Anda di halaman 1dari 5

UNIVERI\SITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU KEPERWATAN

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Ujian : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan


Hari/Tanggal : !5 Juli 2022
Waktu : 90 (Sembilan pulih) menit
Dosen : Drs. Tajudin, MA
Nama : Dewi Retno Wati
Kelas : 4C
NIM : 20200910100135
=====================================================================
===================

Soal:

1. Muqadimah anggaran Dasar Muhammadiyah, merupakan sumber dari segala aturan yang
akan diaplikasikan dalam kehidupan bermuhammadiyah.

Pertanyaan:
a. Apa latar belakang adanya muqadmah anggaran Dasasar Muhammadiyah
b. Sebutkan inti kandungan Muqadimah AD tersebut

2. Muhammadiyah memiliki cirri sebagai organisasi Islam, yang tidak didapati organisasi
manapaun, yang disebut Kepribadian Muhammadiyah

Pertanyaan:
a. Bagaimana gejolak/keadaan Muhammadiyah, ketika akan dirumuskan Kepribadian
Muhammadiyah
b. Sebutkan rumusannya

3. Idul Adha 1443 H, yang baru saja diadakan, terjadi perbedaan, Muhammadiyah Mentapakan
puasa Arafah hari Jum’at dan lebarannya hari Sabtu.

Petanyaan:
a. Kenapa bisa terjadi perbedaan lebaran Idul Adha? Jelaskan
b. Apa yang saudara ketahui tentang, Ijtima’, wujudul hilan dan imkanurrukyah?

Jawaban :
1. A. -Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita- cita perjuangan Muhammadiyah. 
-Kehidupan rohani keluarga muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat
terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
-Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak
langsung berhadapan dengan paham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
- Dorongan disusunnya pembukaan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945
B.
Pokok Pikiran Pertama
Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid (Mengesakan) Allah; ber-Tuhan beribadah
serta tunduk hanya kepada Allah. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar sebagai berikut : “Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu
adalah Hak Allah semata-mata, ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada
Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama
manusia.”
 
Pokok Pikiran Kedua
Hidup manusia itu bermasyarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : “Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah
(hukum qudrat iradah) Allah atas hidup manusia di dunia ini.”
 
Pokok Pikiran Ketiga
Hanya hukum Allah yang sebenara-benar Nyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(bermasyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan
akhirat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai
berikut : “masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-
tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh
syaitan dan hawa nafsu”
 
Pokok Pikiran Keempat
Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat
ikhsan dan islah kepada manusia atau mayarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut: “menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari
pada hukum yang manapun juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku
bertuhan kepada Allah. Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh Nabi, sejak
Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-masing
untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat”
 
Pokok Pikiran Kelima
Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya,
hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi
terutama perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Pokok pikiran tersebut dirumuskan
dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : “Syahdan, untuk menciptakan
masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagaimana yang tersebut diatas, tiap-tiap orang
terutama ummat islam, yang percaya kepada Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti
jejak sekalian Nabi yang suci itu, beribadat kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya
mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di
dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya
mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung jawab
dihadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati
menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya,dengan penuh
pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.”
 
Pokok Pikiran Keenam
Perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Pokok pikiran tersebut
dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat
rahmat Allah dan didorong oleh Firman Allah dalam Al-Qur’an :
 
ٓ
َ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬
 
 “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh(berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar[217]; dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”(QS. Al-Imran:104)
 
Pokok Pikiran Ketujuh
Pokok pikiran ketujuh adalah dapat melaksanakan ideloginya terutama untuk mencapai
tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin
yang di ridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pokok pikiran tersebut
dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut : “kesemua itu perlu untuk
menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-
Nya Nabi Muhammad SAW guna mendapat karunia dan ridhonya di dunia dan akhirat untuk
mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga merupakan: “suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur
dibawah lindungan Tuhan yang Maha Pengampun”

2. A. Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah dilatar belakangi oleh kebutuhan


persyarikatan akan adanya rumusan yang dapat dijadikan pedoman bagi persyarikatan
Muhammadiyah. Pada saat itu KH. Faqih Usman memberikan rangsangan gagasan kepada
Muhammadiyah akan pentingnya jatidiri Muhammadiyah melalui ceramah, disampaikan
pada saat pelatihan/ kursus yang diselenggarakan PP Muhammadiyah pada tahun 1381 H
bertepatan dengan 1961 M yang diikuti oleh wakil dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-
Indonesia.
B.
 Apakah Muhammadiyah itu?
Muhammadiyah adalah suatu penyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam,” maksud
gerakan itu ialah “Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar” yang ditujukan kepada dua
bidang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang
yang pertama terbagi kepada dua golongan :
1. Kepada yang telah islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada
ajaran islam yang murni.
2. Dan yang ke dua kepada yang belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk
islam.
 Dasar Amal Usaha Muhammadiyah
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan mewujudkan
masyarakat islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan, dan
kebahagiaan luas merata.
 Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah
Memiliki dasar prinsip tersebut diatas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya
harus berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak
membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta
menempuh jalan yang di ridlahi Allah SWT.”
 Sifat Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin
di bawah ini:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan filsafah
negara yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan
yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara
dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang
diridlai Allah.
10. Bersifat adil dan korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.

3. A. Disebabkan  perbedaan metode penetapan, Muhammadiyah menggunakan


standar hisab wujudul hilal dan NU menggunakan metode imkanur rukya
B. Metode wujudul hilal menganggap bahwa jika hilal (awal bulan) sudah ada, meskipun
tidak nampak atau terlihat, maka tetap berpuasa keesokan harinya.
metode imkanur ru’yah berpendapat bahwa adanya hilal belum teranggap sampai hilal
tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mengenai kriteria metode wujudul hilal disebutkan ada tiga sebagai berikut:

1- telah terjadi ijtimak (konjungsi),

2- ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan

3- pada saat terbenamnya matahari piringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru
telah wujud).
DEWI RETNO WATI

Anda mungkin juga menyukai