Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Rabu 28 September 2022 bertempat
di ruang kelas 1 SD Negeri Serekah. Penyuluhan ini diikuti oleh guru dan siswa/i.
Selama penyuluhan, disampaikan informasi mengenai pengertian penyakit
Frambusia, cara penularan, ppengobatan, tujuan dan manfaat menerapkan PHBS
dalam lingkungan sekolah, serta masalah yang akan timbul jika tidak menerapkan
PHBS saah satunya terjadi penularan penyakit Frambusia di sekolah. Demikian
diharapkan melalui penyuluhan ini para peserta yang hadir dapat menerapkan PHBS
di sekolah sehingga tidak terjadi penularan penyakit Frambusia, serta memahami
jenis-jenis penyakit yang dapat timbul akibat tidak berperilaku bersih dan sehat.
3. F1 – Penyuluhan P2P
JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan Penerapan 3M di Sekolah Dasar
LATAR BELAKANG
Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan
oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
menyerang seluruh lapisan masyarakat termasuk anak-anak. Upaya pengendalian
pandemi COVID-19 yang dapat dilakukan adalah 3M (Mencuci tangan, Memakai,
melepas, dan membuang masker, dan Menjaga jarak). Anak-anak usia dini baik pra
sekolah maupun usia sekolah dasar merupakan sasaran utama yang mendapat
perhatikan khusus dalam penerapan hidup sehat. Hal ini dikarenakan anak-anak
sangat aktif beraktifitas bersama teman-teman dan sering mengabaikan kebersihan
tangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada anak-
anak usia 6 -10 tahun tentang 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga
jarak), yang dapat mengurangi kejadian infeksi virus Covid-19 pada anak-anak.
GAMBARAN PELAKSANAAN
4. F1 – Penyuluhan TB
JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan Mengenai Penyakit TB Paru di Puskesmas Babat Toman
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacteriumtuberculosis.Meskipun jumlahkematian akibat tuberkulosis menurun 22%
antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke- 10 penyebab
kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO. Oleh sebab itu
hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan
dalam SDGs (Sustainability Development Goals).
Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) yang
tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentangSDGs menetapkan target
prevalensi TBC pada tahun 2019 menjadi 245 per 100.000 penduduk. Sementara prevalensi
TBC tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Sedangkan di Permenkes Nomor 67
Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis menetapkan target program
Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC
Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000
penduduk. Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau
25,40 per 1 juta penduduk.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan dilaksanakan pada Selasa 24 September 2022 di poli TB Puskesmas Babat
Toman. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberiaan edukasi mengenai penyakit TB paru,
faktor resiko, komplikasi yang dapat ditimbulkan serta cara pencegahannya.
Kegiatan dilakukan pada hari kamis 22 September 2022 di Posyandu Mawar Putih.
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh ibu yang datang ke Posyandu. Adapun
penyuluhan yang dilakukan meliputi pemberian materi mengenai program KB, serta
manfaat dan tujuannya. Diharapkan setelah ini pasien mengerti dan ikut dalam
program KB.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
JUDUL KEGIATAN
Pelaksanaan Posbindu Desa dalam rangka deteksi dini PTM
LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia,
karena menjadi penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak besar
terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu, diketahui bahwa PTM merupakan komorbid
yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19. Salah satu PTM yang
memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi, berdasarkan data Riskesdas
2018 diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang hipertensi (34,1%). Hipertensi
dikenal sebagai "silent killer" karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan yang berarti
namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi bahkan kematian. Hal ini disebabkan
karena tidak terdeteksi sejak dini yang berdampak pada lambatnya penanganan. Oleh karena
itu deteksi dini menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan dan penanggulangan
PTM di Indonesia yang dituangkan dalam target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.
Pentingnya deteksi dini dalam upaya P2PTM diwujudkan menjadi salah satu target Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan yang perlu dicapai, tentu juga diiringi dengan dukungan
penguatan promosi kesehatan dan tatalaksana kasus. Program deteksi dini memiliki sasaran
usia 15 tahun ke atas artinya semua penduduk Indonesia usia 15 tahun keatas wajib
mendapatkan deteksi dini minimal 1 kali setahun. Tetapi hal ini belum berjalan optimal
selain karena jumlah sasaran yang sangat besar yang artinya membutuhkan sumber daya
yang juga memadai untuk pencapaian target oleh sebab itu perlu strategi yang tepat untuk
mampu menyasar semua target.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Kegiatan dilakukan pada hari kamis 22 September 2022 di
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh ibu yang datang ke Posyandu. Adapun kegiatan
yang dilakukan meliputi pemberian materi mengenai program KB, serta manfaat
dan tujuannya. Diharapkan setelah ini pasien mengerti dan ikut dalam program KB.
ADVOKASI