Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KERAGUAN MELAKUKAN

VAKSINASI COVID-19 PADA PENDERITA HIPERTENSI SEBELUM


MELAKUKAN VAKSINASI COVID-19 DI KECAMATAN KEPANJEN, MALANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:
Yunike Afina Susana
NIM: 185070201111012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan munculnya kabar
mengenai penyakit sangat menular yang menyerang organ pernapasan dan
mematikan di daratan Tiongkok. Kasus penyakit menular diberitakan
pertama kali terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei ini dengan cepat menyebar ke
seluruh Tiongkok dan seluruh dunia. Sumber penularan diduga berasal dari
hewan kelelawar, tetapi hal ini masih belum diketahui dengan pasti. Akan
tetapi, kasus pertama kali dilaporkan berkaitan dengan aktivitas pasar ikan di
Wuhan yang juga menjual hewan kelelawar (Amboro, 2019). Organisasi
Kesehatan Dunia atau sering dikenal sebagai WHO (World Helath
Organization) menyatakan pada tanggal 11 Maret 2020, bahwa wabah virus
corona Covid-19 sebagai pandemi globlal. Hingga bulan Juli 2021, penyakit
menular Corona Virus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus
Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) berjumlah
sebanyak 185,854,795 kasus di dunia (Worldometer, 2021).
Penyebaran virus SARS-CoV-2 secara airborne dari manusia ke
manusia lain melalui droplet pernapasan. Contohnya pada suatu penderita
Covid-19 yang bersin atau batuk, dan selanjutnya seseorang menghirup
percikan air liut tersebut. Tidak hanya itu, seseorang dapat dengan mudah
terinfeksi apabila memegang area wajah setelah tangannya kontak dengan
permukaan yang terkontaminasi. Gejala yang ditimbulkan hampir sama
dengan flu, tetapi virus corona lebih cepat berkembang sehingga akibatnya
menimbulkan infeksi yang lebih parah dan berdampak pada gagal organ
(Amalia & Hiola, 2020). Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menetapkan
kebijakan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus ini dengan
membatasi aktivitas di ruang publik secara langsung. Kebijakan ini
merupakan bentuk implementasi dari UU No. 6 Tahun 2018 tentang
Karantina Kesehatan (Yunus & Rezki, 2020). Tidak terbatas hanya pada
penerapan protokol kesehatan saja, namun perlu dilakukan intervensi lain
yang dapat memutuskan rantai penularan penyakit yaitu dengan upaya
vaksinasi.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/9860/2020 Tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk
Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 mengatur enam jenis
vaksin yang akan digunakan dalam skema vaksinasi di Indonesia, yaitu
vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), Astra Zeneca, China
National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer
Inc. and BioNTech dan vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd (Mufidah &
Tejomurti, 2021). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/MENKES/12757/2020 Tentang Penetapan Sasaran Pelaksanaan
Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mengatur kelompok
prioritas penerima vaksin, yaitu lansia, pelayan publik, dan pelayan medis
(Valerisha & Putra, 2020). Diberlakukannya kebijakan ini menyebabkan
timbulnya beberapa respon dari masyarakat, terutama keraguan terhadap
vaksinasi Covid-19.
Jika keyakinan merupakan pernyataan tegas seseorang atas proporsi
yang dinilai benar, maka seseorang akan secara sadar berkomitmen untuk
mempertahankan kebenaran. Keyakinan berperan sebagai dasar dalam
seseorang untuk bertindak. Keyakinan akan membimbing seseorang dan
membentuk tindakannya dalam berperilaku. Sedangkan keraguan adalah
keadaan di mana seseorang merasa gelisah dan tidak puas terhadap
proposisi. Keraguan menunjukkan suatu sikap yang mempertanyakan dan
menyatakan ketidaksediaan untuk menerima proposisi (Rifai, 2019). Keragu-
raguan vaksin mengacu pada keterlambatan penerimaan atau penolakan
terhadap vaksin, meskipun tersedianya layanan vaksin (MacDonald & SAGE
Working Group on Vaccine Hesitancy, 2015). Merebaknya informasi yang
tidak benar mengenai vaksin Covid-19 menyebabkan masyarakat ragu dan
takut untuk mengikuti program vaksinasi yang ada. Keraguan ini muncul
ketika masyarakat tidak mengetahui efek samping dari vaksin, tingkat
keamanannya dan vaksin yang masih baru sehingga beredar isu bahwa
vaksin belum cukup matang diteliti (Rahmawati & Ningsih, 2020).

Terdapat tiga faktor determinan yang mempengaruhi keraguan vaksinasi


yang sering disebut sebagai the 3Cs model, di mana faktor pertama yaitu
confidence (kepercayaan) didefinisikan sebagai sikap percaya pada 1)
efektivitas dan keamanan suatu vaksin; 2) suatu layanan yang menyediakan
vaksin dan 3) pembuat kebijakan dalam memutuskan pemilihan vaksin.
Faktor yang kedua yaitu complacency (kepuasan) muncul ketika seseorang
merasa rendahnya risiko dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
dan menganggap vaksinasi sebagai tindakan pencegahan yang tidak
diperlukan. Faktor ketiga yaitu convenience (kemudahan) dapat diukur
dengan ketersediaan fisik, keterjangkauan dan kesediaan untuk membayar,
aksesibilitas geografis, pemahaman akan vaksin serta daya tarik dari
pelayanan imunisasi (Larson et al., 2014).
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif
terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala
informasi dan data sekadar berkemampuan untuk menginformasikan atau
bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan atau ranah kognitif
merupakan domain yang berkemampuan dalam mengarahkan tindakan
seseorang (Suraningsih et al., 2020).
Berdasarkan data dan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keraguan
pada penderita hipertensi sebelum melakukan vaksinasi Covid-19 di
Kecamatan Kepanjen, Malang.
ALUR PIKIR

DAMPAK COVID terhadap hipertensi FISIK, PSIKOLOGIS DAN SOSIAL

(problemnya apa….)

UPAYA PENANGANAN COVID-19 pada penderita hipertensi VAKSIN

(problemnya ………)

Prevalensi penderita hipertensi yang mengikuti program vaksinasi

(problemnya …..…)

Problem yang ditemukan saat sebelum pemberian vaksinasi pada hipertensi keraguan

Faktor yang mempengaruhi penderita hipertensi ragu mengikuti program vaksinasi 


harusnya bicara tentang pengetahuan

(problemnya apa???)

Kalau ada prevalensi masyarakat yang kurang memahami vaksinasi

Hubungan antara keraguan dan pengetahuan


1.2. Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang di atas, dapat ditetapkan rumusan masalah
penelitian “Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
keraguan pada penderita hipertensi sebelum melakukan vaksinasi Covid-19
di Kecamatan Kepanjen, Malang”?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan antara antara tingkat
pengetahuan dengan keraguan pada penderita hipertensi sebelum
melakukan vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Kepanjen, Malang.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan akan vaksinasi
Covid-19 pada masyarakat dengan penyakit hipertensi di
Kecamatan Kepanjen, Malang.
2. Mengidentifikasi gambaran keraguan akan vaksinasi Covid-19
pada masyarakat dengan penyakit hipertensi di Kecamatan
Kepanjen, Malang.
1.4. Manfaat Akademik
1.4.1. Bagi Peneliti
Proses penelitian berguna bagi peneliti untuk menambah
wawasan mengenai gambaran tingkat pengetahuan dengan
keraguan pada penderita hipertensi sebelum melakukan vaksinasi
Covid-19 di Kecamatan Kepanjen, Malang.
1.4.2. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
peneliti lain yang akan meneliti tentang hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan keraguan pada penderita hipertensi sebelum
melakukan vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Kepanjen, Malang.
1.5. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau
gambaran mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
keraguan pada penderita hipertensi sebelum melakukan vaksinasi Covid-19
di Kecamatan Kepanjen, Malang.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L., & Hiola, F. (2020). Analisis Gejala Klinis Dan Peningkatan Kekebalan

Tubuh Untuk Mencegah Penyakit Covid-19. Jambura Journal of Health

Sciences and Research, 2(2), 71–76.

Amboro, K. (2019). Kontekstualisasi Pandemi Covid-19 dalam Pembelajaran

Sejarah. Yupa: Historical Studies Journal, 3(2), 90–106.

COVID Live Update: 159,667,993 Cases and 3,319,579 Deaths from the

Coronavirus—Worldometer. (n.d.). Retrieved May 11, 2021, from

https://www.worldometers.info/coronavirus/

Larson, H. J., Jarrett, C., Eckersberger, E., Smith, D. M. D., & Paterson, P.

(2014). Understanding vaccine hesitancy around vaccines and


vaccination from a global perspective: A systematic review of published

literature, 2007–2012. Vaccine, 32(19), 2150–2159.

https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2014.01.081

MacDonald, N. E. & SAGE Working Group on Vaccine Hesitancy. (2015).

Vaccine hesitancy: Definition, scope and determinants. Vaccine, 33(34),

4161–4164. https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2015.04.036

Mufidah, L., & Tejomurti, K. (2021). ANALISIS YURIDIS PELAKSANAAN

PENGADAAN VAKSIN DALAM PENANGANAN CORONAVIRUS

DISEASE 2019 (COVID-19)[A Legal Analysis of the Implementation of

Vaccine Procurement in Managing the Coronavirus Disease 19 (Covid-

19)]. Law Review, 270–299.

Rahmawati, L., & Ningsih, M. P. (2020). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

DAN SIKAP TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI

DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM MEMBERIKAN IMUNISASI DPT-

HB-HIB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA KOTA

PADANG. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 7(1), 209–220.

Rifai, A. S. (2019). KEBENARAN DAN KERAGUAN DALAM STUDI KEISLAMAN

(TELAAH PEMIKIRAN CHARLES SANDER PEIRCE DALAM BUKU

CONTEMPORARY ANALYTIC PHILOSHOPHY). Jurnal Penelitian

Agama, 20(1), 95–109. https://doi.org/10.24090/jpa.v20i1.2019.pp95-109

Suraningsih, N., Puspita, M. I., & Fatmayanti, H. (2020). HUBUNGAN TINGKAT

PENGETAHUAN TERHADAP KECEMASAN MAHASISWA BARU PADA

BAHAYA RADIASI SINAR-X (DI PEMBELAJARAN LABORATORIUM

PRODI D III TEKNIK RONTGEN STIKES WIDYA HUSADA

SEMARANG). Health Care Media, 4(2), 59–62.


Valerisha, A., & Putra, M. A. (2020). Pandemi Global COVID-19 dan

Problematika Negara-Bangsa: Transparansi Data Sebagai Vaksin Socio-

digital? Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 131–137.

Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan pemberlakuan lock down sebagai

antisipasi penyebaran corona virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial Dan

Budaya Syar-i, 7(3), 227–238.

Anda mungkin juga menyukai