Anda di halaman 1dari 78

RENCANA USULAN KEGIATAN

(R.U.K.)
PUSKESMAS MASBAGIK BARU
TAHUN 2020

PUSKESMAS MASBAGIK BARU


BAB III
ANALISIS DATA

I. UKM ESENSIAL
A. GAMBARAN UMUM PROGRAM
1. Program Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan adalah upaya kesehatan meliputi kegiatan analisis dan


pengendalian resiko –resiko kesehatan sebagai akibat kurang terpenuhinya kebutuhan
kesehatan dasar seperti air bersih,fasitas sanitasi yang memadai dan tempat tinggal yang
layak serta penurunan tingkat resiko kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran dan
bahaya-bahaya lingkungan.

2. Program Promosi Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar
peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan
masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat,
dan khususnya kepada masyarakat.

3. Program Gizi

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan. Dimulai sejak dalam
kandungan (janin), bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun
pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat, yang biasa disebut dengan “masa emas” (Golden
Age).Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen sehingga tidak
dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa berikutnya terpenuhi.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2015-2019 bidang kesehatan, Kementerian
Kesehatan telah menetapkan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang
memuat indikator keluaran yang harus dicapai, kebijakan dan strategi Kementerian
Kesehatan. Di bidang perbaikan gizi telah ditetapkan beberapa indikator keluaran,
diantaranya : 95 % ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapat PMT, 98 % ibu
hamil mendapat Fe, 90 % balita kurus mendapat PMT, dan 30 % remaja putri mendapat
Tablet Tambah Darah (TTD) .

4. Program KIA/KB
Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu program upaya kesehatan
wajib pada pusekesmas, dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib
pengembangan harus menerapkan azas pertanggung jawab wilayah, pemberdayaan
masyarakat keperpaduandan rujukan.
Program kesehatan ibu merupakan program kesehatan waji Puskesmas, agar
upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan
menajemen dengan baik, yang terdiri dari perencanaan,pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan serta tanggung jawab secara berkesinambungan.

5. Program P2P
a. Imunisasi
Imunisasi adalah satu cara intervensi yang paling efektif dalam menurunkan
angka kesakitan dan kematian bayi balita. Imunisasi telah diakui sebgai upaya
pencegahan penyakit yang paling mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak
terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah faktor perilaku masyarakat itu
sendiri yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dan menganggap bahwa
semata-mata posyandu itu milik tenaga kesehatan. Masyarakat kurang memahami
manfaat dari kegiatan imunisasi di posyandu, kurangnya kesadaran masyarakat
khususnya orang tua yang memiliki bayi dan balita yang masih wajib mendapatkan
vaksinasi untuk bekerja sama dalam kegiatan imunisasi di posyandu.
Salah satu indikator yang penting untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu
Negara adalah banyaknya bayi (umur 0-12 bulan) yang meninggal per 1000 kelahiran
hidup, yang disebut dengan AKB (Angka Kematian Balita). Anak-anak khususnya
dibawah lima tahun adalah individu yang rentan terhadap berbagai penyakit. Setiap
tahunnya 12 juta anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Dari seluruh
kematian tersebut 70% meninggal karna Pneumonia, Diare, Campak, dan Malnutrisi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan sejak tahun
1997 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit yaitu TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B melalui Antigen BCG, DPT,
Polio, CAMPAK/MR, Hepatitis B dan TT untuk wanita subur dan ibu hamil.

b. Diare
Penyakit diare merupakan jenis penyakit yang menyebabkan penderitanya
mengalami rangsangan yang berlebihan terhadap keinginan buang air besar dan secara
terus menerus sehingga menyebabkan kandungan air yang berlebihan pada fases.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja termasuk anak-anak. Penyakit Diare
menimbulkan penderitanya mengalami dehidrasi, bila keadaan ini berlanjut dapat
menyebabkan kematian. Pada balita penyakit Diare juga mempengaruhi status gizi dan
tumbuh kembang anak.
Normal orang dewasa buang air besar sebanyak 1 sampai 2 kali sehari, namun
jika lebih dari itu bisa diindikasikan orang tersebut terserang diare. Pada anak-anak
frekuensi buang air besar biasanya lebih sering disbanding dengan orang dewasa,
namun bukan berarti anak tersebut anak tersebut juga terjangkit diare.
Ada berbagai faktor pemicu terjadinya diare karena penyakit ini bukan
merupakansuatu penyakit yang datang dengan sendirinya maupun penyakit bawaan.
Diare biasanya disebabkan oleh adanya infeksi virus atau infeksi rotavirus (yang
kebanyakan menyerang anak-anak) serta infeksi bakteri, alergi terhadap obat-obat
tertentu (biasanya alergi antibiotik) dan alergi terhadap makanan, alergi terhadap
pemanis buatan.
Selain beberapa faktor diatas, diare juga dapat disebabkan oleh faktor kurangnya
kebersihan lingkungan serta tempat tinggal. Lingkungan yang kotor menjadi salah satu
tempat bakteri, virus, serta parasite yang menyebabkan kumanpenyakit diare
menyebar.

c. Surveylan dan DBD


Surveilans epidemiologi adalah suatu rangkaian proses yang terus menerus dan
sistematis dalam pengumpulan data, pengolahan, analisa dan interprestasi serta
diseminasi informasi untuk aksi atau perencanaan, pelaksanaan, penilaian program
kesehatan masyarakat berdasarkan evidens base.
Kebutuhan informasi yang terpercaya merupakan inti dari surveylans
epidemiologi, sehingga menetapkan tujuan surveylans yang akan dibangun perlu
mempertimbangkan factor SMART ( Spesific, Measurable, Actions Oriented,
Realistik dan Time Frame )
Program DBD merupakan salah satu kegiatan yang juga ada dalam program
surveylan. Dimana segala informasi yang didapatkan sangat terkait. Penyakit demam
berdarah (DBD) masih merupakan ancaman serius bagi masyarakat Indonesia yang
memiliki iklim tropis.
Untuk itu program surveylan dan DBD dirasa perlu dilaksanakan di Puskesmas
Masbagik guna mencegah terjadinya wabah.

6. Usaha Kesehatan Sekolah


Gambaran umum Usaha Kesehatan Sekolah yang dilaksanakan di Puskesmas
Masbagik baru antara lain:
1. Pendataan murid TK /, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, dilaksanakan setiap
tahun sekali, tujuannya untuk mendapatan data yang valid dan akurat serta terpercaya
2. Penjaringan kesehatan anak sekolah kegiatannya antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telinga dan
tenggorokan, kulit dan rambut dan sebagainya
b. Penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi
c. Pengobatan sederhana
d. Pertolongan pertama
e. Rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di sekolah
3. Survey PHBS dan Pembinaan sekolah, kegiatannya adalah pengawasan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat mencakup:
a. Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat buang air
besar, dan kebersihan lingkungan sekolah
b. Pengawasan kantin sekolah
c. Pengawasan bangunan sekolah yang sehat
d. Pengawasan binatang serangga dan pengerat ang ada di lingkungan sekolah
e. Pengawasan terhadap pencemaran lingkungan tanah, air dan udara disekitar sekolah
f. Penanaman nilai-nilai yang berkaitan dengan prilaku hidup bersih dan sehat
g. Pengawasan terhadap prilaku pola hidup masyarakat sekolah yang bersih dan sehat
4. Sosialisasi Program sakura, kegiatannya adalah memberikan materi tentang program
sakura kepada kepala sekolah/guru UKS masing-masing sekolah
5. Orientasi dokter kecil, kegiatannya adalah melatih 30 orang siswa-siswi dari kelas IV
dan V yang sudah dipilih oleh pihak sekolah. Pelatihan yang diberikan antara lain :
a. P3K
b. Kebersihan lingkungan dan cuci tangan pakai sabun (CPTS)
c. Makanan bergizi
d. Cara menyikat gigi yang benar
e. Penyuluhan tentang penyakit diare
B. TUJUAN PROGRAM
1. Program Kesehatan Lingkungan
Mengendalikan masalah kesehatan lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat.

2. Program Promosi Kesehatan


Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk
hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta
terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan
tersebut.

3. Program Gizi
Mencegah dan menurunkan masalah gizi untuk mewujudkan hidup sehat dan status gizi
optimal.

4. Program KIA/KB
Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak bayi dan balita.

5. Program P2P
a. Imunisasi
1. Tujuan umum
Untuk Mencegah Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I)
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus imunisasi antara lain.
a. Tercapainya Desa UCI
b. Untuk Mencegah Penyakit Hepatitis
c. Untuk Mencegah Penyakit TBC
d. Untuk Mencegah Penyakit Difteri
e. Untuk Mencegah Penyakit Tetanus
f. Untuk Mencegah Penyakit Pertusis
g. Untuk Mencegah Penyakit Influeza
h. Untuk Mencegah Penyakit Polio
i. Untuk Mencegah Penyakit Pneumonia
j. Untuk Mencegah Penyakit Campak dan Rubella

b. Diare
Mencegah dan menurunkan angka kesakitan akibat penyakit Diare untuk mewujudkan
hidup sehat dan status optimal.
d. Surveylan dan Demam Berdarah
Diperolehnya informasi epidemiologi penyakit tertentu dan terdistribusinya informasi
tersebut kepada program terkait dan Dinas Kesehatan.

6. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


1.Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.

2. Tujuan khusus
Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik yang mencakup :
a.Menurunkan angka kesakitan anak sekolah
b. Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun sosial
c.Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah
d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah
e.Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,
rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya

C. ANALISA CAKUPAN KEGIATAN


1. Program Kesehatan Lingkungan
Keberhasilan upaya program Kesling dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara
lain :
A. Dusun di Intervensi STBM
Tujuan untuk memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran
penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta meningkatkan akses
air minum dan sanitasi dasar maka perlu dilakukan pendekatan untuk mengubah perilaku
higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan melalui kegiatan
STBM.
Diwilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru terdiri dari 3 desa yang mencapai 20 dusun .
dusun yang sudah di intervensi STBM dapat di lihat pada grafik dibawah ini :
Grafik Intervensi Program STBM Tahun 2018

INTERVENSI PROGRAM STBM


JUMLAH DUSUN Frekuensi Pemicuan STBM
Frekuensi Monev Pasca Pemicuan Dusun ODF

20 20 20

8 8 8 8 8
6 6 6 6 6 6

0 0
MASBAGIK UTARA MASBAGIK UTARA BARU MASBAGIK TIMUR TOTAL PUSKESMAS

Dari grafik di atas Dusun yang sudah di intervensi STBM dan monev STBM sebanyak 20
dusun dari target 20 dusun sedangkan Dusun yang sudah ODF yaitu baru 8 Dusun dari 20
Dusun.

B. Desa/ Kelurahan ODF

Di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru baru satu desa yang ODF dan ini di tunjukan
pada grafik berikut:

Grafik Jumlah Desa ODF dan Desa STBM Tahun 2018

JUMLAH DESA ODF DAN DESA STBM


Dusun ODF Desa ODF Desa STBM

10 10

1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
Masbagik Utara Masbagik Utara Baru Masbagik Timur Total Puskesmas

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa satu Desa saja yang sudah ODF (Open Defication Free)
atau bebas buang air besar sembarangan, sedangkan Desa yang lain belum menjadi desa ODF.
Target Desa ODF tahun 2018 yaitu 1 Desa (Desa Masbagik Utara Baru ) tapi belum mencapai
target
D. Akses Fasilitasi Sanitasi
Table 9.Data cakupan kepemilikan sanitasi dasar

N JUMLA JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH TPS


O H SARANA AIR JAMBAN SPAL
NAMA
MINUM
DESA RUMAH
Absolu % Absolu % Absolu % Absolu %
t t t t

1 Masbagi 2495 1730 69,3 1543 61,8 1587 63,6 1527 61,2
k Timur 3 4 0 0

2 Masbagi 3652 2787 76,3 2212 60,5 2161 59,1 2109 57,7
k Utara 1 6 7 4

3 Masbagi 1891 1357 71,7 972 51,4 1010 74,4 960 50,7
k Utara 6 0 2 6
Baru

TOTAL 8038 5874 73.0 4727 60 4758 59.1 4596 57,1


9 7

Pelaksanaan pemeriksaan terhadap akses fasilitasi sanitasi dasar tahun 2018 program
penyehatan lingkungan yang meliputi Akses Jamban Sehat, Rumah dengan SPAL dan Rumah
dengan TPS belum mencapai target. Dari Target yang ditetapkan sebesar 85 % sampai akhir
tahun 2018 tercapai sebesar 60 % untuk Akses Jamban Sehat, 59.19 % untuk Rumah dengan
SPAL dan 57,17 % untuk Rumah dengan TPS hanya Akses terhadap Air Bersih yang mencapai
target sebesar 73.0 %. Data cakupan kepemilikan sanitasi dasar dapat dilihat pada grafik dibawah
ini :

Grafik cakupan kepemilikan sanitasi dasar


90

80

70

60

50 % AKSES SAM
% AKSES JAMBAN
40
% AKSES SPAL
% AKSES TPS
30

20

10

0
Masbagik Timur Masbagik Utara Masbagik Utara TOTAL
Baru

C. Pasien/ klien klinik sanitasi yang di Follow Up

Gambaran jumlah pasien dan klien klinik sanitasi yang di follow up pada tahun 2018 di
wilayah kerja Puskesmas Masbagik Barudapat dilihat pada grafik berikut:

JUMLAH PASIEN DAN KLIEN KLINIK SANITASI YANG DI-


FOLLOW-UP
DESEMBER 2018

MASBAGIK UTARA MASBAGIK UTARA BARU MASBAGIK TIMUR TOTAL PUSKESMAS

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien /klien klinik sanitasi yang di
Follow Up belum mencapai target (60%) dari jumlah pasien/klien yang dikonseling diklinik
sanitisai. Jumlah pasien yang di follow Up sebanyak 382 pasien /klien , sehingga pasien yang di
follow up hanya 53% dari target 60%.

D. Tempat-Tempat Umum (TTU) yang di periksa dan memenuhi syarat.

Program pengawasan TTU bertujuan untuk meningkatkan kwalitas lingkungan TTU dan
semua kemasyarakatan lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga dapat
melindungi masyarakat dan penularan penyakit, keracunan, kecelakaan, pencemaran lingkungan
serta gangguan keseahtan lainnya .

Gambaran jumlah tempat-tempat umum memenuhi syarat pada tahun 2018 di wilayah kerja
Puskesmas Masbagik Baru dapat dilihat pada grafik berikut :
JUMLAH TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMNUHI SYARAT
DESEMBER 2018

MASBAGIK UTARA MASBAGIK UTARA BARU MASBAGIK TIMUR TOTAL PUSKESMAS

Dari hasil grafik diatas disimpulkan bahwa total TTU dari masing-masing Desa yang telah
di periksa berjumlah 28, sedangkan total yang memenuhi syarat sebanyak 21 TTU. Sehingga
total persentase TPM yang memenuhi syarat berjumlah 75%.

E. Tempat pengelola makanan yang diperiksa dan memenuhi syarat.


Tujuan dan program ini adalah melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap
tempat penyehatan makanan dan minuman , kesiapsiagaan dan penanggulan KLB keracunan,
kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi persyaratan sanitasi makanan agar
diperoleh kualitas makanan dan minuman yang aman, bersih dan sehat.
Gambaran jumlah tempat pengelola makanan yang di periksa dan memenuhi syarat pada tahun
2018 di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru dapat di lihat pada grafik berikut :

JUMLAH TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN MEMENUHI SYARAT


DESEMBER 2018

MASBAGIK UTARA MASBAGIK UTARA BARU MASBAGIK TIMUR TOTAL PUSKESMAS

Dari hasil grafik diatas disimpulkan bahwa total TPM dari masing-masing Desa yang telah di
periksa berjumlah 29, sedangkan total yang memenuhi syarat sebanyak 22 TPM dan yang tidak
memenuhi syarat berjumlah 9 TPM. Sehingga total persentase TPM yang memenuhi syarat
berjumlah 75,86%.

H. Rumah Sehat
Jumlah rumah di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru sebanyak 8038 rumah pada tahun
2018 dan wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru belum 100% rumah memiliki sanitasi dasar,
dan ini dapat dilihat pada grafik berikut :

RUMAH SEHAT
DESEMBER 2018

MASBAGIK UTARA MASBAGIK UTARA BARU MASBAGIK TIMUR TOTAL

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa total persentase rumah sehat tahun 2018
sebanyak 55,33 % diwilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru.

2. Program Promosi Kesehatan


Pencapaian kinerja program pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
Puskesmas Masbagik Baru pada tahun 2018.
1) Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat
Persentase rumah tangga yang ber-PHBS didapatkan dari jumlah rumah tangga
yang melaksanakan 10 indikator PHBS dibagi dengan rumah tangga yang dipantau.
Sepuluh indikator tersebut adalah yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap
hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada
bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah
tangga yang memenuhi 7 indikator. Rumah tangga yang dipantau merupakan
populasi atau sampel rumah tangga yang ada di desa tersebut (cluster sample)
GRAFIK PHBS RUMAH TANGGA TAHUN 2018

45.24% RT SEHAT
54.76% RT TIDAK SEHAT

Capaian rumah tangga yang ber-PHBS Puskesmas Masbagik baru tahun 2018
mencapai 115 KK (54,76%) dari 210 KK yang dipantau,
2) Desa siaga aktif
Jumlah Desa siaga aktif di Puskesmas Masbagik baru belum ada
3) Strata Posyandu

No Desa Strata Posyandu


Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Masbagik Utara 0 10 2 0
2 Masbagik Utara Baru 0 3 3 1
3 Masbagik Timur 0 8 1 1

3. Program GIZI
Keberhasilan upaya program Gizi dapat diukur berdasarkan beberapa indikator antara
lain:
A. Pemantauan Pertumbuhan balita di posyandu

Penimbangan balita yang dilaksanakan setiap bulan di Posyandu bertujuan untuk


memantau pertumbuhan dan perkembangan balita terutama pertumbuhan antropometri,
dimana setiap balita yang sehat diharapkan terjadi peningkatan berat badan sesuai dengan
umur setiap bulan.

Tabel 9. Hasil Pencapaian Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu Tahun 2018

NO NAMA DESA S K D N BGM D/S N/S N/D BGM/D

1 Masbagik Utara 1096 1096 771 402 6 70,3 36,7 52,1 0,8

2 Masbagik Utara Baru 651 651 464 233 6 71,2 35,8 50,3 1,3

3 Masbagik Timur 679 679 515 236 1 75,9 34,7 45,7 0,2
TOTAL 2426 2426 1749 870 13 72,1 35,9 49,7 0,7

Sumber : Rekapitulasi F/III/Gizi Tahun 2018

Berdasarkan tabel . diatas diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat tertinggi


adalah Desa Masbagik Timur yang diikuti Desa Masbagik Utara Baru dan Masbagik Utara.
Hasil penimbangan diatas menunjukkan masih rendahnya partisipasi masyarakat disemua
desa baik desa Masbagik Utara, Masbagik Utara Baru maupun Masbagik Timur. Hal ini
disebabkan karena semakin tingginya aktifitas petugas dan kader dalam upaya meningkatkan
kesehatan balita, pengetahuan ibu tentang makanan sehat dan seimbang yang sesuai dengan
kebutuhan balitanya. Sehingga pada tahun-tahun berikutnya perlu terus dilakukan
penyuluhan yang lebih intensif dengan materi yang lebih beragam baik secara kelompok
maupun perorangan serta partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu.

Hasil penimbangan berdasarkan analisa data SKDN di Puskesmas Masbagik Baru tahun

2018

dapat dilhat pada grafik dibawah ini.

Grafik 1. Hasil analisa data SKDN

BALOK SKDN DI WILAYAH PUSKESMAS


MASBAGIK BARU
tahun 2018
2500

2000

1500

1000

500

0
Masbagik Utara Masbagik Utara Baru Masbagik Timur PUSKESMAS

Sedangkan capaian D/S, N/S, N/D, dan BGM/D tahun 2018 dapat dilihat pada grafik di bawah

ini.

Grafik 2. Cakupan Partisip asi Masyakat datang ke Posyandu


CAKUPAN PROGRAM GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS
MASBAGIK BARU
100.0 TAHUN 2018
90.0
80.0
70.0
60.0
PERSENTASE

50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
D/S K/S N/D N/S BGM/D

Berdasarkan grafik di atas cakupan Partisipasi masyarakat,K/S ,BGM/D,di desa Masbagik

Utara, Masbagik Utara Baru dan Masbagik Timur rata-rata sudah mencapai target,sedangkan

untuk hasil penimbangan D/S belum mencapai target 95%, N/D belum mencapai target 80%,

dan untuk liputan program N/S belum mencapai target 80%.

B. Bulan Penimbangan balita

Kegiatan bulan penimbangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh


gambaran status gizi balita berdasarkan indeks BB/U, PB(TB)/U, dan penjaringan balita

gizi buruk berdasarkan indeks BB/PB(TB) sesuai standar WHO 2005.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran status gizi balita di wilayah
kerja Puskesmas Masbagik Baru serta menjaring balita gizi buruk yang ada di masyarakat
dengan target yang ditetapkan 90 %. Selain pengukuran BB dilakukan juga pengukuran
PB/TB, karena indikator yang digunakan untuk penentuan gizi buruk pada kegiatan ini
adalah BB/TB selain BB/U.
Pada Tahun 2018 dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada Bulan Mei dan
Bulan November. Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari dana BOK Puskesmas.
Adapun hasil pekan penimbangan pada Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel .

Tabel 10. Hasil Pekan Penimbangan


CAKUPAN
JUMLAH BALITA STATUS GIZI TB/U ATAU PB/U STATUS GIZI BB/TB
N
STATUS GIZI BB/U
o DESA
. DITIM
YG BR KR NOR k Ku Norm
ADA
BAN %
K
%
G
% BAIK % L % SP % P %
MAL
%
s
%
rus
%
al
% G %
G
Masbagik 69, 8, 2, 16
1 Utara 1058 739 8 6 0,8 60 1 670 90,7 3 0,4 18 4 124 ,8 597 80,8 0 0 0 0 739 100 0 0
0
Masbagik 0 3, 14
2
Utara Baru
678 461 68,0 0 21 4,6 440 95,4 0 0 14
0
67
,5
380 82,4 0 - 0 461 100 0 0
MasbagikTi 2, 6,
3
mur
713 495 69,4 2 0,4 10 2,0 482 97,4 1 0,2 9
0
29
0
457 92,0 0 - 0 0 495 100 0 0

169 2, 13
JUMLAH 2449 1695 69,2 8 91 1,1 1592 99,2 4 0,2 41 220 1434 84,6 - - 13 0 1695 100 0 0
5 4 ,0

Berdasarkan tabel di atas capaian pekan penimbangan tahun 2018 rata-rata belum
mencapai target kurang dari 95%,balita dengan status gizi Kurus sekali menurut
BB/TB0%.

C. Penanggulangan kurang Vitamin A.

a. Registrasi sasaran

Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan Januari yaitu berupa pendataan seluruh

sasaran distribusi Kapsul Vitamin A yaitu bayi umur 6-11 bulan dan anak balita

umur 12-59 bulan.

Registrasi dimaksudkan sebagai bahan perencanaan alokasi Kapsul Vitamin A dosis

tinggi.

b. Distribusi Kapsul Vitamin A kepada sasaran

Pemberian Kapsul Vitamin A dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan

Februari dan Agustus. Adapun pencapaian kegiatan distribusi Kapsul Vitamin A

dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 3. Pemberian Kapsul Vitamin

CAKUPAN DISTRIBUSI VITAMIN A


DI WILAYAH PUSKESMAS MASBAGIK BARU TAHUN 2018

100

99

98
PROSENTASE

97

96

95

94

93
6-11 bulan 12-59 bulan 6-11 bulan 12-59 bulan
Vitamin A Februari Vitamin A Agustus
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil distribusi kapsul Vitamin A pada

bulan Februari dan Agustus rata-rata sudah mencapai target di atas 90%,Untuk

Cakupan Puskesmas pada bulan Februari untuk vitamin A Biru 6-11 bulan mencapai

100% dan yang merah 12-59 bln mencapai 100%,sedangkan pada bulan Agustus

untuk cakupan 6-11 bulan mencapai 100% dan sasaran 12-59 bulan mencapai

95,8%.Artinya Walaupun ada penurunan pada pemberian kapsul vitamin A pada

sasaran balita12-59 bulan, tapi masih mencapai target diatas 90 %.

D. Penanggulangan Anemia Gizi Besi

Anemia merupakan masalah kesehatan yang penting karena berperan dalam

penyebab tingginya angka kematian ibu, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), angka

kematian bayi serta rendahnya produktivitas kerja.

Suplementasi Tablet Besi Folat merupakan salah satu upaya penting dalam

pencegahan dan penanggulangan anemia, karena jenis anemia yang terbanyak di

Indonesia adalah Anemia Kekurangan Besi.

Di Puskesmas Masbagik Baru kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi

masalah anemia gizi besi antara lain : Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang

mengandung 60 mg elemenental iron dan 250 mcg asam folat.

E. Distribusi Tablet Fe pada Ibu Hamil dan Nifas

Tablet Tambah Darah (Fe 3) adalah tablet tambah darah Fe yang diberikan

kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian tablet Fe juga diberikan pada ibu

nifas sebanyak 30 tablet bersamaan dengan pemberian vitamin A (2 kapsul merah).

Adapun cakupan distribusi tablet Fe 90 tablet dan ibu nifas di Puskesmas

Masbagik Baru pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Cakupan Distribusi Fe 90 tablet pada Ibu Hamil dan NifasTahun 2018.
Jumlah Jumlah Bufas Dpt Fe Jlh Bumil Dpt Fe 90 Tablet
No Desa
Bufas Bumil n % n %

1 MASBAGIK UTARA 280 294 247 88,2 289 98,0


2 MASBAGIK UTARA BARU 145 152 137 94,5 152 100

3 MASBAGIK TIMUR 192 201 190 99 201 100

PUSKESMAS 617 647 574 93,0 642 99,2

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil cakupan distribusi tablet Fe-

90 pada ibu nifas dan ibu hamil belum mencapai target yang ditetapkan yaitu capaian

bufas yang mendapat Fe 93,0% dan capaian ibu hamil yang mendapat Fe 99,2% dari

target sebesar100%. Semua bumil di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru sudah

mendapatkan tablet Fe minimal sebanyak 90 tablet .

Namun dalam hal ini yang perlu diperhatikan dalam pendistribuian tablet Fe

pada ibu hamil ini adalah apakah tablet Fe yangdiberikan benar-benar telah

dikonsumsi oleh ibu hamil atau tidak. Untuk itu dalam hal ini yang perlu dilakukan

oleh petugas kesehatan disini adalah memberikan penjelasan kepada ibu hamil dan

ibu nifas tetang manfaat tablet tambah darah bagi kesehatan ibu pada saat hamil dan

pasca persalinan serta dijelaskan cara dan aturan pemberian tablet Fe. Perlu juga

dijelaskan kepada ibu hamil tentang bahaya jika terjadi Anemi pada ibu hamil dan ibu

nifas.

F. Pemantauan Garam Beryodium

Untuk mengetahui gambaran tingkat konsumsi garam beryodium di tingkat Rumah


tangga, dilakukan survei Konsumsi Garam Beryodium . Pemantauan garam beryodium
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi puskesmas di sekolah dasar atau madrasah yang ada
di tiap desa. Sampel yang digunakan sebanyak 26 murid berasal dari kelas 4.
Uji garam beryodium dilakukan dengan menggunakan Iodium test (test kit), hasil uji cukup

bila sampel garam berubah warna menjadi ungu tua ( mengandung kalium iodum (KIO3) >

30 ppm).

Survey garam beryodium dilakukan pada bulan Februari dan Agustus 2018 yaitu

disemua SD/MI yang ada di wilayah Puskesmas Masbagik Baru yang berjumlah 14

sekolah. Adapun hasil cakupan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Grafik 4. Cakupan Hasil Uji Garam Beryodium


Bentuk Garam Hasil Uji
No Desa
Sampel Cukup Kurang Tidak %

1 MASBAGIK UTARA (6 SD) 155 125 0 30 80,6

MASBAGIK UTARA BARU (3

2 SD) 58 45 0 13 77,6

3 MASBAGIK TIMUR (5 SD) 118 87 2 29 73,7

PUSKESMAS 331 257 2 72 77,6

Berdasarkan cakupan distribusi garam beryodium menunjukkan di desa Masbagik

Utara mencapai 80,6 % dan Masbagik Utara Baru mencapai 77,6 %,Masbagik Timur 73,7

%, sedangkan untuk cakupan Puskesmas yaitu 77,6 %. Artinya persentasi desa di wilayah

Puskesmas Masbagik Baru tidak mencapai target 90% sehingga dikatakan desa dengan

garam beryodium tidak baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai pentingnya manfaat dari garam beryodium,dan rendahnya daya beli

masyarakat terhadap garam beryodium,serta adanya mitos bahwa garam bodoh lebih

bagus dan enak daripada garam beryodium.

G. Pembentukan dan pembinaan KP ASI

KP-ASI (kelompok pendukung ASI) adalah sebuah kelompok yang terdiri dari

kelompok orang dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang terdiri dari PKK,

Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Kader, Ibu hamil, Ibu menyusui, Motivator ASI.

Petugas Gizi dan Bidan Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan promosi ASI Eksklusif

yakni sebagai konselor ASI, Jumlah KP-ASI yang sudah terbentuk diwilayah Puskesmas

Masbagik Baru sebanyak 1(Satu) Kelompok pada tahun 2016. KP-ASI yang sudah

terbentuk di Desa Masbagik Timur,dan sampai saat ini masih di bina,dengan harapan

bisa mencapai target Asi ekslusif 90%.

H. Pemantauan ASI Ekslusif


ASI Eksklusif 0 – 6 bulan adalah ASI saja yang diberikan kepada bayi usia 0 bulan 0
hari sampai 5 bulan 29 hari tanpa makanan/cairan lain selama sehari sebelum dilakukan
pencatatan (recall 24 jam).
Kegiatan pemantauan ASI ekslusif dilaksanakan oleh TPG atau kader posyandu yang
telah diberi pelatihan tentang cara pemantauan ASI ekslusif tingkat dusun setiap bulannya.
Namun seyogyanya kegiatan pemantauan ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali bersamaan
dengan distribusi kapsul vitamin A pada bulan Februari dan Agustus. Hal ini sesuai dengan
petunjuk dalam buku Pedoman Pelaksanaan Survailance Gizi di Kabupaten/KotaTahun
2010.Hasil pemantauan dilaporkan ke puskesmas setiap bulannya bersamaan dengan laporan
F1/gizi. Tenaga pelaksana gizi merekap hasil laporan kader, selanjutnya dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten setiap bulannya. Adapun hasil pemantauan ASI Ekslusif dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 12. Cakupan Hasil Pemantauan ASI Ekslusif Di Wilayah Puskesmas Masbagik Baru

Tahun 2018

Cakupan AE 0-5

NO DESA Kumulatif Kumulatif


Bayi 0-6 Bayi 0-6 %
Bulan Bulan Yg AE
1 Masbagik Utara 216 170 78,7
2 Masbagik Utara Baru 135 116 85,9
3 MasbagikTimur 140 84 60,0
491 370 75,4
Puskesmas

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa hasil cakupan ASI Ekslusif pada bayi
0-6 bulan telah mencapai 75,4% masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar
90%. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahun ibu tentang pentingnya asi
ekslusif,adanya mitos sosial budaya di masyarakat.sehingga diharapkan adanya kerjasama
dari lintas program,lintas sektor serta masyrakat berupa dukungan,motivasi,penyuluhan rutin
mengenai Pentingnya Asi.

I. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan di posyandu

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan di posyandu diharapkan dapat


meningkatkan cakupan D/S (Partisipasi Masyarakat) sehingga dapat terjaring semua
balita yang BGM maupun gizi kurang, dengan mengadakan PMT juga sebagai upaya
meningkatkan keterampilan ibu balita dalam menyiapkan makanan untuk balita dimana
pada saat posyandu di adakan demo makanan sehat. PMT di berikan setiap bulan di 29
Posyandu. Pemberian PMT Penyuluhan di Posyandu diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positif yaitu dapat meningkatkan cakupan posyandu terutama partisipasi
masyarkat (D/S) yaitu sebesar 90 %.
J. Penanggulangan kasus gizi buruk dan gizi kurang pada balita

a) Pelacakan kasus gizi buruk

Kegiatan pelacakan kasus gizi buruk dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi
bekerjasama dengan kader untuk melaporkan kasus yang dicurigai gizi buruk baik
pada hari posyandu maupun diluar posyandu.
b) Audit Kasus Gizi Buruk

Kegiatan audit dilakukan pada semua kasus gizi buruk yang ditemukan. Proses

audit kasus dilakukan oleh Tenaga Pelaksana Gizi dengan menggunakan format

yang telah disediakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang

lengkap tentang penyebab timbulnya kasus gizi buruk baik secara langsung

maupun tidak langsung hingga mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lain-

lain.

c) Penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang dengan PMT pemulihan dan suplemen

makanan

Balita gizi buruk dengan penyakit penyerta dan tanda klinis dirawat di

puskesmas bila tidak dapat ditangani di puskesmas akan di rujuk ke RSU. Selama

tahun 2018 jumlah gizi buruk yang ditemukan dan dirawat di puskesmas

sebanyak 1 orang. Balita menderita gizi buruk karena adanya penyakit penyerta

yang menyebabkan balita tersebut mengalami gangguan proses pencernaan

sehingga asupan balita menjadi kurang.

4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/KB

Terget dan Hasil Pelayanan setelah melaksakan kegiatan KIA-KB selama Tahun 2018 hasil
yang di capai oleh Pukesmas Masbagik Baru adalah sebai berikut:

1. PWS – KIA

a. Target

- K1 : 95 %

- K4 : 95 %

- Komplikasi Maternal Di Temukan : 20%

- DDRT oleh masyarakat : 82 %


- Neonatus : 90 %

- Persalinan Nakes : : 90 %

b. Hasil
Tabel 9. Hasil PWS - KIA di Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018

Komplikasi Komplikasi
Persalinan
K1 K4 Maternal Maternal Neonatus (KN3)
N Nakes
Desa Ditemukan Ditangani
o
Ko Ko
Kom % Kom % % Kom % Kom % %
m m

1 Masbagik Utara 291 98,9 289 98,3 55 93,5 55 93,5 248 92,8 252 90

2 Masbagik Timur 208 103,48 201 100 47 116,9 47 116,9 196 107,1 193 100

Masbagik Utara
3 160 105,25 153 100,6 37 121,7 37 121,7 142 102,9 137 94,48
Baru

Total Puskesmas 659 101,85 643 99,38 139 107,4 139 107,4 589 99,6 582 94,33

Tabel 10. Pencapaian Cakupan KIA di Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018

Persalinan Bumil Bumil BBL


No Desa K4 AE4 AKI AKB
Nakes Anemi KEK R
1 Masbagik Utara 24 19 2 0 4 26 1 0

2 Masbagik Timur 16 15 0 3 3 8 0 1
Masbagik Utara
3 16 11 3 2 0 11 0 0
Baru
Total Puskesmas 1 45 5 5 7 45 1 1

2. AMP
a. Kegiatan Meternal

Tabel 11. Hasil Kegiatan Kesehatan Maternal di Puskesmas Masbagik Baru


Tahun 2018

Pre- Partus
Pendarahan Infeksi Kasus Lain
N Eklamsia Lama
Desa
o Ko Ko Ko Ko Ko
Mati Mati Mati Mati Mati
m m m m m
1 Masbagik Utara 2 1 24 0 4 0 0 0 17 0

2 Masbagik Timur 0 0 6 0 10 0 0 0 19 0

3 Masbagik Utara Baru 0 0 9 0 4 0 0 0 16 0

Total Puskesmas 2 1 39 0 18 0 0 0 52 0
b. Kesehatan Maternal dan Neonatal

Tabel 12. Hasil Kegiatan Perinatal dan Neonatal di Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018

Cacat
BBLR TN Aspeksia Infeksi Kasus Lain
N Bawaan
Desa
o Ko Mat Ko Mat Ko Mat Ko Mat Ko Mat
Kom Mati
m i m i m i m i m i
1 Masbagik Utara 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 35 0
Masbagik
2 Timur
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0
Masbagik Utara
3 Baru
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0

Total Puskesmas 7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 70 0

Tabel 13. Jumlah Kasus Maternal dan Perina tal di Puskesmas Masbagik BaruTahun 2018

Ditangani
N Kasus Yang Dirujuk Ke
Jenis Penyakit di Jumlah Kematian
o Ditemukan Rumah Sakit
Puskesmas

I Maternal
Pendarahan per-
1 2 0 2 1
vagina
2 Infeksi jalan lahir 5 5 5 0
Eklamsi / Pre
3 2 0 2 0
eklamsi
4 Partus lama 0 0 0 0
5 Lain-lain 4 4 0 0
II Perinatan / Neonatal
1 BBLR 7 7 7 0
2 Tetanus neonatrum 0 0 0 0
3 Aspeksia 1 1 1 1
4 Infeksi jalan lahir 0 0 0 0
5 Cacat bawaan 0 0 0 0
6 Kasus lain 70 70 0 0
3. Keluarga Berencana ( KB )

Tabel 15. Jumlah Peserta Yang Menggunakan Alat Konterasepsi di Pukesmas Masbagik

Baru Tahun 2018

No Nama desa IUD Mop Mow IMP STK PIL Kondom


1 Masbagik Utara 236 15 65 399 782 385 8
2 Masbagik Timur 44 10 39 358 503 318 18
Masbagik Utara
3 115 15 92 243 124 211 22
Baru
Jumlah 395 40 196 1000 1409 914 48

Dalam pelaksanan program KIA - KB Pukesmas Masbagik Baru dilakukan dengan cara:

a. Pelayanan langsung meliputi ANC, Pertolongan persalinan, KN dan pelayanan KB.

b. Pelayanan tidak langsung meliputi pembinaan dukun melalui pertemuan, dan


penyuluhan, pembinaan bidan desa, kerjasama lintas program dan lintas sektoral

Dari kegiatan KIA-KB yang sudah di laksanakan dapat di ketahui masalah dan
pemecahan masalah dalam rangka mengevaluasi dan menyusun rencana kegiatan pada
tahun-tahun berikutnya.

5. Program P2P

1). Imunisasi

Keberhasilan upaya program Imunisai dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara
lain:

1. Tercapainya Desa UCI.

Grafik I. Data hasil Pencapaian Desa UCI. 2018


DESA UCI 2018

100.0% 91.0%
90.0% 80.5% 81.0%
72.7%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur PUSKESMAS

2. Tercapainya Target Imunisasi HB0


Grafik 2. Pencapain imunisasi HBO tahun 2018

IMUNISASI HBO
100.0%
91.0%
90.0%
80.5% 81.0%
80.0%
72.7%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur PUSKESMAS

3. Tercapainya Target Imunisasi BCG


Grafik 3. Pencapain imunisasi BCG tahun 2018

IMUNISASI BCG

100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara Masbagik Utara Masbagik Timur PUSKESMAS
Baru

4. Tercapainya Imunisasi DPTHB-HIB3


Grafik . 4. Pencapaian Imunisasi DPTHB-HIB3

IMUNISASI DPTHB3

81.0% 72.7%

Masbagek Utara Baru


Masbagik Utara
Masbagik Timur
PUSKESMAS

80.5%
91.0%

5. Pencapaian Imunisasi Polio4


Grafik 5 . Pencapaian imunisasi Polio4 tahun 2018

IMUNISASI POLIO4

100.0% 72.7%
80.5%
91.0%
50.0% 81.0%
0.0%
Masbagek
Utara Baru Masbagik
Utara Masbagik
Timur PUSKESMAS

:
6. Pencapaian imunisasi MR
Grafik . 6. Pencapaian Imunisasi MR tahun 2018

IMUNISASI IPV
100.0%
91.0%
90.0% 80.5%
72.7%
80.0% 81.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara
Baru Masbagik Utara
Masbagik Timur
PUSKESMAS
7. Pencapaian Imunisasi PCV2
Grafik 7: Data Pencapaian Imunisasi PCV2

Imunisasi PCV2
94.0%
92.4%
92.0%

90.0%
88.4%
88.0% 86.9%
86.0%

84.0% 82.8%
82.0%

80.0%

78.0%

76.0%
Masbagik Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur Puskesmas

8. Pencapaian Imunisasi DPTHB-Boster


Grafik 8 : Data Pencapaian Imunisasi DPTHB-Hib Boster Tahun 2018

Imunisasi DPTHB-HIB BOSTER


99.0%
100.0% 88.6% 89.2%
90.0% 79.3%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagik Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur Puskesmas

9. Pencapaian Imunisasi MR Boster


Grafik 9 : Data Pencapaian Imunisasi MR Boster tahun 2018

Imunisasi MR BOSTER
119.7%
120.0%
96.2%
100.0% 89.7%
85.5%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Masbagik Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur Puskesmas

2). Diare
Keberhasilan upaya program Diare dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara lain:
A. Penemuan kasus Diare di masyarakat

Penemuan kasus Diare bertujuan untuk menemukan penderita Diare di masyarakat

yang belum pernah melakukan pengobatan.

Tabel penemuan kasus Diare tahun 2018

NO NAMA DESA Jml. Penderita (kasus)

1 Masbagik Utara 256

2 Masbagik Utara Baru 172

3 MasbagikTimur 325

TOTAL 753

Sumber : Rekapitulasi Program Diare Tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penderita Diare terbesar terdapat di

desa Masbagik Timur yaitu sebanyak 325 kasus. Sedangkan penderita Diare paling

kecil terdapat di desa Masbagik Utara Baru yaitu sebesar 172 kasus.

penemuan kasus Diare tahun 2018


47
50
41
45
40
35
30 25

25
20
15
10
5
0
masbagik utara masbagik utara baru masbagik timur

B. Penderita Diare yang diberikan cairan Intra Vena (infus)

Penemuan kasus Diare yang diberikan cairan intra vena (infus) bertujuan untuk

menemukan penderita Diare yang mendapatkan cairan intra vena (infus).

Tabel penderita Diare yang mendapatkan cairan intra vena (infus) tahun 2018

NO NAMA DESA Jml. Penderita (kasus)

1 Masbagik Utara 41

2 Masbagik Utara Baru 25


3 MasbagikTimur 47

TOTAL 113

Sumber : Rekapitulasi Program Diare Tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penderita Diare yang diberikan cairan intra

vena (infus) terbesar terdapat di desa Masbagik Timur yaitu sebanyak 47 kasus.

Sedangkan penderita paling kecil terdapat di desa Masbagik Utara Baru yaitu sebesar

25 kasus.

penderita Diare yang mendapatkan cairan intra


vena tahun 2018

47
50 41
45
40
35
25
30
25
20
15
10
5
0
masbagik utara masbagik utara baru masbagik timur

3). Surveylan dan Demam Berdarah

Keberhasilan upaya program Surveylan dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara
lain:
A. Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas Kesehatan Kabupaten lombok Timur, laporan
mingguan atau W2 yang dikirimkan oleh petugas surveylan setiap minggunya
Mencapai 97,5% dilaporkan tepat waktu melalui pengiriman SMS kepada SKDR pusat
dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.
B. Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi kurang dari 24 jam
Selama tahun 2018 diwilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru tidak pernah dilaporkan
terjadinya KLB.
C. Penemuan kasus AFP yakni 1 kasus dalam 1 tahun
pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru
D. Penemuan kasus DBD 14 kasus dalam 1 tahun
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus positif DBD di wilayah kerja Puskesmas
Masbagik Baru
E. Angka bebas jentik 95 %
Pada tahun 2018 angka bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru
mencapai 95%.

6. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Keberhasilan upaya program Usaha Kesehatan Sekolah dapat diukur berdasarkan beberapa
indicator antara lain:

1. Pendataan murid TK/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, dilaksanakan setiap tahun
sekali, tujuannya untuk memperoleh data murid/peserta didik yang valid, cepat, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil pendataan dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

Grafik I. Data hasil pendataan jumlah siswa tahun. 2018

DATA JUMLAH SISWA TAHUN 2018


PUSKESMAS MASBAGIK BARU
3500
3022
3000
2500
2000
1500
881
1000 1081
500
635
0
TK/RA
SD/MI
SLTP ( SEDERAJAT)
SLTA (SEDERAJAT)

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa terbanyak adalah siswa SD/MI
yaitu 3022 orang, ini sebanding dengan jumlah SD/MI yang ada di kecamatan Masbagik
yaitu sebanyak 14 buah dan jumlah siswa paling sedikit adalah siswa SLTA (Sederajat )
sejumlah 635 orang dengan jumlah sekolah 6 buah.

2. Penjaringan kesehatan anak sekolah


Hasil penjaringan kesehatan yang dilaksanakan pada siswa SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 2. Data Jumlah siswa yang dijaring
DATA JUMLAH SISWA YANG DIJARING TAHUN
2018
600 546
535
500

400

300
304
200

100

0
SD/MI
SLTP ( Sederajat )
SLTA ( Sederajat )

Dari grafik penjaringan kesehatan siswa diatas dapat diketahui bahwa semua target
tercapai yaitu SD/MI Kelas I.= 100% (546 org) dan SLTP 100 % ( 535 Orang ), SLTA
100 % ( 304 ) , melebihi target 65 % dari Jumlah siswa kelas 1

Grafik . 3.Hasil Penjaringan Kesehatan siswa/siswi sekolah SD/MI

GRAFIK HASIL PENJARINGAN KESEHATAN SISWA/SISWI SD/MI TAHUN 2018


PUSKESMAS MASBAGIK BARU

600 546 522


456
500
400
300
200 106
58 82
100 35
2
0
s
uk

ies
ali

an
al
g

en
ru
in

rm

ek
m

at

ar
m
Ku
jar

Ge

lih
sS
No

K
ru
di

gi
ng

Se
ru
zi
yg

Gi
pe
ku
Gi
wa

us

jam
sis

at

Ta
St
lah
m
Ju

Dari grafik 3, Hasil penjaringan siswa SD/MI dapat dilihat dari 546 siswa yang
dijaring ditemukan Permasalahan pada tajam dengar yaitu Serumen 82 siswa,Gigi karies
sebanyak 106 siswa,pada status Gizi ditemukan gizi Gemuk 58 Siswa, gizi kurus 35
Siswa,Kurus sekali 2 Siswa.
Grafik . 4.Hasil Penjaringan Kesehatan siswa/siswi sekolah SLTP( Sederajat )

GRAFIK HASIL PENJARINGAN KESEHATAN SISWA/SISWI SLTP (SEDERAJAT )


PUSKESMAS MASBAGIK BARU TAHUN 2018
388 388

269

71
24 20 36 37
4

)
g

)
al

al
rin

ng
as
uk

al
s
rm

en
m
ru

ek

sit
ja

ba
m

or

m
No

Ku
di

sS

be
Ge

ru
(N

Lu
yg

zi

O
ru

Se
an

s(
Gi
a

ku

ie
at
w

us

ar
lih
sis

at

K
ng
h

St

gi
la

pe

Gi
m

m
Ju

ja
Ta
Grafik . 5.Hasil Penjaringan Kesehatan siswa/siswi sekolah SLTA (Sederajat )
GRAFIK HASIL PENJARINGAN SISWA/SISWI SLTA (SEDERAJAT ) TAHUN 2018
PUSKESMAS MASBAGIK BARU
200 200

150

35
7 17
5 3 3
)
g

)
al

al
rin

li

as

ng
uk

us

en
rm

ka

m
sit
ja

ba
m

m
or
Se
No

Ku
di

be
Ge

ru
(N

Lu
us
yg

O
zi

Se
an

s(
r
Gi

ku
a

rie
at
w

us

lih
sis

Ka
at

ng
St
h

gi
la

pe

Gi
m

m
Ju

ja
Ta

3. Survey PHBS, kegiatannya adalah pengawasan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
mencakup:
Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat buang air besar, dan
kebersihan lingkungan sekolah. Ada 8 item yang menjadi indicator keberhasilan survey
PHBS. Dibawah ini adalah hasil kegiatan survey PHBS di sekolah.

Grafik . 6.Hasil Klasifikasi Survey PHBS SD/MI


HASIL KLASIFIKASI SURVEY PHBS SD/MI TAHUN 2018
PUSKESMAS MASBAGIK BARU

7
7
6
5 4
4 3
3
2
1 0
0
MERAH KUNING HIJAU BIRU
Dari Grafik data survey PHBS diatas dapat diketahui bahwa hanya 4 (Empat )
sekolah yang memenuhi / yang melaksanakan 8 kriteria standar keberhasilan PHBS yaitu
sekolah SDN 1Masbagik utara, SDN 2 Masbagik utara SDN 5 Masbagik utara,Dan 9
Masbagik utara ,7 sekolah yang lain hanya melaksanakan sampai 7 kriteria Standar
PHBS saja dan 3 sekolah hanya melaksanakan 6 indikator kriteria standar PHBS Yaitu
Sekolah MI NW Penakak,MI NW Tanak Maik,dan SDI Yadinu Masbagik.

Grafik . 6.Hasil Klasifikasi Survey SLTP/SLTA (Sederajat)

HASIL SURVEY PHBS SLTP/SLTA ( SEDERAJAT ) TAHUN 2018


PUSKESMAS MASBAGIK BARU

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
MERAH KUNING HIJAU BIRU

Dari grafik. 6 dapat dilihat bahwa dari semua sekolah SLTP/SLTA (Sederajat ) yang
melaksanakan PHBS sampai pada 8 indikator/Klasifikasi Biru Hanya 1 ( satu ) sekolah
yang berlokasi diDesa Masbagik Timur yaitu SMPN 3 Masbagik , ada 5 Sekolah yang
melaksanakn 4-5 indikator PHBS yaitu ,SMA NW Penakak,MTS NW Tanak Maik,SMP
NW Tanak Maik,MA NW Tanak Maik dan MTS AL Mansyuriah sedangkan yang
melaksanakan 7 indikator /klasifikasi Hijau sebanyak 9 ( Sembilan ) sekolah diantaranya
MTS AL-Khair Ambung,MA AL-Khair Ambung,MTS Raudhatul Azhar ,SMK
Raudhatul Azhar,MTS NW Penakak,MTS Yadinu Masbagik,SMA Yadinu Masbagik.

Grafik . 7 Strata UKS SD/MI Tahun 2018


GRAFIK STRATA UKS SD,MI TAHUN 2018
PUSKESMAS MASBAGIK BARU
12
11
10

4
3
2
0
0
MINIMAL
STANDAR 0
OPTIMAL
PARIPURNA

Dari grafik 7, diatas dapat dilihat bahwa 11 ( Sebelas ) sekolah SD/MI berada pada
strata UKS standar ( SDN 5,6,8,Masbagik Utara,SDN 1,2,3,4 Masbagik Timur,SDI Yadinu
Masbagik MI NW Tanak Maik), dan 3 Sekolah yang memenuhi strata Optimal yaitu SDN
1,2, DAN 9 Masbagik Utara.

Grafik . 8 .Strata UKS SLTP/SLTA (sederajat ) Tahun 2018

GRAFIK STRATA UKS SLTP,SLTA ( SEDERAJAT ) TAHUN 2018


PUSKESMAS MASBAGIK BARU

14 13
12
10
8
6
4
2 0
0 1
MINIMAL 0
STANDAR
OPTIMAL
PARIPURNA

Dari grafik 8. diatas dapat dilihat bahwa hanya 1 (Satu) sekolah yang berada pada
strata UKS optimal yaitu SMPN 3 Masbagik sedangkan sekolah yang lain masih berada
pada strata UKS standar ( MTS,SMP,MA,SMA Yadinu Masbagik,SMP,MTS,MS NW
Tanak Maik,MTS,MA AL-Khair Ambung,MTS ,SMK Raudhatul Azhar,MTS NW Penakak
dan SMA NW Penakak
4. Sosialisasi Program sakura, kegiatannya adalah memberikan materi tentang program sakura
kepada kepala sekolah/guru UKS. Program Sakura ini termasuk program baru yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat sekolah tentang pentingnya upaya
kesehatan dan bagaimana mengatasi masalah kesehatan di sekolah. Program sosialisasi
Sakura ini baru dilaksanakan 1 (satu) kali di Puskesmas Masbagik Baru.
5. Orientasi dokter kecil, kegiatannya setiap pelatihan melatih 26 orang siswa-siswi dari kelas
IV dan V yang sudah dipilih oleh pihak sekolah. Pelatihan yang diberikan antara lain : PHBS
( Perilaku Hidup bersih dan sehat ),Gizi seimbang,P3K,Penyakit Menular dan tidak
menular,Kesehatan Gigi dan Mulut. Target orientasi dokter kecil adalah 10% dari seluruh
jumlah siswa SD/MI (302 2) Siswa , sedangkan Puskesmas Masbagik Baru sudah melatih
sejumlah 130 siswa ( 43 % ) dari 302 0rang( 10 %).

Grafik . 8 .Jumlah Dokter Kecil Tahun 2018


SEKOLAH YANG MEMILIKI DOKTER KECIL TAHUN 2018

30

25

20

15

10

0
SDN 8 Masbagik SDN 9 Masbagik SDN 4 Masbagik SDN 2 Masbagik SDN 1 Masbagik
utara utara utara utara Timur

Jumlah dokter kecil disekolah wilayah desa masbagikutara yaitu : 104 siswa. Sedangkan
jumlah dokter kecil diwilayah sekolah masbagik timur adalah 30 orang
6. Distribusi obat cacing , Kegiatannya adalah mendistribusikan obat cacing ke sekolah SD/MI
dan TK/RA/Paud yang ada di wilayah kerja Puskesmas Masbagik. Hasil yang dicapai obat
cacing didistribusikan ke 14 SD/MI dengan jumlah siswa =3022 org dan 16 TK RA/PAUD
dengan jumlah siswa = 881 org

GRAFIK DISTRIBUSI OBAT CACING TAHYN 2018


PUSKESMAS MASBAGIK BARU
TK/PAUD SD/MI

3022 3022

881 881

1 2
D. ANALISA MASALAH

1. Program Kesehatan Lingkungan


a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)
Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
1. Kesadaran masyarakat untuk berprilaku PHBS masih kurang
2. Faktor ekonomi yang terbatas
3. Kurangnya pemberdayaan masyarakat
4. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentangkesehatanmasih rendah.

b. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan
dari masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Kesling
puskesmas Masbagik Baru sebagai berikut :

Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Kesling Puskesmas Masbagik Baru


Tahun 2018
No Indikator Target Cakupan Masalah
(%)
1 Rendahnya 25 0  Target Desa ODF 1 desa setahun belum bisa
cakupan desa ODF ODF masih 0 % di wilayah kerja puskesmas
masbagik baru pada tahun 2018

2 Rendahnya 100 75  Masih ada 25 % Tempat pengolahan


cakupan Hygiene makanan yang belum memenuhi syarat di
sanitasi makanan wilayah kerja Puskesmas masbagik baru
dan minuman tahun 2018.
yang belum MS

3 Rendahnya 100 75,88


cakupan Hygiene  Masih ada 24,12 % tempat –tempat umum
sanitasi Tempat – yang belum memenuhi syarat di wilayah
tempat umum kerja puskesmas masbagik baru pada tahun
yang belum MS 2018
2. Urutan Prioritas Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program kesling dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program kesling puskesmas Masbagik Baru begitu banyak dan
menyadari juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan maupun
pembiayaan maka dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan
menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG).

Prioritas masalah di program kesling Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Prioritas masalah di program kesling tahun 2018

N MASALAH U S G TOTAL
O

1 Target Desa ODF 1 desa setahun belum bisa ODF 4 4 4 12


masih 0 % di wilayah kerja puskesmas masbagik
baru pada tahun 2018

2 Masih ada 24,14 % Tempat pengolahan makanan 3 4 3 10


ada yang belum memenuhi syarat di wilayah kerja
Puskesmas masbagik baru tahun 2018.

3. Mencari akar Penyebab Masalah :

Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program kesling Puskesmas masbagik baru,
maka dicariakar penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data di
puskesmas masbagikbaru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Untuk program kesling puskesmas masbagik baru, penentuan akar
penyebab masalah dilakukan dengan metode fishbone.
Adapun gambaran dari fishbone di program Kesling masbagik baru adalah sebagai Berikut

DANA MANUSIA

Tidak tersedianya petugas kesling tenaga kurang

Kurangnya advokasi
masyarakat kurangnya pengetahuan
ketergantungan masy. Ttg masyarakat tentang BABS
bantuan Rendahnya cakupan
desa ODF

penyuluhan kurang

panduan pembentukan tidak ada fasilitas umum


desa ODF

Kurangnya koordinasi kepadatan penduduk


linsek

METODE LINGKUNGAN

DANA MANUSIA
Pengetahuan
masy.ttg TPM
Tidak ada fasilitas petugas kesling :
kurang
khusus untuk tenaga kurang Masih ada 25 %
sanitarian KIT dan
HSP KIT Tempat pengolahan
Kurangnya Masih ada makanan ada yang
koordinasi TPM yang
belum memenuhi
belum MS
Kurangnya pengetahuan
linsek
Masy tentang kebersihan syarat di wilayah
perorangan
kerja Puskesmas
METODE LINGKUNGAN

4. Menetapkan Cara PemecahanMasalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Kesling Puskesmas
masbagik baru, dilakukan dengan kesepakatan antara anggota tim Kesling puskesmas
masbagik baru dengan melakukan Brainstorming ( curah pendapat ). Adapunhasil
brainstorming tim Kesling Puskesmas masbagik barua dalah sebagai berikut :

Tabel 15. Cara pemecahan masalah yang ada di program Kesling puskesmas masbagik baru
No Prioritas Penyebab masalah Alternative Pemecahan Ket.
masalah pemecahan masalah masalah
terpilih

1 Desa ODF 1. Kemauan masyarakat 1. Orientasi STBM dan 1. Pertemuan


BAB di jamban masih STUNTING orientasi
kurang 2. Kurangnya STBM dan
2. Kurangnya pengetahuan pengetahuan tentang STUNTING
masyarakat tentang PHBS CTPS 2. Kampanye
3. Kurangnya kesadaran 3. Melakukan CTPS
masyarakat tentang pemicuan STBM 5 3. Pemicuan
pentingnya memiliki pilar di masyarakat STBM
jamban sehat 4. Pembuatan dan 4. Monitoring
4. Kurangnya pengetahuan Update peta sanitasi pasca
masyarakat tentang akibat 5. Monitoring pemicuan
BABS Pemicuan STBM 5. Pembuatan
5. Ketersediaan jamban yang 6. Advokasi dengan dan Update
masig kurang linsek peta sanitasi
6. Ketidak mampuan 7. Koordinasi Linsek 6. Pra Pemicuan
masyarakat untuk 7. Verifikasi
membuat jamban secara Desa
swaddaya SBS/ODF
7. Kurangnya koordinasi
lintas sektor tentang
ketersediaan jamban
3 Masih ada Peran keluarga kurang Orientasi penjamah Orientasi
24,14 % makanan bagi TPM penjamah
Kurangnya pengetahuan
Tempat makanan bagi
Masyarakat tentang TPM
pengolahan TPM
makanan PenyuluhanKurang Meningkatkan
IKL TPM
ada yang penyuluhan kepada
Media promosi kurang
belum penjamah makanan
memenuhi TPM tentang
syarat kebersihan perorangan
Fasilitasi HSP
Pengadaan media
Masyarakat
promosi

2. Program Promosi Kesehatan


a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)
Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
1. Kesadaran masyarakat untuk berprilaku PHBS masih kurang
2. Faktor ekonomi yang terbatas
3. Kurangnya pemberdayaan masyarakat
4. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentangkesehatanmasih rendah.
b. Rumusan Maslah
1. Identifikasi Masalah
No Indikator Target Cakupan Masalah

1. Rumah 65 % 54,8 % - Aparat desa kurang peduli terhadap


tangga Sehat kegiatan
( PHBS) - Pengetahuan kader kurang
- Peran serta masyarakat rendah
- Dukungan lintas sektor kurang
- Frekuensi penyuluhan kurang
2. Posyandu 65% 22 % - Rata rata posyandu belum punya
aktif strata program tambahan dan dana sehat
purnama dan
mandiri

3 Desa Siaga 100 65 - Semua desa sudah menjadi desa


Aktif siaga, tapi belum aktif di karenakan
kader dan aparat desa belum terlalu
paham tentang desa siaga

2. Urutan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahannya


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program Promkes dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program kesehatan lingkungan Puskesmas Masbagik begitu
banyak dan menyadari juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan
maupun pembiayaan maka dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas
dengan menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG).
Prioritas masalah di program Promkes Puskesmas Masbagik adalah sebagai berikut :

No. MASALAH U S G TOTAL RANKING

1 Aparat desa kurang peduli terhadap 4 3 2 8 II


kegiatan rumah tangga ber PHBS

2 Pengetahuan kader kurang tentang PHBS 3 2 2 7

3 Peran serta masyarakat terhadap kegiatan


PHBS rendah

4 Frekuensi penyuluhan PHBS kurang

5 Rata rata posyandu belum punya program 3 4 2 10 I


tambahan dan dana sehat sehingga belum
bisa mencapai strata purnama atau mandiri
6 Mengaktifkan desa siaga menjadi desa 2 2 2 6
siaga aktif

Berdasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa kami
tawarkan berdasarkan curah pendapat yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut

No. Masalah Altenatif Pemecahan

1. Rumah tangga Sehat - Peran serta masyarakat harus ditingkatkan


( PHBS) - Penyuluhan kader harus ditingkatkan Pengetahuan kader
kurang
- Pengetahuan masyarakat tentang PHBS harus ditingkatkan
yang dilakukan oleh kader
2. Posyandu aktif strata - Adanya jimpitan dari masyarakat setiap pembagian raskin
purnama dan mandiri dikenakantu satu genggam/setengah gelas beras setiap KK.
- Pembinaan posyandu ditingkatkan
- Meningkatkam SDM dari puskesmas untuk menambah
program tambahan di posyandu

3. Program Gizi
a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)
Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
1. Kesadaran masyarakat untuk berprilaku PHBS masih kurang
2. Faktor ekonomi yang terbatas
3. Kurangnya pemberdayaan masyarakat
4. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Gizi puskesmas
Masbagik Baru sebagai berikut :

Tabel 13. Data Rekapan Permasalahan Program Gizi Puskesmas Masbagik Baru Tahun
2018
No Indikator Target (%) Cakupan Masalah
1 Partisipasi 90 72,5  Masih ada 17,5 % balita yang
masyarakat belum berpartisipasi dalam
di posy (D/S) pelaksanaan penimbangan di
posyandu wilayah kerja puskesmas
masbagik baru pada tahun 2018.

2 Hasil 80 49,7  Masih ada 28,3 % balita yang Berat


Penimbangan badanya tidak naik pada saat
N/D penimbangan posyandu wilayah kerja
Puskesmas masbagik baru tahun 2018.
3 Asi Ekslusif 90 75,4  Terdapat 14,6 % bayi umur 0 sampai
dengan 6 bulan tidak diberikan ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
masbagik baru tahun 2018.
4 Garam 90 77,6
Beryodium  Masih ada 12,4 % rumah tangga
Tk Rumah wilayah kerja puskesmas masbagik
Tangga baru yang tidak mengkonsumsi
garam beryodium pada tahun 2018

2. Urutan Prioritas Masalah


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan
unuk mengukur kinerja program gizi dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program gizi puskesmas Masbagik Baru begitu banyak dan
menyadari juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan maupun
pembiayaan maka dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan
menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG).

Prioritas masalah di program gizi Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :
Tabel 14. Prioritas masalah di program gizi tahun 2018

N MASALAH U S G TOTAL
O

1 Partisipasi masyarakat di posyandu 4 4 4 12


(D/S) : Masih ada 17,5 % balita yang
belum berpartisipasi dalam pelaksanaan
penimbangan di posyandu wilayah kerja
puskesmas masbagik baru pada tahun
2018.

2 Hasil Penimbangan (N/D) : Masih ada 4 4 3 10


28,3 % balita yang Berat badanya tidak
naik pada saat penimbangan posyandu
wilayah kerja Puskesmas masbagik baru
tahun 2018

3 Asi Ekslusif : Terdapat 14,6 % bayi 4 4 4 12


umur 0 sampai dengan 6 bulan tidak
diberikan ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas masbagik baru tahun 2018.

4 Garam Beryodium : Masih ada 12,4 % 3 3 3 9


rumah tangga wilayah kerja puskesmas
masbagik baru yang tidak
mengkonsumsi garam beryodium pada
tahun 2018
3. Mencari akar Penyebab Masalah :

Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program Gizi Puskesmas masbagik baru,
maka di cari akar penyebab masalahnya. Penyebab masalah di konfirmasi dengan data di
puskesmas masbagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Untuk program gizi puskesmas masbagik baru, penentuan akar penyebab
masalah dilakukan dengan metode fishbone.

Adapun gambaran dari fishbone di program Gizi masbagik baru adalah sebagai Berikut :

MANUSIA METODE

Tidak ada SOP


Peran LS kurang

Masih ada 17,5 %


balita yang belum
berpartisipasi dalam
PMT Kurang pelaksanaan
Media Promosi
Banyaknya ibu
kurang penimbangan di
balita yg
bekerja dijam posyandu
LINGKUNGAN
posyandu
SARANA DANA

MANUSIA METODE

Penyuluhan
Peran keluarga Kurang
kurang Kurangnya
pengetahuan ibu
tentang PMBA
Masih ada 28,3 %
Kurangnya
balita yang Berat
dana untuk Tingkat
Media badannya tidak naik
promosi ekonomi
Promosi pada saat
/demo rendah
kurang
PMBA penimbangan di
posyandu
DANA
LINGKUNGAN
SARANA

MANUSIA METODE

Penyuluhan
Peran LS Kurangnya pengetahuan Kurang
kurang masyarakat tentang
Terdapat 14,6 %
pentingnya AE
bayi umur 0 sampai
dengan 6 bulan
Media Banyaknya
tidak diberikan ASI
Promosi ibu bekerja
eksklusif
kurang
Gencarnya promosi
sufor

SARANA DANA LINGKUNGAN

MANUSIA METODE

Penyuluhan
Kurangnya
Peran LS Kurang
pengetahuan
kurang Masih ada 12,4 %
masyarakat ttg
gaber rumah tangga yang
tidak
mengkonsumsi
garam beryodium
Media Kebiasaan keluarga
Promosi mengkonsumsi
kurang garam krosok
karena lebih asin

SARANA DANA LINGKUNGAN

4. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Gizi Puskesmas masbagik
baru, dilakukan dengan kesepakatan antara anggota tim Gizi puskesmas masbagik baru
dengan melakukan Brainstorming ( curah pendapat ). Adapun hasil brainstorming tim Gizi
Puskesmas masbagik baru adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Cara pemecahan masalah yang ada di program gizi puskesmas masbagik baru

No Prioritas masalah Penyebab Alternative Pemecahan Ket.


masalah pemecahan masalah
masalah terpilih

1 D/S Peran lintas Advokasi ke Advokasi ke


sektor yang Lintas Sektor desa
kurang
Pengadaan Pengadaan
Media media media
promosi yang promosi promosi
kurang
Implementasi Dana PMT
Tidak ada SOP SOP yang
Sweeping
sudah disusun
Kurang dana penimbangan
PMT untuk Mengusulkan
semua untuk
posyandu penambahan
PMT
Banyaknaya
penyuluhan
ibu balita
bekerja di jam Sweeping
posyandu penimbangan

2 Asi Eksklusif Peran Lintas Pembentukan Pembentukan


Sektoral kelompok KP ASI
kurang peduli ASI
Pembinaan
Kurangnya Pengadaan KP ASI
pengetahuan media
Pengadaan
masyarakat promosi
Media
tentang
Meningkatka promosi
pentingnya
n penyuluhan
Asi Eksklusif Penyuluhan
tentang Asi
Asi Eksklusif
Penyuluhan Eksklusif
kurang

Media
promosi
kurang

Banyaknya ibu
bekerja

Gencarnya
promosi sufor

3 N/D Peran keluarga Orientasi Orientasi


kurang PMBA bagi PMBA bagi
pengasuh Pengasuh
Kurangnya
pengetahuan Meningkatka Demo PMBA
ibu tentang n penyuluhan di posyandu
Pemberian kepada
Pengadaan
makanan bayi keluarga
media
dan anak tentang Gizi
promosi
(PMBA) seimbang
Advokasi ke
Penyuluhan Meningkatka
desa untuk
Kurang n penyuluhan
pengadaan
tentang gizi
Media dana demo
seimbang
promosi PMBA
kurang Pengadaan
media
Kurangnya
promosi
dana untuk
promosi/demo Advokasi ke
PMBA desa untuk
pengadaan
Tingkat
dana demo
ekonomi
PMBA
rendah

4 Garam Beryodium Kurangnya Meningkatka Pemeriksaan


pengetahuan n penyuluhan Gaber
masyarakat tentang Gaber
Penyuluhan
tentang Gaber
Advokasi ke Gaber
Peran Lintas lintas sektoral
Pengadaan
sektoral
Pengadaan media
kurang
media promosi
Penyuluhan promosi
kurang

Media
promosi
Kurang

Kebiasaan
keluarga
mengkonsumsi
garam krosok
karena lebih
asin
4. Program KIA/KB
1. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)
Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
-Tingkat kesadaran masyarakat rendah
- Banyaknya ibu nifas pulang melahirkan ke rumah orang tuanya
2. Analisis masalah dari sisi pandang lingkungan
Adapun analisis masalah dari sisi pandang lingkungan antara lain Sulitnya sarana
transfortasi ke Puskesmas
3. Analisis masalah dari sisi pandang Material
Adapun analisis masalah dari sisi pandang material : Kurangnya alat penunjang
pelaksanaan kegiatan
4. Analisis masalah dari sisi pandang dana
Adapun analisis masalah dari sisi pandang dana : Alokasi dana tidak tepat.
5. Analisis masalah dari sisi pandang metode
Adapun analisis masalah dari sisi pandang metode : kurangnya efektifitas penyuluhan.

Adapun gambaran dari fishbone di program KIA/KB masbagik baru adalah sebagai Berikut :

MANUSIA METODE

Tingkat pengetahuan Kurang efektifnya penyuluhan


masyarakat rendah
Cakupan pelayanan
KF lengkap (KF3)
masih belum

Sulitnya sarana mencapai target


Kurangnya alat
penunjang Alokasi dana transfortasi ke 2.30% dari target
pelaksanaan kegiatan tdk tepat PKM.
yang di tentukan.

material DANA
LINGKUNGAN

MANUSIA METODE

Kurang efektifnya penyuluhan

Kurangnya keterampilan petugas


Cakupan
dalam memberikan penyuluhan
pelayanan KB IV
masih belum
mencapai target
85,19 % dari target
kunjungan alat-alat Alokasi dana Masih adanya pendapat yang ditentukan
untuk pemeriksaan yang kurang di masyarakat bahwa bayi yang
sudah selesai di imunisasi tidak
perlu posyandu lagi
MATERIAL DANA LINGKUNGAN

5. Program P2P

1). Imunisasi

a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat


Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat sekolah antara lain :
a. Masyarakat Belum Semua mengerti dan memahami pentingnya imunisasi
b. Masyarakat Masih Takut dampak setelah di berikan imunisasi
c. Tenaga Kader masih ada yang belum memahami imunisasi
d. Perlunya Sosialisasi kepada Lintas Sektoral tentang Imunisasi

Analisis masalah dari sisi pandang program Imunisasi adalah :


a. Keterbatasan dana
b. Kurang tenaga terampil sehingga mempengaruhi capaian hasil program
c. Kurangnya Sarana Prasarana Dalam Kegiatan Imunisasi

b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Imunisasi Puskesmas
Masbagik sebagai berikut :
Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Imunisasi Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018

No Indikator Target Cakupan Masalah

1 Imunisasi 80 % 80% Sasaran balita dalam


Rutin Posyandu melebihi standar

2 Sweeping 100% 100 % Sasaran balita tidak hadir saat


Imunisasi Posyandu karna sakit atau
berpergian dan Banyak Orang
tua yang bekerja di pasar.
3 Pelacakan 100% 100% Banyaknya sasaran yang
Kipi demam setelah diberikan
imunisasi
4 Penyuluhan 100 % 100 % Kesadaran dan pengetahuan
Imunisasi masyarakat yang masih
kurang
5 Peningkatan - - Masih Kurangnya tenaga yang
Kapasitas terampil dalam memberikan
Petugas imunisasi
Imunisasi

6 BIAS 100% 96% Masih adanya penolakan


orang tua terhadap imunisasi
MR.
7 Sweeping 100% 85% Kurangnya kegiatan sweeping
BIAS yang di anggarkan.

2. Urutan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahannya

Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk


mengukur kinerja program Imunisasi, maka dapat disimpulkan permasalahan yang dihadapi oleh
Program Imunisasi Puskesmas Masbagik Baru berdasarkan skala prioritas dengan menggunakan
metode Urgency, Seriousness, Growth (USG). Adalah sebagai berikut:

Prioritas masalah di program Imunisasi Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :

N MASALAH U S G TOTAL
O
1 Sasaran balita dalam Posyandu 4 4 3 11
melebihi standar
2 Sasaran balita tidak hadir saat Posyandu 3 3 3 9
karna sakit atau berpergian dan Banyak
Orang tua yang bekerja di pasar.
3 Banyaknya sasaran yang demam setelah 5 4 2 11
diberikan imunisasi
4 Kesadaran dan pengetahuan masyarakat 3 3 3 9
yang masih kurang
5 Masih Kurangnya tenaga yang terampil 4 4 4 12
dalam memberikan imunisasi
6 Masih adanya penolakan orang tua 5 5 13 13
terhadap imunisasi MR.
7 Kurangnya kegiatan sweeping imunisasi 5 4 4 13
yang di anggarkan.

Berdasarkan prioritas masalah tersebut yang di tentukan dengan pendekatan USG, maka
Urutan prioritas masalah dan alternative pemecahan masalah yang ada di aprogram imunisasi
sebagai berikut:

N MASALAH Altenatif Pemecahan


O

1 Masih adanya penolakan orang tua - Melakukan Sosialisasi kepada


terhadap imunisasi MR masyarakat
- Bekerjasama dan melibatkan Lintas
Sektoral
- Memperbanyak Leaflet, Baner
2 Kurangnya kegiatan sweeping - Meningkatkan jumlah kegiatan
imunisasi yang di anggarkan. sweeping di Posyandu Terutama
Sweeping Bias Sehingga Imunisasi
BIAS dapat mencapai 100 %
3 Masih Kurangnya tenaga yang terampil - Melakukan Kegiatan Peningkatan
dalam memberikan imunisasi petugas vaksinator dua kali dalam satu
tahun
4 Sasaran balita dalam Posyandu - Bekerjasama dengan Desa untuk
melebihi standar melakukan Pemekaran jumlah
Posyandu
5 Banyaknya sasaran yang demam - Meningkatkan kegiatan pelacakan KIPI,
setelah diberikan imunisasi
6 Kesadaran dan pengetahuan masyarakat - Meningkatkan kegiatan penyuluhan
yang masih kurang kepada masyarakat tentang imunisasi
7 Sasaran balita tidak hadir saat - Mengoptimalkan pengumuman
Posyandu karna sakit atau berpergian pelaksanaan posyandu -1 H Posyandu
dan Banyak Orang tua yang bekerja di
pasar

Adapun gambaran dari fishbone di program imunisasi masbagik baru adalah sebagai Berikut :

Cara Orang
Kurangnya tenaga
yang terampil
Peningkatan
kapasitas
Meningkatkan
petugas Kurangnya
penyuluhan
pengetahuan
tentang
masyarakat Rendahnya
imunisasi
cakupan
imunisasi
Adanya
Perbanyak Kerjasama
sasaran yg
leaflet dan linsek
demam pasca
bener Sasaran balita
imunisasi
melebihi
Mengoptimalkan Pemekaran standar
pengumuman jlh posyandu
pos

Alat Metode Lingkungan


2. Diare

a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)


Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
1. Kesadaran masyarakat untuk berprilaku PHBS masih kurang
2. Kondisi sanitasi lingkungan masih kurang
3. Faktor ekonomi yang terbatas
4. Kurangnya pemberdayaan masyarakat
5. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentangkesehatanmasih rendah.

b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Diare puskesmas
Masbagik Baru sebagai berikut :
Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Gizi Puskesmas Masbagik Baru Tahun
2018
No Indikator Target (%) Cakupan Masalah
1 Penemuan 100 65,4  Masih ada 34,6 % penderita Diare
kasus Diare yang belum ditemukan dan
mendapatkan penanganan di
wilayah kerja puskesmas masbagik
baru pada tahun 2018.

2. Urutan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahannya


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap indikator yang digunakan unuk mengukur
kinerja program Diare dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana permasalahan yang
dihadapi program Diare puskesmas Masbagik Baru begitu banyak dan menyadari juga akan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan maupun pembiayaan maka
dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan menggunakan metode
Urgency, Seriousness, Growth (USG).

Prioritas masalah di program Diare Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :

N MASALAH U S G TOTAL
O

1 Penemuan kasus Diare di wilayah kerja 4 5 5 14


Puskesmas Masbagik Baru masih belum
optimal. Terdapat 34,6 % penderita
belum ditemukan dan ditangani
3. Mencari akar Penyebab Masalah :

Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program Diare Puskesmas masbagik baru,
maka di carikan penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data di
puskesmas masbagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode.Untuk program gizi puskesmas masbagik baru, penentuan akar penyebab
masalah dilakukan dengan metode fishbone

Adapun gambaran dari fishbone di program Diare masbagik baru adalah sebagai Berikut :

MANUSIA METODE

Petugas kurang tidak ada SOP

Terdapat 34,6 %
kasusbelumdete
mukan

Media promosi kurang Dana pelacakan kurang kurang


koordinasi dgn

Faskes lain

SARANA DANA LINGKUNGAN

4. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Diare Puskesmas masbagik
baru, dilakukan dengan kesepakatan antara pengelola program Diare dengan coordinator P2P
puskesmas masbagik baru dengan melakukan Brainstorming ( curah pendapat ). Adapun hasil
brainstorming tim Gizi Puskesmas masbagik baru adalah sebagai berikut :
(Tabel cara pemecahan masalah )

No Prioritas masalah Penyebab Alternative Pemecahan Ket.


masalah pemecahan masalah
masalah terpilih

1 Terdapat 34,6 % Petugas Menambahkan Penambahan


kasus belum kurang tenaga petugas
ditemukan perawat
sebagi
pendamping

Pengadaan

Media media Pengadaan


promosi yang promosi media
kurang promosi

Implementasi

Tidakada SOP yang

SOP sudahd isusun

Mengusulkan
untuk
Kurang dana
penambahan
untuk
dana transport
pelacakan
untuk petugas
kasus

Berkordinasi
dengan faskes
Kurangnya lain
koordinasi
dengan
faskes lain

3). Surveylan dan Demam Berdarah

a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)


Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
1. Kesadaran masyarakat untuk berprilaku PHBS masih kurang
2. Peran linats sektoral masih kurang
3. Faktor ekonomi yang terbatas
4. Kurangnya pemberdayaan masyarakat
5. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada didapatkan prioritas masalah
yakni :
a. Peran lintas sektoral yang kurang
b. kesadaran masyarakat akan PHBS kurang
c. Sarana penyuluhan kurang

2. Urutan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahannya


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program surveylan dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program surveylan puskesmas Masbagik Baru begitu banyak
dan menyadari juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan maupun
pembiayaan maka dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan
menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG).
Prioritas masalah di program surveylan Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut
:

N MASALAH U S G TOTAL
O

1 Kesadaran masyarakat akan PHBS 4 4 4 12


masih kurang

2 Peran lintas sektoral belum maksimal 4 4 3 10

3 Sarana penyuluhan masih kurang 3 3 2 8

3. Mencari akar Penyebab Masalah

Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program Surveylan Puskesmas masbagik
baru, maka di cari akar penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data
di puskesmasmas bagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Untuk program surveylan puskesmas masbagik baru, penentuan akar
penyebab masalah dilakukan dengan metode fishbone.
Adapun gambaran dari fishbone di program Surveylan masbagik baru adalah sebagai
Berikut :

MANUSIA METODE

Peran lintas sektor kurang Penyuluhan kurang efektif

Kesadaran masyarakat akan PHBS rendah

Rendahnya peran serta masyarakat

PE (PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI)
Sarana penyuluhan PE kurang Dana transport petugas
Kurang Pengetahuan masyarakat
Tentang penyakit kurang

SARANA DANA LINGKUNGAN

4. Menetapkan Cara PemecahanMasalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Surveylan Puskesmas
masbagik baru, dilakukan dengan kesepakatan antara pelaksanan program Surveylan
kordinator P2P puskesmas masbagik baru dengan melakukan Brainstorming (curah pendapat).
Adapun hasil brainstorming adalah sebagai berikut :

(Tabel cara pemecahan masalah )

N Prioritas Penyebab masalah Alternative pemecahan Pemecahan masalah Ket


o masalah masalah terpilih .

1 Pengeta Peran lintas sektor Advokasi ke Lintas Penyuluhan ksehatan


huan yang kurang Sektor di masyarakat
masyara
Media promosi Pengadaan media Pengadaan media
kat
yang kurang promosi promosi
tentang
kesehata Penyelidikan
n masih Epidemiologi (PE)
kurang
6. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat sekolah


Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat sekolah antara lain :
a. Pada saat melaksanakan penjaringan kesehatan di sekolah masih ada siswa yang
tidak masuk baik karena sakit, ijin maupun alpa
b. Kesadaran masyarakat sekolah untuk berprilaku hidup bersih dan sehat masih kurang,
ditandai dengan sulitnya merubah kebiasaan merokok para guru di lingkungan
sekolah
c. Dan masih kurangnya sarana dan prasarana Tempat cuci tangan disekolah
SLTP,SLTA Sederajat.
d. Keterbatasan dana untuk melengkapi fasilitas yang dapat mendukung untuk
peningkatan stratifikasi sekolah
e. Kurangnya anggaran dana untuk melatih Dokter kecil
f. Keterbatasan tenaga karena petugas UKS Masih ada Rangkap Tugas
Analisis masalah dari sisi pandang program usaha kesehatan sekolah adalah :
a. Keterbatasan dana
b. Kurang tenaga sehingga mempengaruhi capaian hasil program

b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat sekolah dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Usaha
Kesehatan Sekolah Puskesmas Masbagik sebagai berikut :

Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Usaha Kesehatan Sekolah Puskesmas Masbagik
Tahun 2018

No Indikator Target Cakupan Masalah

1 Pendatan 100% 100% _


murid/siswa

2 Penjaringan SD = 100% 100% _


kesehatan (546 org) (546 org)
siswa kls I SLTP( Sederajat ) SLTP dan SLTA
SD,SLTP = 65% 100 %
dan SLTA (252) (388 org)
SLTA ( Sederajat 1000 %
45 % (200)
(90 )
3 Survey - Belum Semua - Baru 5(Lima ) - Cakupan sekolah yang
PHBS dan sekolah sekolah yang melaksanakan 8 (delapan)
Pembinaan melaksanakan 8 melaksanakan 8 indicator PHBS kurang
sekolah Indikator PHBS indikator PHBS
- Stratifikasi semua - 4 ( Empat ) - -Cakupan sekolah dengan
sekolah Rata- sekolah dengan stratifikasi optimal masih
Rata –Rata stratifikasi kurang
standar hanya optimal
bebrapa sekolah
yang optimal
,belum adanya
stratifikasi
Paripurna

4 Orientasi 10 % dari jumlah 4,3 % - Cakupan orientasi /


/Pelatihan seluruh siswa (130 org) pelatihan dokter kecil
dokter kecil SD/MI (3022 org) masih kurang

5 Sosialisasi 1 (satu ) kali 1 (satu ) kali _


Program kegiatan, peserta kegiatan
Sakura 55 orang

7 Distribusi 2 kali setahun 100 %


obat cacing 14 SD =3022 org 14 SD =3022 org
16 TK = 881 org 16 TK = 881 org
Distribusi Obat : _

2. Urutan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahannya


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program Usaha kesehatan Sekolah, maka dapat disimpulkan
permasalahan yang dihadapi oleh Program Usaha Kesehatan Sekolah Puskesmas Masbagik
berdasarkan skala prioritas dengan menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth
(USG). Adalah sebagai berikut:

Prioritas masalah di program usaha kesehatan sekolah Puskesmas Masbagik adalah


sebagai berikut :

N MASALAH U S G TOTAL
O

1 - Cakupan sekolah yang 5 5 4 14


melaksanakan 8 (delapan) indicator
PHBS kurang dan cakupan sekolah
dengan stratifikasi optimal masih
kurang

2 - Cakupan orientasi / pelatihan dokter 4 4 4 12


kecil masih kurang

Adapun gambaran dari fishbone di program UKS Puskesmas masbagik baru adalah sebagai
Berikut :

MANUSIA
METODE

-Tenaga Kurang
-Tidak ada Poster-poster
-Kesadran
-siswa Guru dan siswa
masih kurang Cakupan Indikator
PHBS Masih
-Tidak ada tempat cuci Kurang
Anggaran Dana
tangan
BOS Masih Kurang
-Tidak ada Bak sampah

-Tidak ada alat Ukur TB Dan


BB
DANA
LINGKUNGAN

MANUSIA METODE

Tidak ada Pantom/Alat Peraga


Petugas kurang
-Tidak ad Poster-poster
Guru kurang Antusias
-LCD proyektor terbatas

Cakupan
Pelatihan
/orientasi Dokter
Tidak ada Dana BOS Kecil masih
Kurang
Dana BOK Kurang

DANA
II. UKM PENGEMBANGAN
A. Gambaran Program

1. Kesehatan Remaja

Gambaran umum Usaha Kesehatan Remaja yang dilaksanakan di Puskesmas Masbagik


Baru antara lain
a. Penyuluhan kesehatan reproduksi (kespro), kegiatannya adalah memberikan materi
tentang kesehatan reproduksi dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab
b. Pembentukan kelas remaja dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun, kegiatannya dalam
bentuk pemberian materi tentang remaja dan permasalahannya serta hal-hal yang harus
dilakukan remaja agar terhindar dari bahaya narkoba, seks bebas dan HIV AIDS
dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab
c. Pembinaan kelas remaja dilaksanakan 3 (Tiga ) kali dalam setahun, kegiatannya
adalah penyuluhan tentang Kesehatan remaja dan permasalahannya serta
penanganannya.
d. Distribusi Fe, kegiatannya adalah mendidstribusikan tablet Fe ke masing-masing
sekolah.
e. Pemeriksaan Hb kegiatannya adalah petugas UKS bekerja sama dengan petugas
Laboratorium Puskesmas untuk memeriksakan kadar Hb siswi siswa dan siswi
Khususnya Remaja Putri

2. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Upaya kesehatan kerja meliputi sector formal dan informal dan berlaku bagi setiap
pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, mencegah timbulnya bahaya kesehatan, berdasarkan Kepmenkes
Nomor 128/menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar. Menurut International Labaour
Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan
atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap
tahunnya.
Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKGM) yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) bagi masyarakat pekerja
terutama pekerja informal. Pos UKK diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi
masyarakat pekerja yang beresiko terpajan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja sehingga
mereka mampu menolong dirinya sendiri (Depkes RI 2006).
Puskesmas Masbagik Baru merupakan Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten
Lombok Timur yang telah mampu membentuk/membina pos UKK di wilayah kerjanya. Pos
UKK tersebut dibentuk pada tahun 2017 oleh Puskesmas Masbagik melalui Musyawarah
Masyarakat Desa. Berdasarkan hasil musyawarah tersebut terbentuklah 4 Pos UKK di
wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru dan memiliki 4 kader Pos UKK.

3. Kesehatan Gigi dan Mulut


Kesehatan Gigi dan Mulut memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan
produktifitas sumber daya manusia. Kondisi kesehatanan yang ada dalam rongga mulut
berpengaruh pada kondisi kesehatan umum. Beberapa penyakit sistemik bermanifestasi di
rongga mulut, seperti infeksi HIV, dan Diabetes Mellitus. Sebaliknya, penyakit gigi dan mulut
dapat menjadi faktor resiko penyakit lain sebagai fokal infeksi misalnya tonsilitis, faringitis,
otitis media, bakteremia, toksemia, diabetes mellitus, dan bacterial endokarditis. Penyakit gigi
yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Karies
maupun Periodontitis adalah penyakit yang terjadi karena adanya interaksi antara beberapa
faktor yaitu host (gigi, gusi, ludah), penjamu (bakteri/plak), substrat (makanan kariogenik), dan
waktu. Hal ini sebenarnya mudah dicegah apabila kebiasaan/perilaku pemeliharaan kesehatan
gigi yang baik telah ditanamkan sejak usia dini.
Program Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Desa ( UKGMD ) dan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ) merupakan Program kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan
diluar gedung dengan sasaran ibu hamil, pengunjung Posyandu dan Juga siswa siswi sekolah.
Ibu hamil adalah kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut, karena itu
perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin pada calon ibu hamil untuk memeriksakan giginya
ke Dokter gigi / Puskesmas, untuk mendapatkan tindakan / perawatan gigi. Dokter gigi tidak
dapat melakukan tindakan bedah terutama yang menggunakan obat anastesi pada ibu hamil yang
terlanjur menderita penyakit gigi, juga terbatas dalam memberikan jenis obat analgesik dan
antibiotik pada ibu hamil yang terlanjur menderita penyakit gigi akut. Pada ibu hamil juga
terjadi proses pembentukan gigi janinnya di dalam rahim. Karena itu, kegiatan UKGMD
diperlukan untuk memberi pemahaman pada ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
Anak usia Sekolah Dasar adalah kelompok rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk
mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut sejak dini, maka pemerintah melalui Departemen
Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan (Herijulianti dkk.,
2002). Upaya ini diwujudkan dalam program kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

4. Jiwa

Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan salah satu masalah yang baru - baru ini
mulai mendapat perhatian yang lebih dari masyarakat , terutama sejak munculnya kasus - kasus
terkait kesehatan jiwa yang pada akhirnya menyebabkan hal - hal yang berdampak negatif. Salah
satu yang menjadi sorotan media adalah kasus - kasus bunuh diri yang beberapa waktu lalu
banyak memicu perdebatan di forum - forum dan media sosial.

Data pasien dengan masalah kesehatan jiwa di Puskesmas Masbagik Baru sendiri
sepanjang tahun 2018 dilaporkan sebanyak 74 pasien yaitu usia 1-4 tahun; 1 pasien usia 10-14
tahun; 1 pasien usia 15-19 tahun; 3 pasien usia 20-44 tahun: 46 paisen usia 45-54 tahun: 13
pasien usia >54 tahun: 10 pasien (Laporan Kesehatan Jiwa Puskesmas Masbagik Baru, 2018).
Kasus yang paling sering dijumpai adalah gangguan psikotik dan gangguan somatoform,
sedangkan kasus-kasus lainnya seperti epilepsi, gangguan tingkah laku dan kecemasan umum.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar dan nyata di masyarakat. Pasien jiwa di Puskesmas Masbagik Baru perlu
mendapatkan kunjungan rumah sehingga membantu pemberian informasi dan motivasi agar
pasien dapat diterima keberadaannya dan diperlakukan sewajarnya baik di lingkungan keluarga
maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.

B. Tujuan Program

1. Kesehatan Remaja

1. Tujuan Umum
Terselenggaranya program kesehatan remaja yang berkualitas di Puskesmas yang
mampu menghargai dan memenuhi hak-hak serta kebutuhan remaja sebagai
individu-individu dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan, pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal bagi remaja sesuai dengan potensi yang
dimilki.
2. Tujuan khusus
a. Terpenuhinya pelayanan kesehatan kepada remaja
b. Peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
c. Peningkatan pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba, miras, rokok, obat-obat
terlarang dan zat adiktif lainnya

2. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi


peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkata produktifitas kerja melalui upaya
kesehatan kerja.

3. Kesehatan Gigi dan Mulut

Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan balita, serta siswa siswi sekolah
yang optimal.

Tujuan khusus :
1. Sasaran memahami bagaimana prosedur menggosok gigi yang benar, meliputi waktu,
frekuensi, dan cara menggosok gigi secara berkesinambungan.
2. Sasaran memahami model sikat gigi yang boleh digunakan untuk anak-anak dan jumlah
pasta gigi yang digunakan.
3. Sasaran memahami macam-macam penyakit gigi dan tindak lanjut apa yang harus
dilakukan bila menderita penyakit gigi dan mulut.
4. Sasaran memahami kapan perlu pergi ke dokter gigi, dan frekuensi kunjungan ke dokter
gigi.
5. Sasaran memahami pola makan yang baik untuk kesehatan gigi dan makanan apa saja
yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan untuk pencegahan karies gigi.

4. Jiwa

Meningkatkan derajat kesehatan mental masyarakat dan mengurangi gangguan Jiwa di


masyarakat.

C. ANALISA CAKUPAN KEGIATAN

1. Kesehatan Remaja

Keberhasilan Upaya Program Kesehatan Remaja dapat diukur berdasarkan beberapa


indicator anatara lain :

1. Penyuluhan kesehatan reproduksi (kespro), kegiatannya adalah memberikan materi


tentang kesehatan reproduksi dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab.

Grafik 1. Hasil Penyuluhan Kesesehatan Reproduksi Th. 2018

GRAFIK PENYULUHAN KESPRO DISEKOLAH SLTP/SLTA TAHUN 2018


PUSKESMAS MASBAGIK BARU

500

500
400
450
400
300
350
300
250
200
150
100
50
0
APRIL OKTOBER NOVEMBER

Dari Grafik 1. Diatas dapat dilihat bahwa Jumlah siwa yang sudah mendapatkan
penyuluhan kespro sebanyak 1200 siswa –siswi dari jumlah keseluruhan siswa yaitu
1716
2. Pembentukan kelas remaja dilaksanakan 3 (Kali ) kali dalam setahun, kegiatannya
dalam bentuk pemberian materi tentang remaja serta permasalahannya dilanjutkan
dengan diskusi dan tanya jawab. Pembentukan kelas remaja ini dilaksanakan di Didesa
Masbagik utara,, pesertanya adalah dengan jumlah peserta 24 orang
3. Pembinaan kelas remaja dilaksanakan 3 (Tiga) kali dalam setahun, kegiatannya adalah
penyuluhan tentang remaja dan permasalahannya serta penanganannya, dilanjutkan
dengan diskusi dan Tanya jawab.
4. Distribusi Fe, kegiatannya adalah mendidstribusikan tablet Fe ke masing-masing
sekolah, dibawah ini hasil kegiatannya.
5. Pemeriksaan Hb dilaksanakan di Tiga sekolah bekerjasama dengan petugas
Laboratorium

Grafik 2. Distribusi tablet Fe pada siswi SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Tahun 2018

GRAFIK KAMPANYE DAN DISTRIBUSI ZAT TABLET TAMBAH DARAH


TAHUN 2018
PUSKESMAS MASBAGIK BARU

757
800 757
757
700 757
600
500
400
300
200
100
0
AGUSTUS
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER

Dari Grafik.2 diatas dapat dilihat bahwa total cakupan jumlah siswi yang
mendapat tablet Fe adalah sejumlah 3022 siswi dan jumlah tablet Fe yang
didistribusikan sejumlah 48,352 tablet.

2. Kesehatan Keselamatan kerja (K3)

Keberhasilan upaya program k3 dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara lain:
a. Pembinaan dan pelayanan di Pos UKK

Kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan dilakukan di Pos UKK yang telah

dibentuk sebanyak 4 pos. kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan.

Tabel Jumlah kunjungan Pos UKK tahun 2018


Pos UKK Jml. Pengunjung

Jajanan (Bumbang) 123

Pengangkut pasir (krg. Geres) 105

Tembakau (krg. Baru) 145

Gerabah (Penakak) 156


jumlah 529

Dari tabel di atas digambarkan bahwa jumlah pengunjung di pos pelayanan UKK pada

tahun 2018 terbanyak berada di pos Gerabah (Penakak) melayani 156 pekerja. Dan untuk

pos UKK yang melayani paling sedikit pekerja yakni pos Pengangkut pasir (Krg. Geres)

sebanyak 105 pekerja.

Grafik kunjungan pelayanan Pos UKK tahun


2018
Series1
156
145
123
105

Jajanan (Bumbang) Pengangkut Pasir (Krg. Tembakau (Krg. Baru) Gerabah (penakak)
Geres)

3. Kesehatan Gigi dan Mulut

Keberhasilan upaya program kesehatan gigi dan mulut luar gedung dapat diukur berdasarkan
beberapa indikator kegiatan antara lain:
a. Rekap Hasil kegiatan program kesehatan gigi dan mulut ke sekolah ( UKGS )
Jumlah ibu hamil yang sudah dikunjungi dan dilakukan penyuluhan / Pemeriksaan adalah
sebagai berikut.
GRAFIK KUNJUNGAN UKGMD POSYANDU TAHUN 2018
14
12
10
8
13 6 6
5 5 8 5 8 5 8
7 7 7 3
4 4
6
8 2
7 0
6 6
8 8
7 3 3 7
6
5 5

JUNI JULI AUGUST SEPT OKT NOP DES

CARIES KARANG GIGI JUMLAH SASARAN JUMLAH DIPERIKSA

Dari Grafik di atas bisa di lihat bahwa jumlah ibu hamil di posyandu yang mendapat
pemeriksaan dan penyuluhan tentang Kesehatan gigi dan mulut lebih kecil dari jumlah
sasaran yang ada di posyandu. Hal ini disebabkan karena tidak semua sasaran ibu hamil
yang bersedia untuk diperiksa dengan alasan tertentu.
Keterbatasan sarana juga menjadi penyebab lain kurang maksimalnya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di posyandu

b. Rekap Hasil Kegiatan Program UKGS


Tujuan dari program UKGS juga tidak berbeda jauh dengan program UKGMD yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan siswa siswi sekolah Dasar
pada khususnya yang dalam hal ini adalah kesehatan gigi dan mulut.
Diwilayah kerja Puskesmas Masbagik , jumlah Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtida’yah
Baru, yang sudah dikunjungi dan dilaksanakan program UKGS adalah 14 SD / MI.
Berikut ini adalah grafik kunjungan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS )
yang dilaksanakan selama tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Grafik UKGS

GRAFIK KUNJUNGAN UKGS TAHUN 2018


68

52 68
45 44
39 52
66
45 44 27
40 23 69
50 51
60 42 27
70 38 23 54
51
60
39 23
50 19
40 25 25

30
20
10
0
JUNI JULI AUGUST SEPT OKT NOP DES

CARIES KARANG GIGI JUMLAH SASARAN JUMLAH DIPERIKSA


Dari Grafik diatas bisa dilihat bahwa jumlah siswa siswi yang diperiksa belum mencapai
100% jumlah sasaran. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa siswi yang masih takut
untuk diperiksa kesehatan giginya.
Selain itu juga karena keterbatasan sarana dalam hal ini alat pemeriksaan dasar kesehatan
gigi dan mulut untuk kegiatan luar gedung program kesehatan gigi dan mulut.

4. Jiwa

Pencapaian Kinerja Program kesehatan Jiwa Puskesmas masbagik Baru pada tahun 2018

Jumlah pasien ODGJ Tahun 2018 sebanyak

Tabel 2. Data Rekapan Pencapain pelaksanaan program jiwa tahun 2018

TARGET 2018 CAKUPAN


NO INDIKATOR
ABS (%) ABS (%)
Penemuan kasus
1 86 100% 73 84,8%
Jiwa
Jumlah pasien
2 ODGJ yang 73 100% 23 31,5%
ditangani

Dari tabel capaian di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kasus jiwa dengan
penemuan kasus jiwa masih kurang 15,2% dan jumlah pasien ODGJ yang ditangani masih
kurang dari target yaitu 69,5%

80

70

60

50
Jumlah kasus
40 jumlah dirujuk
Rutin Berobat
30 Kasus DO

20

10

0
Masbagik Timur masbagik Utara Masbagik Utara TOTAL Pusk
Baru

D. ANALISA MASALAH

1. Kesehatan Remaja
a. Analisis Masalah dari sisi pandang Pihak sekolah
a. Kurangnya Pemahaman Tentang Fe karena belum adanya sosialisasi
b. Ada keluhan dari remaja bentuk obat nya tidak menarik karena sama bentuk nya
dengan yang diminum ibu hamil
c. Guru kesulitan untuk mengevaluasi karena kerjasama dengan guru-guru yang lain
belum optimal
Analisis masalah dari sisi pandang pemegang program kesehatan remaja adalah
keterbatasan dana dan tenaga

b. Rumusan Masalah

1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
para remaja dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Kesehatan Remaja
Puskesmas Masbagik sebagai berikut :

Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Kesehatan Remaja Puskesmas Masbagik


Baru Tahun 2018

CAKUPAN / MASALAH
NO INDIKATOR TARGET 2018
HASIL

_ Tenaga Kurang

1. Kampanye dan 3022 Belum adanya


100 % Remaja putri
Distribusi fe 33 ,2 % sosialisasi ke Guru
9.084 orang sekolah

_
Penyuluhan Kespro 14 Sekolah 14 sekolah
2.
disekolah 100%

3 Pembinaan kelas 3 Kali dalam 3 Kali dalam


remaja setahun setahun

4. Pemeriksaan Hb 3 sekolah 3 sekolah


disekolah
2. Urutan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahannya
Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program kesehatan remaja, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang
dihadapi program kesehatan remaja Puskesmas Masbagik Baru berdasarkan skala prioritas
dengan menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) ada 1 (satu )
Prioritas masalah tersebut adalah sebagai berikut :

NO MASALAH U S G TOTAL

1 - Kampanye
dan 14
5 5 4
Distribusi
Fe

Adapun gambaran dari fishbone di program Remaja Puskesmas masbagik baru adalah sebagai
Berikut :

MANUSIA METODE

Tidak ada Leflet/poster-poster


Petugas kurang
-LCD terbatas
Siswa Bosan Minum obat -

Kampanye Fe dan
Distribusi Fe
masih Rendah
Dana BOK
Kurang -Air Minum kurang pada saat
pendistribusian

-adanya siswa tidak bisa minum oba

-Kurangnya kerjasama peran Lintas


DANA LINGKUNGAN
sektor

Berdasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa kami
tawarkan adalah sebagai berikut

N MASALAH Altenatif Pemecahan


O
1 Kampanye dan distribusi Fe
permasalahannya adalah
- Belum adanya sosialisasi dengan - Berkoordinasi dengan Dikbud
Lintas sektor Dikbud,dan guru Mengadakan sosialisasi dengan Guru
sekolah sekolah
- kurangnya tenaga mengingat - Menambah Petugas Khusus Remaja
puskesmas masbagik baru adalah
puskesmas baru yang masih
dalam masa peralihan dengan
kondisi SDM Yang masih kurang
dan dengan kondisi petugas
masih rangkap tugas
- Anggaran Dana BOK yang - Berkoordinasi dengan Kepala
masih kurang Puskesmas dan Bendahara BOK untuk
Menambah Transport OH

2. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)
Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
6. Kurangnya dana
7. Kurangnya sosialisasi lintas sector
8. Kurangnya media penyuluhan
9. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.

b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program K3 Puskesmas
Masbagik Baru sebagai berikut :

Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program K3 Puskesmas MasbagikBaru Tahun


2018
No Indikator Target Cakupan Masalah
(%)
1 Kunjungan 100 45,9 %  Masih ada 54,1 % pekerja yang belum
ke Pos UKK mengunjungi Pos UKK

2. Urutan Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahannya


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program K3 dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program K3 puskesmas Masbagik Baru begitu banyak dan
menyadari juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan maupun
pembiayaan maka dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan
menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG).

Prioritas masalah di program K3 Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :

N MASALAH U S G TOTAL
O

1 Kurangnya dana 3 3 2 8

2 Kurangnya sosialisasi dengan lintas 4 4 3 11


sektoral

3 Kurangnya media penyuluhan 4 3 3 10

4 Kurangnya kesadaran masyarakat 5 4 4 13


tentang kesehatan

3. Mencari akar Penyebab Masalah :

Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program K3 Puskesmas masbagik baru, maka
di cari akar penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data di puskesmas
masbagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Untuk program K3 puskesmas masbagik baru, penentuan akar penyebab masalah dilakukan
dengan metode fishbone.

Adapun gambaran dari fishbone di program K3 masbagik baru adalah sebagai Berikut :

MANUSIA METODE

Peran lintas Tidak ada SOP

Sektoral kurang

Masih ada 54,1 %


pekerja yang belum
mengunjungi Pos
UKK
Media promosi Pengadaan obat
Kurang kurang Kurangnya kesadaran

Masyarakat ttg kesehatan

SARANA DANA LINGKUNGAN

4. Menetapkan Cara PemecahanMasalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program K3 Puskesmas masbagik
baru, dilakukan dengan kesepakatan antara pemegang Program K3 dengan penanggung jawab
UKM pengembangan puskesmas masbagik baru dengan melakukan Brainstorming ( curah
pendapat ). Adapun hasil brainstorming adalah sebagai berikut :

(Tabel cara pemecahan masalah )

No Prioritas Penyebab Alternative Pemecahan Ket.


masalah masalah pemecahanmasalah masalah terpilih

1 Kurangnya Peranlintassektor Advokasike Lintas Advokasikedes


kesadaran yang kurang Sektor a
masyarakat
Media promosi Pengadaan media Pengadaan
tentang
yang kurang promosi media promosi
kesehatan
Tidak ada SOP Implementasi SOP
yang sudah
Kurang dana Pembuatan SOP
disusun
untuk pengadaan
obat-obatan Mengusulkan
untuk pengadaan Mengusulkan

obat-obatan dari dana Desa


Kurangnya
penyuluhan
pengetahuan
masyarakat Swefing Sosialisasi

tentang mengenai

kesehatan program K3

3. Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Analisis Masalah program kesehatan gigi ( UKGMD / UKGS )


Adapun analisis masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut masih rendah
2. Faktor pengetahuan masyarakat yang masih kurang
3. Kurangnya sosialisasi tentang kesehatan gigi dan mulut
4. Keterbatasan alat/bahan untuk pelaksanaan program
5. Masih tingginya angka kasus gigi berlubang pada sasaran siswa siswi Sekolah
dasar

b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil kegiatan program UKGMD dengan
sasaran Posyandu dan UKGS dengan sasaran siswa siswi Sekolah Dasar, dapat
dirumuskan permasalahan di program UKGMD dan UKGS puskesmas Masbagik Baru
adalah sebagai berikut :

Tabel Rekapan permasalahan program UKGMD dan UKGS

No Indikator Target Cakupan Masalah

1 Penyuluhan 100% 80.42% - Kurangnya kesadaran masyarakat tentang


Kesehatan ( 562 ) kesehatan gigi dan mulut
gigi dan jumlah
Mulut sasaran
posyandu

2
Kelengkapan - Kurangnya sarana UKGS Kit untuk
Sarana - - pelaksanaan program UKGS dan UKGMD

3 Ketersediaan - Keterbatasan tenaga pelaksana program


Ketenagaan - - - Belum maksimanya kerjasama antara
petugas dengan lintas sektoral terkait

2. Urutan Prioritas Masalah Alternatif Pemecahannya


Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program kesehatan gigi dan mulut dapat disimpulkan beberapa masalah
dimana permasalahan yang dihadapi program kesehatan gigi dan mulut.Beberapa masalah
yang dihadapi antara lain seperti keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik ketenagaan
maupun pembiayaan ,maka dilakukan pemilahan kegiatan berdasarkan skala prioritas
dengan menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG). Prioritas masalah
program Kesehatan gigi dan mulut Puskesmas Masbagik adalah sebagai berikut :

N MASALAH U S G TOTAL
O

1 Kurangnya kesadaran Masyarakat 5 4 2 11


tentang Kesehatan gigi dan Mulut

2 4 3 2 9
Kurangnya Kelengkapan Sarana

3 Terbatasnya Ketersediaan Ketenagaan 3 2 1 6

4. Mencari Akar Penyebab Masalah

Adapun gambaran dari fishbone di program Diare masbagik baru adalah sebagai Berikut :

MANUSIA METODE

Petugas masih kurang kurang KIE

Masih kurangnya
kesadaran
Masyarakat tentang
kesehatan Gigi dan
mulut

UKGS/UKGM KIT tdk lengkap minimnya Dana pelaksanaan program kurang koordinasi
linsek

SARANA DANA LINGKUNGAN

Berdasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa di


tawarkan yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut
NO MASALAH Altenatif Pemecahan

 Kurangnya volume Penyuluhan  - Meningkatkan volume penyuluhan


1 kesehatan gigi dan mulut di sekolah
Kesehatan gigi dan Mulut
dan posyandu
  - Mengusulkan pengadaan UKGS Kit
2
 Kurangnya Kelengkapan Sarana Dan UKGMD Kit

  Mengusulkan penambahan Tenaga


3  Terbatasnya Ketersediaan kesehatan gigi dan mulut di
Ketenagaan puskesmas

4. Jiwa

a. Analisa Masalah jiwa

Analisa Masalah dari tabel di atas :

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan Jiwa.

2. Kurangnya Kerjasama Lintas Sektoral

3. Kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat

b. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Tabel 3. Data Rekapan identifikasi masalah program jiwa tahun 2018

No Indikator Masalah Penyebab

1 Pelacakan Kasus - Penemuan kasus ODGJ baru - Kurangnya peran serta masy
ODGJ Baru masih kurang - SDM masih Kurang

2 Penyuluhan - Tidak ada - Kurangnya pengetahuan


Kesehatan Jiwa masyarakat tentang
kesehatan jiwa
3 Kunjungan - Masih ada ODGJ yang tidak - Kurangnya dukungan dari
Rumah Pasien berkunjung ke puskesmas. keluarga
Jiwa

2. Prioritas Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program Kesehatan Jiwa dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program Kesehatan Jiwa Puskesmas masbagik baru dan menyadari
juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik tempat kegiatan maupun pembiayaan
maka dilakukan pemilihan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan menggunakan metode
Urgency, Seriousness, Growth (USG). Prioritas masalah di program Kesehatan Jiwa puskesmas
masbagik Baru sebagai berikut :

Tabel .4 Data prioritas masalah berdasarkan identifikasi masalah di program kesehatan


jiwa

NO MASALAH U S G TOTAL RANKING

1 Penemuan kasus ODGJ masih kurang 4 4 2 10 II

2 Jumlah ODGJ yang tertangani masih 5 4 3 12 I


kurang

CARA ORANG

BELUM ADANYA
PENJARINGAN BELUM ADANYA POLI BELUM ADANYA PETUGAS YANG
PASIEN ODGJ KHUSUS KESEHATAN KADER PEDULI TERLATIH
BELUM OPTIMAL JIWA

PETUGAS KESEHATAN
KURANG KOMPETEN
SCRENNING SOSIALISASI & TERBATAS
KURANG
ODGJ LUAR PERAN SERTA PENGETAHUAN
GEDUNG BELUM MASYARAKAT KELUARGA
OPTIMAL

RENDAHNYA
KUNJUNGAN/PENEMUAN
KASUS JIWA YG
TERTANGANI
BELUM ADA KURANG KOMITMEN
PEDOMAN STEKEHOLDER
SCRENNING
KUNJUNGAN LEAFLEAT &
RUMAH PASIEN KURANG KERJA SAMA
BROSUR BELUM
ODGJ BELUM LINTAS SEKTORAL
ADA
MAKSIMAL
ALAT
LINGKUNGAN
BAHAN

3. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah Kesehatan Jiwa

Berdadasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa kami
tawarkan adalah sebagai berikut :

Tabel.5 Alternatif pemecahan Masalah

NO MASALAH Altenatif Pemecahan

1 Jumlah ODGJ yang tertangani masih - Memberikan penyuluhan/pemahaman


kurang kepada keluarga pasien tentang kesehatan
jiwa
- Melakukan kunjungan rumah terhadap
pasien ODGJ
2 Penemuan kasus ODGJ masih kurang -Kerjasama Lintas Sektor
-Kerjasama dengan kader posyandu dalam
penemuan kasus
-Pembentukan Desa Siaga Sehat

Berdasarkan masalah dan problem solving dari UKM esensial dan UKM
Pengembangan maka kami dapat menuyusun kegiatan program untuk tahun 2020
sebagaimana matrik RUK yang dituangkan sesuai Permenkes 75 tahun 2014 tentang
manajemen puksemas sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai