Anda di halaman 1dari 16

Mukadimah Anggaran

Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga
Muhammadiyah
Ainur Rizqi ( 18.1414.S )

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


01 Mukadimah angggaran dasar

02 Identitas dan asas


Keanggotaan Muhammadiyah
03
Muhammadiyah

04 Keorganisasian
01 Mukadimah angggaran dasar

Muqaddimah ini memberi gambaran tentang


pandangan Muhammadiyah mengenai
kehidupan manusia di muka bumi, cita-cita
yang ingin diwujudkan, dan cara-cara yang
dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita
tesebut.
Next..

Tujuh Pokok Pikiran Muqaddimah


Anggaran Dasar Muhammadiyah
adalah :
1. pertama, hidup manusia harus
berdasar tauhid, bertuhan,
beribadah serta tunduk dan
taat kepada Allah SWT.
2. Kedua, hidup manusia itu
bermasyarakat
3. Ketiga, hanya hukum Allah SWT yang dapat dijadikan sendi
untuk membentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban
hidup bersama dalam menuju hidup bahagia yang hakiki di
dunia dan akhirat.
4. Keempat, berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadat kepada Allah
SWT dan berbuat ihsan kepada sesama manusia.
5. Kelima, perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya hanya akan berhasil dengan mengikuti
jejak (ittiba’) perjuangan para nabi, terutama Nabi
Muhammad SAW.
6. Keenam, perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanya
dapat dilaksanakan dengan berorganisasi.
7. Ketujuh, pokok-pokok pikiran yang diterangkan di muka bertujuan
untuk terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT
yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Identitas dan asas
02 Muhammadiyah

Identitas Muhammadiyah adalah ciri-ciri atau


sifat-sifat khusus yang dimiliki dan melekat
pada Muhammadiyah, yang menunjukkan
keunikan Muhammadiyah, dan
membedakannya dengan organisasi lain. Ciri-
ciri itu merupakan perwujudan dari nilai-nilai
yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam
kehidupan Muhammadiyah.
1. Pertama, Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar makruf nahi
munkar dan tajdid, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-
Sunnah, dengan tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenam-
benarnya.
2. Kedua, dalam beragama Muhammadiyah selalu memperlihatkan sikap
wasathiyah (tengahan) dan tidak ghulul (ekstrim), dengan tetap istiqamah
pada prinsip-prinsip Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah
yang shahihah/maqbulah serta mengembangkan akal pikiran yang sesuai
dengan ajaran Islam.
3. Ketiga, Muhammadiyah memandang Islam sebagaai agama yang
berkemajuan (Dinul hadharah) dan mengandung kesatuan yang utuh,
menyanginkut aspek-aspek aqidah, ibadah, akhiaq dan mu’amalah
dunyawiyah, tanpa meniandang satu aspek lebih penting dari yang lainnya,
serta mewujudkannya dalam kehidupan peribadi, keluarga, dan masyarakat
melalaui dakwah yang terns menerus.
4. Keempat, pandangan Muhammadiyah tentang tajdid atau
pembaharuan cendernng seimbang antara pemurnian (purifikasi)
dan pembaruan/pengembangan (modernisasi, dinamisasi).
5. Kelima, ideologi Gerakan Muhammadiyah mengenepankan
penerapan nilai-nilai dan prinsip Islam dalam kehidupan dan lebih
berorientasi pada pembentukan masyarakat Islam.
6. Keenam, Muhammadiyah menampilkan corak Islam yang
mengedepankan amaliyah yang terlembaga dan terorganisasi sebagai
perwujudan dan keyakinan dan pemahaman Islam dalam
Muhammadiyah.
7. Ketujuh, perjuangan Muhammadiyah lebih memilih jalur dakwah di
bidang kemasyaraakatan dan tidak menempuh jalur politik
sebagaimana ditempuh oleh partai politik, dengan tetap menjalankan
peran-peran kebangsaan.
8. Kedelapan, Muhammadiyah menerima Negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
Negara bangsa, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu
Negara yang adil dan makmur dan diridlai Allah SwT: Baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur.
9. Kesembilan, dalam memosisikan diri di hadapan Negara/Pemerintah,
Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap amar ma’ruf nahi
munkar dalam makna memberikan dukungan pada kebijakan-
kebijakan yang positif, sebaliknya melakukan kritik secara bijaksana
terhadap kebijakan-kebijakan yang dipandang tidak baik
10. Kesepuluh, sejalan dengan Kepribadian Muhammadiyah,
dalam memperjuangkan sesuatu lebih mengedepankan sikap
toleran, demokratis, damai, cerdas, bekerjasama dengan
golongan manapun untuk kebaikan, kuat dalam prinsip tetapi
luwes dalam cara, menjauhi konfrontasi apalagi kekerasan.
11. Terakhir, bergerak melalui sistem organisasi (Persyarikatan) dan
tidak bersifat perorangan dengan menjunjung tinggi semangat
kolektif kolegial, demokratis, musyawarah, dan ukhuwah.
Keanggotaan
03 Muhammadiyah

Anggota Muhammadiyah terdiri atas:


1. Anggota Biasa ialah warga negara indonesia beragama
islam
2. Anggota Luar Biasa ialah orang islam bukan warga negara
indonesia
3. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama islam
yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan atau karena
kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu
Muhammadiyah.
04 Keorganisasian

Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang
berarti bahwa Warga Muhammadiyah menjadikan segala bentuk
tindakan, pemikiran dan prilakunya didasarkan pada sosok seorang
Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al
hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga Muhammadiyah
tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslimkaum
yang tidak mempercayainya sebagai rasulsekalipun
Next..

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki


cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh ingin
diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”.Dengan cita-cita yang ingin
diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah
yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana
dikemukakan oleh DR. Haedar Nashir
Next..

Susunan dan penetapan organisasi muhammadiyah diatur dalam


AD muhammadiyah bab V pasal 9, terdiri atas :

1. Ranting : ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan


yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15 orang yang berfungsi
melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota
2. Cabang : ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat yang terdiri atas
sekurang-kurangnya tiga ranting.
3. Daerah : ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten yang
terdiri atas sekurang-kurangnya tiga cabang.
4. Wilayah : ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi yang terdiri atas
sekurang-kurangnya tiga daerah.
5. Pusat : ialah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik Indonesia.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai