Anda di halaman 1dari 17

PERSEPSI TENTANG COVID-19 PADA PENGUNJUNG

PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


(BPM Jariyah, Amd. Keb Burneh Bangkalan)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Dalam Rangka Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan


Menjadi Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh:
SITI ASIA WULANDARI
NIM.20153020046

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

PERSEPSI TENTANG COVID-19 PADA PENGUNJUNG


PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
(Studi di BPM Jariyah, Amd. Keb Burneh Bangkalan)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

SITI ASIA WULANDARI


NIM. 20153020046

Telah disetujui pada tanggal :

Pembimbing

Siti Rochimatul Lailiyah, S.SiT., M.Kes


NIDN. 0723118401
PERSEPSI TENTANG COVID-19 PADA PENGUNJUNG
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK 1
(Studi di BPM Jariyah, Amd. Keb Burneh Bangkalan)

Siti Asia Wulandari2, Siti Rochimatul Lailiyah, S.SiT., M.Kes3

ABSTRAK
Persepsi masyarakat tentang covid 19 sangatlah beragam, baik persepsi negatif maupun
positif. Berdasarkan hasil survei awal pendahuluan yang dilakukan di BPM Jariyah Amd,.
Keb pada bulan Januari didapatkan 70% dari pengunjung pelayanan KIA memiliki persepsi
yang salah tentang covid seperti corona sudah hilang, corona hanya berita yang dibuat-buat,
tidak akan tertular, hanya penyakit biasa, tidak mematikan, merasa sudah kebal, dan corona
akan selesai dengan sendirinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi tentang
covid-19 pada pengunjung pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Metode penelitian menggunakanan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini variabelnya adalah persepsi tentang patogenesis covid-19, tingkat
bahaya, cara pencegahan, dan cara penanganan covid-19. Pengambilan sampel dengan
accidental sampling didapatkan jumlah estimasi pengunjung pelayanan KIA dalam 2 bulan
sebanyak 60 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan persepsi pengunjung pelayanan KIA memiliki
persepsi yang baik tentang patogenesis covid-19 sebanyak 63 pengunjung (67%), bahaya
covid-19 sebanyak 72 pengunjung (77%) dan cara penanganan covid-19 sebanyak 52
pengunjung (55%). Sedangkan persepsi pengunjung untuk cara pencegahan covid-19
sebanyak 50 pengunjung (53%) memiliki persepsi yang buruk.
Peran tenaga kesehatan, khususnya bidan sangat penting untuk bisa memberikan
informasi dan edukasi terhadap pengunjung pelayanan tentang patogenesis, bahaya, cara
pencegahan, dan penanganan covid-19 dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat
tentang covid-19. Serta pentingnya menerapkan protokol kesehatan dan memenuhi kebutuhan
nutrisi selama masa pandemi seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang
cukup dan selalu berpikir positif untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Kata Kunci : Persepsi, pengujung pelayanan KIA, Covid-19

Kepustakaan : 16 Buku, (2003-2020), 14 Penelitian, Profil Kesehatan 2018, WHO 2020


Halaman : xv, 125 Halaman, 7 Tabel, 9 Lampiran

1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa DIV Kebidanan Ngudia Husada Madura
3. Dosen STIKes Ngudia Husada Madura
THE PERCEPTION OF COVID-19 AMONG VISITORS TO MATERNAL AND
CHILD HEALTH SERVICES1
(Study at BPM Jariyah, Amd. Bangkalan Burneh)

Siti Asia Wulandari2, Siti Rochimatul Lailiyah, S.SiT., M.Kes3

ABSTRACT

People's perceptions of COVID-19 are very diverse, both negative and positive. Based
on the results of a preliminary preliminary survey conducted at BPM Jariyah Amd,. In
January, it was found that 70% of KIA service visitors had the wrong perception about covid,
such as the corona has disappeared, the corona is only made-up news, will not be infected,
only ordinary diseases, not deadly, feel immune, and corona will be finished with itself. The
purpose of this study was to determine the perception of covid-19 among visitors to maternal
and child health services.
The research method uses descriptive quantitative with a quantitative approach. In this
study, the variables are perceptions of the pathogenesis of covid-19, the level of danger,
methods of prevention, and ways of handling covid-19. Sampling by accidental sampling
obtained the estimated number of visitors to MCH services in 2 months as many as 60
people. The instrument in this study used a questionnaire.
Based on the results of the study, the perception of visitors to MCH services had a
good perception of the pathogenesis of covid-19 as many as 63 visitors (67%), the dangers of
covid-19 as many as 72 visitors (77%) and how to handle covid-19 as many as 52 visitors
(55%). Meanwhile, 50 visitors (53%) had a bad perception of how to prevent COVID-19.
The role of health workers, especially midwives, is very important to be able to provide
information and education to service visitors about the pathogenesis, dangers, prevention
and handling of covid-19 by holding outreach to the public about covid-19. As well as the
importance of implementing health protocols and meeting nutritional needs during the
pandemic, such as consuming nutritious food, getting enough rest and always thinking
positively to increase endurance.

Keyword : Perception, end of MCH service, Covid-19

Literature : 16 Books, (2003-2020), 14 Researches, Health Profile 2018, WHO 2020

Pages : xv, 125 Pages, 7 Tables, 9 Appendices

1. Essay Title
2. DIV Midwifery of STIKes Ngudia Husada Madura Student
3. Lecturer of STIKes Ngudia Husada Madura
LATAR BELAKANG sesuai dengan yang diharapkan dari
Mengenai persepsi masyarakat objek yang dipersepsikan atau dari
dapat dijelaskan bahwa persepsi sering aturan yang ada. Persepsi positif
disebut dengan pandangan, gambaran tentang covid-19 adalah persepsi yang
atau anggapan, dikarenakan persepsi mencerminka bahwa sudah
memiliki tanggapan individu memahami covid-19 merupakan suatu
mengenai suatu permasalahan. penyakit yang sangat berbahaya dan
Sedangkan di dalam kamus besar harus segera dilakukan pencegahan
psikologi, persepsi yaitu proses agar tidak terpapar covid-19.
penelitian seseorang terhadap Berdasarkan hasil penelitian dari
lingkungan dengan menggunakan Mourine V. Lomboan, dkk (2020)
indra-indra yang dimiliki sehingga hasil wawancara mendalam, diperoleh
menjadi mengerti segala sesuatu yang persepsi masyarakat tentang
terdapat di lingkungan individu pencegahan Covid-19 dalam
tersebut (Nursalam & Syarifuddin, menghindari menyentuh daerah wajah,
2017). Persepsi merupakan tanggapan menerapkan etika bersin dan batuk,
(penerimaan) langsung dari sesuatu; pakai masker, social
serapan, proses seseorang mengetahui distancing/physical distancing dan
beberapa hal melalui pancainderanya. mencuci bahan makanan sebelum
Persepsi adalah proses pemahaman dimasak sudah sesuai dengan protocol
atau pemberian makna atas suatu kesehatan. Namun untuk mencuci
informasi terhadap stimulus (Sumanto, tangan dan membersihkan perabot
2014). Penyakit yang disebabkan didalam rumah beberapa informan
virus corona, atau dikenal dengan belum memiliki persepsi tentang
COVID-19, adalah jenis baru yang pencegahan Covid-19 sesuai protocol
ditemukan pada tahun 2019 dan belum kesehatan. Berdasarkan hasil survei
pernah diidentifikasi menyerang awal pendahuluan yang dilakukan di
manusia sebelumnya (Widiyani, BPM Jariyah Amd,. Keb pada bulan
2020). Kasus virus corona Januari didapatkan 70% dari 20 orang
muncul dan menyerang manusia pengunjung pelayanan KIA memiliki
pertama kali di provinsi Wuhan, persepsi yang salah masalah covid
China. Awal kemunculannya diantaranya ibu hamil, ibu berKB, dan
diduga merupakan penyakit pasien umum.
pneumonia, dengan gejala serupa Hasil persepsi pengunjung
sakit flu pada umumnya. Gejala pelayanan KIA tentang pandemi
tersebut di antaranya batuk, demam, covid yaitu corono sudah hilang,
letih, sesak napas, dan tidak nafsu corona hanya berita yang dibuat-buat,
makan. Namun berbeda dengan tidak akan tertular, hanya penyakit
influenza, virus corona dapat biasa, tidak mematikan, merasa sudah
berkembang dengan cepat hingga kebal, dan corona akan selesai dengan
mengakibatkan infeksi lebih parah sendirinya, hal ini menunjukkan
dan gagal organ serta kematian. bahwa masyarakat memiliki persepsi
Kondisi darurat ini terutama terjadi yang salah masalah covid.
pada pasien dengan masalah
kesehatan sebelumnya (Mona, 2020). Menurut Notoatmodjo
Menurut Robbins dalam (2015), ada banyak faktor yang akan
Deriyanto D. (2018) bahwa persepsi menyebabkan stimulus masuk dalam
positif merupakan penilaian individu rentang perhatian seseorang. Faktor
terhadap suatu objek atau informasi tersebut dibagi menjadi dua bagian
dengan pandangan yang positif atau besar yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal (Kemenkes, 2020). Dalam mengatasi
adalah faktor yang melekat pada hal ini bidan memberikan pendidikan
objeknya, sedangkan faktor internal kesehatan pada pengunjung pelayanan
adalah faktor yang terdapat pada KIA.
orang yang mempersepsikan
stimulus tersebut. Faktor internal METODE PENELITIAN
yang mempengaruhi persepsi, yaitu Pada penelitian ini metode yang
faktor-faktor yang terdapat dalam digunakan adalah deskriptif kuantitatif
diri individu, yang mencakup dengan pendekatan kuantitatif.
beberapa hal antara lain : Populasi dalam penelitian ini adalah
Pengalaman atau Pengetahuan, pengunjung pelayanan KIA di BPM
Minat, Harapan (Expectation), Jariyah pada bulan April-Juni 2021,
Kebutuhan, Motivasi, Emosi, jumlah estimasi pengunjung
Budaya. Sementara itu faktor-faktor pelayanan KIA dalam 2 bulan
eksternal yang mempengaruhi sebanyak 60 orang, sampel yang di
persepsi adalah Kontras, Perubahan gunakan 94 pengunjung.
Intensitas, Pengulangan (Repetition), Teknik sampling adalah
Sesuatu Yang Baru (Novelty), merupakan teknik pengambilan
Sesuatu Yang Menjadi Perhatian sampel, untuk menentukan sampel
Orang Banyak. Persepsi sangat yang akan digunakan dalam penelitian
dipengaruhi oleh pengetahuan, (Sugiyono, 2013). Pengambilan
pengalaman serta wawasan
sampel dalam penelitian ini
seseorang, maka semakin baik
pengetahuan, semakin banyak menggunakan teknik sampling
wawasan serta pengalaman maka kebetulan (insidental/accidental
akan semakin baik persepsi yang sampling)., yaitu teknik penentuan
dimiliki seseorang, sehingga mampu sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
memberikan respon yang positif siapa saja yang secara
terhadap stimulus yang diterima kebetulan/insidental bertemu dengan
(Ahirman, 2009).
peneliti dapat digunakan sebagai
Banyak kalangan masyarakat
yang tidak mengetahui bagaimana sampel.
cara penyebaran dari virus corona ini Instrumen yang digunakan dalam
dan bagaimana gejala awal dari virus pengumpulan data adalah kuesioner.
ini. Bahkan banyak masyarakat yang Kemudian dihitung menggunakan
sama sekali tidak mengetahui apa itu rumus skor T dan skala data yang
“Virus Corona” sehingga digunakan adalah ordinal.
mengabaikan protokol kesehatan di
tengah pandemi Covid-19 tersebut
sehingga mengakibatkan peningkatan HASIL PENELITIAN
kasus positif covid-19. 4.1 Data Umum
Langkah - langkah untuk 4.1.1 Gambaran Tempat Penelitian
mengatasi masalah (persepsi Penelitian ini dilakukan di
masyarakat yang salah) telah di BPM Jariyah, Amd. Keb
dilakukan oleh pemerintah untuk Burneh Bangkalan. Waktu
dapat menyelesaikan kasus luar biasa penelitian ini dilakukan pada
ini, seperti mensosialisasikan gerakan tanggal 19 April – 19 Juni
Physical Distancing, Stay at Home, 2021.
memakai masker saat keluar rumah,
Menerapkan protokol kesehatan
4.1.2 Karakteristik Pengunjung
Pelayanan KIA Kategori F %
Baik 63 67
Tabel 4.1 Distribusi
frekuensi pengunjung Buruk 31 33
pelayanan KIA berdasarkan Total 94 100
pendidikan dan usia di
pelayanan KIA BPM Jariyah, Sumber : Data sekunder, April-Juni 2021
Amd. Keb bulan April-Juni Berdasarkan tabel 4.2
2021 menunjukkan bahwa sebagian
besar pengunjung pelayanan KIA
Nomor Variabel Frekuensi Persentase memiliki persepsi baik tentang
(%) patogenesis covid-19 yaitu
1. Tingkat sebanyak 63 pengunjung
pendidikan pelayanan KIA (67%).
a. Pendidi 28 30
kan Pernyataan persepsi
Dasar tentang patogenesis covid-19 di
b. Pendidi 57 61 pelayanan KIA BPM Jariyah,
kan Amd. Keb bulan April-Juni 2021.
Menen
gah
c. Pendidi 9 9
kan
Tinggi
Total 94 100
2. Usia
a. <20 2 2
b. 20-35 69 73
c. >35 23 25
Total 94 100
Sumber: Data Primer, April-Juni 20201

Berdasarkan distribusi
frekuensi pada tabel 4.1 di atas
diketahui bahwa tingkat
pendidikan pengunjung
pelayanan KIA di BPM Jariyah,
Amd. Keb bulan April-Juni 2021
sebagian besar adalah Pendidikan
Menengah sebanyak 57
pengunjung (61%) sedangkan
usia pengunjung hampir
seluruhnya berada diusia 20-35
tahun sebanyak 69 pengunjung
(73%).
4.2 Data Khusus
4.2.1 Karakteristik Berdasarkan
Persepsi Tentang Patogenesis Covid-19
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
karakteristik berdasarkan Persepsi
tentang patogenesis covid-19 di
pelayanan KIA BPM Jariyah,
Amd. Keb bulan April-Juni 2021
yang bisa
No Pernyataan STS TS RG S SS Total
.menulark (%) (%) (% (%) (%) (%)
4.2.2 Karakteristik Berdasarkan an )
Persepsi Tentang Bahaya Covid-19 COVID-
119 Covid-19 45 22 12 13 7 77,2
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi adalah
hanyalah
karakteristik pengunjung pelayanan yang penyakit yang
KIA berdasarkan Persepsi tentang sama seperti
memiliki
bahaya covid-19 di pelayanan KIA gejalaflu biasa
BPM Jariyah, Amd. Keb bulan 4 2Virus Virus corona
50 24 54 15 14 6 13 5 11 81,4
8 79
April-Juni 2021 coronaakan selesai
dapat dengan
sendirinya
bertahan
hidup
Kategori F % 3beberapa
Virus masuk 9 12 15 14 50 76.5
jam dimelalui saluran
Baik 72 77 pernafasan
luar tubuh
Buruk 22 23 manusia
4 Kebanyakan 53 12 21 7 6 79,5
Total 94 100 5 Anak-Coronavirus
50 22 11 8 8 80,6
menginfeksi
anak tidak
Sumber : Data sekunder, April-Juni 2021 hewan
termasuk
kelompok
Berdasarkan tabel 4.4 5yang Virus corona 47 20 15 9 8 77,4
dibuat oleh
berisiko
menunjukkan bahwa sebagian
karenanegara china
besar pengunjung pelayanan KIA jarang
memiliki persepsi baik tentang 6 Kelelawar 3 15 17 14 51 78,7
terinfeksi
merupakan
bahaya covid-19 yaitu sebanyak Covid- 19
sumber utama
72 pengunjung pelayanan KIA 6 Virus virus corona
51 17 20 8 4 80,6
(77%). corona
7 Virus corona 8 7 17 19 48 78
tidak akan
Pernyataan persepsi tentang menyebar dari
menular
bahaya covid-19 di pelayanan hewan ke
pada saat
KIA BPM Jariyah, Amd. Keb manusia
berjabat
bulan April-Juni 2021 8tanganVirus corona 6 13 14 24 42 76,8
denganberasal dari
orang hewan liar
No Pernyataa STS TS RG S SS Total lain
. n (%) (%) (%) (%) (% (%) 9 Selang waktu 8 13 17 16 45 75,5
) 7 Risikovirus sampai
7 10 8 23 51 80,2
kematian
muncul
1 Virus 50 26 12 11 1 82,7 pasienpenyakit
corona COVID-sekitar 3-7 hari
tidak akan 19 lebih
menular tinggiVirus corona
10 8 9 12 20 50 78,7
pada saat pada tidak bisa
berbicara penderita
hidup dan
penyakit
memperbanyak
2 Orang 55 20 11 9 5 82,5 kronisdiri tanpa
yang perantara
sehat 8 Gejalaseperti 6 5 13 25 50 81,2
tidak akan COVID-manusia
tertular 19 pada
virus usia lanjut
corona lebih
berat
3 Orang 51 19 15 6 8 79,7 daripada
usia muda

9 Infeksi 1 11 12 24 52 82,5No Pernyataan STS TS RG S SS Total


COVID- . (%) (%) (%) (%) (%) (%)
19 dapat
menimbul 1 Orang yang 18 1 8 39 34 45,9
kan gejala sehat tidak
ringan perlu
sampai menggunakan
berat masker saat
keluar rumah
10 Gejala 1 10 17 21 51 82,3
utama 2 Penerapan 18 3 10 38 30 48,72
yang protokol
muncul kesehatan
yaitu selama masa
demam pandemi
(suhu Corona virus
>380C), perlu untuk
batuk dan dipatuhi bagi
kesulitan usia lanjut
bernapas.
3 Memakai 17 1 26 23 31 49
masker hanya
4.2.3 Karakteristik Berdasarkan untuk yang
Persepsi Tentang Cara Pencegahan positif covid
19 dan orang
Covid-19 yang berusia
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi lanjut
karakteristik pengunjung pelayanan
4 Mencuci 38 10 22 19 11 67,4
KIA berdasarkan Persepsi tentang tangan hanya
cara pencegahan covid-19 di setelah
pelayanan KIA BPM Jariyah, Amd. melakukan
pekerjaan
Keb bulan April-Juni 2021 rumah saja

Kategori F % 5 Menutup 13 4 16 26 40 43,6


mulut dan
Baik 43 46 hidung saat
Buruk 51 54 bersin atau
batuk tidak
Total 94 100 diperlukan
bagi yang
Sumber : Data sekunder, April-Juni 2021 tidak memiliki
Berdasarkan tabel 4.6 gejala
menunjukkan bahwa sebagian 6 selalu berpikir 9 12 21 15 42 73,8
besar pengunjung pelayanan KIA positif untuk
memiliki persepsi buruk tentang meningkatkan
kekebalan
cara pencegahan covid-19 yaitu tubuh
sebanyak 50 pengunjung terhadap
penyakit
pelayanan KIA (53%).
Pernyataan persepsi tentang 7 Setelah 14 15 24 9 37 68,2
cara pencegahan covid-19 di bepergian,
mandi dan
pelayanan KIA BPM Jariyah, berganti
Amd. Keb bulan April-Juni 2021 pakaian untuk
mencegah
terpapar virus No Pernyataan ST TS RG S SS Total
corona. . S (% (% (% (% (%)
(%) ) ) ) )
8 Istirahat 14 17 17 11 41 69,7
minimal 8 jam 1 Isolasi 52 23 13 11 1 82,9
setiap hari mandiri pada
untuk menjaga orang yang
kesehatan terinfeksi
tubuh covid19 tidak
diperlukan
9 Olahraga 12 17 18 6 46 71,9 bagi yang
minimal 30 tidak
menit setiap memiliki
hari untuk gejala
menjaga
kesehatan 2 Orang yang 56 21 12 11 0 84,6
tubuh terpapar virus
corona hanya
10 Makan sayur 36 24 18 2 19 48,7 perlu
dan buah beristirahat di
untuk rumah
meningkatkan
daya tahan 3 Isolasi 57 14 15 14 0 82,9
tubuh mandiri di
rumah saja
selama 14
4.2.4 Karakteristik Berdasarkan hari untuk
Persepsi Tentang Penanganan Covid-19 orang yang
terpapar virus
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi corona
karakteristik pengunjung pelayanan
KIA berdasarkan Persepsi tentang 4 Meminum air 54 12 19 12 3 80,4
penanganan covid-19 di pelayanan hangat yang
dicapurkan
KIA BPM Jariyah, Amd. Keb bulan minyak kayu
April-Juni 2021 putih untuk
orang yang
memiliki
gejala covid-
Kategori F % 19 seperti
Baik 52 55 tidak bisa
menelan
Buruk 42 45
5 Orang yang 53 15 19 11 2 80,6
Total 94 100 memiliki
gejala covid-
Sumber : Data sekunder, April-Juni 2021 19 seperti
Berdasarkan tabel 4.8 panas dan
menunjukkan bahwa sebagian besar batuk hanya
pengunjung pelayanan KIA memiliki perlu
meminum
persepsi baik tentang penanganan obat
covid-19 yaitu sebanyak 52
pengunjung pelayanan KIA (55%). 6 Tidak semua 54 16 20 9 1 82,7
Pernyataan persepsi tentang orang yang
terinfeksi
penanganan covid-19 di pelayanan
covid-19
KIA BPM Jariyah, Amd. Keb bulan harus dirawat
April-Juni 2021 di rumah
sakit menyebar dari hewan ke manusia, Virus
7 Latihan 7 6 17 16 53 80,2
corona berasal dari hewan liar, Selang
pernafasan waktu virus sampai muncul penyakit
untuk sekitar 3-7 hari, Virus corona tidak bisa
mengurangi hidup dan memperbanyak diri tanpa
ketegangan perantara seperti manusia sebagian besar
dan
ibu menjawab sangat tidak setuju dan
kecemasan
sangat setuju.
8 Orang yang 2 14 14 20 50 80,6 Persepsi pengunjung pelayanan
terinfeksi KIA di BPM Jariyah dikatakan baik jika
virus covid- skor hasil pengisian kuesioner > 38,88 dan
19 harus
dibawa ke persepsi buruk < 38,88. Berdasarkan hasil
rumah sakit penelitian menunjukkan bahwa sebagian
untuk besar pengunjung pelayanan KIA memiliki
pengobatan persepsi baik tentang patogenesis covid-19
dengan persentase 67%. Pengetahuan
9 Berjemur di 3 12 15 22 48 80
siang hari merupakan salah satu penyebab seseorang
tidak memberikan persepsi yang baik dan buruk.
membuat Pengetahuan seseorang diperoleh dari
virus corona pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
hilang
misalnya dalam pendidikan formal, ketika
10 Menghirup 2 12 9 12 65 85,1 berinteraksi dengan orang lain, dan juga
udara segar di bisa diperoleh dari media elektronik.
pagi hari Sehingga apabila seseorang memiliki
dapat pengetahuan yang baik maka seseorang
meningkatka
n sistem imun akan memberikan respon yang positif
terhadap hal baru yang diterimanya, sesuai
dengan tingkat pendidikan pada
pengunjung pelayanan KIA dengan rata-
PEMBAHASAN rata tingkat pendidikan yaitu pendidikan
5.1 Persepsi tentang patogenesis covid- menengah sebanyak 57 pengunjung (61%)
19 pada pengunjung pelayanan KIA di dan pendidikan tinggi sebanyak 9
BPM Jariyah, Amd. Keb Burneh pengunjung (9%) tingkat pendidikan
Bangkalan menyebabkan pengetahuan yang baik
Berdasarkan hasil penelitian yang pengunjung pelayanan KIA terhadap
dilakukan di BPM Jariyah, Amd. Keb persepsi tentang patogenesis covid-19, usia
Burneh Bangkalan didapatkan bahwa mempengaruhi tingkat pengetahuan
sebagian besar pengunjung pelayanan KIA seseorang, semakin cukup umur seseorang
memiliki persepsi baik tentang patogenesis akan lebih matang dalam berpikir, sesuai
covid-19 yaitu sebanyak 63 pengunjung dengan usia pada pengunjung pelayanan
(67%). Persepsi baik pengunjung KIA rata-rata usia 20-35 tahun, selain itu
pelayanan KIA dapat dilihat dari hasil lingkungan juga sangat berpengaruh
analisis kuesioner pada pernyataan Covid- karena tempat tinggal yang berada di desa
19 adalah penyakit yang sama seperti flu akan lebih sulit mendapatkan informasi
biasa, Virus corona akan selesai dengan dengan adanya keterbatasaan sarana dan
sendirinya, Virus masuk melalui saluran prasarana misalnya televisi, telepon, dan
pernafasan, Kebanyakan Coronavirus jaringan internet. Persepsi yang baik
menginfeksi hewan, Virus corona dibuat mencerminkan bahwa sudah memahami
oleh negara chin, Kelelawar merupakan tentang patogenesis covid-19 sehingga
sumber utama virus corona, Virus corona masyarakat tidak mengabaikan protokol
kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dan dalam mempersepsikan sesuatu. Walgito
tidak mengakibatkan peningkatan kasus (2003, H. 47) Lingkungan atau situasi
positif covid-19. khususnya yang melatarbelakangi
Menurut Notoatmodjo (2015), stimulus juga akan berpengaruh dalam
Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi
persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat adalah manusia. Objek dan lingkungan
dalam diri individu, yang mencakup yang melatarbelakangi objek merupakan
beberapa hal antara lain : Pengalaman kebulatan atau kesatuan yang sulit
atau Pengetahuan yang dimiliki seseorang dipisahkan. Objek yang sama dengan
merupakan faktor yang sangat berperan situasi sosial yang berbeda, dapat
dalam menginterpretasikan stimulus yang menghasilkan persepsi yang berbeda.
kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau 5.2 Persepsi tentang bahaya covid-19
apa yang telah dipelajari akan pada pengunjung pelayanan KIA di
menyebabkan terjadinya perbedaan BPM Jariyah, Amd. Keb Burneh
interpretasi. Menurut Ahirman (2009) Bangkalan
Persepsi sangat dipengaruhi oleh Berdasarkan hasil penelitian yang
pengetahuan, pengalaman serta wawasan dilakukan di BPM Jariyah, Amd. Keb
seseorang, maka semakin baik Burneh Bangkalan didapatkan bahwa
pengetahuan, semakin banyak wawasan sebagian besar pengunjung pelayanan KIA
serta pengalaman maka akan semakin memiliki persepsi baik tentang bahaya
baik persepsi yang dimiliki seseorang, covid-19 yaitu sebanyak 72 pengunjung
sehingga mampu memberikan respon pelayanan KIA (77%). Persepsi baik
yang positif terhadap stimulus yang pengunjung pelayanan KIA dapat dilihat
diterima. Hal ini juga disampaikan oleh dari hasil analisis kuesioner pada
Dita Wahyu (2017) dalam penelitiannya pernyataan Virus corona tidak akan
yang menyatakan terdapat hubungan menular pada saat berbicara, Orang yang
yang signifikan antara pendidikan dengan sehat tidak akan tertular virus corona,
persepsi konsumen terhadap Orang yang bisa menularkan COVID-19
goodplant.co.id sebagai media pemasaran hanyalah yang memiliki gejala, Virus
online pada tingkat kepercayaan 99%. corona dapat bertahan hidup beberapa jam
Menurut nursalam (2003) Usia adalah di luar tubuh manusia, Anak-anak tidak
umur individu yang dihitung mulai saat termasuk kelompok yang berisiko karena
dilahirkan sampai ulang tahun. Semakin jarang terinfeksi Covid- 19, Virus corona
cukup umur, kematangan dan kekuatan tidak akan menular pada saat berjabat
seseorang akan lebih matang dalam tangan dengan orang lain, Risiko
berpikir dan bekerja. Semakin tua umur kematian pasien COVID-19 lebih tinggi
seseorang semakin konstruktif dalam pada penderita penyakit kronis, Gejala
menggunakan koping pengetahuan yang COVID-19 pada usia lanjut lebih berat
diperoleh. Usia sangat mempengaruhi daripada usia muda, Infeksi COVID-19
tingkat pengetahuan dan pengalaman dapat menimbulkan gejala ringan sampai
seseorang dan semakin cukup umur, berat, Gejala utama yang muncul yaitu
tingkat kematangan dan kekuatan demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan
seseorang akan lebih matang dalam bernapas hal ini disebabkan oleh
berpikir dan bekerja (Nursalam & pengetahuan pengunjung tentang bahaya
Pariani, 2001). Menurut David Krech dan covid-19 yang baik sehingga lebih banyak
Richard S. Crutchfield dalam Yoedo yang menjawab sangat tidak setuju.
Shambodo (2020) Faktor struktural Persepsi pengunjung pelayanan
adalah faktor di luar individu, misalnya KIA di BPM Jariyah dikatakan baik jika
lingkungan, budaya, dan norma sosial skor hasil pengisian kuesioner >40,71 dan
sangat berpengaruh terhadap seseorang persepsi buruk <40,71. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian mengenai Covid-19 sangat masif beredar
besar pengunjung pelayanan KIA memiliki di berbagai media masa, namun tidak
persepsi baik tentang bahaya covid-19 semua informasi tersebut benar karena
dengan persentase 77%. Dalam hal ini tidak jarang adalah informasi hoaks
sebagian besar pengunjung pelayanan (Ghani, 2020).
KIA sudah mengetahui bahaya covid-19 5.3 Persepsi tentang cara pencegahan
yang mereka peroleh dari berbagai sumber covid-19 pada pengunjung pelayanan
informasi. Sumber informasi tentang KIA di BPM Jariyah, Amd. Keb
bahaya covid-19 diperoleh dari media Burneh Bangkalan
sosial seperti facebook, whatsapp, Berdasarkan hasil penelitian yang
instagram, televisi/radio dan internet. dilakukan di BPM Jariyah, Amd. Keb
Teknologi memiliki peran yang begitu Burneh Bangkalan didapatkan bahwa
besar untuk memberikan informasi sebagian besar pengunjung pelayanan KIA
tentang covid-19. Tetapi banyaknya memiliki persepsi buruk tentang cara
informasi yang salah tentang covid-19 pencegahan covid-19 yaitu sebanyak 50
maka masyarakat harus bisa membedakan pengunjung pelayanan KIA (53%).
mana informasi yang positif dan negatif Persepsi buruk pengunjung pelayanan KIA
(hoaks). Sesuai dengan penelitian yang dapat dilihat dari hasil analisis kuesioner
telah dilakukan bahwa umumnya pada pernyataan Orang yang sehat tidak
pengunjung pelayanan KIA yang datang perlu menggunakan masker saat keluar
ke pelayanan kesehatan membawaa hp rumah, Penerapan protokol kesehatan
android. selama masa pandemi Corona virus perlu
Terkait dengan pengetahuan untuk dipatuhi bagi usia lanjut, Memakai
tentang covid-19, hasil penelitian dari masker hanya untuk yang positif covid 19
Balitbangkes tahun 2020 juga dan orang yang berusia lanjut, Menutup
mengungkapkan bahwa sebagian mulut dan hidung saat bersin atau batuk
responden (98,2%) sudah mendengar tidak diperlukan bagi yang tidak memiliki
istilah Covid-19, dan sebagian besar (80%) gejala, Makan sayur dan buah untuk
sumber informasi Covid-19 didapatkan meningkatkan daya tahan tubuh hal ini
dari media social televisi dan internet disebabkan oleh pengetahuan pengunjung
(Dhewantara et al., 2020). Selanjutnya tentang cara pencegahan covid-19 yang
hasil penelitian lainnya juga buruk karena hanya sebagian kecil
mengungkapkan bahwa media paling pengunjung pelayanan KIA yang
banyak diakses untuk informasi Covid-19 menjawab sangat tidak setuju.
dan juga PHBS adalah media sosial (IG, Persepsi pengunjung pelayanan
Twitter, FB, WA) sebesar 71,4% KIA di BPM Jariyah dikatakan baik jika
(Cahyorini, 2020). Pengetahuan dan skor hasil pengisian kuesioner >41,5 dan
pemahaman terkait Covid-19 bukanlah persepsi buruk <41,5. Berdasarkan hasil
perkara ringan. Perlu adanya sumbe data penelitian menunjukkan bahwa sebagian
dan informasi yang valid dan kredibel besar pengunjung pelayanan KIA memiliki
mengenai Covid-19. Selain itu, dalam persepsi buruk tentang cara pencegahan
upaya untuk meningkatkan kepedulian covid-19 dengan persentase 54%. Dilihat
kewaspadaan masyarakat perlu kehati- dari persepsi pengunjung pelayanan KIA
hatian dari setiap instansi/lembaga yang tentang cara pencegahan covid-19 yaitu
berwenang dalam menyampaikan Memakai masker hanya untuk yang positif
informasi yang benar dan berguna. Namun covid 19 dan orang yang berusia lanjut
demikian, antar lembaga pemerintah pun terdapat 26% yang menjawab ragu-ragu.
cenderung tidak sejalan dalam Salah satu upaya pencegahan
menyampaikan informasi. Kenyataan penyebaran dan percepatan penanganan
yang tidak bisa dipungkiri, informasi virus Covid-19 adalah dengan melakukan
physical distancing, Stay at Home, Persepsi baik pengunjung pelayanan KIA
memakai masker saat keluar rumah, dan dapat dilihat dari hasil analisis kuesioner
menerapkan protokol kesehatan. Walaupun pada pernyataan Isolasi mandiri pada
sudah ada kebijakan namun masyarakat orang yang terinfeksi covid19 tidak
umumnya dalam mentaati aturan ini masih diperlukan bagi yang tidak memiliki
belum optimal disebabkan karena gejala, Orang yang terpapar virus corona
kepedulian dan kesadaran masyarakat hanya perlu beristirahat di rumah, Isolasi
untuk mentaati aturan dan larangan dari mandiri di rumah saja selama 14 hari
pemerintah masih kurang. untuk orang yang terpapar virus corona,
Hasi penelitian yang dilakukan Meminum air hangat yang dicapurkan
Rahman et al. (2020) juga minyak kayu putih untuk orang yang
mengungkapkan bahwa ada masyarakat memiliki gejala covid-19 seperti tidak bisa
yang dengan sukarela patuh terhadap menelan, Orang yang memiliki gejala
instruksi pemerintah dengan melakukan covid-19 seperti panas dan batuk hanya
pembatasan berbagai kegiatan dan hanya perlu meminum obat, Tidak semua orang
tinggal diruma saja, namun sebaliknya ada yang terinfeksi covid-19 harus dirawat di
masyarakat yang tidak mengindahkan rumah sakit, Latihan pernafasan untuk
himbauan pemerintah dan tetap melakukan mengurangi ketegangan dan kecemasan,
kegiatan. Tindakan ketidakpatuhan Orang yang terinfeksi virus covid-19 harus
tersebut tidak saja merugikan diri sendiri dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan,
tetapi merugikan keluarg dan masyarakat. Berjemur di siang hari tidak membuat
Ada tiga faktor sosial yang mempengaruhi virus corona hilang, Menghirup udara
ketidakpatuhan masyarakat terhadap segar di pagi hari dapat meningkatkan
instruksi pemerintah, yaitu faktor sistem imun hal ini disebabkan oleh
psikologis, faktor sosial-ekonomi-budaya pengetahuan pengunjung tentang
dan persepsi terhadap pemerintah. Secara penanganan covid-19 yang baik sehingga
psikologis masyarakat indonesia lebih banyak yang menjawab STS dan SS.
merupakan makhluk sosial yang Persepsi pengunjung pelayanan
berinteraksi langsung, kebijakan physical KIA di BPM Jariyah dikatakan baik jika
distancing atau isolasi diri menyebabkan skor hasil pengisian kuesioner > 41,02 dan
masyarakat rentan terhadap stres, cabin persepsi buruk < 41,02. Berdasarkan hasil
fever, kecemasan, kebingunan dan penelitian menunjukkan bahwa sebagian
sebagainya. Selanjutnya perubahan besar pengunjung pelayanan KIA memiliki
kondisi sosial, budaya dan ekonomi persepsi baik tentang penanganan covid-19
menimbulkan persepsi yang kurang dengan persentase 55%. Dilihat dari
baik terhadap kinerja pemerintah yang persepsi pengunjung pelayanan KIA
memicu protes dalam bentuk tentang cara penanganan covid-19 Isolasi
ketidakpatuhan (Rahman et al., 2020). mandiri pada orang yang terinfeksi
5.4 Persepsi tentang penanganan covid- covid19 tidak diperlukan bagi yang tidak
19 pada pengunjung pelayanan KIA di memiliki gejala menyatakan sangat tidak
BPM Jariyah, Amd. Keb Burneh setuju. Dengan pengetahuan tentang
Bangkalan penanganan covid-19 yang dimiliki
sebagian besar pengunjung pelayanan KIA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah memberikan tanggapan sangat tidak
dilakukan di BPM Jariyah, Amd. Keb setuju bahwa Isolasi mandiri pada orang
Burneh Bangkalan didapatkan bahwa yang terinfeksi covid19 tidak diperlukan
sebagian besar pengunjung pelayanan KIA bagi yang tidak memiliki gejala pada
memiliki persepsi baik tentang cara kenyataannya isolasi mandiri dilakukan
pencegahan covid-19 yaitu sebanyak 52 orang yang terinfeksi covid-19 baik yang
pengunjung pelayanan KIA (55%). memiliki gejala atau tidak memiliki gejala.
Dalam hal ini isolasi mandiri adalah upaya memudahkannya menyerap ilmu
pembatasan dalam suatu rumah yang pengetahuan, dengan demikian maka
diduga terinfeksi penyakit untuk wawasannya akan lebih luas. Oleh karena
mencegah penyebaran penyakit. Isolasi itu, pengetahuan masyarakat tentang
mandiri dilakukan dengan memantau covid-19 merupakan aspek yang sangat
kondisi kesehatan diri sendiri, menghindari penting dalam masa pandemik seperti
kemungkinan penularan dengan orang- sekarang ini.
orang sekitar termasuk keluarga.
Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak PENUTUP
faktor seperti usia dan pendidikan. Sesuai 6.1 Kesimpulan
dengan usia pengunjung pelayanan KIA Berdasarkan hasil penelitian dan
yaitu sebagian besar berusia 20-35 tahun pembahasan melalui Persepsi tentang
biasanya pada umur 20-35 tahun sangat patogenesis, tingkat bahaya, cara
mudah sekali mencari dan menerima pencegahan, dan cara penanganan
informasi dan pendidikan pengunjung covid-19 dapat disimpulkan sebagai
pelayanan KIA sebagian besar memiliki berikut :
pendidikan menengah.
Banyak faktor yang mempengaruhi 6.1.1 Persepsi tentang patogenesis covid-
pengetahuan pengunjung pelayanan KIA 19 pada pengunjung pelayanan
tentang penanganan covid19. Menurut KIA di BPM Jariyah, Amd. Keb
Notoatmodjo (2012), faktor-faktor yang Burneh Bangkalan termasuk dalam
mempengaruhi pengetahuan yaitu kategori baik
pendidikan, umur dan faktor eksternal 6.1.2 Persepsi tentang bahaya covid-19
lainnya. Umur mempengaruhi pada pengunjung pelayanan KIA di
pengetahuan, menurut pendapat Budiman BPM Jariyah, Amd. Keb Burneh
(2013) yang menyatakan bahwa usia Bangkalan termasuk dalam
mempengaruhi daya tangkap dan pola kategori baik
pikir seseorang. Dengan bertambahnya 6.1.3 Persepsi tentang cara pncegahan
usia seseorang menyebabkan semakin covid-19 pada pengunjung
berkembangnya daya tangkap dan pola pelayanan KIA di BPM Jariyah,
pikirnya sehingga pengetahuan yang Amd. Keb Burneh Bangkalan
didapat semakin meningkat juga. Namun termasuk dalam kategori buruk
menurut pendapat Cropton, J (1997) 6.1.4 Persepsi tentang penanganan covid-
dikutip dari penelitian Aulia (2013) yang 19 pada pengunjung pelayanan
menyatakan bahwa usia produktif KIA di BPM Jariyah, Amd. Keb
merupakan usia dewasa yang aktif dalam Burneh Bangkalan termasuk dalam
kegiatan sehingga mendukung dalam kategori baik
belajar dan mengingat informasi yang 6.2 Saran
diperoleh, akan tetapi pada umur-umur 6.2.1 Teoritis
tertentu atau menjelang usia lanjut Dalam penelitian ini perlu
kemampuan penerimaan atau mengingat dikembangkan lagi mengenai
suatu pengetahuan akan berkurang. persepsi tentang covid-19 pada
Menurut Notoatmodjo (2012) pendidikan pengunjung pelayanan KIA. Kepada
seseorang mengenai kesehatan akan peneliti selanjutnya dapat
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, menjadikan penelitian ini sebagai
hal ini dikarenakan dengan pendidikan referensi dan melakukan penelitian
yang didapat akan memperoleh selanjutnya tentang persepsi covid-
pengetahuan dan akan tercipta upaya 19, dalam pengambilan sampel bisa
pencegahan suatu penyakit. Semakin diperluas lagi dan mampu
tinggi tingkat pendidikan seseorang akan
mengembangkan masalah penelitian Ghani, M. W. 2020.Mengelola
lebih lanjut. Pengetahuan COVID-19 dengan
6.2.2 Praktis Konsep Knowledge Management,
Peran tenaga kesehatan, Pusat Penelitian Kependudukan
khususnya bidan sangat penting LIPI. Available at:
untuk bisa memberikan informasi https://kependudukan.lipi.go.id/id/be
dan edukasi terhadap pengunjung rita/53-mencatatcovid19/900-
pelayanan tentang patogenesis, mengelola-pengetahuan-covid-19-
bahaya, cara pencegahan, dan dengan-konsep-knowledge-
penanganan covid-19 dengan management (25 Agustus 2021).
mengadakan penyuluhan kepada Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis
masyarakat tentang covid-19. Serta Multivariate dengan Program IBM
pentingnya menerapkan protokol SPSS. Yogyakarta: Universitas
kesehatan dan memenuhi kebutuhan Diponegoro
nutrisi selama masa pandemi seperti Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Etika
mengkonsumsi makanan yang Penelitian Keperawatan. Jakarta:
bergizi, istirahat yang cukup dan Salemba Medika.
selalu berpikir positif untuk Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam
meningkatkan daya tahan tubuh. Jaringan Sosial Untuk
Meminimalisasi Efek Contagious
DAFTAR PUSTAKA (Kasus Penyebaran Virus Corona Di
Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Indonesia). Jurnal Sosial Humaniora
Validitas.Yogyakarta: Pustaka Terapan, 2(2), 117–124. Tersedia di
Pelajar https://doi.org/10.7454/jsht.v2i. (25
Budiman, A. (2013). Kapita Selekta Februari 2021)
Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Salemba Medika Notoatmodjo, S 2015, Promosi Kesehatan
Cahyorini. 2020. Ringkasan Kajian Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta :
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Rineka Cipta.
Hidup Sehat Masyarakat dalam Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Menghadapi Covid-19 di Indonesia. Metodologi Penelitian Keperawatan.
Jakarta: Balitbangkes RI. Jakarta: Samlemba Medika.
Cooper, E & Schindler, S. (2017). Metode Nursalam. 2014. Konsep Penerapan
Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Metode Penelitian Ilmu
Empat Keperawatan. Jakarta: Salemba
Dhewantara, P. Et al. 2020. Ringkasan Medika.
Kajian Pengetahuan, Persepsi dan Nursalam, N., & Syarifuddin, S. (2017).
Praktik Masyarakat Indonesia Persepsi Masyarakat Tentang
terhadap Covid-19. Jakarta: Perempuan Bercadar. Equilibrium:
Balitbangkes RI. Jurnal Pendidikan, 3 (1), 116-125.
Dita Wahyu Hestiana. (2017). Jurnal of Tersedia di
Health Education. 2(2), 138–145. https://doi.org/10.26618/equilibrium.
v3i1.519. (25 februari 2021)
Fauziah, S. (2012). Gambaran persepsi Pasolong, Harbani. 2016. Metode
masyarakat tentang peran perawat Penelitian Administrasi Publik.
puskesmas di Kelurahan Bintara Bandung: Alfabeta.
Kota Bekasi tahun 2012. (Skripsi). Profil Kesehatan 2018
Universitas Indonesia. https://www.depkes.go.id/resources/
download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan- Ramadhani, R. 2013. Komunikasi
Informasi_Profil-Kesehatan- Interpersonal Orang Tua Dan Anak
Indonesia 2018.pdf. (25 februari Dalam Membentuk Perilaku Psitif
2021) Anak Pada Murid SDIT Cordova
Rahman, A. A. et al.2020. Faktor-Faktor Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi.
Psikososial dari Ketidakpatuhan Vol.1 No. 3:112-121.
Masyarakat pada Masa Pandemik. Sunaryo. 2014. Psikologi Untuk
http://digilib.uinsgd.ac.id/30892/1/K Pendidikan. Jakarta: EGC.
TI%20Psikologi%20Rahman Fehr, A.R., Perlman, S. (2015).
%20dkk.pdf (Diakses: 25 Agustus Coronavirus: An Overview of Their
2021). Replication and Pathogenesis.
Sugiyono, 2013. Metodelogi Penelitian Methods Mol Biol. 2015 ; 1282: 1–5
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Korsman, S.N.J., van Zyl, G.U., Nutt, L.,
Kualitatif. Dan R&D Bandung: Andersson, M.I, Presier, W. (2012).
Alfabeta. Viroloy. Chins: Churchill Livingston
Sugiyono, 2017. Metodelogi Penelitian Elsevier
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Kualitatif. Dan R&D Bandung: (2020). Panduan Praktik Klinis:
Alfabeta. Pneumonia 2019-nCoV. PDPI:
Widiyani, R. (2020). Latar Belakang Virus Jakarta
Corona, Perkembangan hingga Isu Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. (2020). A
Terkini. Retrieved from detik News Handbook of 2019-nCoV
Siahaineinia1 H.E, & Bakara T.L . 2020 Pneumonia Control and Prevention.
Persepsi Masyarakat Tentang Hubei Science and Technologi Press.
Penggunaan Masker Dan Cuci China
Tangan Selama Pandemi Covid-19 WHO. (2020). WHO Director-General’s
Di Pasar Sukaramai Medan. Jurnal remarks at the media briefing on
Kesehatan Masyarakat, 9(1): 1 2019-nCov on 11 February 2020.
Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Cited Feb 13rd 2020. Available
Yogyakarta : PT. Buku Seru Setiadi. on: https://www.who.int/dg/speeches
(2013). Konsep dan praktek /detail/who-director-generals-
penulisan riset keperawatan (Ed.2) remarks-at-the-media-briefing-on-
Yogyakarta: Graha Ilmu 2019-ncov-on-11-february- 2020. 25
Ling, Jonathan, dan Jonathan Catling. Feb 2021
2012. Psikologi Kognitif. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai