(R.U.K.)
PUSKESMAS MASBAGIK BARU
TAHUN 2020
I. UKM ESENSIAL
A. GAMBARAN UMUM PROGRAM
1. Program Kesehatan Lingkungan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar
peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan
masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat,
dan khususnya kepada masyarakat.
3. Program Gizi
Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan. Dimulai sejak dalam
kandungan (janin), bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun
pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat, yang biasa disebut dengan “masa emas” (Golden
Age).Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen sehingga tidak
dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa berikutnya terpenuhi.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2015-2019 bidang kesehatan, Kementerian
Kesehatan telah menetapkan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang
memuat indikator keluaran yang harus dicapai, kebijakan dan strategi Kementerian
Kesehatan. Di bidang perbaikan gizi telah ditetapkan beberapa indikator keluaran,
diantaranya : 95 % ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapat PMT, 98 % ibu
hamil mendapat Fe, 90 % balita kurus mendapat PMT, dan 30 % remaja putri mendapat
Tablet Tambah Darah (TTD) .
4. Program KIA/KB
Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu program upaya kesehatan
wajib pada pusekesmas, dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib
pengembangan harus menerapkan azas pertanggung jawab wilayah, pemberdayaan
masyarakat keperpaduandan rujukan.
Program kesehatan ibu merupakan program kesehatan waji Puskesmas, agar
upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan
menajemen dengan baik, yang terdiri dari perencanaan,pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan serta tanggung jawab secara berkesinambungan.
5. Program P2P
a. Imunisasi
Imunisasi adalah satu cara intervensi yang paling efektif dalam menurunkan
angka kesakitan dan kematian bayi balita. Imunisasi telah diakui sebgai upaya
pencegahan penyakit yang paling mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak
terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah faktor perilaku masyarakat itu
sendiri yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dan menganggap bahwa
semata-mata posyandu itu milik tenaga kesehatan. Masyarakat kurang memahami
manfaat dari kegiatan imunisasi di posyandu, kurangnya kesadaran masyarakat
khususnya orang tua yang memiliki bayi dan balita yang masih wajib mendapatkan
vaksinasi untuk bekerja sama dalam kegiatan imunisasi di posyandu.
Salah satu indikator yang penting untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu
Negara adalah banyaknya bayi (umur 0-12 bulan) yang meninggal per 1000 kelahiran
hidup, yang disebut dengan AKB (Angka Kematian Balita). Anak-anak khususnya
dibawah lima tahun adalah individu yang rentan terhadap berbagai penyakit. Setiap
tahunnya 12 juta anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Dari seluruh
kematian tersebut 70% meninggal karna Pneumonia, Diare, Campak, dan Malnutrisi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan sejak tahun
1997 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit yaitu TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B melalui Antigen BCG, DPT,
Polio, CAMPAK/MR, Hepatitis B dan TT untuk wanita subur dan ibu hamil.
b. Diare
Penyakit diare merupakan jenis penyakit yang menyebabkan penderitanya
mengalami rangsangan yang berlebihan terhadap keinginan buang air besar dan secara
terus menerus sehingga menyebabkan kandungan air yang berlebihan pada fases.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja termasuk anak-anak. Penyakit Diare
menimbulkan penderitanya mengalami dehidrasi, bila keadaan ini berlanjut dapat
menyebabkan kematian. Pada balita penyakit Diare juga mempengaruhi status gizi dan
tumbuh kembang anak.
Normal orang dewasa buang air besar sebanyak 1 sampai 2 kali sehari, namun
jika lebih dari itu bisa diindikasikan orang tersebut terserang diare. Pada anak-anak
frekuensi buang air besar biasanya lebih sering disbanding dengan orang dewasa,
namun bukan berarti anak tersebut anak tersebut juga terjangkit diare.
Ada berbagai faktor pemicu terjadinya diare karena penyakit ini bukan
merupakansuatu penyakit yang datang dengan sendirinya maupun penyakit bawaan.
Diare biasanya disebabkan oleh adanya infeksi virus atau infeksi rotavirus (yang
kebanyakan menyerang anak-anak) serta infeksi bakteri, alergi terhadap obat-obat
tertentu (biasanya alergi antibiotik) dan alergi terhadap makanan, alergi terhadap
pemanis buatan.
Selain beberapa faktor diatas, diare juga dapat disebabkan oleh faktor kurangnya
kebersihan lingkungan serta tempat tinggal. Lingkungan yang kotor menjadi salah satu
tempat bakteri, virus, serta parasite yang menyebabkan kumanpenyakit diare
menyebar.
3. Program Gizi
Mencegah dan menurunkan masalah gizi untuk mewujudkan hidup sehat dan status gizi
optimal.
4. Program KIA/KB
Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak bayi dan balita.
5. Program P2P
a. Imunisasi
1. Tujuan umum
Untuk Mencegah Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I)
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus imunisasi antara lain.
a. Tercapainya Desa UCI
b. Untuk Mencegah Penyakit Hepatitis
c. Untuk Mencegah Penyakit TBC
d. Untuk Mencegah Penyakit Difteri
e. Untuk Mencegah Penyakit Tetanus
f. Untuk Mencegah Penyakit Pertusis
g. Untuk Mencegah Penyakit Influeza
h. Untuk Mencegah Penyakit Polio
i. Untuk Mencegah Penyakit Pneumonia
j. Untuk Mencegah Penyakit Campak dan Rubella
b. Diare
Mencegah dan menurunkan angka kesakitan akibat penyakit Diare untuk mewujudkan
hidup sehat dan status optimal.
d. Surveylan dan Demam Berdarah
Diperolehnya informasi epidemiologi penyakit tertentu dan terdistribusinya informasi
tersebut kepada program terkait dan Dinas Kesehatan.
2. Tujuan khusus
Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik yang mencakup :
a.Menurunkan angka kesakitan anak sekolah
b. Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun sosial
c.Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah
d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah
e.Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,
rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya
20 20 20
8 8 8 8 8
6 6 6 6 6 6
0 0
MASBAGIK UTARA MASBAGIK UTARA BARU MASBAGIK TIMUR TOTAL PUSKESMAS
Dari grafik di atas Dusun yang sudah di intervensi STBM dan monev STBM sebanyak 20
dusun dari target 20 dusun sedangkan Dusun yang sudah ODF yaitu baru 8 Dusun dari 20
Dusun.
Di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru baru satu desa yang ODF dan ini di tunjukan
pada grafik berikut:
10 10
1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
Masbagik Utara Masbagik Utara Baru Masbagik Timur Total Puskesmas
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa satu Desa saja yang sudah ODF (Open Defication Free)
atau bebas buang air besar sembarangan, sedangkan Desa yang lain belum menjadi desa ODF.
Target Desa ODF tahun 2018 yaitu 1 Desa (Desa Masbagik Utara Baru ) tapi belum mencapai
target
D. Akses Fasilitasi Sanitasi
Table 9.Data cakupan kepemilikan sanitasi dasar
1 Masbagi 2495 1730 69,3 1543 61,8 1587 63,6 1527 61,2
k Timur 3 4 0 0
2 Masbagi 3652 2787 76,3 2212 60,5 2161 59,1 2109 57,7
k Utara 1 6 7 4
3 Masbagi 1891 1357 71,7 972 51,4 1010 74,4 960 50,7
k Utara 6 0 2 6
Baru
Pelaksanaan pemeriksaan terhadap akses fasilitasi sanitasi dasar tahun 2018 program
penyehatan lingkungan yang meliputi Akses Jamban Sehat, Rumah dengan SPAL dan Rumah
dengan TPS belum mencapai target. Dari Target yang ditetapkan sebesar 85 % sampai akhir
tahun 2018 tercapai sebesar 60 % untuk Akses Jamban Sehat, 59.19 % untuk Rumah dengan
SPAL dan 57,17 % untuk Rumah dengan TPS hanya Akses terhadap Air Bersih yang mencapai
target sebesar 73.0 %. Data cakupan kepemilikan sanitasi dasar dapat dilihat pada grafik dibawah
ini :
80
70
60
50 % AKSES SAM
% AKSES JAMBAN
40
% AKSES SPAL
% AKSES TPS
30
20
10
0
Masbagik Timur Masbagik Utara Masbagik Utara TOTAL
Baru
Gambaran jumlah pasien dan klien klinik sanitasi yang di follow up pada tahun 2018 di
wilayah kerja Puskesmas Masbagik Barudapat dilihat pada grafik berikut:
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien /klien klinik sanitasi yang di
Follow Up belum mencapai target (60%) dari jumlah pasien/klien yang dikonseling diklinik
sanitisai. Jumlah pasien yang di follow Up sebanyak 382 pasien /klien , sehingga pasien yang di
follow up hanya 53% dari target 60%.
Program pengawasan TTU bertujuan untuk meningkatkan kwalitas lingkungan TTU dan
semua kemasyarakatan lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga dapat
melindungi masyarakat dan penularan penyakit, keracunan, kecelakaan, pencemaran lingkungan
serta gangguan keseahtan lainnya .
Gambaran jumlah tempat-tempat umum memenuhi syarat pada tahun 2018 di wilayah kerja
Puskesmas Masbagik Baru dapat dilihat pada grafik berikut :
JUMLAH TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMNUHI SYARAT
DESEMBER 2018
Dari hasil grafik diatas disimpulkan bahwa total TTU dari masing-masing Desa yang telah
di periksa berjumlah 28, sedangkan total yang memenuhi syarat sebanyak 21 TTU. Sehingga
total persentase TPM yang memenuhi syarat berjumlah 75%.
Dari hasil grafik diatas disimpulkan bahwa total TPM dari masing-masing Desa yang telah di
periksa berjumlah 29, sedangkan total yang memenuhi syarat sebanyak 22 TPM dan yang tidak
memenuhi syarat berjumlah 9 TPM. Sehingga total persentase TPM yang memenuhi syarat
berjumlah 75,86%.
H. Rumah Sehat
Jumlah rumah di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru sebanyak 8038 rumah pada tahun
2018 dan wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru belum 100% rumah memiliki sanitasi dasar,
dan ini dapat dilihat pada grafik berikut :
RUMAH SEHAT
DESEMBER 2018
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa total persentase rumah sehat tahun 2018
sebanyak 55,33 % diwilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru.
45.24% RT SEHAT
54.76% RT TIDAK SEHAT
Capaian rumah tangga yang ber-PHBS Puskesmas Masbagik baru tahun 2018
mencapai 115 KK (54,76%) dari 210 KK yang dipantau,
2) Desa siaga aktif
Jumlah Desa siaga aktif di Puskesmas Masbagik baru belum ada
3) Strata Posyandu
3. Program GIZI
Keberhasilan upaya program Gizi dapat diukur berdasarkan beberapa indikator antara
lain:
A. Pemantauan Pertumbuhan balita di posyandu
1 Masbagik Utara 1096 1096 771 402 6 70,3 36,7 52,1 0,8
2 Masbagik Utara Baru 651 651 464 233 6 71,2 35,8 50,3 1,3
3 Masbagik Timur 679 679 515 236 1 75,9 34,7 45,7 0,2
TOTAL 2426 2426 1749 870 13 72,1 35,9 49,7 0,7
Hasil penimbangan berdasarkan analisa data SKDN di Puskesmas Masbagik Baru tahun
2018
2000
1500
1000
500
0
Masbagik Utara Masbagik Utara Baru Masbagik Timur PUSKESMAS
Sedangkan capaian D/S, N/S, N/D, dan BGM/D tahun 2018 dapat dilihat pada grafik di bawah
ini.
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
D/S K/S N/D N/S BGM/D
Utara, Masbagik Utara Baru dan Masbagik Timur rata-rata sudah mencapai target,sedangkan
untuk hasil penimbangan D/S belum mencapai target 95%, N/D belum mencapai target 80%,
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran status gizi balita di wilayah
kerja Puskesmas Masbagik Baru serta menjaring balita gizi buruk yang ada di masyarakat
dengan target yang ditetapkan 90 %. Selain pengukuran BB dilakukan juga pengukuran
PB/TB, karena indikator yang digunakan untuk penentuan gizi buruk pada kegiatan ini
adalah BB/TB selain BB/U.
Pada Tahun 2018 dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada Bulan Mei dan
Bulan November. Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari dana BOK Puskesmas.
Adapun hasil pekan penimbangan pada Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel .
169 2, 13
JUMLAH 2449 1695 69,2 8 91 1,1 1592 99,2 4 0,2 41 220 1434 84,6 - - 13 0 1695 100 0 0
5 4 ,0
Berdasarkan tabel di atas capaian pekan penimbangan tahun 2018 rata-rata belum
mencapai target kurang dari 95%,balita dengan status gizi Kurus sekali menurut
BB/TB0%.
a. Registrasi sasaran
Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan Januari yaitu berupa pendataan seluruh
sasaran distribusi Kapsul Vitamin A yaitu bayi umur 6-11 bulan dan anak balita
tinggi.
Pemberian Kapsul Vitamin A dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan
100
99
98
PROSENTASE
97
96
95
94
93
6-11 bulan 12-59 bulan 6-11 bulan 12-59 bulan
Vitamin A Februari Vitamin A Agustus
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil distribusi kapsul Vitamin A pada
bulan Februari dan Agustus rata-rata sudah mencapai target di atas 90%,Untuk
Cakupan Puskesmas pada bulan Februari untuk vitamin A Biru 6-11 bulan mencapai
100% dan yang merah 12-59 bln mencapai 100%,sedangkan pada bulan Agustus
untuk cakupan 6-11 bulan mencapai 100% dan sasaran 12-59 bulan mencapai
penyebab tingginya angka kematian ibu, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), angka
Suplementasi Tablet Besi Folat merupakan salah satu upaya penting dalam
masalah anemia gizi besi antara lain : Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang
Tablet Tambah Darah (Fe 3) adalah tablet tambah darah Fe yang diberikan
kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian tablet Fe juga diberikan pada ibu
Masbagik Baru pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Cakupan Distribusi Fe 90 tablet pada Ibu Hamil dan NifasTahun 2018.
Jumlah Jumlah Bufas Dpt Fe Jlh Bumil Dpt Fe 90 Tablet
No Desa
Bufas Bumil n % n %
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil cakupan distribusi tablet Fe-
90 pada ibu nifas dan ibu hamil belum mencapai target yang ditetapkan yaitu capaian
bufas yang mendapat Fe 93,0% dan capaian ibu hamil yang mendapat Fe 99,2% dari
target sebesar100%. Semua bumil di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru sudah
Namun dalam hal ini yang perlu diperhatikan dalam pendistribuian tablet Fe
pada ibu hamil ini adalah apakah tablet Fe yangdiberikan benar-benar telah
dikonsumsi oleh ibu hamil atau tidak. Untuk itu dalam hal ini yang perlu dilakukan
oleh petugas kesehatan disini adalah memberikan penjelasan kepada ibu hamil dan
ibu nifas tetang manfaat tablet tambah darah bagi kesehatan ibu pada saat hamil dan
pasca persalinan serta dijelaskan cara dan aturan pemberian tablet Fe. Perlu juga
dijelaskan kepada ibu hamil tentang bahaya jika terjadi Anemi pada ibu hamil dan ibu
nifas.
bila sampel garam berubah warna menjadi ungu tua ( mengandung kalium iodum (KIO3) >
30 ppm).
Survey garam beryodium dilakukan pada bulan Februari dan Agustus 2018 yaitu
disemua SD/MI yang ada di wilayah Puskesmas Masbagik Baru yang berjumlah 14
sekolah. Adapun hasil cakupan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
2 SD) 58 45 0 13 77,6
Utara mencapai 80,6 % dan Masbagik Utara Baru mencapai 77,6 %,Masbagik Timur 73,7
%, sedangkan untuk cakupan Puskesmas yaitu 77,6 %. Artinya persentasi desa di wilayah
Puskesmas Masbagik Baru tidak mencapai target 90% sehingga dikatakan desa dengan
garam beryodium tidak baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya manfaat dari garam beryodium,dan rendahnya daya beli
masyarakat terhadap garam beryodium,serta adanya mitos bahwa garam bodoh lebih
KP-ASI (kelompok pendukung ASI) adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
kelompok orang dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang terdiri dari PKK,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Kader, Ibu hamil, Ibu menyusui, Motivator ASI.
Petugas Gizi dan Bidan Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan promosi ASI Eksklusif
yakni sebagai konselor ASI, Jumlah KP-ASI yang sudah terbentuk diwilayah Puskesmas
Masbagik Baru sebanyak 1(Satu) Kelompok pada tahun 2016. KP-ASI yang sudah
terbentuk di Desa Masbagik Timur,dan sampai saat ini masih di bina,dengan harapan
Tabel 12. Cakupan Hasil Pemantauan ASI Ekslusif Di Wilayah Puskesmas Masbagik Baru
Tahun 2018
Cakupan AE 0-5
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa hasil cakupan ASI Ekslusif pada bayi
0-6 bulan telah mencapai 75,4% masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar
90%. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahun ibu tentang pentingnya asi
ekslusif,adanya mitos sosial budaya di masyarakat.sehingga diharapkan adanya kerjasama
dari lintas program,lintas sektor serta masyrakat berupa dukungan,motivasi,penyuluhan rutin
mengenai Pentingnya Asi.
Kegiatan pelacakan kasus gizi buruk dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi
bekerjasama dengan kader untuk melaporkan kasus yang dicurigai gizi buruk baik
pada hari posyandu maupun diluar posyandu.
b) Audit Kasus Gizi Buruk
Kegiatan audit dilakukan pada semua kasus gizi buruk yang ditemukan. Proses
audit kasus dilakukan oleh Tenaga Pelaksana Gizi dengan menggunakan format
yang telah disediakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap tentang penyebab timbulnya kasus gizi buruk baik secara langsung
maupun tidak langsung hingga mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lain-
lain.
c) Penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang dengan PMT pemulihan dan suplemen
makanan
Balita gizi buruk dengan penyakit penyerta dan tanda klinis dirawat di
puskesmas bila tidak dapat ditangani di puskesmas akan di rujuk ke RSU. Selama
tahun 2018 jumlah gizi buruk yang ditemukan dan dirawat di puskesmas
sebanyak 1 orang. Balita menderita gizi buruk karena adanya penyakit penyerta
Terget dan Hasil Pelayanan setelah melaksakan kegiatan KIA-KB selama Tahun 2018 hasil
yang di capai oleh Pukesmas Masbagik Baru adalah sebai berikut:
1. PWS – KIA
a. Target
- K1 : 95 %
- K4 : 95 %
- Persalinan Nakes : : 90 %
b. Hasil
Tabel 9. Hasil PWS - KIA di Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018
Komplikasi Komplikasi
Persalinan
K1 K4 Maternal Maternal Neonatus (KN3)
N Nakes
Desa Ditemukan Ditangani
o
Ko Ko
Kom % Kom % % Kom % Kom % %
m m
1 Masbagik Utara 291 98,9 289 98,3 55 93,5 55 93,5 248 92,8 252 90
2 Masbagik Timur 208 103,48 201 100 47 116,9 47 116,9 196 107,1 193 100
Masbagik Utara
3 160 105,25 153 100,6 37 121,7 37 121,7 142 102,9 137 94,48
Baru
Total Puskesmas 659 101,85 643 99,38 139 107,4 139 107,4 589 99,6 582 94,33
Tabel 10. Pencapaian Cakupan KIA di Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018
2 Masbagik Timur 16 15 0 3 3 8 0 1
Masbagik Utara
3 16 11 3 2 0 11 0 0
Baru
Total Puskesmas 1 45 5 5 7 45 1 1
2. AMP
a. Kegiatan Meternal
Pre- Partus
Pendarahan Infeksi Kasus Lain
N Eklamsia Lama
Desa
o Ko Ko Ko Ko Ko
Mati Mati Mati Mati Mati
m m m m m
1 Masbagik Utara 2 1 24 0 4 0 0 0 17 0
2 Masbagik Timur 0 0 6 0 10 0 0 0 19 0
Total Puskesmas 2 1 39 0 18 0 0 0 52 0
b. Kesehatan Maternal dan Neonatal
Tabel 12. Hasil Kegiatan Perinatal dan Neonatal di Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018
Cacat
BBLR TN Aspeksia Infeksi Kasus Lain
N Bawaan
Desa
o Ko Mat Ko Mat Ko Mat Ko Mat Ko Mat
Kom Mati
m i m i m i m i m i
1 Masbagik Utara 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 35 0
Masbagik
2 Timur
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0
Masbagik Utara
3 Baru
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0
Total Puskesmas 7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 70 0
Tabel 13. Jumlah Kasus Maternal dan Perina tal di Puskesmas Masbagik BaruTahun 2018
Ditangani
N Kasus Yang Dirujuk Ke
Jenis Penyakit di Jumlah Kematian
o Ditemukan Rumah Sakit
Puskesmas
I Maternal
Pendarahan per-
1 2 0 2 1
vagina
2 Infeksi jalan lahir 5 5 5 0
Eklamsi / Pre
3 2 0 2 0
eklamsi
4 Partus lama 0 0 0 0
5 Lain-lain 4 4 0 0
II Perinatan / Neonatal
1 BBLR 7 7 7 0
2 Tetanus neonatrum 0 0 0 0
3 Aspeksia 1 1 1 1
4 Infeksi jalan lahir 0 0 0 0
5 Cacat bawaan 0 0 0 0
6 Kasus lain 70 70 0 0
3. Keluarga Berencana ( KB )
Tabel 15. Jumlah Peserta Yang Menggunakan Alat Konterasepsi di Pukesmas Masbagik
Dalam pelaksanan program KIA - KB Pukesmas Masbagik Baru dilakukan dengan cara:
Dari kegiatan KIA-KB yang sudah di laksanakan dapat di ketahui masalah dan
pemecahan masalah dalam rangka mengevaluasi dan menyusun rencana kegiatan pada
tahun-tahun berikutnya.
5. Program P2P
1). Imunisasi
Keberhasilan upaya program Imunisai dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara
lain:
100.0% 91.0%
90.0% 80.5% 81.0%
72.7%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur PUSKESMAS
IMUNISASI HBO
100.0%
91.0%
90.0%
80.5% 81.0%
80.0%
72.7%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur PUSKESMAS
IMUNISASI BCG
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara Masbagik Utara Masbagik Timur PUSKESMAS
Baru
IMUNISASI DPTHB3
81.0% 72.7%
80.5%
91.0%
IMUNISASI POLIO4
100.0% 72.7%
80.5%
91.0%
50.0% 81.0%
0.0%
Masbagek
Utara Baru Masbagik
Utara Masbagik
Timur PUSKESMAS
:
6. Pencapaian imunisasi MR
Grafik . 6. Pencapaian Imunisasi MR tahun 2018
IMUNISASI IPV
100.0%
91.0%
90.0% 80.5%
72.7%
80.0% 81.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Masbagek Utara
Baru Masbagik Utara
Masbagik Timur
PUSKESMAS
7. Pencapaian Imunisasi PCV2
Grafik 7: Data Pencapaian Imunisasi PCV2
Imunisasi PCV2
94.0%
92.4%
92.0%
90.0%
88.4%
88.0% 86.9%
86.0%
84.0% 82.8%
82.0%
80.0%
78.0%
76.0%
Masbagik Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur Puskesmas
Imunisasi MR BOSTER
119.7%
120.0%
96.2%
100.0% 89.7%
85.5%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
Masbagik Utara Baru Masbagik Utara Masbagik Timur Puskesmas
2). Diare
Keberhasilan upaya program Diare dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara lain:
A. Penemuan kasus Diare di masyarakat
3 MasbagikTimur 325
TOTAL 753
desa Masbagik Timur yaitu sebanyak 325 kasus. Sedangkan penderita Diare paling
kecil terdapat di desa Masbagik Utara Baru yaitu sebesar 172 kasus.
25
20
15
10
5
0
masbagik utara masbagik utara baru masbagik timur
Penemuan kasus Diare yang diberikan cairan intra vena (infus) bertujuan untuk
Tabel penderita Diare yang mendapatkan cairan intra vena (infus) tahun 2018
1 Masbagik Utara 41
TOTAL 113
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penderita Diare yang diberikan cairan intra
vena (infus) terbesar terdapat di desa Masbagik Timur yaitu sebanyak 47 kasus.
Sedangkan penderita paling kecil terdapat di desa Masbagik Utara Baru yaitu sebesar
25 kasus.
47
50 41
45
40
35
25
30
25
20
15
10
5
0
masbagik utara masbagik utara baru masbagik timur
Keberhasilan upaya program Surveylan dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara
lain:
A. Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas Kesehatan Kabupaten lombok Timur, laporan
mingguan atau W2 yang dikirimkan oleh petugas surveylan setiap minggunya
Mencapai 97,5% dilaporkan tepat waktu melalui pengiriman SMS kepada SKDR pusat
dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur.
B. Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi kurang dari 24 jam
Selama tahun 2018 diwilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru tidak pernah dilaporkan
terjadinya KLB.
C. Penemuan kasus AFP yakni 1 kasus dalam 1 tahun
pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru
D. Penemuan kasus DBD 14 kasus dalam 1 tahun
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus positif DBD di wilayah kerja Puskesmas
Masbagik Baru
E. Angka bebas jentik 95 %
Pada tahun 2018 angka bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru
mencapai 95%.
Keberhasilan upaya program Usaha Kesehatan Sekolah dapat diukur berdasarkan beberapa
indicator antara lain:
1. Pendataan murid TK/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, dilaksanakan setiap tahun
sekali, tujuannya untuk memperoleh data murid/peserta didik yang valid, cepat, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil pendataan dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa terbanyak adalah siswa SD/MI
yaitu 3022 orang, ini sebanding dengan jumlah SD/MI yang ada di kecamatan Masbagik
yaitu sebanyak 14 buah dan jumlah siswa paling sedikit adalah siswa SLTA (Sederajat )
sejumlah 635 orang dengan jumlah sekolah 6 buah.
400
300
304
200
100
0
SD/MI
SLTP ( Sederajat )
SLTA ( Sederajat )
Dari grafik penjaringan kesehatan siswa diatas dapat diketahui bahwa semua target
tercapai yaitu SD/MI Kelas I.= 100% (546 org) dan SLTP 100 % ( 535 Orang ), SLTA
100 % ( 304 ) , melebihi target 65 % dari Jumlah siswa kelas 1
ies
ali
an
al
g
en
ru
in
rm
ek
m
at
ar
m
Ku
jar
Ge
lih
sS
No
K
ru
di
gi
ng
Se
ru
zi
yg
Gi
pe
ku
Gi
wa
us
jam
sis
at
Ta
St
lah
m
Ju
Dari grafik 3, Hasil penjaringan siswa SD/MI dapat dilihat dari 546 siswa yang
dijaring ditemukan Permasalahan pada tajam dengar yaitu Serumen 82 siswa,Gigi karies
sebanyak 106 siswa,pada status Gizi ditemukan gizi Gemuk 58 Siswa, gizi kurus 35
Siswa,Kurus sekali 2 Siswa.
Grafik . 4.Hasil Penjaringan Kesehatan siswa/siswi sekolah SLTP( Sederajat )
269
71
24 20 36 37
4
)
g
)
al
al
rin
ng
as
uk
al
s
rm
en
m
ru
ek
sit
ja
ba
m
or
m
No
Ku
di
sS
be
Ge
ru
(N
Lu
yg
zi
O
ru
Se
an
s(
Gi
a
ku
ie
at
w
us
ar
lih
sis
at
K
ng
h
St
gi
la
pe
Gi
m
m
Ju
ja
Ta
Grafik . 5.Hasil Penjaringan Kesehatan siswa/siswi sekolah SLTA (Sederajat )
GRAFIK HASIL PENJARINGAN SISWA/SISWI SLTA (SEDERAJAT ) TAHUN 2018
PUSKESMAS MASBAGIK BARU
200 200
150
35
7 17
5 3 3
)
g
)
al
al
rin
li
as
ng
uk
us
en
rm
ka
m
sit
ja
ba
m
m
or
Se
No
Ku
di
be
Ge
ru
(N
Lu
us
yg
O
zi
Se
an
s(
r
Gi
ku
a
rie
at
w
us
lih
sis
Ka
at
ng
St
h
gi
la
pe
Gi
m
m
Ju
ja
Ta
3. Survey PHBS, kegiatannya adalah pengawasan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
mencakup:
Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat buang air besar, dan
kebersihan lingkungan sekolah. Ada 8 item yang menjadi indicator keberhasilan survey
PHBS. Dibawah ini adalah hasil kegiatan survey PHBS di sekolah.
7
7
6
5 4
4 3
3
2
1 0
0
MERAH KUNING HIJAU BIRU
Dari Grafik data survey PHBS diatas dapat diketahui bahwa hanya 4 (Empat )
sekolah yang memenuhi / yang melaksanakan 8 kriteria standar keberhasilan PHBS yaitu
sekolah SDN 1Masbagik utara, SDN 2 Masbagik utara SDN 5 Masbagik utara,Dan 9
Masbagik utara ,7 sekolah yang lain hanya melaksanakan sampai 7 kriteria Standar
PHBS saja dan 3 sekolah hanya melaksanakan 6 indikator kriteria standar PHBS Yaitu
Sekolah MI NW Penakak,MI NW Tanak Maik,dan SDI Yadinu Masbagik.
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
MERAH KUNING HIJAU BIRU
Dari grafik. 6 dapat dilihat bahwa dari semua sekolah SLTP/SLTA (Sederajat ) yang
melaksanakan PHBS sampai pada 8 indikator/Klasifikasi Biru Hanya 1 ( satu ) sekolah
yang berlokasi diDesa Masbagik Timur yaitu SMPN 3 Masbagik , ada 5 Sekolah yang
melaksanakn 4-5 indikator PHBS yaitu ,SMA NW Penakak,MTS NW Tanak Maik,SMP
NW Tanak Maik,MA NW Tanak Maik dan MTS AL Mansyuriah sedangkan yang
melaksanakan 7 indikator /klasifikasi Hijau sebanyak 9 ( Sembilan ) sekolah diantaranya
MTS AL-Khair Ambung,MA AL-Khair Ambung,MTS Raudhatul Azhar ,SMK
Raudhatul Azhar,MTS NW Penakak,MTS Yadinu Masbagik,SMA Yadinu Masbagik.
4
3
2
0
0
MINIMAL
STANDAR 0
OPTIMAL
PARIPURNA
Dari grafik 7, diatas dapat dilihat bahwa 11 ( Sebelas ) sekolah SD/MI berada pada
strata UKS standar ( SDN 5,6,8,Masbagik Utara,SDN 1,2,3,4 Masbagik Timur,SDI Yadinu
Masbagik MI NW Tanak Maik), dan 3 Sekolah yang memenuhi strata Optimal yaitu SDN
1,2, DAN 9 Masbagik Utara.
14 13
12
10
8
6
4
2 0
0 1
MINIMAL 0
STANDAR
OPTIMAL
PARIPURNA
Dari grafik 8. diatas dapat dilihat bahwa hanya 1 (Satu) sekolah yang berada pada
strata UKS optimal yaitu SMPN 3 Masbagik sedangkan sekolah yang lain masih berada
pada strata UKS standar ( MTS,SMP,MA,SMA Yadinu Masbagik,SMP,MTS,MS NW
Tanak Maik,MTS,MA AL-Khair Ambung,MTS ,SMK Raudhatul Azhar,MTS NW Penakak
dan SMA NW Penakak
4. Sosialisasi Program sakura, kegiatannya adalah memberikan materi tentang program sakura
kepada kepala sekolah/guru UKS. Program Sakura ini termasuk program baru yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat sekolah tentang pentingnya upaya
kesehatan dan bagaimana mengatasi masalah kesehatan di sekolah. Program sosialisasi
Sakura ini baru dilaksanakan 1 (satu) kali di Puskesmas Masbagik Baru.
5. Orientasi dokter kecil, kegiatannya setiap pelatihan melatih 26 orang siswa-siswi dari kelas
IV dan V yang sudah dipilih oleh pihak sekolah. Pelatihan yang diberikan antara lain : PHBS
( Perilaku Hidup bersih dan sehat ),Gizi seimbang,P3K,Penyakit Menular dan tidak
menular,Kesehatan Gigi dan Mulut. Target orientasi dokter kecil adalah 10% dari seluruh
jumlah siswa SD/MI (302 2) Siswa , sedangkan Puskesmas Masbagik Baru sudah melatih
sejumlah 130 siswa ( 43 % ) dari 302 0rang( 10 %).
30
25
20
15
10
0
SDN 8 Masbagik SDN 9 Masbagik SDN 4 Masbagik SDN 2 Masbagik SDN 1 Masbagik
utara utara utara utara Timur
Jumlah dokter kecil disekolah wilayah desa masbagikutara yaitu : 104 siswa. Sedangkan
jumlah dokter kecil diwilayah sekolah masbagik timur adalah 30 orang
6. Distribusi obat cacing , Kegiatannya adalah mendistribusikan obat cacing ke sekolah SD/MI
dan TK/RA/Paud yang ada di wilayah kerja Puskesmas Masbagik. Hasil yang dicapai obat
cacing didistribusikan ke 14 SD/MI dengan jumlah siswa =3022 org dan 16 TK RA/PAUD
dengan jumlah siswa = 881 org
3022 3022
881 881
1 2
D. ANALISA MASALAH
b. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan
dari masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Kesling
puskesmas Masbagik Baru sebagai berikut :
Prioritas masalah di program kesling Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Prioritas masalah di program kesling tahun 2018
N MASALAH U S G TOTAL
O
Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program kesling Puskesmas masbagik baru,
maka dicariakar penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data di
puskesmas masbagikbaru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Untuk program kesling puskesmas masbagik baru, penentuan akar
penyebab masalah dilakukan dengan metode fishbone.
Adapun gambaran dari fishbone di program Kesling masbagik baru adalah sebagai Berikut
DANA MANUSIA
Kurangnya advokasi
masyarakat kurangnya pengetahuan
ketergantungan masy. Ttg masyarakat tentang BABS
bantuan Rendahnya cakupan
desa ODF
penyuluhan kurang
METODE LINGKUNGAN
DANA MANUSIA
Pengetahuan
masy.ttg TPM
Tidak ada fasilitas petugas kesling :
kurang
khusus untuk tenaga kurang Masih ada 25 %
sanitarian KIT dan
HSP KIT Tempat pengolahan
Kurangnya Masih ada makanan ada yang
koordinasi TPM yang
belum memenuhi
belum MS
Kurangnya pengetahuan
linsek
Masy tentang kebersihan syarat di wilayah
perorangan
kerja Puskesmas
METODE LINGKUNGAN
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Kesling Puskesmas
masbagik baru, dilakukan dengan kesepakatan antara anggota tim Kesling puskesmas
masbagik baru dengan melakukan Brainstorming ( curah pendapat ). Adapunhasil
brainstorming tim Kesling Puskesmas masbagik barua dalah sebagai berikut :
Tabel 15. Cara pemecahan masalah yang ada di program Kesling puskesmas masbagik baru
No Prioritas Penyebab masalah Alternative Pemecahan Ket.
masalah pemecahan masalah masalah
terpilih
Berdasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa kami
tawarkan berdasarkan curah pendapat yang telah kami lakukan adalah sebagai berikut
3. Program Gizi
a. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)
Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
1. Kesadaran masyarakat untuk berprilaku PHBS masih kurang
2. Faktor ekonomi yang terbatas
3. Kurangnya pemberdayaan masyarakat
4. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Gizi puskesmas
Masbagik Baru sebagai berikut :
Tabel 13. Data Rekapan Permasalahan Program Gizi Puskesmas Masbagik Baru Tahun
2018
No Indikator Target (%) Cakupan Masalah
1 Partisipasi 90 72,5 Masih ada 17,5 % balita yang
masyarakat belum berpartisipasi dalam
di posy (D/S) pelaksanaan penimbangan di
posyandu wilayah kerja puskesmas
masbagik baru pada tahun 2018.
Prioritas masalah di program gizi Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :
Tabel 14. Prioritas masalah di program gizi tahun 2018
N MASALAH U S G TOTAL
O
Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program Gizi Puskesmas masbagik baru,
maka di cari akar penyebab masalahnya. Penyebab masalah di konfirmasi dengan data di
puskesmas masbagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Untuk program gizi puskesmas masbagik baru, penentuan akar penyebab
masalah dilakukan dengan metode fishbone.
Adapun gambaran dari fishbone di program Gizi masbagik baru adalah sebagai Berikut :
MANUSIA METODE
MANUSIA METODE
Penyuluhan
Peran keluarga Kurang
kurang Kurangnya
pengetahuan ibu
tentang PMBA
Masih ada 28,3 %
Kurangnya
balita yang Berat
dana untuk Tingkat
Media badannya tidak naik
promosi ekonomi
Promosi pada saat
/demo rendah
kurang
PMBA penimbangan di
posyandu
DANA
LINGKUNGAN
SARANA
MANUSIA METODE
Penyuluhan
Peran LS Kurangnya pengetahuan Kurang
kurang masyarakat tentang
Terdapat 14,6 %
pentingnya AE
bayi umur 0 sampai
dengan 6 bulan
Media Banyaknya
tidak diberikan ASI
Promosi ibu bekerja
eksklusif
kurang
Gencarnya promosi
sufor
MANUSIA METODE
Penyuluhan
Kurangnya
Peran LS Kurang
pengetahuan
kurang Masih ada 12,4 %
masyarakat ttg
gaber rumah tangga yang
tidak
mengkonsumsi
garam beryodium
Media Kebiasaan keluarga
Promosi mengkonsumsi
kurang garam krosok
karena lebih asin
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Gizi Puskesmas masbagik
baru, dilakukan dengan kesepakatan antara anggota tim Gizi puskesmas masbagik baru
dengan melakukan Brainstorming ( curah pendapat ). Adapun hasil brainstorming tim Gizi
Puskesmas masbagik baru adalah sebagai berikut :
Tabel 15. Cara pemecahan masalah yang ada di program gizi puskesmas masbagik baru
Media
promosi
kurang
Banyaknya ibu
bekerja
Gencarnya
promosi sufor
Media
promosi
Kurang
Kebiasaan
keluarga
mengkonsumsi
garam krosok
karena lebih
asin
4. Program KIA/KB
1. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat (SMD)
Adapun analisis masalah dari sisi pandang masyarakat antara lain :
-Tingkat kesadaran masyarakat rendah
- Banyaknya ibu nifas pulang melahirkan ke rumah orang tuanya
2. Analisis masalah dari sisi pandang lingkungan
Adapun analisis masalah dari sisi pandang lingkungan antara lain Sulitnya sarana
transfortasi ke Puskesmas
3. Analisis masalah dari sisi pandang Material
Adapun analisis masalah dari sisi pandang material : Kurangnya alat penunjang
pelaksanaan kegiatan
4. Analisis masalah dari sisi pandang dana
Adapun analisis masalah dari sisi pandang dana : Alokasi dana tidak tepat.
5. Analisis masalah dari sisi pandang metode
Adapun analisis masalah dari sisi pandang metode : kurangnya efektifitas penyuluhan.
Adapun gambaran dari fishbone di program KIA/KB masbagik baru adalah sebagai Berikut :
MANUSIA METODE
material DANA
LINGKUNGAN
MANUSIA METODE
5. Program P2P
1). Imunisasi
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Imunisasi Puskesmas
Masbagik sebagai berikut :
Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Imunisasi Puskesmas Masbagik Baru Tahun 2018
Prioritas masalah di program Imunisasi Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :
N MASALAH U S G TOTAL
O
1 Sasaran balita dalam Posyandu 4 4 3 11
melebihi standar
2 Sasaran balita tidak hadir saat Posyandu 3 3 3 9
karna sakit atau berpergian dan Banyak
Orang tua yang bekerja di pasar.
3 Banyaknya sasaran yang demam setelah 5 4 2 11
diberikan imunisasi
4 Kesadaran dan pengetahuan masyarakat 3 3 3 9
yang masih kurang
5 Masih Kurangnya tenaga yang terampil 4 4 4 12
dalam memberikan imunisasi
6 Masih adanya penolakan orang tua 5 5 13 13
terhadap imunisasi MR.
7 Kurangnya kegiatan sweeping imunisasi 5 4 4 13
yang di anggarkan.
Berdasarkan prioritas masalah tersebut yang di tentukan dengan pendekatan USG, maka
Urutan prioritas masalah dan alternative pemecahan masalah yang ada di aprogram imunisasi
sebagai berikut:
Adapun gambaran dari fishbone di program imunisasi masbagik baru adalah sebagai Berikut :
Cara Orang
Kurangnya tenaga
yang terampil
Peningkatan
kapasitas
Meningkatkan
petugas Kurangnya
penyuluhan
pengetahuan
tentang
masyarakat Rendahnya
imunisasi
cakupan
imunisasi
Adanya
Perbanyak Kerjasama
sasaran yg
leaflet dan linsek
demam pasca
bener Sasaran balita
imunisasi
melebihi
Mengoptimalkan Pemekaran standar
pengumuman jlh posyandu
pos
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Diare puskesmas
Masbagik Baru sebagai berikut :
Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Gizi Puskesmas Masbagik Baru Tahun
2018
No Indikator Target (%) Cakupan Masalah
1 Penemuan 100 65,4 Masih ada 34,6 % penderita Diare
kasus Diare yang belum ditemukan dan
mendapatkan penanganan di
wilayah kerja puskesmas masbagik
baru pada tahun 2018.
Prioritas masalah di program Diare Puskesmas Masbagik Baru adalah sebagai berikut :
N MASALAH U S G TOTAL
O
Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program Diare Puskesmas masbagik baru,
maka di carikan penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data di
puskesmas masbagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode.Untuk program gizi puskesmas masbagik baru, penentuan akar penyebab
masalah dilakukan dengan metode fishbone
Adapun gambaran dari fishbone di program Diare masbagik baru adalah sebagai Berikut :
MANUSIA METODE
Terdapat 34,6 %
kasusbelumdete
mukan
Faskes lain
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Diare Puskesmas masbagik
baru, dilakukan dengan kesepakatan antara pengelola program Diare dengan coordinator P2P
puskesmas masbagik baru dengan melakukan Brainstorming ( curah pendapat ). Adapun hasil
brainstorming tim Gizi Puskesmas masbagik baru adalah sebagai berikut :
(Tabel cara pemecahan masalah )
Pengadaan
Implementasi
Mengusulkan
untuk
Kurang dana
penambahan
untuk
dana transport
pelacakan
untuk petugas
kasus
Berkordinasi
dengan faskes
Kurangnya lain
koordinasi
dengan
faskes lain
N MASALAH U S G TOTAL
O
Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program Surveylan Puskesmas masbagik
baru, maka di cari akar penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data
di puskesmasmas bagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Untuk program surveylan puskesmas masbagik baru, penentuan akar
penyebab masalah dilakukan dengan metode fishbone.
Adapun gambaran dari fishbone di program Surveylan masbagik baru adalah sebagai
Berikut :
MANUSIA METODE
PE (PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI)
Sarana penyuluhan PE kurang Dana transport petugas
Kurang Pengetahuan masyarakat
Tentang penyakit kurang
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program Surveylan Puskesmas
masbagik baru, dilakukan dengan kesepakatan antara pelaksanan program Surveylan
kordinator P2P puskesmas masbagik baru dengan melakukan Brainstorming (curah pendapat).
Adapun hasil brainstorming adalah sebagai berikut :
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat sekolah dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Usaha
Kesehatan Sekolah Puskesmas Masbagik sebagai berikut :
Tabel 1. Data Rekapan Permasalahan Program Usaha Kesehatan Sekolah Puskesmas Masbagik
Tahun 2018
N MASALAH U S G TOTAL
O
Adapun gambaran dari fishbone di program UKS Puskesmas masbagik baru adalah sebagai
Berikut :
MANUSIA
METODE
-Tenaga Kurang
-Tidak ada Poster-poster
-Kesadran
-siswa Guru dan siswa
masih kurang Cakupan Indikator
PHBS Masih
-Tidak ada tempat cuci Kurang
Anggaran Dana
tangan
BOS Masih Kurang
-Tidak ada Bak sampah
MANUSIA METODE
Cakupan
Pelatihan
/orientasi Dokter
Tidak ada Dana BOS Kecil masih
Kurang
Dana BOK Kurang
DANA
II. UKM PENGEMBANGAN
A. Gambaran Program
1. Kesehatan Remaja
Upaya kesehatan kerja meliputi sector formal dan informal dan berlaku bagi setiap
pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, mencegah timbulnya bahaya kesehatan, berdasarkan Kepmenkes
Nomor 128/menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar. Menurut International Labaour
Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan
atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap
tahunnya.
Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKGM) yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) bagi masyarakat pekerja
terutama pekerja informal. Pos UKK diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi
masyarakat pekerja yang beresiko terpajan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja sehingga
mereka mampu menolong dirinya sendiri (Depkes RI 2006).
Puskesmas Masbagik Baru merupakan Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten
Lombok Timur yang telah mampu membentuk/membina pos UKK di wilayah kerjanya. Pos
UKK tersebut dibentuk pada tahun 2017 oleh Puskesmas Masbagik melalui Musyawarah
Masyarakat Desa. Berdasarkan hasil musyawarah tersebut terbentuklah 4 Pos UKK di
wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru dan memiliki 4 kader Pos UKK.
4. Jiwa
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan salah satu masalah yang baru - baru ini
mulai mendapat perhatian yang lebih dari masyarakat , terutama sejak munculnya kasus - kasus
terkait kesehatan jiwa yang pada akhirnya menyebabkan hal - hal yang berdampak negatif. Salah
satu yang menjadi sorotan media adalah kasus - kasus bunuh diri yang beberapa waktu lalu
banyak memicu perdebatan di forum - forum dan media sosial.
Data pasien dengan masalah kesehatan jiwa di Puskesmas Masbagik Baru sendiri
sepanjang tahun 2018 dilaporkan sebanyak 74 pasien yaitu usia 1-4 tahun; 1 pasien usia 10-14
tahun; 1 pasien usia 15-19 tahun; 3 pasien usia 20-44 tahun: 46 paisen usia 45-54 tahun: 13
pasien usia >54 tahun: 10 pasien (Laporan Kesehatan Jiwa Puskesmas Masbagik Baru, 2018).
Kasus yang paling sering dijumpai adalah gangguan psikotik dan gangguan somatoform,
sedangkan kasus-kasus lainnya seperti epilepsi, gangguan tingkah laku dan kecemasan umum.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar dan nyata di masyarakat. Pasien jiwa di Puskesmas Masbagik Baru perlu
mendapatkan kunjungan rumah sehingga membantu pemberian informasi dan motivasi agar
pasien dapat diterima keberadaannya dan diperlakukan sewajarnya baik di lingkungan keluarga
maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.
B. Tujuan Program
1. Kesehatan Remaja
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya program kesehatan remaja yang berkualitas di Puskesmas yang
mampu menghargai dan memenuhi hak-hak serta kebutuhan remaja sebagai
individu-individu dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan, pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal bagi remaja sesuai dengan potensi yang
dimilki.
2. Tujuan khusus
a. Terpenuhinya pelayanan kesehatan kepada remaja
b. Peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
c. Peningkatan pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba, miras, rokok, obat-obat
terlarang dan zat adiktif lainnya
Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan balita, serta siswa siswi sekolah
yang optimal.
Tujuan khusus :
1. Sasaran memahami bagaimana prosedur menggosok gigi yang benar, meliputi waktu,
frekuensi, dan cara menggosok gigi secara berkesinambungan.
2. Sasaran memahami model sikat gigi yang boleh digunakan untuk anak-anak dan jumlah
pasta gigi yang digunakan.
3. Sasaran memahami macam-macam penyakit gigi dan tindak lanjut apa yang harus
dilakukan bila menderita penyakit gigi dan mulut.
4. Sasaran memahami kapan perlu pergi ke dokter gigi, dan frekuensi kunjungan ke dokter
gigi.
5. Sasaran memahami pola makan yang baik untuk kesehatan gigi dan makanan apa saja
yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan untuk pencegahan karies gigi.
4. Jiwa
1. Kesehatan Remaja
500
500
400
450
400
300
350
300
250
200
150
100
50
0
APRIL OKTOBER NOVEMBER
Dari Grafik 1. Diatas dapat dilihat bahwa Jumlah siwa yang sudah mendapatkan
penyuluhan kespro sebanyak 1200 siswa –siswi dari jumlah keseluruhan siswa yaitu
1716
2. Pembentukan kelas remaja dilaksanakan 3 (Kali ) kali dalam setahun, kegiatannya
dalam bentuk pemberian materi tentang remaja serta permasalahannya dilanjutkan
dengan diskusi dan tanya jawab. Pembentukan kelas remaja ini dilaksanakan di Didesa
Masbagik utara,, pesertanya adalah dengan jumlah peserta 24 orang
3. Pembinaan kelas remaja dilaksanakan 3 (Tiga) kali dalam setahun, kegiatannya adalah
penyuluhan tentang remaja dan permasalahannya serta penanganannya, dilanjutkan
dengan diskusi dan Tanya jawab.
4. Distribusi Fe, kegiatannya adalah mendidstribusikan tablet Fe ke masing-masing
sekolah, dibawah ini hasil kegiatannya.
5. Pemeriksaan Hb dilaksanakan di Tiga sekolah bekerjasama dengan petugas
Laboratorium
Grafik 2. Distribusi tablet Fe pada siswi SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Tahun 2018
757
800 757
757
700 757
600
500
400
300
200
100
0
AGUSTUS
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
Dari Grafik.2 diatas dapat dilihat bahwa total cakupan jumlah siswi yang
mendapat tablet Fe adalah sejumlah 3022 siswi dan jumlah tablet Fe yang
didistribusikan sejumlah 48,352 tablet.
Keberhasilan upaya program k3 dapat diukur berdasarkan beberapa indicator antara lain:
a. Pembinaan dan pelayanan di Pos UKK
Kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan dilakukan di Pos UKK yang telah
Dari tabel di atas digambarkan bahwa jumlah pengunjung di pos pelayanan UKK pada
tahun 2018 terbanyak berada di pos Gerabah (Penakak) melayani 156 pekerja. Dan untuk
pos UKK yang melayani paling sedikit pekerja yakni pos Pengangkut pasir (Krg. Geres)
Jajanan (Bumbang) Pengangkut Pasir (Krg. Tembakau (Krg. Baru) Gerabah (penakak)
Geres)
Keberhasilan upaya program kesehatan gigi dan mulut luar gedung dapat diukur berdasarkan
beberapa indikator kegiatan antara lain:
a. Rekap Hasil kegiatan program kesehatan gigi dan mulut ke sekolah ( UKGS )
Jumlah ibu hamil yang sudah dikunjungi dan dilakukan penyuluhan / Pemeriksaan adalah
sebagai berikut.
GRAFIK KUNJUNGAN UKGMD POSYANDU TAHUN 2018
14
12
10
8
13 6 6
5 5 8 5 8 5 8
7 7 7 3
4 4
6
8 2
7 0
6 6
8 8
7 3 3 7
6
5 5
Dari Grafik di atas bisa di lihat bahwa jumlah ibu hamil di posyandu yang mendapat
pemeriksaan dan penyuluhan tentang Kesehatan gigi dan mulut lebih kecil dari jumlah
sasaran yang ada di posyandu. Hal ini disebabkan karena tidak semua sasaran ibu hamil
yang bersedia untuk diperiksa dengan alasan tertentu.
Keterbatasan sarana juga menjadi penyebab lain kurang maksimalnya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di posyandu
Grafik UKGS
52 68
45 44
39 52
66
45 44 27
40 23 69
50 51
60 42 27
70 38 23 54
51
60
39 23
50 19
40 25 25
30
20
10
0
JUNI JULI AUGUST SEPT OKT NOP DES
4. Jiwa
Pencapaian Kinerja Program kesehatan Jiwa Puskesmas masbagik Baru pada tahun 2018
Dari tabel capaian di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kasus jiwa dengan
penemuan kasus jiwa masih kurang 15,2% dan jumlah pasien ODGJ yang ditangani masih
kurang dari target yaitu 69,5%
80
70
60
50
Jumlah kasus
40 jumlah dirujuk
Rutin Berobat
30 Kasus DO
20
10
0
Masbagik Timur masbagik Utara Masbagik Utara TOTAL Pusk
Baru
D. ANALISA MASALAH
1. Kesehatan Remaja
a. Analisis Masalah dari sisi pandang Pihak sekolah
a. Kurangnya Pemahaman Tentang Fe karena belum adanya sosialisasi
b. Ada keluhan dari remaja bentuk obat nya tidak menarik karena sama bentuk nya
dengan yang diminum ibu hamil
c. Guru kesulitan untuk mengevaluasi karena kerjasama dengan guru-guru yang lain
belum optimal
Analisis masalah dari sisi pandang pemegang program kesehatan remaja adalah
keterbatasan dana dan tenaga
b. Rumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
para remaja dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program Kesehatan Remaja
Puskesmas Masbagik sebagai berikut :
CAKUPAN / MASALAH
NO INDIKATOR TARGET 2018
HASIL
_ Tenaga Kurang
_
Penyuluhan Kespro 14 Sekolah 14 sekolah
2.
disekolah 100%
NO MASALAH U S G TOTAL
1 - Kampanye
dan 14
5 5 4
Distribusi
Fe
Adapun gambaran dari fishbone di program Remaja Puskesmas masbagik baru adalah sebagai
Berikut :
MANUSIA METODE
Kampanye Fe dan
Distribusi Fe
masih Rendah
Dana BOK
Kurang -Air Minum kurang pada saat
pendistribusian
Berdasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa kami
tawarkan adalah sebagai berikut
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan baik dari internal puskesmas maupun masukan dari
masyarakat dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi program K3 Puskesmas
Masbagik Baru sebagai berikut :
N MASALAH U S G TOTAL
O
1 Kurangnya dana 3 3 2 8
Setelah dilakukan prioritas masalah yang ada di program K3 Puskesmas masbagik baru, maka
di cari akar penyebab masalahnya. Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data di puskesmas
masbagik baru. Penentuan akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Untuk program K3 puskesmas masbagik baru, penentuan akar penyebab masalah dilakukan
dengan metode fishbone.
Adapun gambaran dari fishbone di program K3 masbagik baru adalah sebagai Berikut :
MANUSIA METODE
Sektoral kurang
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah yang ada di program K3 Puskesmas masbagik
baru, dilakukan dengan kesepakatan antara pemegang Program K3 dengan penanggung jawab
UKM pengembangan puskesmas masbagik baru dengan melakukan Brainstorming ( curah
pendapat ). Adapun hasil brainstorming adalah sebagai berikut :
tentang mengenai
kesehatan program K3
b. Rumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil kegiatan program UKGMD dengan
sasaran Posyandu dan UKGS dengan sasaran siswa siswi Sekolah Dasar, dapat
dirumuskan permasalahan di program UKGMD dan UKGS puskesmas Masbagik Baru
adalah sebagai berikut :
2
Kelengkapan - Kurangnya sarana UKGS Kit untuk
Sarana - - pelaksanaan program UKGS dan UKGMD
N MASALAH U S G TOTAL
O
2 4 3 2 9
Kurangnya Kelengkapan Sarana
Adapun gambaran dari fishbone di program Diare masbagik baru adalah sebagai Berikut :
MANUSIA METODE
Masih kurangnya
kesadaran
Masyarakat tentang
kesehatan Gigi dan
mulut
UKGS/UKGM KIT tdk lengkap minimnya Dana pelaksanaan program kurang koordinasi
linsek
4. Jiwa
b. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
1 Pelacakan Kasus - Penemuan kasus ODGJ baru - Kurangnya peran serta masy
ODGJ Baru masih kurang - SDM masih Kurang
2. Prioritas Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah terhadap beberapa indikator yang digunakan unuk
mengukur kinerja program Kesehatan Jiwa dapat disimpulkan beberapa masalah yang mana
permasalahan yang dihadapi program Kesehatan Jiwa Puskesmas masbagik baru dan menyadari
juga akan keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik tempat kegiatan maupun pembiayaan
maka dilakukan pemilihan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan menggunakan metode
Urgency, Seriousness, Growth (USG). Prioritas masalah di program Kesehatan Jiwa puskesmas
masbagik Baru sebagai berikut :
CARA ORANG
BELUM ADANYA
PENJARINGAN BELUM ADANYA POLI BELUM ADANYA PETUGAS YANG
PASIEN ODGJ KHUSUS KESEHATAN KADER PEDULI TERLATIH
BELUM OPTIMAL JIWA
PETUGAS KESEHATAN
KURANG KOMPETEN
SCRENNING SOSIALISASI & TERBATAS
KURANG
ODGJ LUAR PERAN SERTA PENGETAHUAN
GEDUNG BELUM MASYARAKAT KELUARGA
OPTIMAL
RENDAHNYA
KUNJUNGAN/PENEMUAN
KASUS JIWA YG
TERTANGANI
BELUM ADA KURANG KOMITMEN
PEDOMAN STEKEHOLDER
SCRENNING
KUNJUNGAN LEAFLEAT &
RUMAH PASIEN KURANG KERJA SAMA
BROSUR BELUM
ODGJ BELUM LINTAS SEKTORAL
ADA
MAKSIMAL
ALAT
LINGKUNGAN
BAHAN
Berdadasarkan prioritas masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa kami
tawarkan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan masalah dan problem solving dari UKM esensial dan UKM
Pengembangan maka kami dapat menuyusun kegiatan program untuk tahun 2020
sebagaimana matrik RUK yang dituangkan sesuai Permenkes 75 tahun 2014 tentang
manajemen puksemas sebagai berikut :