Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

Awaliah
LATAR BELAKANG

Tahun 2017 di dunia:


150,8 juta (22%)
stunting

Tahun 2017 di dunia:


50,5 juta (7,5%) balita
Wasting

(Sumber: UNICEF / WHO / World Bank Group Joint Child Malnutrition, 2018)
LATAR BELAKANG

Amerika Utara
Asia
0,5 juta Stunting
83,6 juta Stunting
0,1 juta Wasting
35 juta Wasting
Oceania
0,5 juta Stunting
0,1 juta Wasting
Afrika
58,7 juta Stunting
Amerika latin & 13,8 juta Wasting
Karibia
5,1 juta Stunting
0,7 juta Wasting

(Sumber: UNICEF / WHO / World Bank Group Joint Child Malnutrition, 2018)
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Malnutrisi Energi Protein (MEP)

Salah satu masalah gizi


utama di Indonesia
Klasifikasi MEP:
 MEP derajat ringan-sedang
(gizi kurang)
 MEP derajat berat (gizi
buruk):
1. Kwashiorkor
2. Marasmus
3. Marasmik-kwashiorkor
MEP ringan-sedang

Sering ditemukan gangguan pertumbuhan:


 Anak tampak kurus
 Pertumbuhan linier berkurang/terhenti
 BB tidak bertambah, bahkan turun
 LILA < dari normal
 Maturasi tulang terhambat
 Rasio BB/TB normal/berkurang
 Tebal lipatan kulit normal/berkurang
 Anemia ringan
 Aktivitas & perhatian kurang dibanding anak normal
MEP Berat:
Kwashiorkor
 Perubahan mental – apatis
 Anemia
 Perubahan warna & tekstur
rambut, mudah dicabut
 Gangguan sistem
gastrointestinal
 Pembesaran hati
 Perubahan kulit (dermatosis)
 Atropi otot
 Edema simetris kedua punggung
kaki dapat sampai seluruh tubuh
MEP Berat (lanjutan):
Marasmus
Penampilan wajah seperti orang tua,
terlihat sangat kurus
Perubahan mental, cengeng
Kulit kering, dingin, mengendor,
keriput
Lemak subkutan menghilang hingga
turgor kulit berkurang
Otot atropi sehingga kontur tulang
terlihat jelas
Kadang terdapat bradikardi
TD lebih rendah dibanding anak sehat
MEP Berat (lanjutan):
Marasmik-kwashiorkor

Terdapat tanda &


gejala klinis marasmus
& kwashiorkor secara
bersamaan
Pengkajian

 Kaji riwayat:
 Intake makan/minum  Batuk > 2 minggu
 Diet biasa sebelum sakit  Kontak dengan
 ASI penderita TB
 Lama & frekuensi diare &  Baru kontak dengan
muntah penderita campak
 Jenis diare (cair/bercampur  Diketahui/tersangka
darah)
terpapar/infeksi HIV
 Tidak nafsu makan
 Kondisi keluarga
Pengkajian

Pemeriksaan Fisik:
 Syok: letargi/tidak  Tanda kurang vitamin A
sadar: tangan dingin, pada mata: konjungtiva
CRT melambat(> 3 atau kornea kering, bercak
detik), nadi cepat & bitots, ulserasi kornea,
lemah, TD rendah keratomalasia.
 Tanda-tanda dehidrasi Anak dg defisiensi vit. A
 Telapak tangan sangat mengalami photophobia,
pucat cenderung menutup mata
 Pitting edema bilateral
Pengkajian

Pemeriksaan Fisik:
 Tanda-tanda infeksi pada  Perubahan kulit pada
telinga, tenggorokan, kwashiorkor:
kulit, pneumonia hipo/hiperpigmentasi,
deskuamasi, ulserasi
 Tanda-tanda infeksi HIV (pada tungkai, bokong,
 Demam: suhu> 37,50C, genetalia, selangkangan,
hipotermia suhu < 350C belakang telinga), lesi
 Ulserasi pada mulut eksudat (menyerupai luka
bakar) sering disertai
infeksi sekunder kandida
Pemeriksaan Penunjang

 Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap,


feces lengkap, elektrolit serum, protein serum
(albumin, globulin), feritin
 Tes mantoux
 Radiologi (dada AP & lateral)
 EKG
Tata laksana

3 fase MEP berat  Promotif/preventif:


(stabilisasi, transisi,  Penyuluhan pola makan
rehabilitasi):  Pemantauan tumbang &
 Medika mentosa, penentuan status gizi
 Supportif/dietetik  Faktor sosial (pantangan tehadap
 Kriteria sembuh makanan tertentu)
(BB/TB >-2 SD) &
tidak ada gejala  Faktor ekonomi (kemampuan
klinis pemenuhan kebutuhan pangan)
 Tumbuh kembang  Faktor infeksi: infeksi
 Edukasi memperburuk MEP, MEP
menurunkan daya tahan tubuh
Masalah Keperawatan

 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


 Defisit volume cairan
 Gangguan pertumbuhan & perkembangan
 Gangguan integritas kulit
 Risiko infeksi
 Penurunan daya tahan tubuh
 Gangguan mobilisasi fisik
 hipotermia
 Risiko injuri
Referensi:

Ball, J.W., Bindler, R.C., & Cowen, K.J. (2010). Child health nursing:
Partnering with children and families.(2nd ed.). Pearson:
London.

Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2013). Wong’s essentials of pediatric


nursing. (9thed.). St.Louis: Mosby Elsevier

Kemenkes R.I, Badan penelitian dan pengembangan kesehatan


(2018), Hasil utama RISKESDAS, 2018, Jakarta: Indonesia

World Health Organization (2013). Pocket book of hospital care for


children. Guidelines for the management of common
childhood illness. (2nded.). Switzerland: Malta.

Anda mungkin juga menyukai