Anda di halaman 1dari 67

DASAR DIAGNOSTIK GIZI & PRINSIP DASAR TERAPI DIET

dr. Christina Olly Lada,M.Gizi


Rahel Rara Woda.,S.Si.,MKM
DASAR DIAGNOSTIK GIZI DAN PRINSIP DASAR
TERAPI DIET ANTHROPOMETRI

PENILAIAN STATUS GIZI CARA


ANTHROPOMETRI BB DAN TB ORANG DEWASA
PENDAHULUAN
 KESEHATAN DAN GIZI ---> FAKTOR YANG
SANGAT PENTING UNTUK MENJAGA KUALITAS
HIDUP YANG OPTIMAL
 KONSUMSI MAKANAN BERPENGARUH PADA
STATUS GIZI:
 NORMAL

 KURANG

 LEBIH
STATUS GIZI

Status Gizi
Merupakan hasil keseimbangan antara asupan
makanan atau zat-zat gizi dengan
kebutuhan/penggunaan dan ekskresi (pengeluaran)

Status gizi merupakan refleksi kecukupan gizi

Status gizi dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu


TUJUAN PEMBELAJARAN
 MAHASISWA MAMPU MENETAPKAN DIAGNOSA
GIZI

 MAHASISWA MAMPU MENTERAPKAN PRINSIP


DASAR TERAPI DIET
2 KOMPONEN

 Dasar diagnostik gizi


 Prinsip dasar terapi diet
LANGKAH- LANGKAH
 PENENTUAN / PENILAIAN STATUS GIZI--->
DIAGNOSA GIZI
 PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI
 APLIKASI DAN EVALUASI
Metode Penilaian Status Gizi

 Anamnesa dan Evaluasi konsumsi


makanan
 Pemeriksaan klinis

 Pengukuran antropometri

 Pemeriksaan fungsi vital

 dan test laboratorium


ANAMNESIS
 KELUHAN RIWAYAT PENYAKIT
 RIWAYAT ASUPAN MAKANAN
 RIWAYAT PENGOBATAN
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 PEKERJAAN DAN AKTIVITAS
 KEBIASAAN LAIN
Penilaian klinis; gejala/tanda
klinis defisiensi nutrien
 Energi  Muscle wasting,…..
 Protein  Udem,depigmentasi..
 Thiamin  Neuropati,…….
 Ribovlafin  Glossitis, cheilosis…
 Niasin  Trias pellagra
 Pyridoxin  Neuropati perifer,….
 Cobalamin  Anemia, ikterus ringan
 Vit.C  Stomatitis
 Vit. A  Keratosis follikularis
 Mineral Fe, Mg, Zn  lemah, aritmia, ggn
pengecapan
Tabel 1. Commonly recorded clinical signs “strongly suggective of
dietary deficiency or excess

Sign Suggested nutrient abnormality


Deficiency
Pale conjunctiva Anaemia (iron folic acid/B12)
Bitot’s spot Vitamin A
Angular stomatitis Riboflavin
Spongy, bleeding gums Vitamin C (after infancy)
Thyroid enlargement Iodine
Oedema (both lower legs) Protein-energy malnutrition
(young children)
Epiphyseal enlargement (both wrists) Vitamin A
Excess
Mottled enamel Fluoride
Dental carries (cavities; etc.) Sugar (Sticky forms; directoral effect
Pemeriksaan antropometrik

 Penting dilakukan untuk semua


pasien
 Indikator yang digunakan
 Berat Badan
 Tinggi badan
 Lingkar lengan
 Tebal lipatan kulit
 Lingkar perut, dll
PSG : ANTROPOMETRI

BY
30% anak Indonesia tumbuh tidak normal
(kurang gizi) setelah usia 4 – 6 bulan

Tumbuh Normal (Gizi Baik)

Tumbuh Tidak Normal (Gizi Kurang)


Tahapan Kekurangan Zat Gizi & Cara Penilaian Status Gizi

Cara Penilaian
Tahapan Tahap Kekurangan Gizi
Status Gizi
1 Ketidakcukupan makanan Konsumsi makanan
Penurunan cadangan Zat gizi
2 Biokimia
dalam jaringan tubuh
Penurunan kadar Zat gizi
3 Biokimia
dalam cairan tubuh
Penurunan taraf fungsional Antropometri/
4
dalam jaringan tubuh Biokimia
Penurunan aktivitas enzim yang
5 Biokimia
tergantung pada zat gizi
6 Perubahan fungsional Tingkah laku/Fisiologi
7 Gejala-gejala klinis Klinis
8 Tanda-tanda anatomis Klinis
Sumber : Gibson (1990) 4
4. Cara Antropometri
(antro= tubuh, metrik = ukuran)

Ada 2 jenis :

1. Untuk mengukur pertumbuhan


2. Untuk mengukur komposisi tubuh

1
Pengukuran antropometri
yang sering dilakukan:
Pengukuran Komponen Jar Utama yg diukur
TB Kepala, tulang Belakang, tulang panggul dan kaki Tulang

BB Seluruh tubuh Seluruh jar ;


khususnya lemak,
otot, tulang dan air
Lingkar Lemak bawah kulit Otot ( sedikit
Lengan atas digunakan dineg
maju)
Otot, tulang Lemak

Lipatan Lemak bawah kult, kulit lemak


lemak

11
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan kelemahan
1. Sederhana, aman, noninvasive, 1. Relatif kurang sensistif
Sampel besar 2. Tidak dapat mengidentifikasi
2. Peralatan murah, portable, tahan defesiensi zat gizi khusus
lama, mudah didapat
3. Dapat dilakukan oleh petugas tidak 3. Tidak dapat membedakan
ahli gangguan akibat def.zat gizi
4. nformasi riwayat gizi masa lampau dengan defesiensi gangguan intik
5. Identifikasi keadaan gizi ringan, Energi & Protein
sedang, buruk
6. Pemantauan status gizi antar 4. Faktor-faktor non gizi dapat
waktu, antar generasi mengurangi spesifisitas dan
7. Screening test sensitivitas pengukuran
8. Gradeble
9. Tidak menimbulkan rasa sakit 5. Membutuhkan data referensi yang
10.Objektif relevan
6. Peralatan belum dikalibrasi
7. Kesalahan pengukuran , pencatatn
dan pembacaan
Manfaat antropometri:

1. Metode langsung utk menilai status gizi kurang


kelompok balita, ibu hamil di negara
berkembang, serta gizi lebih pada semua
kelompok umur.

2. Utk memonitor pertumbuhan normal & abnormal


balita, ibu hamil, lansia.
Indeks antropometri yang digunakan

Indeks BB/U), TB/U atau PB/U, BB/TB;


Indeks gabungan (BB/U;BB BB/TB; TB/U)

Indeks lingkar lengan atas (LILA)


Indeks lingkar kepala menurut umur (LK/U)

Tebal lipatan lemak dibawah kulit (TLBK)

12
Kesalahan Umum dalam Pengukuran
Antropometri

Measurement Erorr

General Inadequate instrument, restless child, reading, recording

Body weight Room cold, no privacy, scale not calibrated to zero, subject
wearing heavy clothing, subject moving anxious

Length Incorrect method for age, footwear dan headwear not


removed, head not in correct plane, cnot strainght along
board, feet not paralled with moveable board, board not
firmly againts head
Height Incorrect method for age, footwear dan headwear not
removed, head not in correct plane
Klasifikasi KKP (Gizi Depkes 1975
dan Puslitbang Gizi 1978)
Kategori ** BB/U TB/U LLA/U BB/TB LLA/TB

Gizi Baik 100-80 100-95 100-85 100-90 100-85


Gizi Kurang <80-60 <95-85 <85-70 <90-70 <85-75

Gizi Buruk <60 <85 <70 <70 <75

** - Dalam Kategori Gizi buruk termasuk marasmich, kwashiorkor


dan marasmic kwashiorkor
- Garis baku 100% = persentil ke-50 baku harvard
Kategori Status Gizi pada Berbagai Ukuran Antropometri

BB/U TB/U BB/TB


Gizi Lebih Normal Gemuk
(> 2.0 SD baku WHO/ ( - 2.0 SD baku WHO/ (> 2.0 SD baku WHO/
NCHS) NCHS ) NCHS)
Gizi Baik Pendek/stunted Normal
(-2.0 SD s/d +2.0 SD) < -2.0 SD (-2.0 SD s/d +2.0 SD)

Gizi Kurang Sangat Kurus


(< - 2.0 SD) (< -3.0 SD)

Gizi Buruk Kurus /Wasted


(< - 3.0 SD) (< -2.0 SD)

13
INTERPRETASI STATUS GIZI
Indikator Indikator Indikator
Kesimpulan
BB/U TB/U BB/TB
1. Rendah Rendah Normal Keadaan gizi anak saat ini baik, tetapi anak tersebut
mengalami masalah gizi kronis. BB anak proporsional
dengan TB-nya
2. Normal Rendah Lebih Anak mengalami masalah gizi kronis dan pada saat ini
anak menderita kegemukan (overweight) karena BB
lebih dari proposional terhadap TB-nya
3. Rendah Rendah Rendah Anak mengalami kurang gizi berat dan kronis artinya
pada saat ini keadaan gizi anak tidak baik dan riwayat
masa lalunya juga tidak baik
4. Normal Normal Normal Keadaan gizi anak “baik” pada saat ini dan pada masa
lalu
5. Rendah Normal Rendah Anak mengalami kurang gizi berat (kurus)

6. Normal Normal Rendah Keadaan gizi ank secara umum baik tetapi berat
badannya kurang proposional terhadap TB-nya karena
tubuh anak jangkung
PROSEDUR
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Alat-alat yang dibutuhkan:

 Timbangan badan atau dacin


 Alat ukur panjang bandan/length board (untuk anak
berumur kurang dari 2 tahun)
 Microtoise untuk pengukuran tinggi badan (untuk
semua orang yang berumur lebih dari 24 bulan)
 Paku, martil/batu
 Pita meteran/pita pengukur LILA (lingkar lengan atas)
 Pita meteran untuk mengukur lingkar dada dan kepala
 Pena dan kertas
Pengukuran berat badan:
Timbangan Badan Biasa
 Tempatkan timbangan pada permukaan yang datar
 Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki, pakaian yang
berat, benda-benda berat yang ada di saku-saku baju atau
celana
 Tunggu sampai timbangan menunjukkan angka 0.0
 Minta subjek untuk berdiri tegak pada bagian tegak permukaan
timbangan dengan berat tubuh berimbang pada kedua kaki.
 Catat angka yang ditunjukkan pada penunjuk angka setelah
timbangan tersebut menunjukkan angka yang stabil.
 Catat berat pada badan pada skala 0,1 Kg terdekat.
b. Timbangan Dacin
Pengukuran panjang badan
Untuk anak umur <= 24 bulan (Alat: length Board)

Note: Kalibrasi alat ukur panjang badan sebelum melakukan pengukuran


dengan pita centimeter

 Dua orang diperlukan untuk mengukur panjang badan


 Taruhlah alat pengukur panjang badan pada permukaan
yang datar
 Lepaskan sepatu atau topi anak, jika anak memakai sepatu
atau topi
 Baringkan si anak pada permukaan datar bagian dalam
papan pengukur dengan ujung kepala menyentuh papan
vertikal yang tidak bias digerakan dan garis tengah
sejajar dengan garis tengah alat pengukur.
Pegang kepala anak agar mata
anak lurus menghadap
kedepan. Pengukur yang
memegang kepala anak berada
di belakang ujung alat
pengukur untuk memastikan si
anak tidak merubah posisinya.

Baca skala pengukuran dan


catatlah panjang anak bila
posisinya sudah benar.
Pengukuran Tinggi Badan
Untuk Umur > 24 bulan
(Alat: Microtoise)

Pilihlah tempat yang tepat: dinding vertikal dan


permukaan lantai yang horizontal.
Letakan bagian penunjuk angka microtoise di lantai
dan tarik pita skala ke atas sepanjang dinding sampai
angka “0” muncul pada bagian petunjuk angka
microtoise. Usahakan stabil pada posisi tersebut.
Pasang ujung pita microtoise pada dinding vertikal
dengan paku dan martil/batu
Periksa kembali alat petunjuk angka microtoise di lantai
apakah masih menunjukkan angka “0”. Jika tidak pasang
ulang posisi microtoise.
Tempelkan ujung microtoise dengan kuat pada dinding.
Dorong microtoise ke atas.
Subjek yang akan diukur tidak boleh memakai topi atau
sandal.
Posisikan subjek tepat di bawah microtoise, dengan wajah
membelakangi dinding vertikal.
Posisi dan Sikap Tubuh Subyek yang akan diukur:
Kaki rapat, lutut lurus
Tumit, pantat dan bahu menyentuh dinding vertikal.
Mata melihat lurus ke depan, tidak ke atas, tidak ke bawah.
Posisi kepala tidak perlu menyentuh dinding vertikal.
Tangan lepas disamping badan dengan telapak tangan
menghadap paha.
Posisi dan Sikap Tubuh Subyek yang akan diukur
(lanjutan):

Mintalah subjek untuk santai, menarik nafas panjang


dan berdiri tegak tanpa mengangkat tumit untuk
membantu menegakkan tulang belakang. Bahu
tegap tapi harus tetap santai.
Tarik microtoise sampai menyentuh ujung kepala,
pegang secara horisontal. Pengukuran tinggi badan
diambil pada saat menarik nafas maksimum, dengan
mata pengukur setingkat dengan alat penunjuk
angka untuk menghindari kesalahan penglihatan
(parallax errors).

Catat tinggi badan pada skala 0.1 cm terdekat.


Pengukuran
Lingkar Lengan Atas
 Subjek diminta untuk berdiri tegak .
 Mintalah subjek untuk membuka lengan pakain
yang menutup lengan kiri atas, jika terlalu ketat.
 Untuk menentukan titik tengah, (midpoint),
siku subjek menekuk 90 derajat ,dengan telapak
tangan menghadap keatas. Pengukur berdiri
dibelakang subjek dan menentukan titik tengah
atas pada bahu kiri dan tulang siku .
 Tandailah titik tengah tersebut dengan pena .
Pengukuran Lingkar
Lengan Atas (Lanjutan)

 Dengan tangan tergantung lepas dan siku lurus


disamping badan dan telapak tangan menghadap ke
paha, ukurlah lingkar lengan atas pada posisi yang
sudah beri tanda, dengan pita centimeter atau alat
pengukur LILA menempel pada kulit, tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar.
 Lingkar lengan atas dicatat pada skala 0,1 cm
terdekat. Jika LILA lebih dari 33 cm, pakai pita
centimeter.
PEMERIKSAAN FUNGSI VITAL

 HARVARD STEP UP TEST


 TEST FUNGSI PENGLIHATAN
 TEST FUNGSI PERNAFASAN
DATA LABORATORIUM
 ANEMIA : KADAR HEMOGLOBIN
 KVA : KADAR VIT.A dlmPLASMA
 KKP : TOTAL PROTEIN
 KADAR ALBUMIN
 GLOBULIN
 GAKY: KADAR YOD. DARAH, URINE, TSH dll.
 GANGGUAN MET. KH : GDP, 2JPP,GDS
 GGN MET. LEMAK: Total Chol., HDL, LDL,
Triglyserida
 Test Fungsi Ginjal: Ureum, creatinin, GFR
 Test Fungsi Hati : SGOT, SGPT
DIAGNOSA GIZI
 STATUS GIZI:
 ANEMIA
 HIPOALBUMINEMIA
 GANGGUAN METABOLISME KH
 GGN MET. LEMAK
 GGN FUNGSI GINJAL
 GGN FUNGSI HATI
 + DIAGNOSA KLINIS
PRINSIP DASAR TERAPI DIET
ASUHAN GIZI
 DITUJUKAN PADA
 ORANG SEHAT
 ORANG SAKIT
 BILA SAKIT : SESUAI DENGAN BASIC MECHANISM
MASALAH GIZI
 HITUNG KEBUTUHAN ZAT GIZI
 KONSISTENSI
 FREKUENSI
 METODE (ORAL, ENTERAL/NGT, PARENTERAL)
 CARA PENGOLAHAN
1.Dasar Penentuan diet orang sakit

 Harus dapat memenuhi berbagai zat gizi


 Diet khusus tetap berpola pada makanan biasa
 Diet khusus hendaknya fleksibel; perhatikan
kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dan sosial
ekonomi
 Jenis bahan makanan harus dapat diterima oleh
penderita
 Penentuan Diet harus berdasarkan indikasi
 Sepanjang orang sakit dapat makan melalui
mulut, makanan diusahakan melalui mulut
2. SESUAI AKAR MASALAH GIZI

 DIET DM
 DIET JANTUNG
 DIET RENDAH PURIN
 DIET………..

 VERY COMPLICATED !
3. KEBUTUHAN ZAT GIZI
 KALORI
 HIDRAT ARANG (55-65%)
 LEMAK (20-30%)
 PROTEIN (10-15)
 VITAMIN
 MINERAL
 AIR
 -------> SANGAT DINAMIS DAN VARIATIF
PERLU KETAHUI
 CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN KALORI
 DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR
 KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN DALAM SATUAN
PENUKAR
 PENGUKURAN DALAM GRAM DAN UKURAN
RUMAH TANGGA
1. CARA UMUM MENGHITUNG
KEBUTUHAN KALORI (RUMUS Brocca)
 UKUR TINGGI BADAN
 UKUR BERAT BADAN
 HITUNG BERAT BADAN NORMAL
 HITUNG BERAT BADAN IDEAL
 DIAGNOSA STATUS GIZI
 HITUNG KEBUTUHAN KALORI (BBI x P)
 PERHATIKAN JENIS AKTIVITAS
CARA UMUM MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI:

 UKUR TINGGI BADAN : 170 cm


 UKUR BERAT BADAN: 80 kg
 HITUNG BERAT BADAN IDEAL/ IDAMAN
: (TB– 100) – 10%
(170 – 100) – 7 = 63 Kg
 HITUNG BERAT BADAN NORMAL : BBI ± 10%
63 ± 10% - 56,7 kg – 69,3 kg
 DIAGNOSA STATUS GIZI
 Normal
 Kurus : kurang dari BBN
 Lebih : LEBIH DARI BBN
 HITUNG KEBUTUHAN KALORI, BERDASAR:
 STATUS GIZI
 AKTIVITAS
 PERHATIKAN JENIS AKTIVITAS
JENIS AKTIVITAS
RINGAN SEDANG BERAT

PEGAWAI KANTOR MAHASISWA PELAUT


PEGAWAI TOKO PEGAWAI INDUSTRI BURUH
GURU RINGAN PENARI
SOPIR IBU RUMAH TANGGA ATLIT
SEKERTARIS
KEBUTUHAN KALORI PER kg BBI

AKTIVITAS RINGAN SEDANG BERAT


GEMUK 25 30 35

NORMAL 30 35 40

KURUS 35 40 40-50
KEBUTUHAN KALORI SEHARI
 BBI X KEBUTUHAN KALORI PERkg BBI

 AKTIVITAS sedang DAN NORMAL


 63 X 35 KALORI = 2205 KALORI
Contoh 2 :
 Pasien seorang laki-laki berusia 48 tahun,
mempunyai tinggi 160 cm dan berat badan 63 kg,
pekerjaan pegawai toko.
Langkah penyelesaian:
Perhitungan keb kalori:
- Berat badan ideal = (TB-100) kg – 10%

- (160-100) kg -10%
- 60 kg- 6 kg
- 54 kg
-
 Status gizi = (BB aktual : BBI) x 100%
 =(63kg:54kg) x 100%
 = 116% (termasuk berat badan
lebih)
Klasifikasi status gizi berdasarkan dari BB aktual : BBI
x 100
BB kurang =BB < 90% BBI
BB normal = 90-110% BBI
BB lebih = BB 110-120% BBI
Gemuk = BB > 120% BBI
 Jumlah kebutuhan kalori perhari :
- Kebutuhan kalori basal :

= BBI x 30 kalori = 54 x 30 kalori = 1620 kalori


- Kebutuhan untuk aktifitas di tambah 20%

= 20% x 1620kalori = 324 kalori


- Koreksi karena kelebihan berat badan dikurangi
20% = 20% x 1620 kalori = 324 kalori
Jadi total kebutuhan kalori per hari untuk penderita
= 1620 kalori+ 324 kalori – 324 kalori = 1620
kalori.
Catatan pada perhitungan jumlah
keb kalori
 Pada penderita berusia 50-60 tahun dikurangi 5%
 Pada usia >60tahun dikurangi 10%
 Pada infeksi akut ditambah 20-30%
 Aktifitas fisik berat (tukang becak atau
olahragawan) ditambah 30-40%.
 Pada pasien obesitas, pengurangan jumlah asupan
500 kalori per hari. (dapat mengurangi sekitar
500 gram lemak dalam satu minggu)
2. Menggunakan rumus Harris Benedict:

 Laki-laki : BEE :66+(13,7 x BB)+(5 x TB)-(6,8xU)


 Perempuan :BEE : 655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU)

 Untuk mempertahankan BB =
keb kalori= BEE x 1,2-1,5
- Untuk peningkatan BB pd pasien yang stabil =
- Target kalori = BEE x 2
3. Cara cepat dan mudah
menghitung kebutuhan kalori:
Laki-laki: kgBB x 24 = kal/hari
Perempuan : kgBB x 22 = kal/hari
4. Cara cepat dan mudah
menghitung kebutuhan kalori:
a. Laki-laki: 1 kkal x kgBB x 24 jam
Perempuan : 0,95 kkal x kgBB x 24 jam
b. Laki-laki: 30 kkal x kgBB
Perempuan : 25 kkal x kgBB
5. Cara FAO/WHO
Kelompok umur BMR (kkal/hari)
Laki-laki perempuan
0-3 60,9 BB - 54 61,0 BB -51
3-10 22,7 BB + 495 22,5 BB + 499
10 -18 17,5 BB + 651 12,2 BB + 746
18-30 15,3 BB + 679 14,7 BB + 496
30-60 11,6 BB + 879 8,7 BB + 829
>= 60 13,5 BB + 487 10,5 BB + 596
MENGALIKAN NILAI BMR DENGAN KELIPATAN
YANG SESUAI DENGAN JENIS AKTIFITAS
AKTIFITAS JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
SANGAT RINGAN 1,30 1,30
RINGAN 1,65 1,55
SEDANG 1,76 1,70
BERAT 2,10 2,00
6. Faktor BB
 Dengan IMT :
 IMT = Berat Badan (Kg) / Tinggi badan(m)2
Bila BB dinilai kurang dari Bbi, maka keb kalori ditambah sebanyak 500 kkal
dan sebaliknya bila lebih maka di kurangi sebanyak 500 kkal
Klasifikasi IMT :
BB kurang : <18,5
BB normal : 18,5 – 22,9
BB lebih : >= 23
Dengan risiko : 23-24,9
Obes I : 25-29,9
Obes II : >=30
4. KONSISTENSI
 CAIR
 SARING
 LUNAK
 LEMBIK
 BIASA
 BE FLEXIBLE !
5. METODE
 ORAL (mulut) : suplementasi dan makan
 ENTERAL (pemberian makanan cair kepada pasien

melalui mulut/oral, selang nasogastrik, selang


melalui stoma di gaster dan yeyenum.
Prinsip : keb nutrisi adequate dan sistem pemberian
dgn risiko infeksi minimal.
 PARENTERAL : pemberian nutrisi secara intravena
6. FREKUENSI

PER 3 JAM
PER 2,5 JAM
PER 2 JAM, DLL
- MAKANAN UTAMA (BERAPA KALI)
- SELINGAN (BERAPA KALI)
- BUAH (BERAPA KALI)
- SUSU (BERAPA KALI)
7. CARA PENGOLAHAN
 BAKAR
 TUMIS
 GORENG
 KUKUS
 TIM
 MASAK
 REBUS
PENDERITA RAWAT INAP:
HARRIS BENEDICT WITH
MODIFICATION

Harris benedict:
BBE (L) = 66 + 13,7BB + (5TB – 6,8U)
BBE (P) = 665 + 9,6BB + (1,7TB – 4,7U)

Anda mungkin juga menyukai