IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Pengertian Ideologi Sistem paham yang mengandung konsep, cara berpikir, cita-cita, dan strategi perjuangan mengenai kehidupan Ideologi juga dapat dipahami sebagai satu sistem paham kehidupan yang menjadi landasan dalam berpikir, bertindak, berperilaku, dan orientasi hidup Fungsi Ideologi • Menggerakkan orang dalam menjalankan paham dan mencapai cita-cita hidupnya • Menjelaskan makna kehidupan dengan paham tertentu • Mengubah keadaan dengan strategi perjuangan sesuai paham yang dianut • Menumbuhkan sikap fanatisme pada diri seseorang • Mengikat solidaritas kolektif dalam melakukan perjuangan mewujudkan cita- cita Ideologi Muhammadiyah • Sistem paham yang mengandung konsep, cara berpikir, cita-cita, dan strategi perjuangan mengenai kehidupan menurut paham dan keyakinan Muhammadiyah • Tatanan Paham Muhammadiyah Paham Muhammadiyah tentang Islam dan Sistem Gerakan Bersifat khas sesuai dengan manhaj dan metodenya Bercorak pemurnian dan pembaharuan Ideologi Muhammadiyah Tidak hanya sekadar paham agama, tetapi juga menyangkut format identitas dan strategi gerakan dalam menghadapi kehidupan Sumber Referensi Ideologi Muhammadiyah • Kepribadian Muhammadiyah • Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah • Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) • Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH BUNYI MATANNYA Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pemba- lasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta per- tolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka dan bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai dan bukan (pula jalan) me- reka yang sesat.
Saya ridha Allah sebagai Tuhan, Islam se-
bagai agama dan Muhammad sebagai na- bi dan rasul. 1. Amma ba’du bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beriba- dah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia. 2. Hidup bermasyarakat itu sunnah (hu- kum qudart-iradat) Allah atas kehi- dupan manusia. 3. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujud- kan di atas dasar keadilan, kejujuran, persau- daraan dan gotong royong, bertolong-tolong- an dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat utama dan sebaik-baiknya 4. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh sekalian nabi sejak Nabi Adam sam- pai Nabi Muhammad saw. dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia di dunia dan akhirat. 5. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam umat yang percaya akan Allah dan hari kemudian wajiblah Mengikuti jejak sekalian nabi yang suci itu, Beribadah kepada Allah dan Berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan mempergunakannya untuk menjelma- kan masyarakat itu di dunia ini dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata- mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha- Nya belaka serta mempunyai rasa tanggungjawab di hadhirat Allah atas segala perbuatannya. 6. Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah dan didorong oleh firman Allah: ”dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijiryah atau 18 November 1912 Miladiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan didirikanlah suatu persyarikatan sebagai gerakan Islam dengan nama Muhammadiyah yang disusun dengan ma- jelis-majelisnya, mengikuti peredaran zaman, serta ber- dasarkan syura yang dipimpin oleh hikmah kebijaksa- naan dalam permusyawaratan atau muktamar 7. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan ke- wajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Mu-hammad saw. guna mendapatkan karunia dan ridha-Nya di dunia dan akhirat dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia disertai nikmat dan rah- mat Allah yang melimpah-limpah sehingga merupakan: Suatu negara yang indah, bersih, suci, dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun. Penjelasan Isi Muqaddimah AD Muhammadiyah Tujuh Pokok Pikiran Pokok Pikiran I Amma ba’du bahwa sesungguhnya ke-Tuhan-an itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan ber- ibadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid (mengesakan Allah), bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah SwT. Penjelasan : 1. Ajaran Tauhid (meng-Esakan Allah SwT. adalah inti/esensi ajaran Islam yang tetap, ti- dak berubah-ubah sejak agama Islam yang pertama sampai yang terakhir: Qs al-Anbiya’ [21]: 25 Seluruh ajaran Islam bertumpu dan memanife- stasikan kepercayaan tauhid. Berdasarkan Tauhid sepenuh-penuhnya dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya ber- arti berdasarkan Islam. 2. Kepercayaan tauhid mempunyai 3 aspek: a. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah lah yang kuasa menciptakan, meme- lihara, mengatur dan menguasai alam se- mesta: Qs al-A’raf [7]: 54 b. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah lah Tuhan yang haq c. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah lah yang berhak dan wajib disem- bah: Qs al-Isra’ [17]: 23 dan Muhammad [47]: 19 3. Kepercayaan tauhid membentuk 2 Kesadaran: 1. Kepercayaan dan kesadaran akan adanya hari akhir di mana manusia akan mempertanggungjawabkan ke- hidupannya di dunia ini kepada Allah SwT. 2. Kepercayaan dan kesadaran bahwa hidup manusia di dunia ini semata- mata untuk beramal shalih 4. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya, manusia akan dapat menempat- kan dirinya pada kedudukan yang sebenarnya sesuai dengan kehendak Allah menciptakan manusia. 5. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya, manusia akan dapat memperta- hankan kemuliaan dirinya, tetap menjadi makhluk yang termulia dan demikian pula sebaliknya: Qs al- Tiin [95]: 4-5 6. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dan kehidupannya, manusia akan menjadikan selu- ruh hidup dan kehidupannya semata-mata untuk beribadah (beramal shalih) kepada Allah SwT. 7. Apakah Ibadah itu Ibadah adalah taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan mentaati perintah-Nya, menjauhi la- rangan-Nya dan mengamalkan yang dizinkan-Nya Ibadah itu ada yang umum dan khusus a. Yang umum adalah segala amal yang dizinkan oleh Allah SwT. b. Yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah perinciannya, tingkah dan tata caranya yang tertentu. Jadi, hidup beribadah ialah hidup untuk mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Esa dengan melaksana- kan ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya. 9. Amal ibadah yang wajib ditunaikan itu tidak saja yang bersifat hubungan langsung antara manusia dengan Allah seperti shalat, puasa, haji, mendarus al-Qur’an dan lai-lainya, tetapi wajib ditunaikan pula ibadah yang sifatnya berbuat islah dan ihsan kepada manusia dan masyarakat, ialah berjuang untuk kebahagiaan dan kesejahteraan manusia/ma- syarakat 10. Bagi dan dalam Muhammadiyah, amal ibadah yang bersifat kemasyarakatan ialah berjuang untuk ke- baikan, kebahagiaan dan kesejahteraan manusia/ma- syarakat inilah yang dilaksanakan sebagai keleng- kapan amal ibadah pribadi yang langsung kepada Allah SwT. 11. Faham/pandangan hidup yang berasaskan ajaran Islam yang murni, yang pokoknya adalah ajaran tauhidullah seperti diterang- kan di atas tidak bisa lain daripada mem- bentuk tujuan hidupnya di dunia ini untuk mewujudkan masyarakat yang baik, yang di dalam Muhammadiyah tujuan tersebut dirumuskan “Mewujudkan Masyarakat Is- lam yang sebenar-benarnya” ialah sebagai ibadahnya dalam rangka menunaikan amanah Allah SwT. Pokok Pikiran II Hidup bermasyarakat itu sunnah (hukum qudrat- iradat) Allah atas kehidupan manusia Hidup manusia itu bermasyarakat Penjelasan : 1. Bagi Muhammadiyah, manusia dengan kehidupannya adalah merupakan objek pokok dalam hidup pengabdiannya kepada Allah tuhan Yang Maha Esa. 2. Manusia adalah makhluk Allah yang berpribadi. Dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia di muka bumi, nyatalah bahwa manusia itu bagaimana pun sempurna pribadinya, tidaklah akan mempunyai arti dan nilai hidup- nya, kalau sifat kehidupannya secara perseorangan (sendiri- sendiri) 3. Hidup bermasyarakat adalah suatu ketentuan dan adalah untuk memberi nilai yang sebenar-sebenarnya bagi kehidupan manusia 4. Maka pribadi manusia dan ketertiban hidup bersama adalah merupakan unsur pokok dalam membentuk dan mewujudkan masyarakat yang baik, bahagia dan sejahtera Pokok Pikiran III Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, mak- mur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran, persaudara- an dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebe- nar-benarnya lepas daripada pengaruh syai- tan dan hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian nabi yang bijaksana dan berjiwa suci adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat utama dan sebaik-baiknya Hanya hukum Allah yang se- benar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sebagai sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hi- dup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi di dunia dan akhirat. Penjelasan : 1. Pendirian tersebut lahir dan kemudian menjadi keyakinan yang kokoh kuat adalah hasil setelah mengkaji, mempelajari dan memahami ajaran Islam dalam arti dan sifat yang sebenar-benarnya. 2. Agama Islam adalah mengandung ajaran-ajaran yang sempurna dan penuh kebenaran merupakan petunjuk dan rahmat Allah kepada manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang haqiqi di dunia dan akhirat QS: Ali Imran (3): 19 dan 85 serta al-Anbiya’ (21): 107 3. Apakah agama itu Agama adalah apa yang telah disyari’atkan Allah dengan perantaraaan Nabi-nabi-Nya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba- hamba-Nya di dunia dan akhirat Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qur’an dan yang tersebut dalam sunnah yang shahih berupa perintah-perintah dan larangan- larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba-Nya di dunia dan akhirat 4. Dari ta’rif agama seperti tersebut d atas dapatlah diketahui, Muhammadiyah berpendirian bahwa dasar hukum/ajaran Islam adalah al-Qur’an dan as- sunnah (hadits) shahih. Adapun mengenai qiyas, Muhammadiyah mempunyai pndirian sbb : 1. Dasar mutlak di dalam menentukan hukum/peraturan Islam ialah al-Qur’an dan hadits 2. Dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan diperlukan mengetahui hukumnya karena akan diamalkan serta soal itu tidak bersangkutan dengan ibadah mahdhah, sedang untuk alasan tidak terdapat nash sharih yang mantuq di dalam al-Qur’an atau hadits shahihi maka jalan untuk mengetahui hukumnya dipergunakanlah ijtihad dan istimbath dari nash-nash yang ada dengan melalui persamaan illat sebagaimana yang telah dilakukan olehulama salaf dan khalaf 5. Muhammadiyah dalam memahami atau istimbath hukum agama ialah kembali kepada al-Qur’an dan atau sunnah shahih dengan mempergunakan akal pikiran yang cerdas dan bebas dengan memakai cara yang menurut istilahnya dinamakan tarjih, ialah dalam satu permusyawaratan dengan memperbandingkan pendapat-pendapat dari ulama-ulama ( baik dari dalam ataupun dari luar Muhammadiyah, termasuk pendapat imam-imam) untuk kemudian mengambil mana yang dianggap mempunyai dasar dan alasan yang lebih kuat. Dengan demikian maka faham Muhammadiyah tentang agama adalah dinamis, berkembang maju dan dapat menerima perubahan-perubahan asal dengan hujjah dan alasan yang kuat. 6. Dengan ta’rif agama seperti tersebut di atas pula, Muhammadiyah mempunyai faham bahwa ajaran Islam tidak hanya mengenai soal- soal perseorangan seperti soal-soal I’tiqad, ibadat dan akhlak tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan perseorangan ataupun aspek kehidupan kolektif seperti soal-soal I’tiqad, ibadat, akhlak, kebudayaan, pendidikan/ pengajaran, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi juga sosial politik kenegaraan dan lain sebagainya. Ajaran agama adalah untuk kebahagiaan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Pokok Pikiran IV Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh sekalina Nabi sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w. dan diajarkan kepada ummatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia di dunai dan akhirat. Berdasarkan bunyi matan pokok pikiran IV di atas dapat disimpulkan bahwa : Berjuang menegakkan dan menjujung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah swt. Berbuat ihsan dan islah kepada manusia/masyarakat Penjelasan : 1. Usaha menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk merealisir ajaran- ajarannya guna mendapatkan keridhaan Allah swt. adalah dinamakan Sabilillah Sabilillah ialah jalan (media) yang menyampaikan kepada apa yang diridhai Allah dari semua amal yang diizinkan-Nya untuk memuliakan agama-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-Nya 2. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Jihad fi sabilllah) adalah menjadi ciri keimanan seseorang. QS: al-Hujurat (49): 15 3. Pendirian tersebut merupakan kerangka dan sifat perjuangan Muhammadiyah secara keseluruhan. Tidak boleh ada satu kegiatan pun dalam Muhammadiyah yang keluar atau menyimpang dari kerangka dan sifat yang sedemikian itu. 4. Dari ta’rif agama seperti tersebut d atas dapatlah diketahui, Muhammadiyah berpendirian bahwa dasar hukum/ajaran Islam adalah al-Qur’an dan as- sunnah (hadits) shahih. Adapun mengenai qiyas, Muhammadiyah mempunyai pndirian sbb : 1. Dasar mutlak di dalam menentukan hukum/peraturan Islam ialah al-Qur’an dan hadits 2. Dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan diperlukan mengetahui hukumnya karena akan diamalkan serta soal itu tidak bersangkutan dengan ibadah mahdhah, sedang untuk alasan tidak terdapat nash sharih yang mantuq di dalam al-Qur’an atau hadits shahihi maka jalan untuk mengetahui hukumnya dipergunakanlah ijtihad dan istimbath dari nash-nash yang ada dengan melalui persamaan illat sebagaimana yang telah dilakukan olehulama salaf dan khalaf 5. Muhammadiyah dalam memahami atau istimbath hukum agama ialah kembali kepada al-Qur’an dan atau sunnah shahih dengan mempergunakan akal pikiran yang cerdas dan bebas dengan memakai cara yang menurut istilahnya dinamakan tarjih, ialah dalam satu permusyawaratan dengan memperbandingkan pendapat-pendapat dari ulama-ulama ( baik dari dalam ataupun dari luar Muhammadiyah, termasuk pendapat imam-imam) untuk kemudian mengambil mana yang dianggap mempunyai dasar dan alasan yang lebih kuat. Dengan demikian maka faham Muhammadiyah tentang agama adalah dinamis, berkembang maju dan dapat menerima perubahan-perubahan asal dengan hujjah dan alasan yang kuat. 6. Dengan ta’rif agama seperti tersebut di atas pula, Muhammadiyah mempunyai faham bahwa ajaran Islam tidak hanya mengenai soal- soal perseorangan seperti soal-soal I’tiqad, ibadat dan akhlak tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan perseorangan ataupun aspek kehidupan kolektif seperti soal-soal I’tiqad, ibadat, akhlak, kebudayaan, pendidikan/ pengajaran, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi juga sosial politik kenegaraan dan lain sebagainya. Ajaran agama adalah untuk kebahagiaan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat.