Anda di halaman 1dari 21

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

 KELOMPOK 6
 ANGELA EVANGELISTA MANURUNG (05031281924033)
 CIK RAHMA ZAHIRA (05031281924034)
 ASIZA MEIDIANA (05031281924035)
 MUHAMMAD ALIEF AL HAFIZH (05031281924036)
 MUHAMMAD FERDY ROMADHAN (05031281924037)
 DINA APRIANI (05031281924038)
 MONICA DWI FEBRIZA (05031281924039)
Rumusan Masalah

 1.1Apa yang dimaksud dengan nilai hierarki ?


 2.1 Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai sistem etika?
 2.2 Apa tantangan dan dinamika Pancasila sebagai sistem etika ?
 3.1 Bagaimana pemahaman konsep teori dari etika?
 3.2 Bagaimana implementasi Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan sehari-hari?
 4.1 Apakah prinsip dasar etika Pancasila?
 4.2 Apa hubungan antara nilai, norma,dan moral?
 5.1 Bagaimana hakikat Pancasila sebagai sistem etika?
 5.2 Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancaila sebagai sistem etika?
 6.1 Bagaimana peran Pancasila dalam pengikisan etika di era globalisasi?
 7.1 Apakah Pancasila sudah dirasa tepat dan sesuai dengan norma sebagai sistem etika?
 7.2 Bagaimanakah penerapan etika yang baik sesuai dengan dasar Pancasila?
Nilai Hierarkhi
 Nilai-nilai itu secara senyatanya ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah dibandingkan
dengan nilai-nilai lainnya. Menurut tinggi rendahnya, nilai dapat dikelompokkandalam empat
tingkatan sebagai berikut :
 a.Nilai-nilai kenikmatan
 b.Nilai-nilai kehidupan
 c.Nilai-nilai kejiwaan
 d.Nilai-nilai kerohanian
 Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.Walter G. Everet menggolong-
golongkan nilai-nilai manusiawi ke dalam delapan kelompok yaitu :
 a.Nilai-nilai ekonomis (ditujukkan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang
dapatdibeli).
 b.Nilai-nilai kejasmanian (membantu pada kesehatan, efesiensi dan keindahan dari
kehidupan badan).
 c. Nilai-nilai hiburan (nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat
menyumbangkan pada pengayaan kehidupan).
 d. Nilai-nilai sosial (berasal mula dari berbagai bentuk perserikatan manusia).
 e.Nilai-nilai watak (keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan).
 f.Nilai-nilai estetis (nilai-nilai keindahan dalma alam dan karya seni).
 g.Nilai-nilai intelektual (nilai-nilai pengetahuan dan pengejaran kebenaran).
Pancasila sebagai sistem etika

 Etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan


berbangsa dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu
menjalankan kehidupan bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang
mempunyai perilaku yang baik, kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.
 Sedangkan Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia yang
memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat
Indonesia salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem etika”

 Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Tantangan dan dinamika Pancasila
sebagai sistem etika
 Sejak terjadinya krisis multidimensi, muncul ancaman yang serius
terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dan terjadinya kemunduran
dalam pelaksanaan etika politik, yang melatarbelakangi munculnya TAP
MPR No. VI Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa. Krisis multi
dimensi mengakibatkan terjadinya konflik sosial yang berkepanjangan ,
demonstrasi di mana-mana, munculnya keinginan rakyat untuk
integrasi bangsa, dan lain-lain. Hal ini akibat dari menurunnya sikap
sopan santun dan budi luhur dalam pergaulan sosial, menurunnya
tingkat kejujuran dan amanah dalam kehidupan berbangsa, pengabaian
terhadap ketentuan hukum dan peraturan yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari dalam maupun luar negeri.
Pemahaman konsep teori dari etika

 Dari asal usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti
adat istiadat/kebiasaan yang baik. Perkembangan etika yaitu pelajaran
tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan
waktu yang berbeda yang menggambarkan perangai manusia dalam
kehidupan pada umumnya. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau
kajian formal tentang moralitas.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
 Menurut Maryani Ludigdo (2001), etika adalah seperangkat nilai atau
norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang haru
dilakukan maupun ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan masyarakat atau profesi.
 Dalam pengkajian masalah, etika terdiri dari 2 teori:
 Teori Konsekuensialis
Kelompok teori yang konsekuensialis yang menilai baik buruknya
perilaku manusia atau benar tidaknya sebagai manusia berdasarkan
konsekuensi atau akibatnya. Teori ini mendasarkan diri atas suatu
keyakinan bahwa hidup manusia secara kodrati mengarah pada suatu
tujuan
 Teori Non Konsekuensialis
Teori ini menilai baik buruknya perbuatan atau benar salahnya tindakan
tanpa melihat konsekuensi atau akibatnya, melainkan dengan hukum atau
standar moral. Teori ini juga disebut dengan etika deontologist karena
menekankan konsep kewajiban moral yang wajib ditaati manusia.
Implementasi Pancasila sebagai
sistem etika dalam kehidupan
sehari-hari
 Sebagai mana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan
suatu sistem nilai, artinya setiap sila mempunyai nilai akan tetapi setiap
sila saling berhubungan, saling ketergantungan secara sistematik dan
diantara nilai satu sila dengan sila lainnya memiliki tingkatan. Oleh
karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung
dalam pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip
nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut
berupa nilai religious, nilai adat istiadat, kebudayaan dan setelah
disahkan menjadi dasar Negara terkandung di dalamnya nilai
kenegaraan.
Prinsip dasar etika Pancasila

 Pancasila sebagai sistem etika mempunyai lima prinsip, yaitu : pluralisme, hak asasi
manusia, solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial.
 Pluralisme
Pluralisme Pluralisme adalah kesediaan untuk
menerima pluralitas, artinya, untuk hid-up dengan positif, damai, toleran, dan
biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama,
budaya, adat. Plural-isme mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan
beragama
 Hak asasi manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti
kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena hak-hak asasi manusia menyatakan
bagaimana ma-nusia wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan.
 Solidaritas bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi
diri sendiri, melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib
sepenanggungan.
 Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat”
menyatakan bahwa tak ada manusia, atau sebuah elit, atau sekelompok
ideology, atau sekelompok pendeta/pastor/ulama berhak untuk
menentukan dan memaksakan (menuntut dengan pakai ancaman)
bagaimana orang lain harus atau boleh hidup.
 Keadilan Sosial,
Keadilan merupakan norma moral
paling dasar dalam kehidupan mas-yarakat. Keadilan social mencegah
bahwa masyarakat pecah ke dalam dua bagian.
Hubungan antara nilai, norma,dan
moral
 Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Keterkaitan
nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap
terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Dalam
hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman
yang saling melengkapi sebagai sistem etika.Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam
kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa
dan negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian menjadi
pedoman.
 Norma-norma itu meliputi :
1. Norma Moral : Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat
diukur dari sudut baik maupun buruk, sopanatau tidak sopan, susila atau tidak susila.
2. Norma Hukum : Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum.
Hakikat Pancasila sebagai sistem
etika
 Diperlukannya Pancasila sebagai Sistem Etika Pancasila dalam
kehidupan politik untuk mengatur sistem penyelenggaraan negara,
dapat dibayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan
bagi para penyelenggara negara, niscaya negara akan hancur.
 Beberapa alasan mengapa pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-
hal sebagai berikut.
Pertama, korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara
negara tidak memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya.
Kedua, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama
generasi muda sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara.
 Ketiga, pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan
bernegara di Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan
seseorang terhadap hak pihak lain.
 Keempat, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan,
nasib generasi yang akan datang, global warming, perubahan cuaca,
dan lain sebagainya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancaila sebagai sistem etika
 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila Sebagai Sistem Etika
Nilai yang pertama adalah Ketuhanan
Secara hirarkis nilai ketuhanan bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi
karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak.
Nilai yang kedua adalah Kemanusiaan
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai Kemanusiaan adalah keadilan dan
keadaban.
Nilai yang ketiga adalah Persatuan
Suatu perbuatan dapat dikatakan baik apabila persatuan dan kesatuan
menjadi lebih kuat.
 Nilai yang keempat adalah Kerakyatan
Dalam kaitan dengan kerakyatan ini terkandung nilai lain yang sangat
penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan.
 Nilai yang kelima adalah Keadilan
Apabila dalam sila kedua disebutkan kata dan adil, maka kata tersebut
lebih dilihat dalam konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan
pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial.
Peran Pancasila dalam pengikisan
etika di era globalisasi
 Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi
kehidupan berbangsa dan hukum nasional.Pengikisan etika menjadi
salah satu masalah dalam era globalisasi. Prilaku-prilaku yang tidak
sesuai etika semakin banyak dijumpai dimasyarakat dan seolah menjadi
hal yang wajar. Hal seperti ini merupakan penyimpangan peran
Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bersosialisasi di masyarakat
maupun di dalam lingkup rumah tangga sekalipun.Untuk dapat
mangatasi dampak-dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari
globalisasi tersebut, maka Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara harus tetap menjadi pijakan dalam bersikap.
Apakah Pancasila sudah dirasa tepat dan
sesuai dengan norma sebagai sistem etika

 Menurut pendapat saya sudah, karena Pancasila sebagai dasar filsafat


negara dan juga sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia yang pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh
karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila
merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan
sistematis.Pentingnya pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia,
Karena itulah pancasila sangat cocok dijadikan sebagai sistem etika.
Akan tetapi sangat disayangkan, kepribadian bangsa Indonesia tetap
berakar dari kepribadian individual dalam masyarakat yang Pancasilais,
serta gagasan-gagasan besar yang tumbuh dan sejalan dengan filsafat
Pancasila.
Penerapan etika yang baik sesuai
dengan dasar Pancasila
 Penerapan etika yang sesuai dengan nilai atau dasar pancasila dapat
dilakukan dengan sikap yang sesuai dalam sila sila pancasila.
 Sikap yang sesuai dengan sila pertama : Sila ini berhubungan
dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.Contoh
sikap yang mencerminkan sila tersebut: Percaya dan takwa kepada
Tuhan yang Maha Esa sesuai ajari dan yang dianut masing-masing.
 Sikap yang sesuai dengan sila kedua : Sila ini berhubungan dengan
perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semuanya sama
didunia ini.Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:Tidak
membeda bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit,
tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan
 Sikap yang sesuai dengan sila ketiga
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut: Cinta pada tanah air dan
bangsa.
 Sikap yang sesuai sila keempat : Sila ini berhubungan dengan perilaku
kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:Selalu mengedepankan
musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan masalah
 Sikap yang sesuai sila kelima : Sila ini berhubungan dengan perilaku
kita dalam bersikap adil pada semua orang.
Contoh sikap yang mencerminkansila tersebut:Berusaha menolong orang
lain sesuai kemampuan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai