ditangani oleh Polri dengan berbagai pertimbangan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang ingin di angkat dalam penelitian ini
adalah bagaimana Strategi Komunikais yang diterapkan Kepolisian dalam mengatasi pandemi covid-
19? Bagaimana Polisi menyikapi masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan dimasa
Pandemi Covid-19? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi yang
digunakan polisi khususnya di OKU dimasa pandemi untuk mencegah penularan virus secara cepat.
Dengan tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian ilmu
komunikasi selanjutnya terutama pada bidang komunikasi pemerintahan. Selanjutnya penelitian ini
diharapkan juga dapat memberikan sumbangan bacaan ilmiah tentang analisis strategi komunikasi
polisi yang berkaitan dengan birokraksi pemerintahan saat ini dan penelitian ini diharapkan mampu
memberikan wawasan bahwa polisi seabagi intansi pemrintahan harus mampu mengayomi masyarkat
dan menjaga dari penyebran virus corona..

Beberapa penelitian terdahulu yang sudah dilakukan dengan konsep yang sama yaitu strategi
komunikasi. Antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Lianjani dengna judul Strategi
Komunikasi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam Mensosialisasikan Program Smart City. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui divisi Smart City
melakukan sosialisasi dengan melalui lima tahapan yaitu: tahapan pertama penelitian, meninjau
kembali program yang masih bisa berjalan dan yang sudah tidak bisa. Tahap perencanaan, pemkot
tangsel membuat perencanaan strategi dengan unsur-unsur komunikasi. Tahap pelaksanaan, yaitu
menjalankan strategi yang sudah di rencanakan. Tahap evaluasi dan tahap pelaporan, dilakukakan
setelah proses kegiatan sosialisasi sudah berjalan. Selain itu sosialisasi dengan memanfaatkan media
sosial serta media massa. Mengoptimalkan penggunaan media sosial yaitu Instagram, twitter dan
website. Lalu dengan menggunakan media massa yaitu melalui surat kabar public dan spanduk.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh puji rismayanti berjudul strategi komunikasi
pemasaran dalam meningkatkan penjualan. Hasil dari penelitian ini bahwa Dalam strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kedai Digital melewati tahapan strategi
komunikasi pemasaran yaitu, menentukan tujuan komunikasi pemasaran, menentukan
segmentasi dan penargetan, menentukan diferensiasi dan positioning.Kegiatan promosi di
toko digital akun Instagram menggunakan berbagai fitur Instagram dari Unggah Foto
(Upload Foto), Judul Foto (Keterangan), Tagar atau Hashtag, Sebutan, dan Komentar
(Komentar).Kegiatan promosi yang dilakukan meliputi pemberian kupon, diskon, sampel,
dan kontes. Dalam meningkatkan penjualan, Kedai Digital juga memperhatikan aspek
penting lainnya seperti produk, kualitas, harga jual, dan saluran distribusi.

Strategi komunikasi adalah perencanaan dalam penyampaian pesan melalui kombinasi berbagai
unsur komunikasi seperti frekuensi, formalitas, isi dan saluran komunikasi sehingga pesan yang
disampaikan mudah diterima dan dipahami serta dapat mengubah sikap atau perilaku sesuai dengan
tujuan komunikasi.Menurut Effendy (2011), strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif
dalam penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa menerima apa yang
telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang.Sedangkan menurut
Kulvisaechana (2001), strategi komunikasi adalah penggunaan kombinasi faset-faset komunikasi
dimana termasuk di dalamnya frekuensi komunikasi, formalitas komunikasi, isi komunikasi, saluran
komunikasi.

Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi (communication planning)


dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya
secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-
waktu bergantung dari situasi dan kondisi.Strategi komunikasi erat hubungan dan kaitannya antara
tujuan yang hendak dicapai dengan konsekuensi-konsekuensi (masalah) yang harus diperhitungkan,
kemudian merencanakan bagaimana mencapai konsekuensi-konsekuensi sesuai dengan hasil yang
diharapkan atau dengan kata lain tujuan yang hendak dicapai.

Lebih lanjut Rogers dalam Cangara (2013: 61) memberi batasan pengertian strategi komunikasi
sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala lebih besar
melalui transfer ide-ide baru. Menurut seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton dalam
Cangara (2013:61) juga membuat definisi dengan menyatakan bahwa strategi komunikasi adalah
kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media),
penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang
optimal.

Strategi komunkasi memungkinkan suatu tindakan komunikasi dilakukan untuk target-target


komunikasi  yang dirancang sebagai target perubahan. Bahwa didalam strategi komunikasi
pemasaran, target utamanya adalah pertama, bagaimana membuat orang sadar bahwa dia memerlukan
suatu produk, jasa atau nilai dan apabila perhatian sudah terbangun, maka target terpentingnya adalah
agar orang loyal untuk membeli produk, jasa atau nilai itu (Bungin, 2015: 62).

Di dalam menjalankan strategi komunikasi maka seluruh proses komunikasi harus dipahami
sebagai proses mentranformasikan pesan  di antara kedua belah pihak. Kedua pihak memiliki
kepentingan didalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang saling dipertukarkan satu dengan
yang lainnya, oleh karena itu strategi komunikasi  harus mempertimbangkan  semua pihak yang
terlbat di dalam proses komunikasi (Bungin, 2015: 62)
Pada umumnya tujuan strategi adalah untuk menentukan dan mengkomunikasikan gambaran
tentang visi perusahaan melalui sebuah sistem tujuan utama dan kebijakan. Strategi menggambarkan
sebuah arah yang didukung oleh berbagai sumber daya yang ada. Sedangkan menurut R. Wayne Pace,
Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett menyatakan bahwa strategi komunikasi memiliki 3 (tiga)
tujuan, diantaranya yaitu:

 To secure understanding, yaitu untuk memastikan pesan diterima oleh komunikan.


 To establish acceptance, yaitu membina penerimaan pesan.
 To motivate action, yaitu kegiatan yang dimotivasikan.

Strategi komunikasi yang dilakukan bersifat makro dan proses strategi komunikasi berlangsung
secara vertikal piramidal.Menurut Arifin (1994), ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam
strategi komunikasi, yaitu:

Pertama, Teknik redundancy atau repetition adalah cara mempengaruhi khalayak dengan
jalan mengulang pesan kepada khalayak. Teknik ini memiliki manfaat diantaranya khalayak
akan lebih memperhatikan pesan itu, karena justru kontras dengan pesan yang tidak diulang-
ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian.

Kedua, Teknik canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap
individu atau khalayak. Agar komunikasi ini berhasil, maka harus dimulai dari memenuhi
nilai dan standard kelompok dan masyarakat dan secara berangsur-angsur mengubahnya ke
arah yang dikehendaki. Namun jika hal ini ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut
secara perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota kelompok tersebut sudah tidak memiliki
lagi hubungan yang ketat. Dengan demikian, pengaruh kelompok akan menipis akhirnya akan
hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian, pesan-pesan akan mudah diterima oleh
komunikan.

Ketiga, Teknik informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi
khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu
apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta dan data yang benar serta pendapat-pendapat
yang benar pula. Teknik informatif inilebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak
dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan, penerangan, berita dan
sebagainya.

Keempat, Teknik persuasif adalah mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini
khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya. Perlu diketahui,
bahwa situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh kecakapan untuk mengsugestikan atau
menyarankan sesuatu kepada komunikan (suggestivitas) dan mereka itu sendiri diliputi oleh
keadaan mudah untuk menerima pengaruh (suggestibilitas).

Kelima, Teknik edukatif adalah salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari suatu
pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi
pendapat, fakta dan pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak
apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggung
jawabkan dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana dengan tujuan
mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan.

Keenam, Teknik koersif adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.


Biasanya,teknik koersif ini dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah dan
intimidasi. Untuk pelaksanaannya yang lebih lancar biasanya di belakangnya berdiri suatu
kekuatan yang cukup tangguh.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk
mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan
tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain:
prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan
langkah apa data-data

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan literatur dan empiris. tersebut
diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatifdengan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian
kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan
berakhir dengan suatu “teori”.

Kriyantono menyatakan bahwa, "Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.” Penelitian kualitatif menekankan
pada kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan,
maka semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini.

Berbeda dengan kuantitatif, objek dalam penelitian kualitatif umumnya berjumlah terbatas.
Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa/kondisi yang sedang diteliti. Untuk itu hasil
dari penelitian ini memerlukan kedalaman analisis dari peneliti. Selain itu, hasil penelitian ini bersifat
subjektif sehingga tidak dapat digeneralisir. Secara umum, penelitian kualitatif dilakukan dengan
metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini, peneliti akan menganalisis data yang
didapatkan dari lapangan dengan detail. Peneliti tidak dapat meriset kondisi sosial yang diobservasi,
karena seluruh realitas yang terjadi merupakan kesatuan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari
penelitian kualitatif juga dapat memunculkan teori atau konsep baru, apabila hasil penelitiannya
bertentangan dengan teori dan konsep yang sebelumnya dijadikan kajian dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan analisis strategi komunikasi yang di kembangkan oleh Anwar Arifin
dimana ia mendefinisikan enam teknik dalam melakukan strategi komunikasi. Paradigma penelitian
ini termasuk dalam ranah kritis. Sesuai dengan paradigma kritis, analisis semiotik yang bersifat
kualitatif ini merupakan jenis penelitian yang memberi peluang besar bagi interpretasi-interpretasi
alternatif
Kegiatan penelitian ini berlokasi di Baturaja, lokasi yang di jadikan sebagai area penelitian
dinilai memiliki landasan yang konstruktur di dalam penetapannya sebagai lokasi penelitian. Yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Sumber data primer yaitu data pertama atau pokok
yang diperoleh dari informasi bersumber dari Pemerintahan Kabupaten OKU Kecamatan Baturaja
Timur.Sumber data sekunder yaitu data penduduk dan dari beberapa buku serta literatur yang
berkaitan dengan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primier, Menurut Sugiyono (2010: 225)
“sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data”Objek kajian dalam penelitian ini adalah masyarakat OKU, seperti yang di jelaskan di atas
bahwa sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, maka
dalam penelitian ini, sumber data primernya adalah isi data covid-19 dari pihak satgas OKU dalam hal
ini Kepolisian. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini seperti yang dinyatakan
Sugiyono (2010: 225) “sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan studi pustaka sebagai sumber data primer. Studi pustaka dilakukan dengan
mengumpulkan data dan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti seperti
dokumentasi, buku-buku, Koran, artikel, internet dan lain sebagainya yang dapat dipergunakan dalam
penelitian yang akan dilakukan.

Patton (dalam Moleong, 2001:103) mendefinisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian
dan pengurutan datake dalam suatu pola, kategorisasi dan satuan unit dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan analisis data
kualitatif menurut Bogdan dan Biklan adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain (Moleong, 2001: 248). Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data
kualitatif adalah proses pengorganisasian data ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan dan apa yang penting untuk diceritakan atau disampaikan kepada orang
lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis strategi komunikasi.
Menurut Effendy (2011), strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif dalam penyampaian
pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa menerima apa yang telah disampaikan
sehingga bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang.

Dalam penelitian ini strategi kepolisian akan peneliti amati secara menyeluruh dengan
menggunakan analisis staregi arifin degan enam teknik tersebut. Tahapan analisis data yang akan
dilakukan adalah satu tahap penjelasan strategi yakni penjabaran enam teknik strategi komunikasi
untuk diterapkan ke dalam strategi kepolisian dalam memutus penyebaran virus corona.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam masa pandemi covid-19 masih banyak warga yang melanggar aturan yang tidak mematuhi
protokol kesehatan. Polisi sebagai satuan gugus tugas covid-19 harus menerapkan strategi komunikasi
yang baik bagi pelanggar tersebut. Strategi yang dtirapkan polisi guna mengatasi masyrakat yang
bandel yaitu menggunakan enam strategi komunikasi menurut Arifin. Strategi komunikasi yang
dilakukan bersifat makro dan proses strategi komunikasi berlangsung secara vertikal
piramidal.Menurut Arifin (1994), ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam strategi
komunikasi, yaitu:

Pertama, Teknik redundancy atau repetition adalah cara mempengaruhi khalayak dengan
jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang disampaikan Polisi secara berulang akan
di dengar oleh masyarakat secara baik. Kedua, Teknik canalizing adalah memahami dan
meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak. Polisi sebagai lembaga negara
tentunya sangat mudah mempengaruhi masyarakatnya. Ketiga, Teknik informatif adalah
suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan
penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, dan sesungguhnya.
Keempat, Teknik persuasif adalah mempengaruhi dengan jalan membujuk. Kelima, Teknik
edukatif adalah salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang
dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi pendapat, fakta dan
pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya,
Keenam, Teknik koersif adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
Biasanya,teknik koersif ini dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah dan
intimidasi. Untuk pelaksanaannya yang lebih lancar biasanya di belakangnya berdiri suatu
kekuatan yang cukup tangguh.

Berkaitan dengan strategi komunikasi yang digunkan Kepolisian dalam mengatasi


masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan di Kabupaten OKU Bripda M. Soleh
selaku anggota kepolisian yang bertugas memberikan pernyataan berikut:

“Saat ini negara kita sedang dilanda wabah penyakit yang sedang dialami seluruh dunia,
wabah ini sejenis virus yang bernama Covid-19. Penularan virus ini sangat cepat dan masif
baik itu di kota maupun daerah. Indonesia salah satu negara yang mengalami peningkatan
kasus covid-19 yang cukup tinggi, maka dari itu pemrintah membuat aturan tentang protokol
kesehatan yaitu menggunakan masker saat bepergian keluar rumah. Kami pihak kepolisian
merupakan bagian dari satuan tugas yang di bentuk pemerintah untuk mengurangi penulran
virus covid-19”.

Lebih lanjut Bridpa M. Soleh juga menjelaskan strategi komunikasi yang digunakan:

“Dalam hal strategi tentunya kami pihak kepolisian sudah memiliki rencana untuk
memutus penularan covid-19 diantaranya kami memberikan teguran keras bagi masyrakat
yang tidak menggunakan masker saat berkendara. Kami juga sering melakukan pembubaran
dalam keramaian untuk mengurangi penyebaran virus tersebut. Tetapi sangat disayangkan
masih banyak masyarakat yang acuh dengan wabah virus ini sehingga kami pihak kepolisan
merupakan satuan gugus tugas harus bekerja cukup ekstra untuk mengatasi masalah
terebut”.

Berkaitan dengan strategi komunikasi yang digunkan Kepolisian dalam mengatasi


masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan di Kabupaten OKU Bripda Devia
Alkopang selaku anggota Polisi wanita yang bertugas memberikan pernyataan berikut:
“Dalam mengatasi pandemi covid-19 Polisi memberikan pengarahan kepada masyrakat
dan mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan masker,
social distancing, serta cuci tangan setiap saat. Sebenarnya kompleks strategi komunikasi
yang digunakan kepolisian dalam mengajak masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
terhindar dari virus covid-19”.

Satuan Lalu Lintas Polres OKU Lakukan Operasi Patuh Musi 2020 Bagi Masyarakat
Kabupaten OKU dan para pengguna jalan yang biasa menggunakan kendaraan roda 2
maupun Roda 4 diharapkan dapat mematuhi aturan berlalu lintas agar terhindar dari musibah
saat sedang melakukan perjalanan dengan Berkendara.

Hal ini disampaikan Kapolres OKU AKBP ARIF HIDAYAT RITONGA, S.I.K.,M.H
melalui Kasat Lantas Polres OKU AKP BETTY PURWANTI, S.I.K .Satuan Lalu Lintas
Polres OKU akan melaksanakan kegiatan Operasi Patuh Musi 2020 & Operasi patuh ini
secara serentak di seluruh Indonesia melaksanakannya.

” Dalam Operasi Patuh Musi ini Satuan Lalu Lintas Polres OKU akan mendisiplinkan
pelanggaran lalu lintas dengan sasaran Sebagai berikut :
1. Pengendara sepeda motor maupun Orang yang di bonceng yang tidak menggunakan
helm SNI.
2. Pengendara yang melawan arus lalu lintas
3. Pengendara yang usianya dibawah umur
4. Kendaraan roda dua yang memakai kenalpot brong.
5. Pengendara yang bonceng tiga
6. Pengendara yang tidak mematuhi protokol kesehatan,

“Dengan tetap mempedomani protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran
COVID19 secara preemtif, preventif, dan persuasif dengan humanis papar Kasat Lantas”
” Disamping itu juga ia mengingatkan kepada masyarakat untuk dapat mematuhi protokol
kesehatan bukan berarti lalai berlalu lintas.”

Mempersiapkan tatanan kehidupan baru atau new normal, guna memutus rantai
penyebaran Covid-19. Beberapa cara di antaranya bahkan, terbilang cukup unik.
Contohnya penerapan physical distancing pada traffic light simpang 4 Air Paoh Kota
Baturaja Sumsel , Di mana satuan lalu lintas polres OKU bekerja sama dengan Dinas
Perhubungan kab OKU bersama membuat inovasi dan memodifikasi ruang henti kendaraan
roda dua yang berada di perempatan Air Paoh kab OKU
Dijelaskan Kasat lantas OKU AKP BETTY PURWANTI, S.I.K marka jalan ini dilakukan
untuk menghindari adanya pengendara yang berkerumun di ruang pemberhentian sepeda
motor, terlebih saat lampu merah.

“Ini inovasi dalam rangka physical distancing di kawasan lalu lintas dan transportasi. Biar
para pengendara motor ini ada jarak antara satu pengendara dengan pengendara lain,
marka garis henti untuk sepeda motor ini terlihat mirip dengan starting grid yang ada di
lintasan balap MotoGP. Di mana pihak Lalu lintas dan Dishub membuat area khusus dengan
jarak antar pengendara sekitar 1,5 meter.

“Ini masih uji coba. Tujuannya adalah mengedukasi dan mengingatkan masyarakat di masa
pandemi covid-19 ini untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada, tidak
terkecuali di jalan raya khususnya di area traffic light saat lampu merah,”

Ditambahkannya, penerapan physical distancing di traffic light ini merupakan salah satu
bagian dari konsep “Manajemen Transportasi Menuju Budaya Keteraturan dan adaptasi
Kebiasaan Baru untuk masyarakat Kab.OKU dalam upaya pencegahan penyebaran virus
Covid 19

Hasil dari penelitian ini yaitu strategi komunikasi yang di terapkan pihak pemrintah dalam hal ini
Kepolisian tujuh puluh persen berhasil dalam menjalankan tugasnya dengan menerapkan enam teknik
stratetgi arifin hanya saja masih banyak orang yang masih banyak yang melanggar karena kurang
tegasnya sanksi yang di tetapkan. Seharusnya untuk teknik yang koersif yang bersifat memaksa
pemrintah juga mentapkan peraturan yang memiliki sanksi untuk memberikan efek jera kepada
masyarakat yang masih bandel terhadap himbauan pemerintah. Seperti halnya menurut Kulvisaechana
(2001), strategi komunikasi adalah penggunaan kombinasi faset-faset komunikasi dimana termasuk di
dalamnya frekuensi komunikasi, formalitas komunikasi, isi komunikasi, saluran komunikasi. Dengan
masih banyaknya orang yang melanggar peraturan tersebut seharusnya pemerintah memberikan
sanksi tegas bagi yang melanggar. Dalam penerapan strategi komunikasi pihak Kepolisian
menerapkan tindakan, yang pertama menegur secara baik dan melakukan negosiasi dengan warga
tersebut, yang kedua polisi mengajak warga untuk mematuhi aturan serta membubarkan kumpulan
orang yang sedang berkumpul tersebut.

Gambar dan Tabel

Gambar

Sumber: Foto dari pihak Polisi ( 2020)

Gambar 1,2. Penyerahan Masker dan Pembubaran keramaian


Sumber: Foto dari pihak Polisi ( 2020)

Gambar 3,4. Penyerahan Masker dan Penyemprotan cairan Disfektan

Sumber: Foto dari pihak Polisi ( 2020)

Gambar 5,6. Pembubaran keramaian diamasa pandemi dan peneguran kepada warga yang tidak memakai masker

b)Tabel

Sum ber: covid19.kemkes.go.id


Tabel. Perkembangan Covid-19 di Kab, OKU 6 Juli 2020
4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap strategi komunikasi ysng
berupa persuasif yaitu mengajak masyarakat mematahui aturan tersebut. Polisi sebagai satuan
gugus tugas covid-19 harus menerapkan strategi komunikasi yang baik bagi pelanggar tersebut. Hasil
dari penelitian ini yaitu strategi komunikasi yang di terapkan pihak pemrintah dalam hal ini
Kepolisian cukup baik dalam menjalankan tugasnya hanya saja masih banyak orang yang masih
banyak yang melanggar karena kurang tegasnya sanksi yang di tetapkan.

Seharusnya untuk teknik yang koersif yang bersifat memaksa pemrintah juga mentapkan
peraturan yang memiliki sanksi untuk memberikan efek jera kepada masyarakat yang masih bandel
terhadap himbauan pemerintah. Dengan masih banyaknya orang yang melanggar peraturan tersebut
seharusnya pemerintah memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar. Dalam penerapan strategi
komunikasi pihak Kepolisian menerapkan tindakan, yang pertama menegur secara baik dan
melakukan negosiasi dengan warga tersebut, yang kedua polisi mengajak warga untuk mematuhi
aturan serta membubarkan kumpulan orang yang sedang berkumpul tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan di atas, maka ada
beberapa saran yang dapat diberikan bagi Masyarakat agar bersikap lebih pintar dimasa
pandemi saat ini guna memutus rantai penyebaran covid-19 di Indonesia. Masyarakat harus
tau mengenai dampak covid-19 serta menerapkan protokol kesehatan yang telah di
informasikan oleh pemerintah.

Ucapan TerimaKasih
Penulis mengucapan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi dalam penelitian ini. Penulis berterimakasih kepada Dosen Pembimbing
Lapangan Ibu Dr. Umi Rahmawati, M.I.P yang telah mengarahkan kami untuk
menyelesaikan penelitian ini serta para informan yang terlibat dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hikmatiar, E., Helmi, M.I., Rambe, M.S., Rahmatullah, I., & Yunus.N.R. (2020). Kebijakan Pemberlakuan
Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Virus Covid-19. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, 7(3), 227–238.

Melinda S, Tengku. (2019). Strategi Komunikasi Organisasi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara Dalam
Melahirkan Kebijakan Pemberian Beasiswa Mou Bagi MahasiswaBerperestasi Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan (Skripsi). Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Universitas Islam Negeri, Medan Sumatera Utara.

Lianjani, Aprilia. (2018). Strategi Komunikasi Pemerintah Kota Tanggerang Selatan dalam Mensosialisasikan
Smart City (Skripsi). Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Putri L, Nurcahyani. (2017). Strategi Komunikasi Dalam Meningkatkan Ketertiban Lalu Lintas Pada Satlantas
Polresta Kota Palembang (Skripsi). Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Universitas Islam Negeri Raden Patah, Palembang.

Riadi, M. (2020). Strategi Komunikasi. Retrieved January 18, 2020, from


https://www.kajianpustaka.com/2020/01/strategi-komunikasi-pengertian-teknik-langkah-dan-
hambatan.html (diakses 5 Juli 2020)

Penggayuh, Gigih. (2020). Teka-teki Asal Mula Virus Corona Akhirnya Terjawab, Peneliti Temukan Fakta
Baru. Retrieved Mei 20, 2020, from https://aceh.tribunnews.com/2020/05/20/teka-teki-asal-mula-
virus-corona-akhirnya-terjawab-peneliti-temukan-fakta-baru?page=all (diakses 5 Juli 2020)

Batubara, Puteranegara, (2020). Kapolri Pastikan TNI-Polri Tetap Bekerja saat Pandemi Covid-19. Retrieved
Juni 10, 2020, from https://nasional.okezone.com/read/2020/06/10/337/2227612/kapolri-pastikan-tni-
polri-tetap-bekerja-saat-pandemi-covid-19(diakses 5 Juli 2020)

Nuraini S, Sarah, (2020). Polri Dimasa Pandemi Covid-19. Retrieved Mei 8, 2020, from
http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-2/politik-nasional/1391-polri-di-masa-pandemi-covid-19-
kompleksitas-masalah-penegakan-hukum-dan-pilihan-solusi (diakses 5 Juli 2020)

Anda mungkin juga menyukai