Anda di halaman 1dari 12

ESAI ILMIAH POPULER MPHC 2021

Subtema: Masalah kesehatan di masa adaptasi kebiasaan baru dan


upaya pencegahannya

Judul Esai

Aplikasi Hamilawan (Habis Pandemi Terbitlah Pahlawan) Berbasis


Video Kreatif Kesehatan Mental Sebagai Adaptasi Kebiasaan Baru di
Era Pandemi

Oleh:

Florencia Karuna Suherman/EIP002

Universitas Udayana

Denpasar

2021
APLIKASI HAMILAWAN (HABIS PANDEMI TERBITLAH
PAHLAWAN) BERBASIS VIDEO KREATIF KESEHATAN
MENTAL SEBAGAI ADAPTASI KEBIASAAN BARU DI ERA
PANDEMI

Florencia Karuna Suherman

I. PENDAHULUAN

Covid-19 adalah penyakit yang penyebarannya sangat cepat hingga ke


seluruh dunia. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga orang
tua dan anak-anak. Penularannya dapat terjadi dengan berbagai cara seperti
melalui percikan saat orang batuk, bersin, berbicara, melalui kontak langsung dan
benda di sekitar kita. Derajat penyakit dapat bervariasi dari infeksi saluran napas
atas hingga ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome). Sehingga, dalam
menghadapi wabah Covid-19 diperlukan adanya perubahan sikap dari masyarakat
untuk menjaga kesehatan tubuh masing-masing. Salah satu metode yang
dianjurkan adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki
peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Tujuan utama dari Gerakan PHBS yaitu
meningkatkan kualitas kesehatan melalui berbagai hal yang menjadi awal
kontribusi tiap individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang bersih dan
sehat, terutama dalam menghadapi wabah Covid-19 yang sedang terjadi hingga
saat ini. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang
sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani
perilaku hidup menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan. Penerapan
PHBS sangat dianjurkan kepada masyarakat meskipun ada atau tidaknya Covid-
19, akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia yang belum paham akan
pentingnya pola hidup yang sehat terutama pada kalangan anak muda.
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari
tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dari lima tatanan
PHBS yang dapat menjadi simpul-simpul untuk memulai proses penyadaran
tentang perilaku hidup bersih yaitu PHBS di rumah tangga. Program PHBS di
tatanan rumah tangga memiliki peran yang sangat penting untuk penyakit menular
dan tidak menular bahkan Departemen Kesehatan telah mencanangkan PHBS
untuk mencapai tujuan Millennium Development Goals (MDGs) pada 2015.
Dalam MDGs tersebut kesehatan dapat dikatakan sebagai unsur dominan karena
dari delapan agenda MDGs, lima di antaranya berkaitan langsung dengan
kesehatan dan tiga lainnya berkaitan secara tidak langsung (Keputusan Menteri
Kesehatan No 1529/MENKES/SK/X/2010).

Pemberdayaan masyarakat dalam upaya penerapan PHBS sangat penting


untuk dilakukan karena langkah awal untuk memulai kebiasaan ini dimulai dari
rumah tangga atau keluarga (Natsir, 2019). Adapun 10 indikator dalam Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga yang harus dilakukan oleh
keluarga dan semua anggotanya adalah melaksanakan persalinan oleh tenaga
kesehatan, ASI eksklusif, anak di bawah lima tahun ditimbang setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, makan sayur dan buah
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam
rumah.

Menurut Razi dkk (2020), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk
pencegahan virus Covid-19 dapat berupa cara mencuci tangan yang baik dan
benar, cara menerapkan etika batuk, cara melakukan physical distancing (menjaga
jarak fisik) dan cara menjaga kebersihan diri. Pemberian edukasi mengenai PHBS
ini dapat dilakukan dengan penyuluhan atau menggunakan media berupa poster.
Tidak hanya itu, semua masyarakat harus mematuhi dan mengikuti berbagai
aturan yang ditetapkan pemerintah dalam rangka penyelamatan ancaman Covid-
19.

World Health Organization (WHO) tahun 2020 menekankan pada


konsekuensi yang ditimbulkan saat kehidupan telah banyak berubah akibat
pandemi Covid-19, penekanan lain adalah mendorong negara-negara di dunia
untuk memberikan perhatian lebih pada kesehatan mental. Menurut Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (2018), seseorang dikatakan memiliki jiwa yang
sehat ketika dia bisa mengembangkan kemampuan dirinya secara spiritual, mental
dan sosial. Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa yang tidak bisa dipisahkan, di
dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Dengan jiwa yang sehat maka
kita mampu untuk mengenali potensi diri, menghadapi stress sehari-hari,
produktif dan dapat bermanfaat untuk lingkungan atau orang lain.

Di tengah suasana pandemi yang dipenuhi krisis dan ketidakpastian akan


memunculkan rasa cemas, khawatir, ketakutan, stress, hingga depresi. Kondisi
mental akan menjadi lebih rentan dan tidak jarang memunculkan perilaku
kekerasan di dalam keluarga. Riset Kesehatan Dasar menyebutkan bahwa anak
berusia 0-18 tahun mencapai 10,87 juta di Jawa Timur dan 16.000 anak di
antaranya mengalami depresi selama masa pandemi. Situasi yang muncul selama
masa pandemi seperti kekhawatiran mengenai kesehatan diri sendiri dan orang
lain, perubahan pola tidur dan makan, sulit tidur dan konsentrasi, memperburuk
masalah kesehatan kronis, memperburuk kondisi kesehatan mental, serta
peningkatan penyalahgunaan tembakau, alkohol, dan obat-obat terlarang lainnya.
Sehingga, perlu adanya perhatian lebih terkait kualitas kesehatan mental pada
anak-anak di Indonesia.

Upaya-upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif)


merupakan hal penting guna mencegah masalah kesehatan jiwa, hal itu bisa
dilakukan melalui keterlibatan berbasis keluarga. Keluarga sebagai lingkungan
terdekat memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik dan membentuk
generasi muda yang kuat dan sehat. Keluarga dapat menjadi pelopor utama dalam
perubahan perilaku untuk menerapkan protokol kesehatan di masa adaptasi baru
ini. Dampak yang ditimbulkan masa pandemi terhadap kesehatan jiwa keluarga
adalah perubahan pola komunikasi, stigma atau pandangan negatif karena
pengaruh lingkungan, ketakutan akan penyakit, cemas dan stres, bosan karena
ruang gerak terbatas dan kebingungan akibat banyaknya informasi. Sehingga,
perlu adanya perhatian lebih terkait dengan kesehatan mental pada masyarakat di
Indonesia.
II. ISI

Pandemi Covid-19 tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik tetapi


juga kesehatan mental. Berbagai permasalahan yang terjadi karena Covid-19 telah
menjadi stress baru bagi masyarakat. Aktivitas seperti karantina, isolasi mandiri
dan menjaga jarak berdampak pada kesehatan psikologis serta memunculkan
reaksi seseorang terhadap pandemi itu sendiri. Meningkatnya rasa kesepian,
ketakutan, kecemasan dan depresi akan memperburuk kondisi kesehatan mental
serta menimbulkan gangguan yang serius seperti gangguan kecemasan, obsesif-
kompulsif, stress dan gangguan terikat trauma. Pada penghujung Juli 2020,
seorang pasien Covid-19 di Surabaya telah bunuh diri dengan meloncat dari lantai
6 Rumah Sakit Umum Haji Surabaya karena mengalami depresi melakukan tujuh
kali tes swab dan hasilnya selalu positif (Detik, 2020).

Aspek lain yang dapat memicu gangguan adalah stigma dan diskriminasi
terhadap orang yang terinfeksi dan tenaga kesehatan. Wujud stigma dan
diskriminasi itu benar-benar nyata dan dirasakan oleh masyarakat Indonesia
seperti menghindar dan menutup pintu setelah melihat tenaga kesehatan, diusir
dari tempat tinggal, dilarang menggunakan kendaraan umum, keluarga dikucilkan,
dilarang menikahi mereka dan ancaman diceraikan oleh suami atau istri. Survei
terhadap 2.132 perawat dari seluruh Indonesia yang dilakukan oleh peneliti
Departemen Keperawatan Jiwa, Fakultas Keperawatan UI bersama dengan Divisi
Penelitian Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) menunjukkan bahwa
lebih dari separuh tenaga kesehatan mengalami kecemasan dan depresi, bahkan
ada yang terpikir untuk bunuh diri.

Selain itu, resesi ekonomi dapat memperbesar risiko bunuh diri dan
kekerasan terkait dengan kasus PHK, penggangguran dan tekanan ekonomi
masyarakat. Rasa tidak pasti, putus asa dan tidak berdaya akan memicu tekanan
pada orang lain. Seorang pemuda dari Tangerang berusia 20 tahun telah menjadi
korban bunuh diri yang diduga karena pekerjaan di tempatnya tidak lagi
beroperasi selama pandemi Covid-19 (Kompas, 2020). Menurut penuturan Sekjen
PBB Antonio Guteres bahwa terdapat kekhawatiran atas naiknya KDRT di
beberapa negara dikarenakan banyak orang yang terperangkap di rumah dengan
pasangan yang kasar. Beberapa negara memiliki angka KDRT yang meningkat
selama masa pandemi seperti Australia, China, Spanyol dan Indonesia. Kepala
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak menjelaskan
bahwa terjadi kasus kekerasan dengan korban perempuan sebanyak 14 orang dan
laki-laki sebanyak 4 orang pada Maret. Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), terjadi korban kekerasan
pada anak.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI)


melakukan survei mengenai kesehatan mental melalui swaperiksa yang dilakukan
secara daring terhadap 1.552 responden berkenaan dengan tiga masalah psikologis
yaitu cemas, depresi dan trauma. Responden paling banyak adalah perempuan
(76,1%) dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal 17 tahun. Responden paling
banyak berasal dari Jawa Barat 23,4%, DKI Jakarta 16,9%, Jawa Tengah 15,5%
dan Jawa Timur 12,8%. Hasil survei menunjukkan sebanyak 63% responden
mengalami cemas dan 66% responden mengalami depresi akibat pandemi Covid-
19.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan


menangani permasalahan kesehatan mental pada masyarakat seperti layanan
Sejiwa, Buku Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Pandemi
Covid-19, serta Desa Siaga Covid-19. Tetapi, cara ini kurang efektif karena
layanan yang diberikan pemerintah masih belum bisa menyeluruh ke daerah-
daerah lain. Direktur Departemen Kesehatan Mental pernah mengingatkan bahwa
peningkatan jumlah dan tingkat keparahan penyakit mental akibat pandemi Covid-
19 akan terjadi. Hal ini menjadi perhatian yang akhirnya mendorong upaya solutif
dalam aksi nyata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah menjadi
fondasi baru untuk tatanan masa adaptasi masyarakat di tengah masa pandemi.

Habis Pandemi Terbitlah Pahlawan (Hamilawan) merupakan konsep


aplikasi yang dibuat guna mencegah permasalahan kesehatan mental di
masyarakat dan mengedukasi Gerakan PHBS yang bisa keluarga lakukan di
rumah. Aplikasi ini akan dipandu oleh karakter Raden Ajeng Kartini yang akan
menginformasikan pentingnya kesehatan mental selama masa pandemi dan
meningkatkan rasa peduli pada setiap anggota keluarga. Beban yang akan
dirasakan setiap anggota keluarga akan berkurang dengan membagi jadwal
bersama untuk melaksanakan misi PHBS di rumah setiap minggunya. Manfaat
dari melakukan PHBS di rumah dengan Hamilawan adalah melindungi keluarga
dari penyakit, membuat tubuh dan mental keluarga sehat, menumbuhkan rasa
empati dan simpati pada orang lain, mengembangkan kebiasaan hidup sehat, serta
mendapatkan hadiah berupa uang atau barang dengan mengumpulkan poin dari
setiap misi yang diselesaikan.

Selain itu, Hamilawan juga akan menunjukkan Vikana (Video Kreatif


Kesehatan Mental) guna menambah pengetahuan keluarga mengenai cara untuk
membuat kesehatan mental tetap terjaga selama masa pandemi. Vikana akan
memberikan informasi perihal kesehatan mental, prevalensinya di Indonesia,
tantangan masalah kesehatan jiwa di era pandemi, kasus gangguan jiwa di
Indonesia dan kegiatan yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya di rumah.
Video yang ditampilkan akan lebih efektif disampaikan pada masyarakat karena
lebih mudah dimengerti dengan tampilan foto atau gambar yang menarik.

Tidak hanya video edukasi tetapi Hamilawan juga menghadirkan daftar-


daftar film, resep makanan dan lagu pada keluarga. Film-film yang menarik dan
edukatif tentunya akan membuat keluarga merasa senang sehingga tidak akan
stress selama masa pandemi. Resep-resep makanan yang ditunjukkan akan
membuat keluarga terutama ibu dapat terinspirasi dengan memasak di rumah dan
berjualan online di masa pandemi untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga.
Lagu-lagu yang menenangkan dan menyenangkan akan membuat perasaan kita
menjadi lebih semangat untuk menjalankan kegiatan di rumah.

Setiap sampah anorganik dan organik di rumah bisa dikirimkan pada


Hamilawan untuk memanfaatkannya menjadi barang yang berguna. Aplikasi ini
akan memberikan banyak keuntungan pada keluarga dari segi kesehatan,
pengetahuan dan ekonomi di era pandemi. Dengan menjaga kesehatan mental dan
memberi video edukasi pada masyarakat, maka kita akan turut menjaga keluarga
dari gangguan jiwa dan tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi.
III. PENUTUP

Di era pandemi yang meresahkan, pemerintah terus berupaya memberikan


strategi, inovasi, dan kualitas kesehatan yang terbaik pada masyarakat. Saat ini di
Jawa Timur, 16.000 anak telah mengalami depresi karena situasi yang disebabkan
oleh masa pandemi. Konsep Hamilawan dan Vikana ini dirancang guna mencegah
permasalahan kesehatan mental di masyarakat dan mengedukasi Gerakan PHBS
yang bisa keluarga lakukan di rumah. Selain itu, perlu dukungan dari berbagai
pihak agar konsep tersebut bisa berjalan dengan baik. Kemudian, apabila konsep
telah mampu diterapkan dengan baik maka diharapkan dapat dikembangkan pada
daerah lain yang ada di Indonesia.
LAMPIRAN

Contoh Gambar Logo Aplikasi Contoh Gambar Halaman Pertama


Hamilawan Hamilawan
Contoh Gambar Menu Misi PHBS
“Keluarga Cemara”

Contoh
GambarGambar Cover
Prevalensi Vikana
Masalah
Psikologis di Indonesia

Contoh Gambar Login Aplikasi Contoh Gambar Menu Utama


Hamilawan Aplikasi Hamilawan

Contoh Gambar Menu Foto Contoh Gambar Menu Hiburan

Gambar
Gambar
Millennium
Informasi Development
Tiga Masalah
Utama Psikologis
Goals di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Hutami, M. 2020. Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Metode
Pembiasaan di Masa Pandemi Covid-19 Pada Taman Kanak-Kanak. 5(2), 152.
dilihat 10 April 2021. Retrieved from http://ejournal.iainsurakarta.ac.id.

Ivani. (n.d.). Kesehatan Mental di Masa Pandemi. RSGM Maranatha. dilihat 13


April 2021. Retrieved from https://rsgm.maranatha.edu.

Kurniawati, I. 2021. Bagaimana Kondisi Psikologis Anak-Anak di Masa Pandemi.


Kompasiana. dilihat 14 April 2021. Retrieved from https://www.kompasiana.com.

Laily M, R. 2020. 16 Ribu Anak di Jawa Timur Depresi Akibat COVID-19,


Ketahui Fakta Ini untuk Mencegah. Merdeka. dilihat 14 April 2021. Retrieved
from https://m.merdeka.com.

Mulyadi, H. Aziza, L. Ramadhan, M. Asyraf, N. Tyas, S. Listiaji, P. (n.d.).


Pentingnya Penerapan PHBS Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di
Lingkungan Masyarakat. dilihat 11 April 2021. Retrieved from
https://kkn.unnes.ac.id.

Radhitya, T. Nurwati, N. Irfan, M. (n.d.). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap


Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(5), 112.
dilihat 11 April 2021, Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id.

Ridlo, I. (n.d.). Pandemi Covid-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di


Indonesia. dilihat 12 April 2021. Retrieved from https://rinarxiv.lipi.go.id.

Ridlo, I. (n.d.). Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental Indonesia di Masa


Pandemi. Universitas Airlangga. dilihat 13 April 2021. Retrieved from
https://fkm.unair.ac.id.

Teristi, A. 2020. Pakar UGM: Waspada Masalah Kesehatan Mental pada Masa
Pandemi. Media Indonesia. dilihat 13 April 2021. Retrieved from
https://m.mediaindonesia.com.

Winurini, S. 2020. Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19.


12(15), 13-16. dilihat 12 April 2021. Retrieved from http://berkas.dpr.go.id.
Yoshio, N 2020, Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Covid-19,
Katadata. dilihat 15 April 2021, Retrieved from https://katadata.co.id.

Zufrizal. (eds). 2020. Panduan Kesehatan Jiwa pada Masa Pandemi COVID-19:
Peran Keluarga Sebagai Pendukung Utama. Jakarta. pp: 5-6. dilihat 10 April
2021. Retrieved from https://covid19.go.id.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Florencia Karuna Suherman

NISN : 0050858257

Kelas : X IPA 1

Tempat dan Tanggal Lahir : Rangkasbitung, Banten 07 Februari 2005

Alamat Rumah : Puri Nirwana 3 blok DL 16, Karadenan-Cibinong

Agama : Buddha

Asal Instansi : SMA Mardi Waluya Cibinong

Nomor Telepon : 089621863855

Anda mungkin juga menyukai