Anda di halaman 1dari 8

JUDUL KEGIATAN

Penyuluhan Mengenai Pemenuhan Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil


LATAR BELAKANG
Pentingnya manfaat dan tujuan pemenuhan gizi nutrisi ibu hamil dan janin dalam rangka
menjaga kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan perlu untuk diketahui dan
dipahami dengan baik dan benar oleh para ibu-ibu dalam masa kehamilan. Pemenuhan
asupan gizi ibu hamil perlu dijaga, karena dalam masa kehamilan tentunya bagi para ibu
hamil yang mendapatkan gizi seimbang dan baik diharapkan dapat terhindar dan mencegah
dari risiko kesehatan baik bagi janin dan ibu sendiri. Masih kurangnya perhatian dan
pemahaman akan pentingnya asupan gizi di masa kehamilan, perlu dilakukan penyuluhan
untuk menambah pengetahuan serta memotivasi para ibu hamil.
Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi
kurang,seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Gizi. Hasil SKRT 1995
menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia
mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar
terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.Diharapkan
dengan adanya penyuluhan ini, para ibu hamil mampu mengetahui dan memahami tentang
perlunya mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi untuk kesehatan ibu dan
perkembangan janin.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 22 September 2022 di Posyandu Matahari.
Penyuluhan diberikan kepada para ibu hamil yang datang ke posyandu mengenai pentingnya
kecukupan gizi yang dikonsumsi selama masa kehamilan.
1. F1 – Penyuluhan Gizi

2. F1 – Penyuluhan Kesehatan Lingkungan


JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan mengenai penyakit Frambusia di SDN Serekah.
LATAR BELAKANG
Frambusia merupakan penyakit tropis yang termasuk ke dalam kelompok penyakit tropis
terabaikan (Neglected Tropical Diseases). Frambusia atau dalam beberapa bahasa daerah
disebut patek, puru, buba, pian, parangi, ambalo adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pertenue yang hidup di daerah tropis. Bakteri Frambusia berbentuk
spiral dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop lapangan gelap menggunakan metode
fluoresensi. Penularannya melalui lalat atau melalui kontak langsung dari cairan luka
penderita ke orang yang mempunyai kulit yang luka atau tidak utuh.
Kemajuan ekonomi Indonesia, peningkatan dan pemerataan pendidikan, kemajuan teknologi
dalam pengobatan, serta meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat berdampak pada
hilangnya kondisi yang mendukung penularan Frambusia dan semakin terlokalisirnya
penyebaran Frambusia pada daerah tertentu. Situasi tersebut merupakan momentum yang
tepat untuk melaksanakan program Eradikasi Frambusia yang diharapkan akan tercapai pada
akhir tahun 2020.
PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat dan terbebas dari penyakit Frambusia.
GAMBARAN PELAKSANAAN

Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Rabu 28 September 2022 bertempat
di ruang kelas 1 SD Negeri Serekah. Penyuluhan ini diikuti oleh guru dan siswa/i.
Selama penyuluhan, disampaikan informasi mengenai pengertian penyakit
Frambusia, cara penularan, ppengobatan, tujuan dan manfaat menerapkan PHBS
dalam lingkungan sekolah, serta masalah yang akan timbul jika tidak menerapkan
PHBS saah satunya terjadi penularan penyakit Frambusia di sekolah. Demikian
diharapkan melalui penyuluhan ini para peserta yang hadir dapat menerapkan PHBS
di sekolah sehingga tidak terjadi penularan penyakit Frambusia, serta memahami
jenis-jenis penyakit yang dapat timbul akibat tidak berperilaku bersih dan sehat.

3. F1 – Penyuluhan P2P
JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan Penerapan 3M di Sekolah Dasar
LATAR BELAKANG
Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan
oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
menyerang seluruh lapisan masyarakat termasuk anak-anak. Upaya pengendalian
pandemi COVID-19 yang dapat dilakukan adalah 3M (Mencuci tangan, Memakai,
melepas, dan membuang masker, dan Menjaga jarak). Anak-anak usia dini baik pra
sekolah maupun usia sekolah dasar merupakan sasaran utama yang mendapat
perhatikan khusus dalam penerapan hidup sehat. Hal ini dikarenakan anak-anak
sangat aktif beraktifitas bersama teman-teman dan sering mengabaikan kebersihan
tangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada anak-
anak usia 6 -10 tahun tentang 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga
jarak), yang dapat mengurangi kejadian infeksi virus Covid-19 pada anak-anak.
GAMBARAN PELAKSANAAN

Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan 03 Oktober 2022, bertempat di SDN 1


Mangun Jaya . Penyuluhan ini diikuti oleh guru dan siswa/I. Selama penyuluhan,
disampaikan informasi mengenai protokol kesehatan tentang 3M (Memakai masker,
Mencuci tangan, dan Menjaga jarak).
6. F1 – Penyuluhan KIA
JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
LATAR BELAKANG
Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan. Setiap orang
harus mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga
mampu menurunkan serta memenuhi keinginannya tanpa ada hambatan apa pun, kapan, dan
berapa sering untuk memiliki keturunan. Setiap orang berhak dalam mengatur jumlah
keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang lengkap tentang cara-cara kontrasepsi
sehingga dapat memilih cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan reproduksi lainnya, seperti pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
pelayanan bagi anak dan kesehatan remaja juga perlu dijamin.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang disahkan melalui Peraturan
Presiden no. 7 tahun 2005, maka program KRR merupakan salah satu program prioritas
dalam pembangunan nasional. Tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja secara
eksplisit dinyatakan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku
positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat
kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung
upaya peningkatan kualitas generasi mendatang (Depkes RI, 2003). Beberapa fakta
menunjukkan bahwa permasalahan pada remaja perlu mendapat perhatian, misalnya tingkat
pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya
dalam hal cara-cara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti
pencegahan KTD, IMS, serta HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
(SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh BPS memperlihatkan bahwa tingkat
pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas sudah cukup baik,
namun dalam hal pengetahuan tentang masa subur, risiko kehamilan, dan anemia relatif
masih rendah.
GAMBARAN PELAKSANAAN

Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja ini dilaksanakan pada hari Sabtu 13


Agustus 2022 di Poskesdes Mangun Jaya. Penyuluhan ini diikuti oleh remaja laki-
laki dan perempuan. Selama penyuluhan, disampaikan informasi mengenai kesehatan
reproduksi, cara-cara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti
pencegahan KTD, IMS, serta HIV dan AIDS.

4. F1 – Penyuluhan TB
JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan Mengenai Penyakit TB Paru di Puskesmas Babat Toman
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacteriumtuberculosis.Meskipun jumlahkematian akibat tuberkulosis menurun 22%
antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke- 10 penyebab
kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO. Oleh sebab itu
hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan
dalam SDGs (Sustainability Development Goals).
Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) yang
tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentangSDGs menetapkan target
prevalensi TBC pada tahun 2019 menjadi 245 per 100.000 penduduk. Sementara prevalensi
TBC tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Sedangkan di Permenkes Nomor 67
Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis menetapkan target program
Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC
Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000
penduduk. Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau
25,40 per 1 juta penduduk.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan dilaksanakan pada Selasa 24 September 2022 di poli TB Puskesmas Babat
Toman. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberiaan edukasi mengenai penyakit TB paru,
faktor resiko, komplikasi yang dapat ditimbulkan serta cara pencegahannya.

5. F1 – Penyuluhan kesehatan jiwa


JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Mengenai
Kesehatan Jiwa di Lingkungan Sekitarnya
LATAR BELAKANG
Masalah psikososial merupakan masalah yang banyak terjadi dimasyarakat. Psikososial
adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau
sebaliknya. Masalah psikososial adalah masalah yang terjadi pada kejiwaaan dan sosialnya.
Psikososial (Psychosocial) adalah hubungan antara kesehatan mental atau emosional
seseorang dengan kondisi sosialnya.
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk;
maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan
beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang. Data Riskesdas
2018 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan
gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6.1% dari
jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan dilaksanakan pada Selasa 22 September 2022 di poli jiwa Puskesmas Babat
Toman. Selama penyuluhan, disampaikan informasi mengenai pengertian penyakit jiwa,
macam-macam penyakit jiwa, dan langkah yang harus dilakukan jika menemui pasien
yang dicurigai mengalami gangguan kesehatan jiwa.

7. F1 – Penyuluhan Keluarga Berencana


JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan alat KB
LATAR BELAKANG

Keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan


dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan
penjarangan kehamilan.
Dalam program KB Nasional saat ini harus dilakukan salah satu saja dari usaha
keluarga berencana yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Pentingnya mengetahui pengetahuan mengenai alat KB sangat diperlukan untuk
masyarakat di wilayah Puskesmas Babat Toman.
GAMBARAN PELAKSANAAN

Kegiatan dilakukan pada hari kamis 22 September 2022 di Posyandu Mawar Putih.
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh ibu yang datang ke Posyandu. Adapun
penyuluhan yang dilakukan meliputi pemberian materi mengenai program KB, serta
manfaat dan tujuannya. Diharapkan setelah ini pasien mengerti dan ikut dalam
program KB.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

JUDUL KEGIATAN
Pelaksanaan Posbindu Desa dalam rangka deteksi dini PTM
LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia,
karena menjadi penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak besar
terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu, diketahui bahwa PTM merupakan komorbid
yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19. Salah satu PTM yang
memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi, berdasarkan data Riskesdas
2018 diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang hipertensi (34,1%). Hipertensi
dikenal sebagai "silent killer" karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan yang berarti
namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi bahkan kematian. Hal ini disebabkan
karena tidak terdeteksi sejak dini yang berdampak pada lambatnya penanganan. Oleh karena
itu deteksi dini menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan dan penanggulangan
PTM di Indonesia yang dituangkan dalam target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.
Pentingnya deteksi dini dalam upaya P2PTM diwujudkan menjadi salah satu target Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan yang perlu dicapai, tentu juga diiringi dengan dukungan
penguatan promosi kesehatan dan tatalaksana kasus. Program deteksi dini memiliki sasaran
usia 15 tahun ke atas artinya semua penduduk Indonesia usia 15 tahun keatas wajib
mendapatkan deteksi dini minimal 1 kali setahun. Tetapi hal ini belum berjalan optimal
selain karena jumlah sasaran yang sangat besar yang artinya membutuhkan sumber daya
yang juga memadai untuk pencapaian target oleh sebab itu perlu strategi yang tepat untuk
mampu menyasar semua target.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Kegiatan dilakukan pada hari kamis 22 September 2022 di
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh ibu yang datang ke Posyandu. Adapun kegiatan
yang dilakukan meliputi pemberian materi mengenai program KB, serta manfaat
dan tujuannya. Diharapkan setelah ini pasien mengerti dan ikut dalam program KB.

ADVOKASI

Anda mungkin juga menyukai