Anda di halaman 1dari 15

MUQADDIMAH ANGGARAN

DASAR MUHAMMADIYAH
Oleh:
ILHAM ALHASYIM (015)
LALU MUHAMMAD AZIZ F.
MUHAMMAD RIDHO MAULIDHANI

1.PENDAHULUAN
Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang merupakan alat perjuangan
untuk mencapai suatu cita-cita. Muhammadiyah didirikan berlandaskan Alquran dan As-sunnah untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan
prinsip-prinsip bagi kehidupan dan perjuangannya. Pokok pikiran atau prinsipprinsip yang dimaksud itu merupakan asas-asas kepribadiannya. Diatas Pokok
pikiran atau prinsip-prinsip yang dimaksud adalah hak dan nilai hidup
Muhammadiyah secara idiologis dan itu telah diuraikan dalam muqaddimah
anggaran dasar muhammadiyah.

2.KETERANGAN TENTANG LAHIRNYA MUQADDIMAH


ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dibuat oleh almarhum Ki
Bagus H. Hadikusumo (Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah tahun 19421953), dengan bantuan beberapa orang sahabatnya. Dimulai menyusunnya
pada tahun 1945 dan disahkan pada sidang tanwir tahun 1951.
Disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut menjadi
latar belakang yang perlu sekali diketahui untuk dapat memahami fungsinya.

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut merupakan hasil


ungkapan Ki Bagus menyoroti kembali pokok pikiran atau prinsip-prinsip
almarhum KH. A. Dahlan yang merupakan kesadaran beliau dalam
perjuangan selama hidupnya, yang antara lain hasilnya ialah berdirinya
Persyarikatan Muhammadiyah.
Ki Bagus berharap mudah-mudahan dengan Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah ini dapatlah kiranya Muhammadiyah dijaga, dipelihara dan
atau ditajdidkan agar selalu dapat dengan jelas diketahui: Apa dan
Bagaimana Muhammadiyah itu.

3.PENJELASAN MUQADDIMAH ANGGARAN


DASAR MUHAMMADIYAH
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 5 (lima) pokok
pikiran atau prinsip-prinsip ialah:
Pokok Pikiran Pertama:
Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah: ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan ta'at hanya kepada Allah.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
sebagai berikut: Amma Badu, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak
Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada
Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk
terutama manusia.

Pokok Pikiran Kedua:


Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnya satu-satunya yang dapat
dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban
hidup bersama dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi di dunia
dan akhirat.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqqaddimah Anggaran Dasar
sebagai berikut: Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia
hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan
gotong royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang
sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu. Agama Allah
yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian nabi yang bijaksana dan berjiwa suci,
adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaikbaiknya.

Pokok Pikiran Ketiga:


Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai
ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia atau masyarakat.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai
berikut:
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga,
adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada
Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masingmasing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.

Pokok Pikiran Keempat:


Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat
berhasil bila kita mengikuti jejak perjuangan para Nabi terutama perjuangan
Nabi Muhammad saw.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqadimah Anggaran Dasar
sebagai berikut: Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan
sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat
Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti
jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiatgiatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk
menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan
ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan
ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas
segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati
menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau
rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan
perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.

Pokok Pikiran Kelima :


Perjuangan mewujudkan pokok pikiran-pokok pikiran tersebut hanyalah dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi.
Organisasi adalah satu-satunya cara atau perjuangan yang sebaik-baiknya.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam muqadimah anggaran dasar sebagai
berikut : Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka
dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:


Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak ke-Islaman, menyuruh


kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang
beruntung berbahagia. (QS Ali-Imran: 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah oleh
almarhum KH. A. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai gerakan Islam
dengan nama Muhammadiyah yang disusun dengan Majelis-Majelis (Bahagianbahagian)-nya mengikuti perkembangan zaman serta berdasarkan syura yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.

4. IDENTITAS DAN ASAS MUHAMMADIYAH


Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar maruf nahi munkar
dan Tajdid yang bersumber pada Al-Quran dan As Sunnah. Kelahiran
Muhammadiyah tidak lain kerena diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh
ajaran-ajaran Al Quran. Dan apa yang digerakkan oleh Muhammadiyah tidak
ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran
Islam dalam kehidupan yang riil dan konkrit. Gerakan Muhammadiyah hendak
berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, konkrit dan
nyata, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai
rahmatan lil alamin. Oleh Alasan tersebut Muhammadiyah disebut sebagai
gerakan Islam.

5. KEANGGOTAAN MUHAMMADIYAH
Keanggotaan muhammadiyah secara resmi diatur dalam anggaran dasar (ad) muhammdiyah bab IV, pasal 8,
ayat 1, dimana sebagai anggota muhammadiyah terdiri atas : anggota biasa, anggotaluar biasa, dan anggota
kehormatan
1.

Anggota biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Warga Negara Indonesia beragama islam


Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
Menyetujui maksud dan tujuan muhammadiyah
Berisi mendukung dan melaksanakan usaha-usaha muhammadiyah
Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal

2.

Anggota luar biasa adalah seorang bukan warga Negara Indonesia, beragama islam, setuju dengan maksud
dan tujuan muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya

3.

Anggota kehoormatan adalah seseorang beragama islam, berjasa terhadap muhammadiyah dan atau karena
kewibawaan dan keahlian diperlukan atau bersedia membantu muhammadiyah. Sebagai anggota
muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban yang diatur secara rinci dalam anggaran rumah tangga
(ART) Muhammadiyah pasal 4

6. KEORGANISASIAN MUHAMMADIYAH
Susunan dan penetapan organisasi muhammadiyah diatur dalam AD muhammadiyah bab V pasal 9, terdiri atas :
1. Ranting (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 5)
ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15 orang yang berfungsi melakukan
pembinaan dan pemberdayaan anggota
2. Cabang (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 6)
ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga ranting. Pengesahan pendirian cabang dan
ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pipmpinan wilayah atas usul ranting setelah memperhatikan pertimbangan pimpinan
daerah.
3. Daerah (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 7)
ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga cabang. Pengesahan pendirian
daerah ditetapkan oleh pimpinan pusat atas usul cabang setelah memperhatikan pertimbangan pimpinan wilayah.
4. Wilayah (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 8)
ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga daerah. Pengesahan pendirian wilayah ditetapkan
oleh pimpinan pusat atas usul daerah yang bersangkutan.
5. Pusat (Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Pasal 9)
ialah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik Indonesia.

7. PERAN CABANG DAN RANTING SEBAGAI UJUNG


TOMBAK ORGANISASI MUHAMMADIYAH
Memasuki abad kedua, muhammadiyah dihadapkan pada tugas dan tantangan yang
semakin berat, bukan hanya karena makin kompleksnya perkembangan masyarakat yang
menuntut berbagai penyesuaian, namun juga kemunculan banyak organisasi islam baru
yang mengharuskan muhammadiyah memperbaharui strategi dakwah dan
perjuangannya. Salah satu tantangan tersebut adalah penataan dakwah dan perjuangan
pengembangan cabang dan ranting. Cabang dan ranting adalah level yang paling bawah.
Seharusnya cabang dan ranting berperan sebagai ujung tombak dalam kinerja
organisasi. Pertama, cabang dan ranting merupakan ujung tombak dalam rekrutmen
anggota dan kaderisasi. Kedua, cabang dan ranting merupakan ujung tombak dalam
dakwah keagamaan. Ketiga, cabang dan ranting merupakan ujung tombak dalam
ukhuwah dalam organisasi lain. Keempat, cabang dan ranting merupakan ujung tombak
dalam kuantitas dalam berorganisasi

SUMBER
http://faim89wiedha.blogspot.co.id/2014/10/al-islam-dan-kemuhammadiyaha
n.html
http://www.muhammadiyah.or.id/id/download-peraturan-518.html
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-54-det-struktur-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai