Anda di halaman 1dari 9

MUQQADIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMADIYAH Latar belakang Latar belakang tersebut ialah mulai nampak/terasa adanya kekaburan dalam

Muhammadiyah sebagai akibat proses kehidupannya sesudah lebih dari 30 tahun, yang ditandai oleh: a. terdesaknya pertumbuhan dan perkembangan jiwa/ruh Muhammadiyah oleh perkembangan lahiriayah. b. masuknya pengaruh dari luar yang tidak sesuai yang sudah menjadi lebih kuat. Pokok2 pikiran ada 7: Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh) pokok pikiran-pokok pikiran/prinsip/pendirian, ialah: Pokok pikiran pertama Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid (Mengesakan) Allah; ber-Tuhan beribadah serta tuduk hanya kepada Allah. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : Amma badu, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah Hak Allah semata-mata, ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia. Pokok pikiran kedua Hidup manusia itu bermasyarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradah) Allah atas hidup manusia di dunia ini. Pokok pikiran ketiga Hanya hukum Allah yang sebenara-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (bermsyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : masyarakat uang sejahtera, aman, damai makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu Pokok pikiran keempat

Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adaah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihs dan islah kepada manusia / mayarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : menjunjung tinggi huku Allah lebih dari pada hukum yang manaupun juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat. Pokok pikiran kelima Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagaimana yang tersebut diatas, tiap-tiap orang terutama ummat islam, yang percaya kepada Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu, beribadat kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan meggunakannya untuk menjelmaka masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karuia Allah dan ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung jawab dihadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya,dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. Pokok pikiran keenam Perjuangan mewuudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah kan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yag sebaik-baiknya. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat d rahmat Allah dan didorong oleh Firman Allah dalam Al-Quran : Q.S ALI IMRAN 104 104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. Pokok pikiran ketujuh Pokok pikiran / prinsip / pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideloginyaterutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah

terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang di ridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti Sunnag Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW guna mendapat karunia dan ridhonya di dinia dan akhirat untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan yang Maha Pengampun Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantar ke pintu gerbang sorga Jannatun Naim dengan keridlaan Allah Rahman dan Rahim. Matan

1. Muhammadiyah adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dimuka bumi. 2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para RasulNya. Sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad saw, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia dan ukhrawi. 3. Muhammdiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a. Al-Qur'an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

b. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. 4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: a) Aqidah, b) Akhlak, c) Ibadah, d) Mu'amalat Duniawiyat. 4.1. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. 4.2. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaranajaran al-Qur'an dan sunah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

4.3. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. tanpa tambahan dan perubahan manusia. 4.4. Muhammdiyah bekerja untuk terlaksanya mu'amalat duniawiyat(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah swt. 5. Muhammdiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil, makmur dan di ridloi Allah swt. "" KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

I. APAKAH MUHAMMADIYAH ITU? Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud geraknya ialah, Dawah Islam & amar ma'ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Dawah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaranajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dawah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata. Dengan melaksanakan dawah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

II. DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu: 1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah. 2. Hidup manusia bermasyarakat.

3. Mematuhi ajaran-ajaran Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan. 5. Ittiba' kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw. 6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

III. PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman: Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.

IV. SIFAT MUHAMMADIYAH Menilik: a. Apakah Muhammadiyah itu; b. Dasar amal usaha Muhammadiyah; c. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah; Maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini: 1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. 2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah. 3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam. 4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. 5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta falsafah Negara yang sah. 6. Amar maruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. 7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam. 8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan ajaran Islam serta membela kepentingannya.

9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah. 10. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.

(Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-35)

SEJARAH DIRUMUSKANNYA "KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH"

Kepribadian Muhammadiyah ini timbulnya pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bpk. Kolonel H.M. Junus Anis, ialah periode 1959 1962. Kepribadian Muhammadiyah ini semula berasal dari uraian Bpk. K.H. Faqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan yang diadakan oleh PP. Muhammadiyah di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum K.H. Faqih Usman menjelaskan Apa sih Muhammadiyah itu? Kemudian oleh PP di musyawarahkan bersama-sama pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur (H. M. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono) dan Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh suatu team yang antara lain terdiri dari; K.R. Muh. Wardan; Prof. KH. Farid Ma'ruf; M. Djarnawi Hadikusuma; M. Djindar Tamimy; kemudian terus membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo, SH. disamping pembawa prakarsa sendiri Bapak KH. Faqih Usman. Setelah rumusan itu sudah agak sempurna, maka diketengahkan dalam sidang Tanwir menjelang Muktamar ke-35 itulah Kepribadian Muhammadiyah mendapatkan pengesahan setelah mengalami usulan-usulan penyempurnaan. Dengan demikian maka rumusan Kepribadian Muhammadiyah yang sekarang ini adalah merupakan hasil yang telah disempurnakan dalam Muktamar setengah abad ke-35 pada tahun 1962, akhir periode pimpinan H. M. Junus Anis.

APAKAH KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH ITU? Sesungguhnya Kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkosntantir, mengidharkan apa yang telah ada. Jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah dalam keadaan yang tidak sebenarnya. KH. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam muhammadiyah, sudah memahami benar apa seseungguhnya sifat-sifat khusus/ciri-ciri khas dari Muhammadiyah itu. Karena itu, kepada mereka yang tidak berlaku sewajarnya dalam muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas. Yang dirasakan benar oleh almarhum bahwa Muhammadiyah itu sebagai Gerakan Islam berdasar Islam, menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa memperdulikan bagaimana struktur politik yang menguasainya. Zaman penjajahan Belanda, zaman militerisme Jepang, dan sampai dengan zaman kemerdekaan Republik Indonesia. Muhammadiyah tidak

buta politik, Muhammadiyah tidak takut politik. Tapi Muhammadiyah bukan partai politik. Muhammadiyah tidak mencapuri soal-soal politik; tetapi apabila soal-soal politik memasuki Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik itu mendesak-desak urusan agama Islam maka terpaksalah Muhammadiyah bertindak menurut kemampuanya dan menurut irama dan nada Muhammadiyah. Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh Presiden Sukarno, maka warga-warga Muhammadiyah yang selam ini berjuang didalam medanpolitik praktis, merekapun masuk kembali dalam Muhammadiyah. Merekapun berjuang dan beramal dalam Muhammadiyah dengan masih membawa cara dan lagu-lagu berpolitik cara partai. Oleh almarhum KH. Faqih Usman dan PP Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara yang demikian dirasakan sebagai cara-cara yang dapat merusak nada dan lagu Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas Muhammadiyah bukan bergerak untuk Muhammadiyah sebagai golongan, Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan kalimah Allah untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammdiyah adalah Islam yang sadajah, Islam yang lugu/apa adanya, Islam yang menurut al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. dan menjalankan dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan ruh Islam. Dengan demikian, diperlukan untuk dipahamkan kepada para warga Muhammadiyah, apakah sebenarnya Muhammadiyah, dan bagaimana cara membawa/ menyebar luaskannya. Menyebarkan faham Muhammadiyah itu pada hakikatnya menyebarkan Islam yang sebenar-benarnya dan karena itu cara-caranya perlu mengikuti bagaimana Rasulullah saw. menyebarluaskan Islam pada mula-mula pertumbuhannya.

Memahami Kepribadian Muhammadiyah Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti: 1. Memahamai apa sebenarnya Muhammadiyah 2. Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarikatan yang berasaskan Islam maka perlu pula difahami Islam yang bagaimanakah yang hendak ditegakkan dan dijunjung tinggi itu, mengingat telah banyaknya kekaburan-kekaburan dalam Islam di Indonseia ini. Dan ini pulalah yang hendak dipergunakan mendasari atau menjiwai segala amal usaha Muhammadiyah sebagai organisasi. 3. Kemudian dengan sifat-sifat yang kita contoh atau kita ambil dari bagaimana sejarah da'wah Rasulullah yang mula-mula dilaksanakan, itu pulalah yang kita jadikan sifat-sifat gerak da'wah Muhammadiyah, dengan kita sesuaikan pada keadaan dan kenyataan-kenyataan yang kita hadapi.

Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah Ini Kita Pimpinkan/ Berikan?

Seperti diatas telah kita uraikan, bahwa kepribadian ini pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasardasar beramal usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/nada-nada bagaimana mereka para warga pada saat melaksanakan tugas kewajibannya.

Lalu Bagaimana Cara Memberikan Atau Menuntunkan? Tidak ada cara lain memberikan atau menuntunkan kepribadian Muhammadiyah ini kecuali harus dengan teori dan praktek penamaan, pengertian dan pelaksanaan-pelaksanaan. 1. Penandasan atau pendalaman pengertian da'wah/ bertabligh. 2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda'wah. Tidak merasaminderwaardig (rendah diri) dalam menjalankan da'wah walaupun dengan tidak memandang rendah dan busuk kepada saudarasaudara kita yang bertugas dalam lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya dan lain-lain). 3. Kemudian kepada mereka para warga hendaklah ditugaskan dengan tentu-tentu, bukan hanya dengan sukarela. Bila diperlukan dengan cara-cara yang mengikat seperti dengan perjanjian, dengan bai'at dan lain-lain. 4. Sesuai dengan masa sekarang, perlu dengan musyawarah sekarang yang sifatnya mengevaluasi tugas-tugas itu. 5. Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dengan formalitas-formalitas yang menarik yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistik. 6. Pimpinan Cabang/Ranting bersama-sama anggota-anggotanya memusyawarahkan sasaran-sasaran yang dituju, bahan-bahan yang dibawakan petugas-petugas dibagi menurut kemampuan dan sasaransasarannya. 7. Pada musyawarah evaluasi, sekalian dapat ditambahkan bahan-bahan atau bekal yang diberikan kepada warga yang sebagai muballighin/muballighat.

Anda mungkin juga menyukai