Anda di halaman 1dari 6

UKM F1

Judul : Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja

Latar Belakang: Kesehatan reproduksi remaja harus mendapatkan perhatian yang serius untuk
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas.
Masa remaja merupakan masa yang dianggap rawan dalam kehidupan karena merupakan masa
peralihan dari kehidupan anak menjadi kehidupan dewasa yang penuh gejolak. Menjadi remaja berarti
menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian, lonjakan pertumbuhan badan dan
pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi, tidak
terkecuali organ reproduksi yang rentan terhadap infeksi saluran reproduksi, kehamilan, penyakit
menular seksual, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak
dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Dalam kaitannya dengan
kesehatan reproduksi, masalah yang terpenting adalah perilaku seksual remaja yang berakibat
meningkatnya prevalensi aborsi, pernikahan usia muda, keluarga yang tidak diharapkan, melahirkan
diluar nikah, kematian ibu dan bayi, depresi pada gadis yang terlanjur melakukan hubungan seksual,
serta memberi peluang menyebarnya penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Program pemerintah
dalam menyelesaikan masalah kesehatan reproduksi remaja adalah dengan upaya promosi dan
pencegahan masalah kesehatan reproduksi juga perlu diarahkan pada masa remaja, dimana terjadi
peralihan dari masa anak menjadi dewasa, dan perubahan-perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh
terjadi dalam waktu relatif cepat.

Permasalahan : Adakah pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang kesehatan


reproduksi pada siswa SMA/SMK YAPURA?

Perencanan dan pemilhan intervensi :

Lokasi intervensi adalah siswa SMA Yapura

Intervensi yang dilakukan meliputi tentang :

-Peningkatan pengetahuan siswa-siswi SMA/SMK YAPURA mengenai kesehatan reproduksi remaja

-Peningkatan pengetahuan siswa-siswi SMA/SMK YAPURA mengenai Penyakit Menular Seksual

-memberi kemudahan bagi siswa-siswi dalam memahami kesehatan reproduksi remaja

Pelaksanaan :

Lokasi di SMA/SMK YAPURA Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor

-Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja

-Penyuluhan Penyakit Menular Seksual

-Pembagian leaflet berisikan kesehatan reproduksi remaja

-Pembagian leaflet berisikan bahaya narkoba untuk kesehatan reproduksi remaja


Monitoring dan Evaluasi :

-pembagian pre-test dan post-test untuk para siswa-siswi SMA/SMK YAPURA sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan.

-penilaian terhadap pre-test dan post-test, guna mengetahui kemajuan pengetahuan dari penyuluhan.

UKM F2

Judul : Sosialisasi Vaksinasi Covid

Latar Belakang : Vaksinasi merupakan suatu pencegahan medis yang sudah tidak asing di telinga
masyarakat modern saat ini. Vaksinasi dianggap sebagai salah satu terobosan mutakhir dalam dunia
kesehatan karena bersifat prefentif dan menyelamatkan nyawa manusia. Untuk dapat mengendalikan
pandemi COVID-19 di masyarakat secara cepat yaitu dengan meningkatkan kekebalan individu dan
kelompok sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, serta mendukung produktifitas
ekonomi dan sosial, pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan dengan strategi yang tepat pada kelompok
sasaran prioritas. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan
protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk memutuskan mata rantai
penularan penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi. Upaya telah dilakukan oleh berbagai negara,
termasuk Indonesia, untuk mengembangkan vaksin yang ideal untuk pencegahan infeksi SARS-CoV-2
dengan berbagai platform yaitu vaksin inaktivasi /inactivated virus vaccines, vaksin virus yang
dilemahkan (live attenuated), vaksin vektor virus, vaksin asam nukleat, vaksin seperti virus (virus-like
vaccine), dan vaksin subunit protein. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi
transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai
kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar
tetap produktif secara sosial dan ekonomi. Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan
vaksinasi tinggi dan merata di seluruh wilayah. Upaya pencegahan melalui pemberian program vaksinasi
jika dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandingkan dengan upaya
pengobatan.

Permasalahan : Adakah pengaruh sosialisasi tentang pemberian Vaksin Covid-19 terhadap jumlah
peserta vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Tenjolaya?

Perencanaan dan pemilihan intervensi :

-meningkatkan protocol kesehatan di Kecamatan Tenjolaya

-membuat presentasi dan leaflet tentang vaksin covid 19

Pelaksanaan :

-Pembagian masker gratis bagi yang tidak memakasi masker saat hadir dalam sosialisasi

-Pembagian leaflet tentang vaksin Covid-19

-mempresentasikan tentang vaksin Covid-19

Monitoring dan evaluasi :


-mengerahkan para kader Desa di Kecamatan Tenjolaya untuk mendata warga yang ikut dalam vaksinasi
Covid-19

-memberikan questioner mengenai pemahaman warga akan vaksinasi Covid-19

UKM F3

Judul : Sosialisasi Vaksin Covid pada Ibu Hamil

Latar Belakang : Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) disebabkan oleh virus Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2) sindrom pernafasan akut parah. Pertama kali munculnya virus ini adalah di Wuhan, Hubei, China,
pada bulan Desember 2019 (WHO, 2020). Oleh karena itu, di banyak negara, termasuk pemerintah
Indonesia, pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 terutama menyangkut kelompok rentan
yang berisiko lebih besar, salah satunya adalah ibu hamil (Qiao, 2020). Wanita hamil rentan mengalami
gangguan kesehatan, terutama infeksi yang disebabkan oleh perubahan fisiologi tubuh dan mekanisme
respon imun (Nurdianto et al, 2020). Wanita hamil dengan COVID-19 terjadi pada trimester pertama,
kedua, dan ketiga. Pada terimester pertama, meski sejauh ini belum terbukti ibu hamil dapat
menurlarkan COVID-19, infeksi COVID-19 pada ibu hamil dapat memengaruhi organogenesis dan
perkembangan janin. Semakin dini kasus infeksi, semakin besar pula risiko keguguran (Briet et al, 2020).
Wanita hamil dengan COVID-19. lebih mungkin melahirkan secara prematur (studi; 8549 wanita) (WHO,
2020). Beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dampak COVID-19 menunjukkan bahwa
ibu hamil dengan COVID-19 berisiko mengalami keguguran, gawat janin, persalinan prematur, ketuban
dini, dan gangguan pertumbuhan janin (Xu, 2020). Komisi Kesehatan Nasional China mengidentifikasi
terdapat 118 ibu hamil yang mengalami COVID-19 di 50 RS di Wuhan sejak 8 Desember 2019 hingga 20
Maret 2020. Pada trimester kedua terdapat 75 (64%) wanita hamil dengan COVID-19. Dari 118 kasus,
112 menunjukkan gejala (simtomatis) dan 6 kasus sisanya adalah asimtomatis. Meski ada banyak pasien,
belum ada ibu hamil yang meninggal (Chen et al, 2020). Sejauh ini informasi tentang COVID-19 pada ibu
hamil masih terbatas. Untuk menghindari penularan COVID-19 maka ;angkah yang dapat dilakukan
mengambil tindakan pencegahan secepatnya dan menghindari terpaan virus pathogen dengan
bermasker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tertentu (Burhan et al, 2020; Ganing, 2020) Berdasarkan
uraian diatas maka tujuan studi ini yaitu untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam
mencegah penyebaran COVID-19 dan penularannya pada ibu hamil.

Permasalahan : Adakah pengaruh sosialisasi vaksinasi Covid-19 terhadap keikut sertaan vaksinasi ibu-ibu
hamil di Kecamatan Tenjolaya ?

Perencanaan dan intervensi :

-menyusun presentasi tentang sosialisasi vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil

-membuat leaflet tentang vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil

Pelaksanaan :

-pemaparan vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil

-pembagian leaflet tentang vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil


Monitoring dan evaluasi :

-mengerahkan para kader Desa di Kecamatan Tenjolaya untuk mendata seberapa banyaknya ibu hamil
yang ingin turut mendapat vaksin Covid-19 di Kecamatan Tenjolaya.
F4 gizi masyarakat
JUDUL LAPORAN : Diare pada Anak

LATAR BELAKANG : dikarenakan banyaknya kasus diare pada anak, maka puskesmas Kecamatan Ciomas
mengadakan penyuluhan tentang itu. makanan yang anak konsumsi sehari-hari tidak boleh disepelehkan, harus
diperhatikan kebersihannya, kematangannya dan terutama adalah nilai gizinya. diare pada anak bisa menyebabkan
dehidrasi dari derajat ringan hingga berat. maka dari itu perlu peran penting para orangtua dalam memilih makanan
yang bersih untuk anak.

 PERMASALAHAN: -diare pada anak

-dehidrasi pada anak

-infeksi bakteri dan parasit yang berhubungan dengan diare pada anak

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI : Melakukan penyuluhan tentang diare pada

anak.

Media : Leaflet.

Tempat: Pondok Karang Asem Paciran

Tim: ibu kader, dokter internsip dan perawat puskesmas

 PELAKSANAAN : Peserta adalah ibu – ibu yang

memiliki anak balita sejumlah 25

orang dan peserta paham bagaimana

penatalaksanaan diare dan kapan

harus membawa anaknya ke fasilitas

kesehatan dengan Tanya jawab

metode kuis

monitor : dokter melakukan pengitungan jumlah kasus diare pada anak,pasca penyuluhan

F1 :

 JUDUL LAPORAN : pentingnya MPASI bagi si kecil

 LATAR BELAKANG : masih kurangnya pengetahuan akan MPASI di lingkungan kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor. banyak warga yang datang membawa bayinya yang ingin berobat karena berat badan si bayi tidak
bertambah sesuai dengan umurnya. misalnya, anak 1 tahun hanya diberi makan bubur biskuit bayi dan tidak ada
makanan halus bergizi lainnya

 PERMASALAHAN: -kurangnya pengetahuan ibu akan MPASI

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI : Penyuluhan tentang ASI Eklusif dan MP

ASI meliputi manfaat ASI ekslusif pada

bayi, perbedaan ASI dan susu

formula,teknik menyusui dengan benar

dan jenis, cara penyajian, jadwal

pemberian MP ASI sesuai usia serta

pembagian makanan tambahan (biskuit)


pada balita

Media penyuluhan: Small Working Group

Tempat: Balai Desa Tunggul

Tim Puskesmas : Dokter Internship, Bu

Khotim, Bu ari, kader posyandu

PELAKSANAAN :

Sasaran adalah ibu – ibu yang

memiliki balita di desa tunggul,

tujuannya agar anak – anak balita

mereka mendapat makanan yang

sesuai sesuai umur mereka yakni ASI

eksklusif berarti asi saja sampai anak

usia 6 bulan, lalu pemberian MPASI

setelah usia 6 bulan secara bertahap.

Untuk mengetahui pengetahuan ibu –

ibu, dilakukan kuis di akhir

penyuluhan, dan ibu – ibu 90% bisa

menjawab pertanyaan dari dokter

internsip.

Anda mungkin juga menyukai