Anda di halaman 1dari 7

F1

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang
tertular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dengan ciri demam tinggi mendadak
disertai manifestasi pendarahan dan cenderung menimbulkan renjatan dan kematian.
Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di
dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya serta sering menimbulkan
ledakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan jumlah kematian tinggi.
Menurut World Health Organitation (WHO) insiden DBD di seluruh dunia
meningkat secara drastis selama 20 tahun terakhir, diperkirakan jumlah orang yang
beresiko terserang penyakit ini sekitar 2,5-3 miliar dan 20 juta pada setiap tahunnya
(2010). Indonesia merupakan daerah yang mempunyai potensi terjadinya infeksi
penyakit DBD.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan kunci keberhasilan dalam
memutus penyebaran. Tetapi pada umumnya masyarakat belum memahami secara
benar pencegahan dan penanggulangan masalah penyakit DBD. Oleh karenanya,
pemberian informasi terkait dengan cara pencegahan dan penggulangan masih
diperlukan
Peran serta tenaga kesehatan dinas terkait dan kader ibu-ibu PKK dalam
pencegahan penularan penyakit DBD. Merupakan perilaku yang diharapkan melalui
kegiatan sosialisasi tentang penyuluhan DBD.

Promosi kesehatan mengenai DBD perlu dilakukan karena :


1. Semakin tingginya jumlah penderita DBD.
2. Semakin tingginya angka kematian yang disebabkan karena DBD
3. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai DBD, terutama mengenai bahaya
dan komplikasinya jika tidak ditatalaksana dengan baik
4. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penularan DBD yang berkaitan
dengan kesehatan lingkungan dan kebersihan perseorangan (PHBS)

Tujuan penyuluhan mengenai DBD adalah:


1. Tercapainya pemahaman mengenai penyebab, gejala, penularan, dan pencegahan
DBD sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
2. Terbentuknya agen kesehatan oleh masyarakat yang telah mendapatkan penyuluhan
mengenai DBD, sehingga dapat membantu menyebarluaskan informasi mengenai
DBD kepada lingkungan sekitar terutama keluarga, sehingga membantu upaya
promosi kesehatan
3. Tercapainya lingkungan yang sehat dan tercapainya PHBS

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan mengenai kasus DBD, dan dalam upaya
mempromosikan mengenai DBD, maka saya memilih “METODE PENYULUHAN”
dalam perencanaan dan pemilihan intervensi. Termasuk di dalamnya informasi
tentang apa itu DBD, penyebab DBD, gejala DBD, cara penularan DBD dan upaya
pencegahan DBD. Kegiatan penyuluhan disertai dengan sesi tanya jawab, baik oleh
presentator (untuk menilai pemahaman masyarakat setelah dilaksanakannya
penyuluhan) maupun oleh peserta penyuluhan (untuk menanyakan hal-hal yang dirasa
belum jelas)

Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Ketapang
di desa Berundung pada 15 Januari 2020.3.23

Monitoring
1. Masyarakat dapat mengerti mengenai penyebab DBD, gejala DBD, penularan
DBD, serta pencegahan DBD
3. Masyarakat dapat menggalakkan pencegahan DBD bagi diri sendiri, keluarga
terutama anak, maupun di lingkungan sekitar.
4. Menurunnya jumlah kasus DBD

Evaluasi
Masyarakat dapat memahami mengenai penyebab, gejala, penularan, dan pencegahan
DBD. Sebagian besar ibu yang hadir dalam penyuluhan ini aktif dalam mengajukan
pertanyaan, terutama mengenai penatalaksanaan DBD yang dapat dilakukan di rumah
sebelum dibawa ke tenaga kesehatan. Secara keseluruhan kegiatan penyuluhan ini
berjalan dengan lancer. Namun perlu dilakukan evaluasi berkala untuk menilai ulang
pemahaman masyarakat mengenai DBD
F3
Tubuh manusia membutuhkan zat gizi yang mempunyai peranan penting bagi
fungsi sel tubuh, salah satu diantaranya adalah vitamin. Vitamin dibagi menjadi
vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin C dan vitamin B kompleks, dan
vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E, dan K.
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati. Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A
merupakan zat gizi esensial bagi manusia, dimana vitamin ini tidak dapat dibuat oleh
tubuh sendiri, oleh karena itu harus dicukupi dari makanan luar.
Vitamin A berfungsi untuk membangun sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi
mata, menjaga tubuh dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi, serta
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Suplementasi kapsul vitamin A
pada anak umur 6-59 bulan dan ibu nifas bertujuan tidak hanya untuk mencegah
kebutaan tetapi juga untuk penanggulangan kasus KVA (kekurangan vitamin A).

Penyuluhan tentang “Manfaat dan Sumber vitamin A” ini bertujuan


meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya vitamin A. Selain itu,
menjelaskan pentingnya vitamin A pada anak dan ibu nifas, mengetahui sumber
makanan yang mengandung vitamin A, sehingga kebutuhan nutrisi dan vitamin A
bagi keluarga tercukupi bahkan sampai anak-anak tumbuh dewasa.

Pada penyuluhan ini akan menggunakan metode ceramah sebagai metode


informasi kepada peserta penyuluhan. Akan dijelaskan mengenai berbagai manfaat
dari vitamin A dan makanan apa saja yang mengandung vitamin A. Peserta juga akan
diberikan waktu setelah presentasi selesai untuk memberikan pertanyaan kepada
pemapar apabila ada informasi yang belum jelas tentang informasi yang telah
diberikan..

Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Ketapang
di Posyandu Karang Sari, pada 21 Februari 2020.

Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup baik
menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai macam
pertanyaan seputar vitamin A. Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan pendengarnya mengenai manfaat dan sumber vitamin A sehingga
masyarakat dapat mengetahui pentingnya vitamin A bagi keluarganya dan berperan
serta aktif dalam mencegah kasus-kasus yang berhubungan dengan vitamin A.

F3
Anak mendapat zat kekebalan dari ibunya baik yang dibawa sejak didalam
kandungan ataupun dari air susu ibu (ASI) tetapi tidak mencukupi untuk melindungi
anak dari berbagai penyakit infeksi dan menular. Oleh karena itu anak membutuhkan
zat kekebalan buatan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit tersebut. Dan
imunisasi adalah suatu upaya pencegahan untuk melindungi seseorang terhadap
penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar dari penyakit infeksi tertentu
sehingga walaupun nantinya orang tersebut mendapat infeksi tidak akan meninggal
atau menderita cacat.

Warga masyarakat khususnya para ibu-ibu yang masih mempunyai balita ternyata
masih banyak diantara mereka yang kurang memahami arti pentingnya imunisasi bagi
anak mereka. Selain ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya imunisasi untuk
melindungi anak-anaknya dari penyakit infeksi dan menular, banyak juga diantara
mereka yang lebih mementingkan pekerjaan misalnya bekerja di sawah daripada
mengantarkan anak-anak mereka ke posyandu atau tempat pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan imunisasi. Hal ini dimungkinkan juga karena pendapatan rata-rata
masyarakat yang masih tergolong rendah.

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya kesehatan anak dalam hal ini
pemberian imunisasi adalah dengan mengadakan pemberian imunisasi DPT di
posyandu. Untuk lebih meningkatkan pehaman itu, perlu dilakukan suatu intervensi
terhadap para ibu mengenai hal tersebut. Dipilih metode penyuluhan yang dilakukan
secara bersamaan dengan posyandu untuk memanfaatkan waktu yang tersedia agar
lebih efektif.

Penyuluhan dan pemberian imunisasi DPTdilakukan di Posyandu Karang Sari pada


tanggal 21 Februari 2020.
Secara keseluruhan, upaya pemberian imunisasi balita di posyandu berjalan
dengan lancar dan baik. Semua balita yang datang untuk imunisasi diberikan
imunisasi kecuali bagi balita yang tidak sesuai jadwal (usianya belum sesuai dengan
jadwal pemberian).
Secara keseluruhan kegiatan penyuluhan berjalan lancar dan baik, mayoritas para
ibu mengikuti penyuluhan sampai selesai. Penyuluhan dilakukan dengan metode
diskusi agar lebih akrab dan memudahkan peserta yang hadir untuk memahami
materi. Respons peserta cukup baik yang ditunjukkan dengan memperhatikan,
memberi tanggapan, dan mengajukan pertanyaan.

F3
Penyakit difteri, pertusis, dan tetanus adalah tiga penyakit berbeda yang masing-
masing memiliki risiko tinggi dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Ketiga
penyakit ini adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu,
pemberian imunisasi DPT sebaiknya tidak dilewatkan.

Warga masyarakat khususnya para ibu-ibu yang masih mempunyai balita ternyata
masih banyak diantara mereka yang kurang memahami arti pentingnya imunisasi DPT
bagi anak mereka. Selain ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya imunisasi untuk
melindungi anak-anaknya, banyak juga diantara mereka yang lebih mementingkan
pekerjaan misalnya bekerja di sawah daripada mengantarkan anak-anak mereka ke
posyandu atau tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.

F5
Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang dari 30 jenis mikroba (bakteri,
virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang
paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea, chlamydia, sypilis, trichomoniasis,
chancroid, herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan
hepatitis B. Beberapa diantaranya, yakni HIV dan sypilis, dapat juga ditularkan dari
ibu ke janin selama kehamilan dan kelahiran, dan melalui darah serta jaringan tubuh.
Penyuluhan ini diperlukan karena :
1. Para ibu hamil banyak yang beranggapan bahwa penyakit akibat hubungan intim
hanya HIV
2. Minimnya pengetahuan tentang apa itu IMS, bagaimana gejala dan cara
menularnya
3. Para ibu hamil banyak yang tidak tahu manfaat skrining sifilis, hepatitis b, dan HIV
pada kehamilan

Sebagai upaya deteksi dini, ibu hamil perlu dilakukan skrining dan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang IMS termasuk didalamnya penyebab,
gejala, cara penularannya maka perlu dilakukan intervensi berupa penyuluhan yang
dilakukan secara bersamaan dengan posyandu untuk memanfaatkan waktu yang
tersedia agar lebih efektif.

Pelaksanaan skrining dan penyuluhan IMS dilaksanakan di Posyandu Sumber Nadi


pada 10 Februari 2020.

Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan melalui :


1. Pencatatan dan pelaporan kasus yang ditemukan yang kemudian segera ditindak
lanjuti.
2. Untuk menurunkan angka kejadian kasus ini sebaiknya kegiatan penyuluhan ini
rutin dilakukan.

F5
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-
anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia
ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
COVID-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan
Virus ini pertama kali masuk Indonesia pada 2 Maret 2020 dan hingga
penyuluhan dilakukan sudah terkonfirmasi sebanyak 686 kasus positif covid
19.

Promosi kesehatan mengenai Covid 19 perlu dilakukan karena :


1. Semakin tingginya jumlah penderita Covid 19.
2. Terjadi peningkatan angka kematian yang disebabkan Covid 19
3. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Covid 19, terutama mengenai
bahaya Covid 19
4. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penularan Covid 19 yang berkaitan
dengan kontak langsung melalui udara.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan mengenai kasus Covid 19, dan dalam
upaya pencegahan penularan Covid 19, maka saya memilih METODE
PENYULUHAN. Termasuk di dalamnya informasi tentang apa itu Covid 19,
penyebab Covid 19, gejala Covid 19, cara penularan Covid 19 dan upaya pencegahan
Covid 19. Kegiatan penyuluhan disertai dengan sesi tanya jawab, baik oleh
presentator (untuk menilai pemahaman masyarakat setelah dilaksanakannya
penyuluhan) maupun oleh peserta penyuluhan (untuk menanyakan hal-hal yang dirasa
belum jelas)

Anda mungkin juga menyukai