Anda di halaman 1dari 11

KEMUHAMMADIYAHAN

Muamalah

NAMA ANGGOTA : CIK RAHMA ZAHIRA


LUTHFIA CHAIRUNNSA
KHANSA FARAH K.
TIARA BUNGA P.
WIDYA WULANDARI
KELAS : XI MIPA 1

SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna. Allah SWT mengatur hubungan antara
manusia dengan Allah SWT dan hubungan antara sesama manusia, yang keduanya
merupakan misi kehidupan manusia yang diciptakan sebagai khalifah di atas bumi.
Hubungan antara sesama manusia itu bernilai ibadah, bila dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk Allah SWT yang diuraikan dalam kitab fiqh.

Fiqh Muamalah sebagai hasil dari pengolahan potensi insani dalam meraih
sebanyak mungkin nilai-nilai Ilahiyat, yang berkenaan dengan tata aturan hubungan
antar manusia(mukhluqat), yang secara keseluruhan merupakan suatu disiplin ilmu
yang tidak mudah untuk dipahami. Karena diperlukan kajian yang mendalam agar
dapat memahami tata aturan Islam tentang hubungan manusia sesungguhnya.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Muamalah dalam arti luas.

Tujuan penulisan :
 Untuk mengetahui tentang pengertian muamalah.
 Untuk mengetahui tentang pengertian muamalah dalam arti luas.
 Sebagai bahan untuk menambah wawasan tentang ajaran islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MUAMALAH DALAM ARTI LUAS

A. Pengertian Muamalah
Pengertian muamalah dapat dilihat dari dua segi, pertama dari segi bahasa
dan kedua dari istilah. Menurut bahasa, muamalah berasal dari bahasa Arab yang
artinya, saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan. Sedangkan
menurut istilah pengertian muamalah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
pengertian muamalah dalam arti luas dan penegertian muamalah dalam arti sempit.
Dalam definisi muamalah dalam arti luas dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut :
Al-Dimiyati berpendapat bahwa muamlah adalah “Menghasilkan duniawi,
supaya menjadi sebab suksesnya masalah ukhrawi[1]”. Muhammad Yusuf
Musa berpendapat bahwa muamalah adalah peraturan-peraturan Allah yang harus
diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia”.
Dari pengertian-pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa muamlah
adalah aturan-aturan hukum Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan
urusan duniawi dalam pergaulan social.
Kaidah Muamalah dalam arti luas, tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan
sesama manusia dan hubungan antara manusia dan benda.[2]Muamalah dalam arti
luas ini secara garisbesar terdiri atar dua bagian besar, diantaranya :
a. Al-qanunul Khas “hukum perdata” yang meliputi :
1) Muamalah dalam arti sempit = hukum niaga
2) Munakah = hukum nikah
3) Waratsah = hukum waris
4) Dll
b. Al-Qanunul ‘Am “hukum publik” yang meliputi :
1) Jinayah = hukum pidana
2) Kjilafah = hukum kenegaraan
3) Jihad = hukum perang dan damai
4) Dll.
Sedangkan pengertian muamlah dalam arti sempit didefinisikan oleh para
ulama sebagai berikut : Hudlari Byk mendefinisikan, “muamalah adalah semua
akad yang membolehkan manusia saling tukar menukar manfaatnya”. Menurut Idris
Ahmad, “Muamalah adalah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia dalam usahanya untukmendapatkan alat keperluan jasmaniyah
dengan cra yang paling baik”. Menurut Rasyid Ridha, “Muamalah adalah tukar-
menukar barang atau suatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah
ditentukan.

B. Dimensi Sosial Ajaran Islam


Ajaran Islam itu membuat mental-spiritual bisa hidup. Tak satu pun ajaran
Islam, baik prinsipnya maupun prakteknya yang terlepas dari dimensi hidup sosial
kemasyarakatan. Ajaran Islam mencakup hablum-minallah (yang berdimensi
personal/individual) dan hablum minannas (yang berdimensi sosial/komunal) (QS
3:112). Ajaran Islam itu membawa rahmat, keberkahan, ketenangan, kesejukan,
keamanan, keselamatan, kedamaian kepada semua. Islam itu sendiri berarti
selamat, sentosa, aman, damai (QS 21:107). Diperlukan upaya-upaya untuk
membumikan, mensosialisasikan ajaran Islam itu. Janji-janji Allah di dunia ini
berkaitan dengan komunitas (berdimensi sosial), dan bukan hanya individu
(berdimensi personal). Wajah sosial ajaran Islam berpangkal pada keyakinan bahwa
selain Allah, bukanlah Tuhan. Dengan terwujudnya ketaqwaan komunal, taqwa
sosial, insya-Allah akan turun keselamatan, keberkahan dan kasih sayang Allah
serta dipimpin oleh pemimpin yang dicintai dan mencintai rakyat (QS 7:96, 5:65).
(Bks 1-5-2000)
Salah satu contoh dimensi sosial adalah zakat, zakat bukan semata-mata
ibadah murni seperti shalat dan puasa (Ibadah Madhlah), melainkan ibadah maliyah
ijtima’iyah (ibadah yang berkaitan dengan ekonomi keuangan dan kemasyarakatan).
Sebab zakat bisa menjadi sumber dana tetap yang cukup potensial yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat, terutama golongan fakir miskin,
sehingga bisa hidup layak secara mandiri, tanpa menggantungkan nasibnya atas
belas kasihan orang lain.
Hikmah diwajibkan zakat bagi umat islam yang mampu antara lain:
a. Untuk mensucikan jiwa muzakki (pemberi zakat) dan sifat tercela, seperti kikir,
egois, keji, sombong. Dan juga membersihkan harta bendanya dari hak fakir
miskin, serta kemungkinan bercampurnya dengan harta benda yang tidak halal.
b. Untuk mencegah berputarnya harta kekayaan berada ditangan orang yang kaya
saja, demi mewujudkan pemerataan pendapat dan kesejahteraan masyarakat.
c. Untuk memnuhi kepentingan umum, seperti irigasi, pembangunan masjid,
sekolah, jalan, jembatan, dan lainnya.
d. Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

C. Prinsip-Prinsip Muamalah
Prinsip (al-mabda) adalah landasan yang menjadi titik tolak atau pedoman
pemikiran kefilsafatan dan pembinaan hukum islam yang didalamnya adalah
muamalah, sebagai berikut:
a. Meng-Esakan Tuhan (tauhid), bahwa semua manusia dikumpulkan di bawah
panji-panji atau ketetapan yang sama, yaitu Laa Ilaha Illallah.
b. Manusia langsung berhubungan dengan Allah, tanpa perantara antara manusia
dengan Tuhan.
c. Keadilan bagi manusia, baik terhadap dirinya, maupun terhadap orang lain.
d. Persamaan (al-musawah) diantara umat manusia, persamaan diantara umat
islam, tidak ada perbedaan antara orang Arab dan Ajam (non Arab).
e. Kemerdekaan dan kebebasan (al-hurriyah) meliputi kebebasan beragama,
kebebasan berbuat dan bertindak.
f. Amar ma’ruf nahi munkar, yaitu memerintahkan untuk berbuat yang baik, benar,
sesuai dengan kemasalahan manusia, diridhoi Allah dan memerintahkan untuk
menjauhi perbuatan buruk, tidak benar, merugikan umat islam, bertentangan
dengan perintah Allah SWT.
g. Tolong menolong (ta’awun) yaitu saling membantu antara sesama manusia
sesuai dengan prinsip tauhid, dalam kebaikan dan takwa kepada Allah SWT.
h. Toleransi (tasamuh), yaitu sikap saling menghormati, untuk menciptakan
kerukunan, kedamaian antarsesama manusia.
i. Musyawarah dalam memecahkan masalah.
j. Jalan tengah (ausath, wasathaan) dalam segala hal.
D. Implementasi Muamalah dalam Kehidupan Sehari-hari
Islam adalah sebuah agama yang lengkap dan paripurna. Ia mencakup segala
aspek kehidupan mulai dari doa bangun tidur di pagi hari sampai tata cara dan adab
tidur pada malam hari. Dari ide tentang penciptaan manusia hingga hukum dan
filosofi pemerintahan dan hubungan antar negara. Bahkan, Islam berkembang dalam
perbandingan yang lurus dengan logika dan ilmu pengetahuan. Maka sepantasnya
seseorang yang mengaku sebagai umat Islam yag baik juga adalah seorang
ideologis dan berilmu karena Islam tidak bisa diterapkan tanpa ilmu. Baik dalam
aspek ibadah maupun muamalah, sama-sama tidak bisa diterapkan tanpa ilmu
pengetahuan. Karenanya, Islam selalu memiliki rasionalisasi atas segala ajarannya
dan selalu bisa dihadapkan dengan oposisi biner[3] baik dalam bentuk agama lain
ataupun ilmu pengetahuan sekuler.
Ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada manusia tidak hanya
mengenai ibadah kepada-Nya dengan selalu beramal kepada Allah SWT, menaati
perintah dan menjauhi larangan-Nya, tetapi juga beribadah dengan jalan beramal
baik kepada sesama manusia. Hal inilah yang selanjutnya kita kenal sebagai
muamalat atau muamalah. Istilah muamalah mengacu kepada suatu ibadah dengan
cara berbuat dan beramal baik sesama manusia lewat berbagai macam cara. Istilah
ini sangat berkaitan erat dengan hablum minannaas, yaitu menjaga hubungan baik
dengan sesama manusia.
Manusia ditetapkan oleh Allah SWT sebagai makhluk paling mulia dan diutus
ke muka Bumi sebagai pemimpin atau khalifah dan menjadi rahmatan lil ‘alamin,
rahmat bagi alam semesta. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa adanya manusia lainnya. Untuk itu, Allah telah menetapkan amal-amal
yang harus dikerjakan manusia untuk manusia lainnya, dan memang sudah menjadi
kodrat manusia untuk selalu berbuat dan berakhlak baik kepada dirinya sendiri
maupun manusia lainnya. Contoh muamalah sangat lekat dalam kehidupan sehari-
hari, bahkan pada saat kita menunaikan ibadah yang bersifat hablum minallah,
seperti shalat. Pada saat kita memulai ibadah shalat, melakukan takbiratul ihram,
kita melafadzkan takbir “Allahu Akbar”, Allah Maha Besar, suatu ucapan yang
mengagungkan dan membesarkan nama Allah SWT, sehingga hal ini termasuk
ibadah hablum minallah. Sedangkan ketika mengakhiri shalat kita mengucapkan
salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, Semoga kedamaian
dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah
untukmu. Ucapan ini dapat diklasifikasikan sebagai ucapan ibadah kepada sesama
manusia karena salam tersebut ditujukan kepada sesama muslim.
Ibadah ini Allah SWT tetapkan sebagai wujud keharusan kepada manusia
agar memiliki kepedulian sosial terhadap manusia lainnya. Selain itu, Islam juga
mengenal sistem ekonomi yang berlandaskan syariat Islam yang mengharamkan
riba’ sehingga tidak membebani orang-orang yang kurang mampu, sistem ekonomi
ini dikenal dengan sebutan sistem ekonomi syariah atau sistem ekonomi muamalah.
Contoh-contoh memperlihatkan bahwa ibadah muamalah tak dapat dilepaskan dan
dipisahkan dari keseharian umat manusia.
Allah SWT telah menetapkan dan mengatur hubungan baik sesama manusia
dan secara kodrati, manusia memang memiliki hasrat dan keinginan untuk berbuat
baik di antara mereka dan bersama-sama menuju suatu tujuan bersama.
Hal inilah yang kemudian mendasari terbentuknya masyarakat. Secara sosial,
manusia-manusia sebagai anggota masyarakat akan memiliki peranan, tugas, dan
kewajibannya masing-masing bergantung kepada kapasitas anggota masyarakat
tersebut. Peranan perseorangan dalam mewujudkan kewajibannya di dalam
masyarakat merupakan cerminan amal ibadah seseorang terhadap masyarakat atau
manusia lainnya. Dengan kata lain, dengan menunaikan kewajibannya di
masyarakat, seseorang telah beribadah muamalah.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Pengertian muamalah dapat dilihat dari dua segi, pertama dari segi bahasa
dan kedua dari istilah. Menurut bahasa, muamalah berasal dari bahasa Arab yang
artinya, saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan. Sedangkan
menurut istilah pengertian muamalah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
pengertian muamalah dalam arti luas dan penegertian muamalah dalam arti sempit.
Hukum asal muamalah adalah terikat dengan hukum syara, karena
sesungguhnya muamalah merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seorang
muslim. Dengan kata lain, asal perbuatan-perbuatan hamba adalah memiliki hukum
syara yang wajib dicari dari dalil-dalil syara sebelum melakukannya, dan hukum
suatu perbuatan apakah mubah, wajib, mandub, haram, atau makruh bergantung
pada pengetahuan terhadap dalil-dalil sam’i dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijma Sahabat,
Qiyas Syar’i.
Kaidah Muamalah dalam arti luas, tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan
sesama manusia dan hubungan antara manusia dan benda.
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam). UII Press
Yogyakarta. Yogyakarta. 2009.
KH. Basyir Ahmad Azhar, MA, Asas-asas hukum muamalat(hukum perdata islam),
yogyakarta: UII pres, 2000,2004.
Muhammad Azzam, Abdul Aziz. Fiqh Muamalat Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam.
AMZAH. 2010.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2002.
http://erwin-zhonata.blogspot.com/2011/01/fiqh-muamalah.html
http://insanenom.blogspot.com/2012/02/fiqih-muamalah.html
http://muchlasyulianto.weebly.com/3/post/2012/05/muamalah.html
http://sicumpas.wordpress.com/2011/11/05/dimensi-sosial-dari-ajaran-islam/
http://tetianggiueo.blogspot.com/2012/01/agama-islam.html

Anda mungkin juga menyukai