Anda di halaman 1dari 85

K4

Penerapan Ilmu Gizi Klinik pada bidang Pediatri

Dividi Nutrisi dan Penyakit Metabolik

Departemen Ilmu kesehatan Anak

FK USU - RSHAM

Tugas dokter :

Kesehatan Masyarakat : menangani masalah kesehatan masy. --> Masalah gizi masy :
- KEP / MEP - KVA
- Anemia def.Fe
- GAKI - Defisiensi Zn
- Obesitas

Kedokteran Medis : pelayanan medis kpd pasien/individu

Penerapan ilmu Gizi Klinik :

Pada setiap tahap penanganan pasien :

1. mengerjakan ANAMNESIS

2. mengerjakan PEM.FISIK

3. menentukan PEM.PENUNJANG

4. menegakkan DIAGNOSIS

5. memberikan TERAPI

6. mempertimbangkan PROGNOSIS

7. mengusahakan PREVENSI

1. Anamnesis :

8Riwayat makanan : - jangka pendek : sblm sakit - jangka panjang: sejak bayi

8Nafsu makan : baik / kurang / buruk ?

8Masukan makanan : jumlah dan jenis mak. yang

dikonsumsi --> dapat utk menilai / kesan ttg :

X kwalitas : baik / kurang, berdasarkan :

- jenis mak.

- komposisi nutrien

- distribusi kalori

X kwantitas : cukup / kurang / lebih --.> thd. RDA

- energi / protein / vitamin / mineral dll.


2. Pemeriksaan fisik

2.1. Tanda / gejala penyakit gizi :

- MEP : wajah, rambut, otot, jar.lemak subkutis, edema, dsb.

- KVA ( Xerophthalmia ) : bercak Bitot, xerosis konyungtiva, ulkus kornea, dst.

- Anemia defisiensi : pucat ( organomegali - )

- GAKI : kel.tiroid >, kretin, dll.

- def.vit B1 : beri-beri / edema, polineuritis, refleks fisiol. <

- def.vit B2 : stomatitis angularis

- def.vit C : skorbut

- dll.

Defisiensi vit A (Xerophthalmia)

2. Pemeriksaan fisik

2.2. Membuat KESAN KLINIS tentang status gizi :

- gizi lebih ( overweight --> obesitas )

- gizi baik ( wellnourished )

- gizi kurang ( undernourished )

- gizi buruk ( severe malnutrition)

Kesan klinis dibuat berdasarkan tanda / gejala klinis.

2.3. Menentukan status gizi secara ANTROPOMETRIS :

- BB/U - BB/TB

- TB/U - LILA, dsb.

Kwashiorkor & Marasmus

Marasmic-Kwashiorkor

3. Pem. Penunjang :

3.1. Pem. Laboratoris :

- Hb

- protein serum, albumin, globulin

- profil lipid ( lipid total, triglserida, kolesterol, LDL, HDL)

3.2. Pem.radiologis : - usia tulang

- osteoporosis/osteomalasia
3.3. Pem.antropometris: - BB, TB/PB, LILA, LK, TLK.

4. Diagnosis :

4.1. Sehat : - status gizi baik

- T-K normal / optimal

- + kriteria sehat lain

4.2. Penyakit gizi :

- defisiensi : MEP, Vit - Min.

- kelebihan : Obesitas, intoksikasi vit-min.

5. Terapi :

5.1. Terapi nutrisi :

- oral / enteral / parenteral

- dukungan thd. penyakit utama : ginjal, sal.cerna, DM, IEM, dsb.

5.2. Menentukan dosis obat

5.3. Pemantauan respons th/ keseluruhan

6. Prognosis :

6.1. Perbaikan / kemunduran :

- perbaikan --> penyembuhan :

- nafsu makan >

- BB >

- kemunduran --> perburukan :

- nafsu makan <

- BB <

6.2. Memperkirakan ( berdasarkan status gizi ) :

- daya tahan tubuh

- kemungkinan komplikasi / penyembuhan

7. Prevensi :

7.1. Keadaan defisiensi

7.2. Penyakit gizi iatrogenik

Asuhan Nutrisi Pediatri (ANP)

Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik


Departemen Ilmu Kesehatan Anak

FK USU / RSUP HAM – RS USU

Asuhan nutrisi pediatrik adalah suatu pelayanan kesehatan pencegahan yang mendasar pada anak sehat maupun
anak sakit.

1. Menentukan masalah nutrisi

Diagnosis masalah nutrisi pada pasien adalah hasil pengkajian / evaluasi status nutrisi yaitu tentang bagaimana
status gizi (fisik dan antropometri) pasien dan identifikasi masalah dalam asupan zat nutrisi.

Masalah nutrisi tersebut berkaitan dengan gangguan proses pencernaan, metabolisme, dan berbagai penyakit.

Menentukan status nutrisi / status gizi

Anak dibawah 5 tahun

 grafik WHO 2006

 menggunakan cut off Z-score

Anak diatas 5 tahun

 grafik CDC 2000

 menggunakan dan persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak diatas 5 tahun.

2. Menentukan kebutuhan zat nutrisi

Pengaturan diet diperlukan dengan menghitung kebutuhan kalori idealnya ditentukan secara individual
menggunakan kalorimetri indirek, namun hal tersebut mahal dan tidak praktis.

Perhitungan kebutuhan kalori :

RDA menurut usia tinggi x BB ideal

Recommended dietary allowances (RDA)

usia Kalori Protein (g/kgBB/hari)

(Kkal/kg/hari)

0 – 12 bulan 110-120 2

1 – 3 tahun 100

4 – 6 tahun 90

7- 9 tahun 60 - 80
10 – 14 tahun ♂ 50-70

♀ 40-65

15 – 18 tahun ♂ 40 – 50

♀ 40

3. Menentukan rute pemberian zat nutrisi

Terdapat 2 alternatif cara pemberian zat gizi yaitu

Enteral.

Pemberian makan secara oral yang biasa dilaksanakan pada sebagian besar pasien merupakan cara
pemberian zat gizi yang alamiah dan ideal.

Parenteral.

Nutrisi parenteral baru dipertimbangkan bila nutrisi enteral tidak memungkinkan.

4.Menentukan jenis zat nutrisi

Pemilihan bentuk atau jenis makanan tergantung rute atau cara pemberian makanan.

Jika pasien tidak dapat secara alamiah mengkonsumsi makanan padat maka dapat diberikan makanan cair.

Jika diberikan nutrisi parenteral, jenis makanan adalah cairan intravena atau infus yang mengandung dextrosa,
protein, dan lemak.

5.Evaluasi

Jangka pendek:

Menilai akseptabilitas, toleransi, dan efek samping setelah pemberian diet

Jangka panjang:

Menilai pertumbuhan dan perkembangan anak serta kesembuhan penyakit.

Contoh kasus

Budi, laki – laki , berumur 18 bulan, dengan berat badan 9kg dan panjang badan 80cm.

Datang ke poliklinik dengan keluhan anak sulit makan.

Budi mendapat ASI eksklusif sampai umur 6 bulan, dan mulai mendapat MPASI sejak umur 6 bulan.

Saat ini Budi hanya makan nasi dengan sop brokoli/ bayam/wortel, 4- 5 suap/x makan dengan frekuensi 3 x sehari.
Budi selalu melepeh makanan setiap diberi ayam/ikan/daging. ASI tetap diberikan 8x per hari.
Bagaimana Asuhan Nutrisi Pediatri (ANP) Budi?

1. Menentukan masalah nutrisi

Masalah asupan makanan yang ditemukan:

Volume makan Budi sedikit

Makanan Budi tidak mengandung protein.

ASI tetap diberikan sampai 8x/hari padahal umur Budi sudah 18 bulan

BB/U : -2SD < Z <0SD (berat badan normal)

PB/U : -2SD < Z < 0 (normal ), Usia tinggi : 1 tahun 4 bulan


Status gizi:
BB/PB : -2SD < Z < 0SD (gizi baik)
Indikator pertumbuhan anak

Z-Score TB/U BB/U BB/TB

Diatas +3 Obesitas

Diatas +2 BB lebih (Overweig

Diatas +1 Gizi baik

Median (nol) Gizi baik

Dibawah -1 Gizi baik


Dibawah -2 Perawakan pendek (stunted) BB kurang (underweight) Gizi kurang (wasted

Dibawah -3 Perawakan sangat pendek BB sangat kurang (severely Gizi buruk (severel
underweight)
(severely stunted)

2. Menentukan kebutuhan zat nutrisi

BB ideal : 10.5 kg

Usia tinggi (height age) : 1 tahun 4 bulan

RDA sesuai usia tinggi : 100 kkal

Target kebutuhan kalori : 100 x 10,5 = 1050 kkal

Kebutuhan protein : 2 x 8,5 = 17 gr

3. Menentukan rute pemberian zat nutrisi

Budi masih dapat makan melalui oral

4.Menentukan jenis zat nutrisi

Pemberian diet:

MB 1050kkal dengan 17 gram protein

Pengaturan jadwal makan:

Makan nasi + ikan/ayam/daging/telur +

wortel/brokoli

Makanan selingan 2 x per hari

Frekuensi ASI dikurangi hanya 3-4 x per hari

5.Evaluasi

Menilai akseptabilitas, toleransi dan efek samping setelah pemberian diet

Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan memantau kenaikan berat badan bayi.

TERIMA KASIH

K5
Usia tulang (bone age) disebut juga usia skelet, usia anatomi, usia radiologic.
USIA TULANG ( BONE AGE ) DISEBUT JUGA USIA SKELET, USIA ANATOMIK ATAU USIA RADIOLOGIK MERUPAKAN CARA
MENILAI TINGKAT MATURITAS SEORANG ANAK MENUJU DEWASA DENGAN MENGAMATI PERUBAHAN TULANG YANG
DAPAT TEREKAM DALAM FILM SINAR- X SECARA SERIAL
SKELET YANG NORMAL MENURUT SCHUSTER DAN SHRIG BERKEMBANG SEBAGAI SATU UNIT DALAM 3 STADIUM:
DALAM UTERUS: TERUTAMA TERJADI OSIFIKASA DIAFISIS LAHIR SAMPAI PUBERTAS: TERJADI OSIFIKASI SEBANYAK 100
EPIFISIS DAN DILANJUTKAN PERUBAHAN BESAR DAN BENTUKNYA
PUBERTAS SAMPAI UMUR 18-20 THN:
TERJADI PENUTUPAN GARIS EPIFISIS SEBAGIAN BESAR USIA TULANG SESUAI DENGAN USIA
KRONOLOGISNYA BEBERAPA KELAINAN SEPERTI
KELAINAN HIPOFISIS, GONAD, ADRENAL, TIROID DAN PARATIROID DAPAT MEMPENGARUHI MATURASI
USIA TULANG
ㆍ METODE PENILAIAN USIA TULANG DAN
KEGUNAANNYA
BANYAK TEKNIK TELAH DIKEMBANGKAN UNTUK
MENILAI USIA TULANG
1. METODE ATLAS, YANG PALING SERING DIPAKAI ADALAH ATLAS PERGELANGAN TANGAN (WRIST) DAN TANGAN (HAND)
DARI GREULICH DAN PYLE
2. METODE TANNER- WHITEHOUSE
3. LAIN-LAIN SEPERTI MENGUKUR PANJANG TULANG, COUNTING CENTERS METHOD, DAN SAMPLING METHOD RAMALAN
TINGGI DEWASA bAYLEY DAN PINNEAU MENGEMBANGKAN SUATU SISTEM UNTUK MENGANTISIPASI TINGGI BADAN
YANG DAPAT DICAPAI DENGAN MENGKORELASIKAN USIA TULANG YANG DIKEMBANGKAN OLEH GREULICH DAN PYLE
TABEL PERKIRAAN TINGGI DISIAPKAN UNTUK LAKI-LAKI MAUPUN WANITA UNTUK USIA TULANG RATA-RATA (DLM 1
THN), TERLAMBAT (LEBIH DARI 1 THN),DAN TERLALU CEPAT (LEBIH DARI 1 THN) DARI
UMUR KRONOLOGISNYA
CARA YANG LAIN ADALAH DENGAN CARA TANNER- WHITEHOUSE 2 ATAU TW 2
PERKIRAAN TINGGI AKHIR DIPEROLEH DENGAN TABEL YANG DISUSUN BERDASARKAN ANALISIS
REGRESI KLASIK DARI TINGGI BADAN DAN USIA KRONOLOGIK ATAU USIA TULANG DALAM KEPUSTAKAAN ADA CARA KE- 3
YAITU CARA DARI ROCHE, WAINER, DAN THISSEN (RWT) CARA INI DIGUNAKAN UNTUK MERAMAL TINGGI BADAN
DEWASA MELALUI PENGUKURAN PANJANG BADAN (DLM TELENTANG), BERAT BADAN (TDK BERBUSANA), TINGGI RATA-
RATA KEDUA ORANG TUA DAN USIA TULANG KETIGA METODE INI DLM KEPUSTAKAAN BILA DIGUNAKAN DGN TEPAT,
MUDAH DITERAPKAN DAN HASILNYA DAPAT DIPERCAYA

K7
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Capaian Pembelajaran
• Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan akan mampu menjelaskan pemantauan tumbuh
kembang dan perilaku anak dengan benar
Kompetensi yang diharapkan
• Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan pemantauan tumbuh kembang dan perilaku anak,
meliputi:
- Tujuan pemantauan tumbuh kembang dan perilaku anak
- Jadwal pemantauan tumbuh kembang dan perilaku anak
- Instrumen yang digunakan untuk pemantauan tumbuh kembang dan perilaku
anak
- Cara menggunakan instrumen pemantauan tumbuh kembang dan perilaku anak
1
Pendahuluan
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan adalah pemeriksaan tumbuh kembang serta perilaku anak
secara rutin
Tujuan Pemeriksaan :
- Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
- Menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini
- Bila penyimpangan terlambat dideteksi, maka lebih sulit diintervensi dan akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak selanjutnya
I. Pemantauan Tumbuh Kembang
PERTUMBUHAN
• Timbang berat badannya (BB)
• Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
• Lihat BB, TB dan LK pada kurva dan grafik dan interpretasikan
PERKEMBANGAN
• KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
• TDD (Tes Daya Dengar)
• TDL (Tes Daya Lihat)
• KMPE (Masalah Perilaku Emosional)
• M-CHAT (Autis)
• GPPH (gangguan pemusatan perhatian & hiperaktif)
Cara Pemantauan Pertumbuhan
• Ukur BB, TB, LK
• Lihat BB, TB dan LK pada kurva pertumbuhan standar WHO usia ≤ 5 tahun, dan grafik CDC usia > 5 tahun
• Interpretasikan
• Tingkat pelayanan di keluarga, masyarakat dan Puskesmas  menggunakan buku KIA , timbangan dan
pengukur panjang dan lingkar kepala

INDIKATOR PERTUMBUHAN
Tahapan Penilaian Pertumbuhan
1. Plot poin-poin sesuai indikator pertumbuhan
2. Interpretasikan poin-poin yang telah diplotkan
3. Interpretasikan kecenderungan pada kurva pertumbuhan
Pengukuran Panjang/Tinggi Badan (TB)

MENENTUKAN STATUS GIZI DENGAN EID INDEX


 Plot hasil penimbangan berat badan pada grafik CDC 2000 sesuai jenis kelamin dan usia anak (Lampiran 3)
 Plot hasil pengukuran tinggi badan sesuai jenis kelamin dan usia anak
 Proyeksikan titik tinggi badan aktual ke persentil 50 tinggi badan pada kurva
 Proyeksikan titik persentil 50 tinggi badan ke grafik berat badan sehingga didapat berat ideal
 Cari persentase dari berat badan aktual terhadap berat badan ideal
 Tentukan status gizi berdasarkan ketentuan dan berikan informasi/saran kepada orang tua
Cara menghitung :
BB/TB(%) = BB terukur saat itu x 100% BB ideal (~menurut TB terukur saat itu)
Interpretasi: > 120 % : kegemukan / obesitas
110-120% : overweight (gizi baik)
90-110%: normal (gizi normal)
80-90 % : malnutrisi ringan
70-80 % : malnutrisi sedang
< 70 % : malnutrisi berat
Pengukuran Lingkar Kepala (LK)
• Minimal tiap 3 bln sampai umur 1 tahun
• Minimal tiap 6 bl sampai umur 2 tahun
NORMAL : bila garis pertumbuhan LK sejajar dengan garis grafik didekatnya, dan di dalam
“jalur hijau”
TIDAK NORMAL : bila garis pertumbuhan LK sejajar dengan garis grafik didekatnya atau di
luar “jalur hijau”
 segera rujuk ke Rumah Sakit
CONTOH KASUS 1
Bayi A, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas untuk pemeriksaan tumbuh kembang. Selama ini bayi
ditimbang tiap bulan di posyandu. Berat badan bayi 8 kg. Tinggi badan 72 cm. Lingkar kepala 45 cm.
 
Tugas :
 Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards berat dan tinggi badan bayi A
menurut umur dan jenis kelamin.
 Tentukan status gizi bayi
 Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nelhaus.
 Apakah lingkar kepala bayi normal?
CONTOH KASUS 2
Anak E, perempuan, umur 12 tahun, dibawa oleh ibu karena tampak lebih pendek dibandingkan dengan teman-temannya
di sekolah. Berat badan 30 kg, tinggi badan 130 cm.
Tugas :
Gambarkan pada kurve pertumbuhan CDC 2000 berat dan tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin.
Tentukan status gizi anak.
Cara menghitung : BB/TB(%) =
BB aktual : 30 kg
BB ideal : 28 kg
30/28 x 100 %  107 %
Interpretasi: 90-110%: normal

II. Pemantauan Perkembangan


1. Tes perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) mulai umur
3 bulan :
 - minimal tiap 3 bln sampai umur 2 thn
 - minimal tiap 6 bulan umur 2 - 6 thn.
2. Tes pendengaran anak dengan TDD (tes daya dengar) mulai
umur 3 bln :
 - minimal tiap 3 bln sampai umur 1 thn
 - minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 thn
…Pemantauan Perkembangan
3. Tes penglihatan anak dengan TDL = tes daya lihat, mulai umur 3 tahun, tiap 6 bulan.
4. Gangguan perilaku dengan KMPE (kuesioner masalah perilaku emosional)
5. M-CHAT (modifeid checklist for autisme in toddler)
6. GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas)
1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
 9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua / pengasuh,
 tentang kemampuan yang telah dicapai oleh anak
 mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2 tahun, minimal tiap 6 bulan sampai umur 6
tahun
 untuk mengetahui perkembangan anak sesuai umurnya atau terlambat
Alat :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
2. Kertas, pensil,
3. bola karet atau plastik seukuran bola tenis,
4. kerincingan,
5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,
6. benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm
…Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun).
Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bln
Buka kuesioner sesuai umurnya : 3, 6, 9, 12 bln, dst.
atau kuesioner yang lebih muda dari umurnya (kalau datang umur 4 atau 5 bulan gunakan kuesioner umur 3 bulan dulu)
Jelaskan tujuan KPSP pada orangtua
Orangtua jangan ragu-ragu atau takut disalahkan
Tanyakan isi KPSP sesuai urutan atau melaksanakan perintah sesuai KPSP
Bila jawaban KPSP : Ya 9 – 10
Artinya : perkembangan anak sesuai dengan umurnya (S)
• beri pujian pada ibu
• teruskan pola asuh
• teruskan stimulasi sesuai tahap perkembangan berikutnya
• Ikutkan anak di Posyandu, PAUD
Bila jawaban KPSP : Ya 7 – 8
Artinya : perkembangan anak meragukan (M)
 Beri dukungan ibu
 Ajarkan ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur
 Cari kemungkinan penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan
 Ulangi setelah 2 minggu kemudian dengan KPSP sesuai umur anak
Jika hasil KPSP ulangan “Ya” tetap 7 - 8, maka kemungkinan ada penyimpangan (P)
 rujuk ke RS terdekat
Bila jawaban KPSP Ya : 6 atau kurang
Kemungkinan ada penyimpangan perkembangan (P)
 Segera rujuk ke Rumah Sakit
 Tulis jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan
(mis. gerak kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan kemandirian)
Teknik Pelaksanaan
 Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir KPSP
1.Posisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka sebagai bayi), kemudian letakkan wool merah 20 cm di atas
mata bayi. Gerakkan wool tersebut dari satu sisi (kiri) ke sisi yang lain (kanan) 1x gerakan. Amati gerakan kepala bayi.
(Ternyata kepala bayi bergerak mengikuti arah wool)
2.Dudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada dada pemeriksa, sambil kedua tangan bayi dipegang oleh
pemeriksa. Amati posisi kepala bayi.
(Kepala bayi tegak dan stabil)
3.Sentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi. Amati apakah bayi dapat menggenggam pensil tersebut
selama beberapa detik.
(Bayi tidak bereaksi untuk menggenggam pensil)
4.Posisikan bayi dalam posisi telungkup. Amati apakah bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya dengan
sudut antara leher dan alas pemeriksaan mencapai 90 derajat.
(Bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya, sudut leher dan alas mencapai
90 derajat)
5.Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan suara gembira bernada tinggi tapi bukan menangis.
(Pernah)
6.Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik paling sedikit 2x dari telentang ke telungkup atau
sebaliknya.
(Pernah)
7.Tanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika melihat mainan lucu atau gambar ketika bermain
sendiri.
(Pernah)
8.Letakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Amati apakah mata bayi terarah pada benda tersebut.
(Mata bayi tidak mengarah pada benda)
9.Letakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam jangkauan tangan bayi. Amati apakah bayi berusaha
meraih kerincingan tersebut.
(Tidak berusaha menggapai kerincingan)
10.Posisikan bayi kembali telentang. Pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Amati apakah
bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
(Bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku)
Dokumentasi
Menyatakan jumlah jawaban “ya” dan rinci jenis keterlambatan.
Menyimpulkan perkembangan bayi
Menjelaskan tindak lanjut yang akan dilakukan
Hasil Pemeriksaan
Ya = 7 ; Tidak = 3

 Kesimpulan :
- Perkembangan MERAGUKAN (M)
- Aspek yang mengalami keterlambatan
: Gerak halus

 Jelaskan tindak lanjut yang harus dilakukan.


 Pemeriksaan KPSP diulang 2 minggu lagi dan dilakukan stimulasi terhadap semua aspek perkembangan
2. Test Daya Dengar (TDD)
• Mulai umur 3 bulan
Tiap 3 bulan sampai umur 1 tahun
Tiap 6 bulan umur 1-6 tahun,
• Umur < 24 bln dijawab oleh ibu / pengasuh
• Umur > 24 bln perintah melalui ibu/ pengasuh agar dikerjakan oleh anak
Alat :
• Daftar pertanyaan : 0-6 bln, 6-9 bln, 9-12 bln, 12-24 bln, 2 – 3 thn, > 3 thn.
• Gambar binatang (ayam,anjing,kucing), manusia
• Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)

…Tes daya dengar (TDD)


umur < 24 bulan
• Bacakan pertanyaan kepada ibu/pengasuh dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu.
• Semua pertanyaan harus dijawab oleh orangtua/pengasuh.
• Tunggu jawaban dariorangtua/pengasuh
Jawaban “Ya” jika:
• Menurut orangtua, anak dapat melakukan dalam satu bulan terakhir.
Jawaban “Tidak” jika:
• Menurut orangtua anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat melakukan dalam satu bulan terakhir.
…Tes daya dengar (TDD)
umur > 24 bulan
Berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk
dilakukan oleh anak.
Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/pengasuh.
Jawaban Ya jika:
Anak dapat melakukan perintah orangtua / pengasuh.
Jawaban Tidak jika:
Anak tidak dapat /tidak mau melakukan perintah orangtua/pengasuh.
Interpretasi (penafsiran) Tes Daya Dengar:
1. Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.
2. Catat jumlah ketidakmampuan anak.
Intervensi (tindakan):
Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
3. Tes Daya Lihat (TDL)
Mulai umur 3 tahun, ulang tiap 6 bulan
Dikerjakan oleh tenaga kesehatan atau guru
Alat dan Sarana :
1. Ruangan
2. Dua buah kursi
3. Poster huruf E dan penunjuk
4. Guntingan huruf E
…Tes Daya Lihat (TDL)
Cara:
• gantungkan poster 3 m dari anak,
• setinggi mata anak dalam posisi duduk
• latih anak megarahkan kartu E dengan benar ke atas, bawah, kanan, kiri, sesuai yang ditunjuk pada poster
• Tutup sebelah mata dengan kertas
• Tunjuk huruf E pada poster satu persatu mulai baris 1 -4
• Puji bila anak dapat mencocokkan arah huruf E
• Ulangi pada mata sebelahnya.
Interpretasi (penafsiran)
Bila tdk dapat mencocokkan posisi E s/d baris ketiga  gangguan daya lihat
Intervensi (tindakan) : rujuk
4. Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)
Rutin dilakukan pada anak umur 3- 6 tahun
14 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental - emosional, tiap 6 bulan
Tanyakan pada orangtua / pengasuh.
Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”.
Hitung jumlah jawaban “Ya”.
5. Kuesioner Deteksi Dini Autis (M-CHAT)
• Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan.
• Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh / petugas karena ada 1 (satu) atau lebih
1. Keterlambatan bicara.
2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3. Perilaku yang berulang-ulang.
6. Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas/ guru/
kader (tidak rutin) umur > 3 thn
• 10 pertanyaan, terjadi dimana saja, kapan saja
• Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2 (sering); 3 (selalu)
Interpretasi (penafsiran)
 Nilai > 13 kemungkinan GPPH
Intervensi :
 Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada
 < 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
Ringkasan kuesioner deteksi
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH)
1. Tidak kenal lelah, aktifitas berlebihan
1. 2. Mudah gembira, impulsif
2. 3. Mengganggu anak lain
3. 4. Gagal selesaikan kegiatan, perhatian singkat
4. 5. Gerakkan anggota badan / kepala terus menerus
5. 6. Kurang perhatian, mudah teralihkan
6. 7. Permintaan harus segera dipenuhi, mudah frustasi
8. Mudah menangis
1. 9. Suasana hati mudah berubah, cepat dan drastis
2. 10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
TUMBUH KEMBANG REMAJA
DEFINISI
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Remaja berusia 10-19 tahun
Kementerian Kesehatan RI:
Remaja berusia 10-18 tahun
Permenkes 25 tahun 2014
UU no 35 tahun 2014
Ciri Khas Remaja
Bukan anak-anak, bukan dewasa
Masa transisi antara masa anak dan dewasa
Dianggap sebagai kelompok yang paling sehat
Jarang mendatangi tenaga kesehatan
Padahal masalah yang dihadapi:
Kesehatan fisik
Mental emosional dan perilaku
Terjadi perubahan fisik, mental, psikologis dan kognitif
Masa penuh paradoks, secara biologis dapat menjadi ayah atau ibu tapi belum dewasa
POPULASI REMAJA
UNICEF (2019)
BPS Indonesia (2018) :
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Mulai umur 10 tahun (perempuan) dan 11 tahun (laki-laki)
Berakhir umur 18 tahun (perempuan) dan 21 tahun (laki-laki)
Pubertas terjadi umur 10-15 tahun (perempuan) dan 11- 16 tahun (laki-laki)
Pubertas lengkap 15-18 tahun
PUBERTAS
Meningkat hormon – hormon yang dipengaruhi hipofisis
 muncul tanda-tanda seks sekunder
 alat reproduksi mulai berfungsi
 membedakan perempuan dan laki-laki
Perempuan : estrogen dan progesteron
Laki-laki : testosteron
GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormone)
LH (Luteinaizing Hormone)
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Gonadal Androgens and Estrogen
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA MASA REMAJA
Fisik-Biologis
Growth spurt
Produksi hormon laki dan hormon perempuan
Pematangan alat kelamin
Psikoseksual
Dorongan seks
Orientasi seksual
Kognitif dan kepribadian
lebih abstrak, mulai bersifat konseptual, dan berorientasi ke masa depan
Perkembangan moral, etik, masalah kemanusiaan, ilmu pengetahuan, dan agama
LAKI-LAKI
Percepatan Pertumbuhan
(Height Spurt)
12 – 14 tahun : height spurt
14 tahun : puncaknya
14 – 18 tahun : melambat
total height spurt : 25 – 30 cm
total weight spurt : 20 kg

Fisik-Biologis
Growth spurt – Hormon -Pematangan alat kelamin
Pubertas normal
Laki-laki
Onset: 9-14 tahun
Tanda pertama: ukuran testis bertambah ≥ 4 mL
Sekuens: pertama pembesaran testis, diikuti pertumbuhan rambut pubis
Titik awal pacu tumbuh: Tanner stage III
Perempuan
Onset: 8-13 tahun
Tanda pertama: breast budding
Sekuens: pertama breast budding, diikuti pertumbuhan rambut pubis. Menarke tahap akhir pubertas
Titik awal pacu tumbuh: Tanner stage III
Fisik-Biologis
Growth spurt

Boys : pubic hair (Tanner Stage)


13.44 ( + 1.04) yrs : scanty, long (Tanner 2)
13.9 (+ 1.04) yrs : darker, start to curly, small amount
(Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : coarse, curly, adult type (Tanner 4)
15.18 (+ 1.07) yrs : spread to medial thighs (Tanner 5)
Boys : penis (Tanner stages)
13.44 ( + 1.04) yrs : slight enlargement (Tanner 2)
13.9 (+ 1.04) yrs : longer (Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : larger glands and breadth (Tanner
4)
15.18 (+ 1.07) yrs : adult size (Tanner 5)
Boys : testis (Tanner stages)
13.44 ( + 1.04) yrs : larger (Tanner 2)
13.9 (+ 1.04) yrs : enlarged scrotum, texture altered (Tanner 3)
14.36 (+ 1.08) yrs : larger, scrotum darker (Tanner
4)
15.18 (+ 1.07) yrs : adult size (Tanner 5)
Boys : other signs
Spermarche : 13.9 (+ 1.04) yrs
Voice change : 14.36 (+ 1.08) yrs
Acne : 13.9 (+ 1.04) yrs
Axillary's hair : 14.36 (+ 1.08) yrs
Facial hair : 14.36 (+ 1.08) yrs
Girls : pubic hair (Tanner stages)
11.7 (+ 1.2) yrs : straight, medial labia (Tanner 2)
12.4 (+ 1.1) yrs : start to curl, increased amount, darker (Tanner 3)
12.9 (+ 1.05) yrs: coarse, curly, less than adult (Tanner 4)
14.4 (+ 1.1) yrs : adult triangle, medial of thighs (Tanner 5)
Girls : breasts (Tanner stages)
11.7 (+ 1.2) yrs : Breast and papilla elevated, areola wider (Tanner 2)
12.4 (+ 1.1) yrs: Breast and areola enlarged, no separation (Tanner
3)
12.9 (+ 1.05) yrs : Areola and papilla form secondary mound (Tanner 4)
14.4 (+ 1.1) yrs : Nipple, areola part of breast (Tanner 5)
PEREMPUAN
Menarche :
11.7 (+ 1.2) yrs : 10 %
12.4 (+ 1.1) yrs : 30 %
12.9 (+ 1.05) yrs : 90 %
14.4 (+ 1.1) yrs : 100 %
Acne : 12.4 (+ 1.1) yrs
Axillary's hair : 12.9 (+ 1.05) yrs) yrs yrs : 90 %
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Mencari Identitas
who am I ?
How my future ?
Personal strength and weakness ?
Individualization >< Separation from family
Tahapan :
Early adolescence (10 – 13 years)
Middle adolescence (14 – 15 years)
Late adolescence (16 – 18 years)
Early adolescence (10 – 13 years)
Peer relation  sangat penting
Takut berbeda dari peers 
- laki-laki : short stature
- perempuan : delayed breast development, menarche
Perubahan fisik yang cepat 
Body image
Self concept, self- esteem
 Unrealistic goals : become movie-star, singer
 Difficult to conceptualize the future
 Concern of sexuality : among peer
Middle Adolescence (14 – 16 years)
Peers as standard : behavior, fashion, activity
risk taking behavior : driving,
More comfortable with new bodies
Unstable in mood and emotion
Sexually active, no worry
Self centered, think abstractly

Late Adolescence (16 – 18 yrs)


More independent from family
Idealize
rigid concept right and wrong
More realistic
Caring about others, less self-centered
Shift peer to individual
Sexual experience
MORBIDITY
Acne, vision impairment
Nutritional : anemia, malnutrition
Injury : traffic accident, violent, worker
Psycho-social :
drop-out of school, substance abuse, smoking
juvenile delinquency, physical violence
depression, pregnancy
Infectious diseases (developing countries)
Respiratory tract : upper, tuberculosis
Gastrointestinal tract : diarrhea, typhoid
Malaria, sexual transmitted diseases, HIV-AIDS
MORTALITY
Injury : traffic accident, worker
Homicides : violence
Substance abuse, intoxication
Infectious diseases
Suicides
DELAYED PUBERTY
Absence of puberty :
girls : after 14 years old
boys : after 15 years old
more common in boys
mostly : constitutional delay, family history
others causes : systemic disease, hypothalamic-pituitary disorder, chromosomal abnormality, gonad disgenesis,
steroid enzyme deficiency, acquired gonad diseases
MENSTRUAL PROBLEMS
Dysmenorrhoea :
Abdominal menstrual pain
Very common, sometime severe, disabling
analgesic
prostaglandin inhibitor
explanation and psychological reassurance
MENSTRUAL PROBLEMS
Repeated severe menstrual bleeding :
gynecological examination
exclude pregnancy, infection
mostly : hormonal imbalance
progesterone or estrogen – progesterone
Amenorrhea (absence menses)
exclude pregnancy
delayed
hormonal imbalance
imperforate hymen
Breast problems
Girls
too large, small, unequal in size
benign breast masses :
fibro adenoma : firm, painless
fibrocystic : multiple, vary in size, tenderness with menstrual cycle
Boys
gynecomastia : breast enlargement on boy
70 % of boys 14 years old
hormonal
Short stature
Body height < 3rd percentile ( - 2 SD)
Familial & Constitutional : mostly normal
Nutritional
Chronic illness : infectious, congenital
Emotional and psychological deprivation
Endocrine :
Growth hormone deficiency
Hypothyroidism
Cushing syndrome
Skin Problem
Acne
multifactor
androgen, sebum, Corynebacterium acne, skin free fatty acids, heredity
girls peaks : 14 – 16 years, premenstrual
boys peaks : 16 – 19 years
psychological impact
therapy : drying agent, antibiotic, diet
SCHOOL AVOIDANCE
Physical illness, emotional factors
Consistently absent after encourages
History excessive absence, parent hopeless
Particular object or adverse environment
Behind academic performance, no way catch-up, feel overwhelmed
Excuse missed exam, homework
Transition back to school easy as possible
SCHOOL FAILURE
Limited intellectual abilities
Specific learning disabilities
Depression or emotional problems
Physical : visual, hearing
Excessive school absenteeism
Lack of motivation
Drug and alcohol problems
SUBSTANCE ABUSE
Gateway for drugs : alcohol and tobacco
Classification of user
Experimental
Recreational
Circumstantial
Habitual
Compulsive
Once involved : hard to out !
biologically, psychologically
social - economically
Early adolescent
Relasi sesama sangat penting
Takut berbeda dari teman sebaya
- laki-laki : perawakan pendek
- perempuan : keterlambatan perkembangan payudara, menarche
Perubahan fisik yang cepat
Citra tubuh
Konsep diri, harga diri

Tujuan yang tidak realistis: menjadi bintang film, penyanyi


Sulit membayangkan masa depan
Kepedulian seksualitas: di antara teman sebaya
Remaja menjadi lebih tergantung pada teman sebagai sumber kenyamanan.
Keterlibatan teman sebaya remaja awal ditandai dengan:
1. Persahabatan soliter dengan anggota dari jenis kelamin yang sama. Persahabatan yang diidealkan ini bisa menjadi
intens
2. Perasaan yang sangat emosional dan lembut terhadap teman sebaya, yang dapat menyebabkan perasaan, ketakutan,
dan hubungan homoseksual.
3. Peer contact terutama dengan sesama jenis.

Perhatian remaja awal terhadap citra tubuh dicirikan oleh empat faktor: Preokupasi dengan pertanyaan diri "apakah saya
normal?, ketidakpastian tentang penampilan dan daya tarik; sering membandingkan tubuh sendiri dengan remaja lain;
peningkatan minat pada anatomi dan fisiologi seksual, termasuk kecemasan dan pertanyaan tentang menstruasi, mimpi
basah, ukuran payudara dan penis.

Middle Adolescence (14 – 16 years)

Teman sebaya sebagai standar: perilaku, mode, aktivitas


perilaku mengambil risiko: mengemudi,
Lebih nyaman dengan tubuh baru
Tidak stabil dalam suasana hati dan emosi
Aktif secara seksual, jangan khawatir
Berpusat pada diri sendiri, berpikir abstrak
Masa remaja pertengahan ditandai dengan meningkatnya cakupan dan intensitas perasaan, serta meningkatnya
pentingnya nilai-nilai kelompok sebaya.
Konflik menjadi lebih umum ketika remaja menunjukkan minat pada orang tua dan mencurahkan lebih banyak waktunya
untuk teman sebaya.
Teman sebaya sebagai standar dalam perilaku, mode, aktivitas. Mereka terlibat dengan klub, olahraga tim, geng dan
kelompok lain. Meningkatnya keterlibatan dalam hubungan heteroseksual.

Terlepas dari kenyataan bahwa kelompok remaja ini rentan terhadap tekanan teman sebaya, tekanan teman sebaya
dapat dilebih-lebihkan. Reaksi remaja terhadap tekanan teman sebaya sangat bervariasi, dan tekanan teman sebaya juga
dapat melibatkan keinginan untuk berprestasi secara akademis, olahraga, atau kegiatan positif lainnya.

Late Adolescence (16 – 18 yrs)


Lebih mandiri dari keluarga
Mengidealkan
konsep kaku benar dan salah
Lebih realistis
Peduli pada orang lain, kurang mementingkan diri sendiri
Pergeseran rekan ke individu
Pengalaman seksual

MORDIBITY
Jerawat, gangguan penglihatan
Nutrisi : anemia, malnutrisi
Cedera : kecelakaan lalu lintas, kekerasan, pekerja
Psiko-sosial:
putus sekolah, penyalahgunaan zat, merokok
kenakalan remaja, kekerasan fisik
depresi, kehamilan
Penyakit menular (negara berkembang)
Saluran pernafasan : atas, TBC
Saluran cerna : diare, tifus
Malaria, penyakit menular seksual, HIV-AIDS

MORTALITY
Cedera : kecelakaan lalu lintas, pekerja
Pembunuhan : kekerasan
Penyalahgunaan zat, keracunan
Penyakit menular
Bunuh diri

DELAYED PUBERTY
Tidak adanya pubertas:
perempuan: setelah 14 tahun
anak laki-laki: setelah 15 tahun

lebih sering terjadi pada anak laki-laki


kebanyakan : keterlambatan konstitusional, riwayat keluarga

Penyebab lain : penyakit sistemik, gangguan hipotalamus-hipofisis, kelainan kromosom, disgenesis gonad, defisiensi
enzim steroid, penyakit gonad didapat'

Dismenorea :
Sakit perut saat haid
Sangat umum, terkadang parah, melumpuhkan
analgesik
penghambat prostaglandin
penjelasan dan jaminan psikologis
Pendarahan menstruasi yang parah berulang:
pemeriksaan ginekologi
mengecualikan kehamilan, infeksi
kebanyakan : ketidakseimbangan hormon
Progesteron atau Estrogen – Progesteron
Amenore (tidak ada menstruasi)
mengecualikan kehamilan
terlambat
ketidakseimbangan hormon
selaput dara tidak berlubang

Cewek-cewek
terlalu besar, kecil, tidak sama ukurannya
massa payudara jinak:
fibro adenoma : keras, tidak nyeri
fibrokistik: multipel, bervariasi dalam ukuran, nyeri tekan dengan siklus menstruasi
anak laki-laki
ginekomastia : pembesaran payudara pada anak laki-laki
70% anak laki-laki berusia 14 tahun
hormonal
TINGKAT PENDEK Tinggi badan < persentil ke-3 ( - 2 SD)
Kekeluargaan & Konstitusi : kebanyakan normal
Nutrisi
Penyakit kronis : infeksi, kongenital
Deprivasi emosional dan psikologis
Endokrin:
Defisiensi hormon pertumbuhan
Hipotiroidisme
Sindrom Cushing
Jerawat
multifaktor
androgen, sebum, jerawat Corynebacterium, asam lemak bebas kulit, keturunan
puncak anak perempuan: 14 – 16 tahun, pramenstruasi
puncak anak laki-laki: 16 – 19 tahun
dampak psikologis
terapi : bahan pengering, antibiotik, diet

Penyakit fisik, faktor emosional


Secara konsisten absen setelah mendorong
Riwayat absen berlebihan, orang tua putus asa
Objek tertentu atau lingkungan yang merugikan
Di balik prestasi akademik, tidak ada cara untuk mengejar ketinggalan, merasa kewalahan
Maaf ketinggalan ujian, pekerjaan rumah
Transisi kembali ke sekolah semudah mungkin
Kemampuan intelektual terbatas
Ketidakmampuan belajar tertentu
Depresi atau masalah emosional
Fisik : visual, pendengaran
Absensi sekolah yang berlebihan
Kurang motivasi
Masalah narkoba dan alkohol
Gerbang narkoba: alkohol dan tembakau
Klasifikasi pengguna
Eksperimental
Rekreasi
situasional
Biasa
Wajib
Setelah terlibat : sulit untuk keluar !
secara biologis, psikologis
sosial – ekonomi

Beban ganda malnutrisi mengacu pada beban ganda kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi secara bersamaan dalam
suatu populasi

Gizi kurang adalah akibat dari asupan makanan yang terus menerus tidak mencukupiuntuk memenuhi kebutuhan energi
makanan, penyerapan yang buruk dan/atau penggunaan biologis yang buruk dari nutrisi yang dikonsumsi. Ini biasanya
mengakibatkan penurunan berat badan

Gizi berlebih mengacu pada kronis kondisi dimana asupan makanan dalam kelebihan kebutuhan energi makanan, yang
mengakibatkan kelebihan berat badan dan/atau obesitas

Kegemukan

Deposisi jaringan adiposa yang berlebihan

Kegemukan

Berat badan melebihi rata-rata untuk tinggi badan

massa tubuh tanpa lemak atau jaringan adiposa atau keduanya


primer

Sekunder

pengelolaan

kegemukan

Tertier

Genetika

Obesitas orang tua

Berat lahir

Sosial-ekonomi

Status pernikahan orang tua

Pendidikan orang tua

Pendapatan orang tua

• Asupan energi

– Perilaku makan:

• Frekuensi makan

• Ngemil

– Pola makan:

• Menyusui atau diberi susu formula

• Lama menyusui Waktu pengenalan makanan pendamping ASI

• Pengeluaran energi

– aktivitas

• Keseimbangan energi positif (± 95%)

– Asupan kalori yang berlebihan

– Aktivitas fisik berkurang

– Penurunan laju metabolisme istirahat

• Penyebab medis (<5%)


– Endokrinologi
• Sindr. Cushing
• Kekurangan hormon pertumbuhan, dll
– Genetika
• Prader Willi, dll
Obesitas Idiopatik
• >90% kasus
• Perawakan tinggi
• Obesitas kel ( + )
• Fungsi mental normal
• Usia tulang normal atau lanjut
• Pem fisis Normal
Obesitas endogen
• < 10% kasus
• Pendek
• kegemukan ( - )
• Retardasi
• Usia Tulang Terlambat (tertunda)
• Stigmata

BMI ³ 95th persentil

• % Berat Badan Ideal (BBLR) ³ 120%


• Lipatan Kulit Trisep ³ 85th persentil
• Pola distribusi lemak (rasio pinggang-pinggul)
• < 0,8 tipe ginekoid (tipe feminin)
• > 0.8 tipe android (tipe maskulin)
• Kelenjar endokrin : Resistensi insulin, NIDDM
• Gangguan toleransi glukosa, akantosis nigrikans
• Kardiovaskular: dislipidemia (LDL >160mg/dl. HDL <35 mg/dl),hipertensi
• Profil lipid yang diubah
• Pernafasan : apnea tidur obstruktif, Sindrom Pickwickian
• Mendengkur dan tidur gelisah, tes fungsi paru-paru abnormal
• Ortopedi : Penyakit Blount, Modal Tergelincir epifisis femoralis, asam urat
• gastrointestinal : Kolelitiasis, NASH
• Hepatomegali, perubahan transaminase serum
• Perkembangan & pertumbuhan seksual : akselerasi pertumbuhan abnormal, menarche dini,
ginekomastia pubertas
• Psikiatrik : disfungsi psikososial
• Membentuk kebiasaan makan dan aktivitas yang sehat (modifikasi perilaku) dengan orang tua sebagai
panutan
• Sesuai dengan usia dan status perkembangan anak
• Menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan hingga 20% dari IBW
• Makan dan aktivitas fisik yang tepat dalam jangka panjang yang menghasilkan pemeliharaan berat
badan tetapi tidak menghambat pertumbuhan & perkembangan
• Penggunaan obat apa pun untuk mengobati obesitas pada anak <12 tahun belum disetujui
• Manajemen diet
• Aktivitas fisik (olahraga)
• Modifikasi perilaku
• Keterlibatan keluarga
• Terapi alternative

• Ciptakan kebiasaan makan yang sehat

• 3 kali makan dan hanya buah-buahan di antara waktu makan


• Tidak ada jus buah dan minuman ringan KECUALI air kemasan

• Susu tanpa lemak & tinggi kalsium maks. 500 ml/hari

• Diet keseimbangan hipokalorik

• Mengurangi asupan kalori 200-500 kkal/hari dari asupan biasa

• 50% karbohidrat, 30% lemak, dan 20% protein

• Diet Cepat Modifikasi Hemat Protein (4-12 minggu)

• 600-800 kkal/hari

• 1,5-2 g protein/kg berat badan ideal/hari

• Tidak ada karbohidrat. Sayuran rendah pati

• Air atau cairan bebas kalori minimal 2 L/hari

• Suplemen harian : multivitamin & mineral

• Buat kebiasaan aktivitas

• Mode: gunakan otot besar

• Minat : tergantung pasien

• Kenikmatan: faktor penting

• Olahraga minimal 30 menit setiap hari

• Berbasis sekolah : jalan kaki minimal 30 menit/hari sampai nadi 150x/menit, 5 hari/minggu

• Membatasi TV, videogame, dan komputer maksimal 3 jam per hari

• BMI ³ 95th persentil

• Diet Sangat Rendah Kalori (PSMF)

• Farmakoterapi

• saat ini tidak ada obat yang disetujui untuk digunakan pada anak-anak

• BMI ³ 97th persentil (jarang digunakan)

• Operasi bariatrik (mengurangi penyerapan kalori & nutrisi)

• bypass jejunoileal

• Bypass lambung Roux-en-Y

• Sindrom Pickwickian

• Distres kardiorespirasi berat & hipoventilasi alveolar

• Penurunan tidal paru & volume cadangan ekspirasi

• Manifestasi klinis : polisitemia, hipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung kongestif,
somnolen
Pubertas normal

definisi

Pubertas  masa transisi antara masa anak – anak dengan dewasa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
kompleks.

Perubahan fisik dan psikologis  perubahan aktivitas endokrin secara sekuensial dan teratur

Perempuan 8 – 13 tahun  pertumbuhan payudara

Laki –laki 9 – 14 tahun  pertambahan volume testis

Perubahan hormonal pada masa pubertas

Aktivasi GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) pulsatil  LH dan FSH ↑  menstimulasi gonad sehingga
tercapai keadaan hemostatik baru (gonadarke).

Pada ♀  peningkatan produksi FSH mendahului peningkatan estradiol plasma. FSH menstimulasi sel
granulosa untuk menghasilkan estrogen

Pada ♂  produksi LH meningkat sebelum peningkatan tajam testosteron. LH merangsang sel Leydig utk
mensekresi testosteron. FSH merangsang sel Sertoli untuk memproduksi suatu peptida yang disebut inhibin
yang akan menimbulkan reaksi umpan balik dan menghambat estrogen.

Perubahan hormonal pada masa pubertas

Perubahan fisik pada laki laki

Pertumbuhan testis dan pacu tumbuh

Tanda pertama pubertas  pertumbuhan testis

Hal ini akibat perkembangan tubulus seminiferus  pengaruh stimulasi FSH

Pengukuran testis  orkidometer prader

Pacu tumbuh (growth spurt)  10,5 – 16 tahun

Pertumbuhan tinggi badan pada laki – laki berakhir pada usia 19-20 tahun.

Perubahan fisik pada laki laki

Pertumbuhan penis dan rambut pubis

Hampir bersamaan dengan pacu tumbuh, penis dan rambut pubis juga mulai tumbuh.

bentuk penis  infantil  dewasa  ± 2 tahun.

Tahap perkembangan pubertas anak pada laki – laki menurut Tanner

Perubahan fisik pada laki laki

Pertumbuhan rambut ketiak, kumis, janggut dan perubahan suara


Rambut ketiak tumbuh setelah rambut pubis P4

kemudian diikuti kumis dan janggut

Perubahan suara terjadi akibat bertambah panjangnya pita suara mengikuti pacu tumbuh laring.

Diagram perubahan fisik anak laki – laki


selama pubertas

Perubahan fisik pada perempuan

Perubahan payudara, rambut pubis dan ketiak

Tanda pubertas  budding (tumbuhnya payudara), sekitar ± 15% mengalami pertumbuhan rambut pubis
mendahului perkembangan payudara.

Rambut pubis dan rambut ketiak  11 tahun

Perkembangan payudara  sekresi estrogen dari ovarium

Perkembangan rambut pubis  sekresi androgen dari adrenal.

Tahap perkembangan pubertas anak pada perempuan menurut Tanner

Perubahan fisik pada perempuan

Pacu Tumbuh dan Haid

pacu tumbuh ♀ 9,5 tahun dan berakhir sekitar usia 14,5 tahun

Menarche terjadi dalam 2 tahun sejak berkembangnya payudara (10-16 tahun)

Haid merupakan tahap akhir pubertas pada perempuan.

Dengan terjadinya haid  berakhirlah pertumbuhan fisik pada perempuan

Diagram pertumbuhan fisik perempuan selama pubertas

TERIMA KASIH

PENDAHULUAN

• Pencegahan, deteksi dini dan penanganan

yang komprehensif terhadap anak korban

penganiayaan & penelantaran (‘child abuse

& neclect/ CAN’) merupakan tantangan

masyarakat

• Di indonesia kasus belum tercatat baik, tetapi


ada dan banyak (surat kabar, televisi dll)

• Di AS, 3 juta anak mengalami ‘CAN’ setiap

tahunnya

DEFINISI

• Anak : Seseorang yang belum berusia 18 thn

• Penganiayaan anak (Child Abuse) :

perlakuan tidak wajar dari orang dewasa atau

anak yang usianya lebih tua terhadap anak

yang seharusnya berada di bawah tanggung

jawab dan atau pengasuhannya, yang dapat

menimbulkan penderitaan, kesengsaraan

bahkan cacat & kematian.

PENGANIAYAAN ANAK (ABUSE)

• Fisik (Physical Abuse)

• Seksual (Sexual Abuse)

• Emosional (Emotional Abuse)

PENELANTARAN ANAK (CHILD

NEGLECT)

• Perbuatan orang dewasa atau orang tua

atau wali (yg secara hukum bertanggung

jawab bagi kesejahteraan si anak selama

pengasuhannya) tidak memberi/


menyediakan kebutuhan dasar anak yaitu

asuh-asih-asah, meskipun sebenarnya

sumber untuk pemenuhan kebutuhan tsb

tersedia

CAN merupakan pelanggaran hak anak

• UU No. 23 thn 2002 : Perlindungan Anak

• Pasal 77

Setiap orang dgn sengaja melakukan tindakan

a.Diskriminasi thd anak yg mengakibatkan anak

mengalami kerugian, baik materil maupun moril

sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau

b. Penelantaran thd anak yg mengakibatkan anak

mengalami sakit atau penderitaan baik fisik, mental

maupun sosial , dipidana dgn penjara paling lama 5

tahun dan/atau denda paling banyak seratus juta

rupiah.

Pasal 4 UU No 23 thn 2002 tentang

Perlindungan Anak

• Setiap anak berhak untuk dapat hidup,

tumbuh, berkembang dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan, serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi
Pasal 13 UU No 23 thn 2002 tentang

Perlindungan Anak

Setiap anak selama dalam pengasuhan orang

tua, wali, atau pihak lain manapun yang

bertanggung jawab atas pengasuhan berhak

mendapat perlindungan dari perlakuan :

a. diskriminasi

b. eksploitasi, ekonomi atau seksual

c. penelantaran

d. kekejaman, kekerasan dan penganiayaan

e. ketidak adilan

f. perlakuan salah lainnya

FAKTOR PENYEBAB DAN

FAKTOR KONTRIBUTIF

• FAKTOR ORANG TUA

• Pengalaman penganiayaan masa kecil, pola

asuh dan mendidik anak, nilai-nilai hidup

yang dianut orang tua, kurang pengertian

perkembangan anak, keterlibatan dalam

penggunaan narkotika & zat aditif, serta

yg menderita gangguan mental emosional

• Menurut Gabarino :

faktor di atas dapat mengarah pada CAN,

tercermin dalam 5 bentuk perlakuan salah


yaitu: rejecting, terrorizing, ignoring,

isolating, corrupting

Faktor Situasi Keluarga

• keterasingan dari masyarakat

• kemiskinan

• kepadatan hunian

• krisis/tekanan kehidupan akibat

masalah sosial-ekonomi-politik

• masalah interaksi dengan lingkungan

Faktor Anak

• perilaku/tabiat anak

• penampilan fisik anak

• kegagalan anak memenuhi harapan

orang tua

• anak yang tidak diinginkan

Faktor Budaya

• kepercayaan/adat istiadat mengenai

pola asuh anak

• kepercayaan/adat istiadat mengenai

hak orang tua terhadap anak

• pengaruh pergeseran budaya

• pengaruh media masa

Peran Tenaga Kesehatan Dalam


Penanganan Child Abuse

• Preventif Primer

• Deteksi Dini

• Penanganan Korban

• Preventif Sekunder

PREVENTIF PRIMER

• Semua intervensi dalam mencegah

terjadinya CAN sebelum terjadi CAN

• Implementasinya dalam berbagai tingkatan.

• Meningkatkan “value”anak, pelayanan

kesehatan, koordinasi dengan lembaga

sosial, identifikasi dan tata laksana

gangguan psikologis, kecanduan obat

terlarang dll

• Waspada terhadap faktor penyebab dan

faktor kontributif

Deteksi Dini

• CAN adalah masalah dari berbagai disiplin ilmu

• Muncul ke permukaan berawal dari cerita si anak,

orang tua, keluarga, guru ; cerita masa lalu,

pertumbuhan perkembangan , status

emosi/perilaku anak; pemeriksaan fisik investigasi

medis (STD), opini medis awal, investigasi pekerja


sosial, investigasi polisi, opini lanjutan, terbukti

(jarang)/”probable or possible” atau bukan CAN

• Proses pemeriksaan & pembuktiannya jangan

sampai menimbulkan trauma baru bagi anak.

Indikator Kemungkinan Adanya Penganiayaan

& Penelantaran Pada Anak

Kemungkinan adanya penganiayaan fisik:

• memar & bilur

• luka lecet, luka robek

• patah tulang

• luka bakar

• cedera pada kepala

• lain-lain (dislokasi/lepas sendi pada sendi

bahu atau pinggul, tanda-tanda luka yang

berulang

Indikator Kemungkinan Terjadinya

Penganiayaan Seksual (Sexual Abuse)

• sexually transmitted diseases, paling sering

gonococcus

• infeksi vaginal berulang < 12 th

• nyeri, perdarahan dan atau discharge dari

vagina

• ggn pengendalian bab & bak

• kehamilan pd usia remaja

• cedera pd buah dada, bokong, perut bgn

bawah, paha, sekitar alat kelamin atau dubur


• pakaian dalam robek &/ada bercak darah

• ditemukan semen di sekitar mulut,

genetalia, anus atau pakaian

• nyeri bab, bak

• maturasi seksual terlalu dini (precox)

Edukasi anak mencegah kekerasan seksual:

1. Usia 18 bulan – 2 tahun

Mengajari nama-nama anggota tubuh

2. Usia 3 -5 tahun

Memberitahu bagian tubuh mana yang

bersifat pribadi dan tidak boleh disentuh

atau terlihat oleh orang lain

3. Usia 6 – 8 tahun

Memberikan pemahaman untuk

membedakan mana sentuhan biasa

dan mana sentuhan yang berpotensi

menyebabkan kekerasan seksual.

4. Usia 9 – 12 tahun

Mulai mendiskusikan aturan perilaku seksual

dengan menyampaikan pendidikan seksual

secara terbuka namun tidak vulgar sesuai


dengan tingkat pemahamannya.

5. Usia 13 – 18 tahun

Mengajak berbicara tentang seksualitas agar

anak tidak mencari tahu sendiri dari sumber

yang salah dengan membuatnya merasa

nyaman membahas hal tersebut.

Membuka komunikasi dan menjalin kedekatan

dengan anak

Indikator Kemungkinan Penganiayaan

Dan Penelantaran Emosional

• tidak begitu jelas

• penampilan anak tidak memperlihatkan

derajat penderitaan yg dialami

• indikator fisik:

keluhan psikosomatik

gagal tumbuh (failure to thrive) tanpa

dasar organik

Indikator perilaku :

anak berkata dirinya telah dianiaya

menyangkal cerita sebelumnya

ketakutan berlebihan thd orang

dewasa/orang tua

tidak lari ke orang tua untuk meminta


dukungan dan perlindungan

agresif atau menarik diri berlebihan

kesulitan berhubungan dgn teman sebaya

terlalu penurut, pasif

• Agresif seksual terhadap orang lain

• Lari dari rumah

• Perilaku mencederai diri

• Sering mau bunuh diri

• Gangguan tidur

• Menghindari kontak mata

• Memperlihatkan perilaku terlalu dewasa

atau terlalu kekanak-kanakan

Indikator Kemungkinan Terjadinya

Penelantaran Fisik (NEGLECT)

• failure to thrive

• malnutrisi, tanpa dasar organik yg sesuai

• dehidrasi

• luka atau peny. yg dibiarkan tidak diobati

• tidak dapat imunisasi dasar

• kulit, rambut kotor tidak terawat

• pakaian lusuh dan kotor

• keterlambatan perkembangan

• ku lemah, letargik, lelah

Keadaan Yang Dapat Disalah

Tafsirkan Sebagai Child Abuse

• Manifestasi sbg luka bakar atau lesi kulit

tidak biasa, seperti :


- bercak mongol, phytophotodermatitis,

dermatorrhexis pd sindrom ehler-dankos,

- luka bakar jok mobil (car seat burns),

- staphylococcal scalded skin syndrome,

- cacar air dianggap sudutan rokok,

- impetigo : sudutan rokok yg telah sembuh,

- luka bakar zat kimia

Kondisi Yg Bermanifestasi Sebagai

Kelainan Tulang

• syphilis pd tulang

• fraktur fatigue krn latihan

• terapi fisis (latihan pasif)

• resusitasi kardiopulmoner

• defisiensi vit c atau d

• anomali kulit/tulang berkaitan dengan kelainan

kromosom

• defisiensi tembaga

• rikets

• peny. caffey

Kondisi Yg Menyebabkan Mudah

Terjadi Memar

• defisiensi vit k akibat peny. hati

• sindr. ehler-danlos tipe 1

• keracunan salisilat

• osteogenis imperfekta
• pengobatan tradisional (cupping,

spooning, coining)

• kelainan perdarahan

• purpura henoch scholeIN

• purpura fulminan akibat

meningokosemia

• ekimosis krn vaskulitis

hipersensitivitas

• eritema multiforme

• ggn agregasi trombosit

• koagulasi intravaskuler diseminata

Kondisi Yg Bermanifestasi

Sebagai Perdarahan Mata

• aneurisma

• kecelakaan kendaraan bermotor

• kompresi dada dan hipoksia

• efek valsava dgn perdarahan

subkonjungtiva

• ‘mata merah’

KONDISI BERMANIFESTASI

SEPERTI PERDARAHAN SSP

• aneurisma

• tumor otak

• peny. perdarahan pada neonatus

• pengobatan tradisional (fallen

fontanel)
• trauma yg dibuat sendiri

• depresi

• retardasi mental

• sindrom cornelia de lange

• sindrom lesch-nyhan

• disatonia familial

• penyakit semu (factitious illness)

• temper tantrums

• membenturkan kepala (head-bangers)

Penanganan Korban

• Evaluasi anak oleh Sp.A dan Sp.KJ untuk terapi dan

mengukur kemampuan orang tua untuk melindungi

anaknya.

• Terapi tergantung pada: ada/tidaknya pelaku dalam

keluarga; lamanya CAN; umur anak & gejala klinis

• Terapi pada orang tua agar dapat memberi dukungan

positif pada anak dengan trauma emosional

Prognosa buruk:

• Perlakuan salah seksual yang lebih intrusif

• Dilakukan dalam jangka waktu lama

• Hubungan pelaku dan anak yang sangat dekat.

Dampak Jangka Panjang CAN

• Distorsi kognitif

• Mood disturbance
• Stres paska trauma

• Masalah/problem diri sendiri

(interpersonal),spt melakukan isolasi thd diri

sendiri, rasa dendam, takut thd sikap

ramah/kehangatan/kemesraan dari orang lain

• Perilaku membahayakan atau menyakiti diri

sendiri (bunuh diri, mutilasi / membuat cacat

diri sendiri

• Menggunakan narkotik dan zat adiktif lainnya

• Gangguan personalitas

• Masalah psikomatis seperti nyeri daerah pelvis

• Problem/gangguan makan

• Lebih lanjut korban dapat menjadi psikosis

• Gangguan personalitas multipel

• Dampak kecacatan fisik yang dapat

mengganggu fungsi tubuh atau anggota

tubuh tersebut

• Anak yang mengalami abuse dapat

menjadi abuser bila dewasa

• Dampak jangka panjang kasus child abuse

tidak dapat ditentukan kapan waktu

terjadinya

• Perlu dilakukan pemantauan jangka

panjang terhadap anak yang mengalami

child abuse untuk deteksi dini terjadinya

dampak fisik maupun psikososial


Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.

Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan
hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014 “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi Anak dan hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

IMUN KEKEBALAN = Aktif = dibuat tubuh sendiri akibat terpajan penyebab penyakit (antigen)

a. Alamiah 🡪 penyakit

b. Sengaja 🡪 Imunisasi

Pasif=diperoleh dr luar tubuh

a. Bawaan 🡪 dari ibu

b. Didapat 🡪 Imunoglobulin

Respon Imun

Respon tubuh berupa urutan kejadian yang kompleks

Terhadap antigen, untuk mengeliminas antigen yang

masuk ketubuh

Reaksi antigen (Ag) >< antibodi (Ab)

i). Non Spesifik

🡪 tidak ditujukan thd 1 Ag saja

- kulit : kelenjar keringat, minyak

- mukosa : enzim, mukus

- sel fagositosis : makrofag, monosit,

polimorfonuklear

ii). Spesifik

🡪 khusus untuk Antigen tertentu saja

KEKEBALAN KELOMPOK (HERD IMMUNITY)

Keadaan dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan
dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok

masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi dar penyakit yang bersangkutan Herd immunity dapat
tercapai hanya dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata (> 95%)
Jenis Imunisasi

1. Imunisasi Wajib

Diwajibkan oleh pemerintah untuk anak sesuai dengan kebutuhannya untuk melindungi anak tsb dan masyarakat

Sekitarnya dari penyakit menular tertentu

a. Imunisasi Rutin

- Imunisasi Dasar

- Imunisasi Lanjutan

b. Imunisasi Tambahan

c. Imunisasi Khusus

Imunisasi Pilihan

Dapat diberikan kepada anak sesuai dengaN kebutuhannya untuk melindungi dari penyakit menular tertentu

Imunisasi Rutin

Catatan :

Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi <24 jam pasca persalinan,

dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya, khusus daerah dengan akses

sulit, pemberian Hepatitis B masih diperkenankan sampai <7 hari

Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, Imunisasi BCG dan

Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan

Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat diberikan sampai usia <1

tahun tanpa perlu melakukan tes mantoux

Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-Hib 2, dan

DPT-HB-Hib 3 dengan jadwal dan interval sebagaimana Tabel 1, maka dinyatakan

mempunyai status Imunisasi T2


IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016

Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan sebelum bayi

berusia 1 tahun.

…imunisasi rutin

Imunisasi Tambahan

Diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling

berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis

pada periode waktu tertentu

Pemberian imunisasi tambahan tidak menghapuskan

kewajiban pemberian imunisasi rutin.

…imunisasi tambahan

Backlog fighting

- Upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar anak

umur < tahun

- Kegiatan ini diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa

yang selama 2 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI

- UCI =Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan

imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada

bayi di

seluruh desa/kelurahan pada tahun 2014

Crash program

🡪 Ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi cepat

untuk mencegah terjadinya KLB

🡪 Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash program

adalah:
1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi.

2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang

3) Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.

🡪 Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi,

misalnya campak, atau campak

terpadu dengan polio

PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dan Sub PIN

🡪 Imunisasi yang dilaksanakan secara serentak di suatu

negara dalam waktu yang singkat, atau bbrp provinsi atau

kabupaten (sub PIN)

🡪 PIN bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran

suatu penyakit (misalnya polio)

🡪 Imunisasi yang diberikan pada PIN/ sub PIN

diberikan tanpa

memandang status imunisasi sebelumnya

…imunisasi tambahan

Catch up Campaign campak

🡪 Upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus

campak pada anak usia sekolah dasar

🡪 Dilakukan pemberian imunisasi campak secara serentak

pada

anak sekolah dasar dari kelas satu hingga kelas

enam SD atau

sederajat, serta anak usia 6 - 12 tahun


yang tidak sekolah, tanpa

mempertimbangkan status

imunisasi sebelumnya

🡪 Pemberian imunisasi campak pada waktu catch up

campaign campak di samping untuk memutus rantai

penularan,

juga berguna sebagai booster atau imunisasi

ulangan (dosis kedua)

…imunisasi tambahan

Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak

Response Immunization/ORI)

🡪 disesuaikan dengan situasi

epidemiologis penyakit masing-masing

…imunisasi tambahan

a. Imunisasi Meningitis Meningokokus

-minimal 30 hari sblm berangkat

b. Imunisasi Yellow Fever

- minimal 10 hari sblm berangkat

- kecuali bayi <9 bulan, ibu hamil

c. Imunisasi Rabies
- diberikan secara dini pasca gigitan

c. Imunisasi Khusus

II. Imunisasi Pilihan

IMUNISASI PILIHAN

Rotavirus (Diare)

Pneumococcus (Radang Paru)

Influenza

Varicella (Cacar Air)

MMR (Campak- Rubella- Mumps)

Typhoid (Demam Tifoid)

Hepatitis A

Jappanese Encephalitis (Radang Otak)

Demam dengue

HPV (Human papilloma virus)

Vaksin Pneumokokus (PCV)

Mencegah penyakit radang paru yang disebabkan

Pneumokokus
PCV diberikan pada umur 2,4,6 bulan dan booster

umur 12-15 bulan.

Istilah ulangan 🡪 booster

Vaksin Rotavirus

Vaksin rotavirus monovalen (RV1)

Attenuated human rotavirus vaccine: 2,4 bulan

Umur dosis 1 : 6-14 minggu 6 hari. Interval min. 4 minggu

Vaksin rotavirus pentavalen (RV5)

Bovine-human reassortant rotavirus vaccine: 2,4,6 bulan

Umur dosis 1 : 6-14 minggu 6 hari. Interval min. 4-10 minggu

RV1 harus selesai pada umur 24 minggu (6 bulan)

RV5 pada 32 minggu (8 bulan)

Vaksin Influenza

🡪 Quadrivalent inactivated influenza

Jadwal:

Umur 6-35 bulan: 0,5 ml

Umur > 6 bulan

Diulang tiap tahun


Cara pemberian: IM paha anterolateral atau deltoid

4. Vaksin Varisela = Cacar air

Vaksin varisela: virus hidup varisela-zoster yg

dilemahkan

Rekomendasi : mulai umur 1 tahun, terbaik

sebelum masuk sekolah

Dosis 0,5 ml secara subkutan, dosis tunggal

Diberikan dua kali selang 6 minggu - 3 bulan.

5. Vaksin Hepatitis A

Transmisi melalui oro-fecal route

Mudah menimbulkan KLB (dari makanan yang

tercemar)

Vaksin hepatitis A : Inactivated vaccine

Umur 12-24 bulan: endemis, mulai makan di luar

rumah

Imunisasi : 2 kali, interval 6-36 bulan

6. Vaksin Tifoid
Diberikan pada anak usia ≥ 2 tahun

Suntikan intra muscular, dan diulang setiap 3 tahun

Mencegah anak dari penyakit Demam Tifoid

7. VAKSIN JAPANESE ENCEPHALITIS

Diberikan mulai usia 9 bulan pada daerah

endemis atau turis

Untuk perlindungan jangka panjang:

booster usia 2 - 3 tahun

8. Vaksin HPV

Pemberian vaksin HPV 2 dosis pada

anak usia 9-14 tahun telah

direkomendasikan oleh WHO

Penelitian vaksin HPV di India : 2 dosis

vaksin HPV pada remaja usia 9-13

tahun 🡪 antibodi tidak lebih rendah

dibandingkan dengan 3 dosis vaksin

HPV

9. VAKSIN DENGUE

Untuk anak berusia 9 – 16 tahun

Diberikan 3 kali (0, 6, dan 12 bulan)


Menurunkan rawat inap RS 80% dan mencegah 92,9% dengue

berat

Memberikan dampak kesehatan masyarakat jika diberikan

bersama upaya penanggulangan infeksi dengue lainnya

Vaksin

Penyakit yang dicegah

1. BCG

1. Tuberkulosis

2. Hepatitis B

2. Hepatitis B

3. Polio

3. Poliomielitis

4. DPT-Hib-Hep B

4. Difteri, Pertusis, Tetanus

(Pentavalen)

Radang Otak, Hepatitis B

5. MR

5. Campak dan Rubella

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I)

Tuberkulosis

Hepatitis B

Difteri

Pertusis

Tetanus

Poliomielitis
Radang Otak

Jenis-jenis Vaksin

Vaksin Bakteri

“Live attenuated vaccines”

(dilemahkan): BCG

“Killed vaccines” (yang

dimatikan): pertusis, tifoid,

kolera

Toxoids: difteria, tetanus

“Polysaccharide vaccines”

Meningokokus A + C,

Pneumokokus

Vaksin Virus

“Live attenuated vaccines”:

polio oral, rubella, campak,

mumps, yellow fever

“Completely inactivated

vaccines”: influenza, polio

injeksi, rabies

“Inactivated vaccines”

dengan fraksi antigen:

hepatitis B

Pemberian lebih dari 1 vaksin

Kombinasi :

sekaligus dari satu alat suntik di satu tempat ditubuh.

- DPT+Hep.B+Hib : (Pentavalen)

- DPT+ + Hep. B + Hib +Polio (IPV)

- HEp B + Hep A

Simultan:
diberikan di tempat yang berlainan, atau dengan cara pemberian

yang berbeda pada satu waktu (bersamaan)

🡪 BCG-Hep.B-OPV, Pentavalen –OPV - IPV

Penyimpanan Vaksin

Umumnya termolabil dan mudah kehilangan potensi :

Suhu terlalu tinggi (rekomendasi suhu 2 – 8 0C) & kena sinar matahari langsung

Polio oral, BCG, Campak

SUhu terlalu rendah (dingin/ beku)

🡪 DPT, Hep.B, Hib conyugated

Cold chain (rantai vaksin)

Semua peralatan & prosedur secara pasti vaksin

terproteksi dari suhu dan cahaya yang tidak tepat

sejak dari pabrik hingga ke pasien

TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)

Dr. dr. Sri Sofyani, M.Ked(Ped), Sp.AK

dr. Lily Rahmawati, Sp.A, IBCLC

dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked(Ped), Sp.AK

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

FK USU 2020

Pendahuluan

• Ibu bekerja diluar rumah semakin meningkat

• Di Amerika :

- Ibu bekerja yg mempunyai anak usia < 1 tahun


1976: 31%; 1980: 38%; 1988: 51%

• Di Indonesia

- Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018

wanita Indonesia usia produktif yg bekerja

mencapai : 55,4 % ( tahun 2014 : 53,4% )

• Siapa yg menjaga balita dan anak pra sekolah di

rumah ?

...Pendahuluan

Untuk tumbuh kembang optimal kebutuhan dasar anak

harus dicukupi :

• Kebutuhan Fisik-biomedis

• Kebutuhan Emosi-kasih sayang

• Kebutuhan Stimulasi-pendidikan

-Dari lingkungan : Ibu/pengganti, ayah, anggota

keluarga

Melalui interaksi yang adekuat, terus menerus,

berkelanjutan, dan sesuai tahapan umur

...Pendahuluan

• Pengganti ibu :

- Keluarga lain : nenek, kakek, tante, kakak dll

- Tenaga lain : pramubayi, pramusiwi, titip


tetangga dll

 Kendala :

kualitas pengasuh, tumbuh kembang anak

bisakah optimal ?

• Alternatif lain : Taman Penitipan Anak (TPA)

Taman Penitipan Anak (TPA)

Pengertian :

(Perserikatan Bangsa-bangsa, 1990)

• Sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya

dilaksanakan pada saat jam kerja

• Upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar

rumah selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan

orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap

• TPA hanya sebagai pelengkap dan bukan sebagai pengganti

asuhan orang tua

...Pengertian Taman Penitipan Anak (TPA)

DEPKES (Direktorat Bina Kesejahteraan Anak,

Keluarga, dan Lanjut Usia, 1995)

TPA sebagai suatu wahana yang melaksanakan usaha

kesejahteraan anak melalui kegiatan sosialisasi, rawatan,

asuhan dan pendidikan anak khususnya balita, sebagai


upaya yang menunjang keluarga dalam melaksanakan

sebagian fungsinya untuk memberikan perlindungan

dan pemenuhan hak-hak anaknya

...Pengertian Taman Penitipan Anak

(TPA)

(Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial RI, 1998)

• TPA adalah pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi

anak yang orang tuanya berhalangan (bekerja, mencari

nafkah atau halangan lain) sehingga tidak berkesempatan

memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya melalui

penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi

anak usia 3 bulan sampai memasuki pendidikan dasar

...Pengertian Taman Penitipan Anak

(TPA)

(Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini,

Nonformal dan Informal Kementerian

Pendidikan Nasional, 2011)

• TPA merupakan salah satu bentuk PAUD pada

jalur pendidikan nonformal yang

menyelenggarakan pendidikan sekaligus

pengasuhan dan kesejahteraan sosial terhadap

anak sejak lahir sampai usia 6 tahun

...Pengertian Taman Penitipan Anak


(TPA)

• TPA adalah suatu wadah pembinaan

kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan

kepada orang tua bekerja, yang memiliki anak

dalam usia balita sampai usia prasekolah yang

mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak

baik jasmani maupun rohani dan sosialnya

Tujuan TPA

Menjadi pengganti keluarga sementara agar anak

selalu :

• Mendapat kecukupan kebutuhan-kebutuhan

dasarnya

• Terlindung dari berbagai bahaya yang mungkin

terjadi (kecelakaan, keracunan, penganiayaan dll)

 sehingga anak-anak tersebut tetap tumbuh

kembang optimal

 ibu (dan ayahnya) bekerja di luar rumah

dengan tenang, sehingga bisa produktif dan

berprestasi optimal

Jenis TPA

• Di Indonesia TPA sejak tahun 1963

 perkebunan, pemukiman, perkantoran, pusat


perbelanjaan, RS, kampus dll

TPA Keluarga:

lebih murah, fleksibel, tetapi kurang

pengawasan

TPA Panti:

mahal, peralatan lengkap, ada pengawasan,

dapat dikelompokkan sesuai usia, lebih kaku

dengan peraturan

Jenis TPA berdasarkan Waktu Pengasuhan

1. Pengasuhan Penuh Waktu (Full Day Care)

- layanan sepanjang hari selama ibu bekerja (8 jam)

(pukul 08.00-16.00), minimal 3x seminggu

- layanan pengasuhan dan stimulasi pendidikan secara bersamaan dan

terpadu

2. Pengasuhan Paruh Waktu (Half Daya Care)

- layanan setengah hari (4-5 jam), pukul 08.00-12.00

3. Pengasuhan Sewaktu (Incidental Day Care)

layanan dalam hitungan jam (minimal 2 -3jam)

Jenis TPA berdasarkan Layanan

Pengasuhan
1. TPA Perluasan

- Penambahan layanan pengasuhan pada program Kelompok

Bermain atau Taman Kanak-kanak (TK) sehingga menjadi TPA

tanpa menghilangkan program layanan awal

2. TPA berbasis Perkebunan

- Layanan pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan

sosial anak sejak lahir sampai usia 6 tahun didaerah perkebunan

3. TPA Temporer

- Layanan pengasuhan pada anak yang dititipkan sewaktu-waktu

pada saat tertentu saja

Manfaat TPA

• Anak belajar untuk berdisiplin

• Anak menjadi lebih pandai dalam bersosialisasi

• Anak menjadi lebih mandiri

• Anak tanpa sadar bisa mengembangkan kemampuan

bahasa, karena didorong oleh interaksi bersama staf

TPA dan anak-anak lain.

Penutup

• TPA diharapkan mampu berperan sebagai

pengganti keluarga sementara untuk

mencukupi kebutuhan dasar anak agar

dapat tumbuh kembang optimal

• Dibutuhkan kualitas sarana, petugas &

kegiatan di TPA yg mampu mencukupi ketiga

kebutuhan dasar anak


• TPA dapat dikembangkan sbg tempat

intervensi/ stimulasi dini yg terencana &

terprogram

KEBUTUHAN DASAR ANAK

Dr. dr. Sri Sofyani, M.Ked(Ped), Sp.AK

Dr. dr. Lily Rahmawati, Sp.A

dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked(Ped), Sp.AK

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

FK USU - 2021

PENDAHULUAN

ANAK

TUMBUH KEMBANG OPTIMAL


SESUAI POTENSI GENETIK

KEBUTUHAN
DASAR ANAK

…pendahuluan

KEBUTUHAN

DASAR ANAK

FISIS BIOMEDIS (ASUH)

KASIH SAYANG (ASIH)

STIMULASI (ASAH)
I. KEBUTUHAN FISIS
BIOMEDIS (ASUH)

Nutrisi

- Tujuan makan : mencukupi kebutuhan dan


mendidik kebiasaan makan

- Gizi seimbang sejak janin dalam rahim

- ASI eksklusif, MP-ASI, makanan anak

- Menu seimbang : protein, karbohidrat,


lemak, vitamin, mineral, air dll

…fisis biomedis (Asuh)

Kesulitan makan

nafsu makan :

- penyakit : sistemik, mulut, gusi, gigi, tenggorokan, usus dll.

- perhatian ke mainan / bermain, emosi

makanan : bentuk, warna, bau, rasa,

camilan terlalu banyak

contoh dari orangtua, saudara, teman

perilaku pengasuh : memaksa

Suplemen

tambahkan bila perlu

tergantung masukan tiap anak

tergantung masalah tiap anak

tergantung tumbuh kembangnya

…fisis biomedis (Asuh)

2. Pelayanan Kesehatan
- Pencegahan penyakit (Imunisasi), edukasi
kesehatan

- Pemantauan tumbuh kembang dan gangguannya

- Pengobatan dini dan tepat

- Menjaga kebersihan anak dan lingkungan (higiene


dan
sanitasi)

3. Sandang

- memberikan pakaian yang layak pada anak

- sesuaikan jenis pakaian

…fisis biomedis (Asuh)

4. Pemukiman

- Tempat tinggal yang layak, dan memadai (7m2/orang),


ventilasi cukup,tersedia air bersih

- Lingkungan aman : rumah, sekolah, tempat bermain,


transportasi, bebas polusi asap rokok, asap mobil,
debu,
sampah, racun, lalat, nyamuk, kecoa dll

5. Waktu bermain / aktivitas fisik

merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan,


metabolisme karbohidrat, lemak, protein

merangsang pertumbuhan otot + tulang

merangsang perkembangan

…fisis biomedis (Asuh)

6. Kebutuhan tidur pada anak

#
II. KEBUTUHAN KASIH
SAYANG (ASIH)

Sejak dalam kandungan

🡪 beri kasih sayang orangtua dan keluarga

- ciptakan rasa nyaman, aman, dilindungi

- suasana penuh kegembiraan

- diperhatikan (minat, keinginan, pendapat),

- dibantu, didorong, dihargai

- diberi contoh (bukan dipaksa)

- koreksi (bukan ancaman / hukuman)

Kecerdasan emosional

Kemandirian, kreativitas

Kerjasama, kepemimpinan

…kasih sayang (Asih)

Pola Pengasuhan keluarga

Demokratik (autoritatif)

Diktator (otoriter)

⇨ sering menghukum,Child abuse

3.
Permisif (serba boleh)

4.
Tidak diperdulikan

Temperamen anak

Easy (penurut)

Difficult (susah diatur)

Slow to warm up (pemalu)


III. STIMULASI (ASAH)

Sejak dalam kandungan

Merangsang hubungan antar sel-sel otak/sinaps

(milyaran sel otak dibentuk sejak hamil 6 bulan

⇨ belum ada hubungan antar sel otak)

Bila ada rangsangan


⇨ terbentuk hubungan

Sering di rangsang
⇨ makin kuat hubungan

Variasi banyak
⇨ hubungan makin kompleks / luas

⇨ merangsang otak kiri + kanan

⇨ kecerdasan lebih luas dan tinggi

⇨ kecerdasan multipel

…Stimulasi (Asah)

Kapan Stimulasi dilakukan ?

Mulai janin 23 mgg (awal sinaptogenesis)

Sampai umur 3 tahun (akhir sinaptogenesis)

Sampai usia 14 tahun (akhir pruning)

Semakin dini dan lama stimulasi ⇨ semakin


besar dan lama manfaatnya

0-6 bl : penyesuaian dan persepsi ibu

0-36 bl : intelektual dan perilaku

0-48 bl : kognitif

0-96 bl : membaca, matematika

…Stimulasi (Asah)

Stimulasi Bermain :
Yang dirangsang : sensorik, motorik, kognitif,
komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian,
kreativitas, kerjasama dan kepemimpinan, moral-spiritual

Cara : rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara,


menyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencoret,
menggambar

Kapan : setiap kali interaksi dengan anak, memandikan,


ganti baju, bermain, nonton TV dll

Stimulasi dini, untuk merangsang :

Otak kiri

konvergen (menyempit, menajam)

logika - matematik, rasional

tata bahasa, membaca, menulis

Otak kanan

divergen (melebar, meluas)

imajinasi, kreativitas, seni,musik, nyanyi,

sosio-emosional, kerjasama, kepemimpinan

moral, spiritual

Kecerdasan multipel :

kerjasama otak kanan + kiri

…Stimulasi (Asah)

Kecerdasan Multipel (majemuk)

Verbal linguistic : merangkai kalimat, bercerita

Logical-mathematical : pemecahan masalah

Visual spatial : berpikir 3 dimensi, stereomatris

Bodily-kinesthetic : gerak, tari, olahraga

Musical : bunyi, nada, irama, lagu, musik


Intrapersonal : memahami dan kontrol diri sendiri

Interpersonal : memahami & menyesuaikan dengan


orang lain

Naturalis : menikmati & memanfaatkan lingkungan

Spiritual : moral, rohani, ketuhanan

…Stimulasi (Asah)

Stimulasi untuk 0 – 3 bulan

ciptakan rasa nyaman, aman, senang

peluk, gendong, cium, gusel, gulingkan

tatap mata, ajak bicara

bunyi, suara, musik

gantung benda berwarna, berbunyi

gulingkan kanan-kiri, tengkurap - telentang

meraih dan pegang mainan

…Stimulasi (Asah)

Stimulasi pada umur 3 – 6 bulan

Stimulasi 0 –3 bulan, ditambah :

cilukba, melihat wajah di cermin

dirangsang tengkurap – telentang, bolak-balik

Stimulasi pada umur 6 – 9 bulan

Stimulasi 3 – 6 bulan ditambah :

panggil namanya, ajak bersalaman

ajak tepuk tangan, bacakan dongeng

rangsang duduk, berdiri berpegangan

…Stimulasi (Asah)
Stimulasi pada umur 9 – 12 bulan

Stimulasi umur 6 – 9 bulan ditambah :

mengulang : mama-papa, kakak,

masukkan mainan kedlm wadah

minum dari gelas, gelindingkan bola

latih berdiri, berjalan berpegangan

…Stimulasi (Asah)

Stimulasi pada umur 12 - 18 bulan

Stimulasi umur 9 –12 bulan ditambah :

mencorat-coret

menyusun kubus, puzzle sederhana

masuk-keluarkan benda kecil dari wadah

main boneka, sendok, piring, gelas

latih berjalan tanpa berpegangan

jalan mundur, panjat tangga, tendang bola

lepas celana, lakukan perintah sederhana

menunjuk benda yang disebutkan

menyebutkan nama benda yang ditunjuk

…Stimulasi (Asah)

Stimulasi pada umur 18 - 24 bulan

Stimulasi umur 12-18 bulan ditambah :

tanya, sebut, tunjuk : bagian tubuh

tanya + sebutkan nama gambar, benda

ajak bicara tentang kegiatan sehari-hari


(makan, minum, mandi, main, minta dll)

gambar garis,

cuci tangan, pakai celana-baju

lempar bola, lompat

…Stimulasi (Asah)

Stimulasi pada umur 2 – 3 tahun

Stimulasi umur 18 – 24 bulan ditambah :

sebutkan warna yang ditunjuk

kata sifat (besar-kecil, banyak-sedikit, tinggi rendah,

panas-dingin)

sebutkan nama teman, saudara

hitung jumlah benda

pakai baju, sikat gigi, buang air di kakus

main kartu, boneka, masak-masakan

gambar garis, lingkaran, manusia

berdiri 1 kaki

…Stimulasi (Asah)

Stimulasi pada umur > 3 tahun

Stimulasi umur 2 – 3 tahun ditambah :

pegang pinsil dgn baik

mengenal huruf + angka sambil bermain

berhitung sederhana

buang air kecil / besar di kakus

mandiri (ditinggal di sekolah)

berbagi dgn teman


…Stimulasi (Asah)

Mengembangkan kecerdasan
Verbal Linguistic

Sering diajak bercakap-cakap

Baca cerita berulang-ulang

Rangsang menceritakan kembali

Jangan dipotong cerita anak

Menyanyikan lagu-lagu

Membahas isi syair lagu

…Stimulasi (Asah)

Mengembangkan kecerdasan
Logic-Mathematical

Mengelompokkan benda-benda, mainan

Menyusun, merangkai, menghitung mainan

Bermain angka, halma, congklak

Bermain sempoa, catur, kartu,

Bermain tebak-tebakan, puzzle

Bermain monopoli, permainan komputer

Mengerjakan tugas-tugas matematik

…Stimulasi (Asah)

Mengembangkan kecerdasan
Visual-Spatial

Merangkai, membongkar lego

Mengamati gambar, foto

Menggunting, melipat, menggambar

Bermain rumah-rumahan
Bermain halma, puzzle, komputer

…Stimulasi (Asah)

ANAK PENYANDANG DISABILITAS

DAN KEBUTUHAN KHUSUS

Dr. dr. Sri Sofyani, M.Ked(Ped), Sp.AK

Dr. dr. Lily Rahmawati, Sp.A

dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked(Ped), Sp.AK

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

FK USU - 2021

Definisi

Menurut UU no.4 1997 tentang penyandang

cacat :

Penyandang cacat adalah setiap orang yang

mempunyai kelainan fisik dan/ atau mental

yang dapat mengganggu atau merupakan

rintangan dan hambatan baginya untuk

melakukan secara selayaknya

#
…Definisi

Penyandang Cacat :

Cacat Fisik :

- Tuna netra (hambatan penglihatan)

- Tuna rungu (hambatan pendengaran dan

bicara)

- Tuna daksa (hambatan/ gangguan gerak, spt

penderita polio)

…Definisi

2. Cacat Mental :

- Tuna grahita (keterbelakangan mental)

- Tuna laras (gangguan emosi dan sosial)

- Autis (gangguan interaksi, komunikasi dan

perilaku yang berulang-ulang)

3. Cacat Fisik dan Mental :

- Tuna ganda (lebih dari satu hambatan)


#

…Definisi

Anak penyandang disabilitas :

🡪 Anak dengan keadaan yang lain

dibandingkan dengan anak biasa, karena

tidak normal fisik, fisiologis dan psikis

🡪 sehingga ia memerlukan pendidikan dan

pelayanan khusus agar dapat tumbuh &

kembang optimal

…Definisi

Anak penyandang disabilitas harus

mendapatkan :

- Perawatan, pendidikan dan pelatihan

yang dapat menunjang tumbuh

kembang optimal sesuai kemampuannya

- Menjadi mandiri

- Bukan beban keluarga


#

Perlindungan anak penyandang

disabilitas

1. UU no.4 tahun 1997

🡪 mempunyai hak dan kesempatan yg sama

dalam

berbagai aspek kehidupan

2. UU no.23 tahun 2002

🡪 perlindungan anak

3. UU no 36 tahun 2009

🡪 tentang pemeliharaan kesehatan anak

4. UU no.19 tahun 2011

🡪 pengesahan konvensi hak-hak penyandang

disabilitas

Derajat Kecacatan

Cacat Tubuh Ringan

- Activity daily living (ADL) tidak memerlukan


bantuan orang lain

- Amputasi satu tangan/ kaki, lumpuh atau

bengkok 1 anggota gerak, palsi serebral

ringan

2. Cacat Tubuh Sedang

- Kebutuhan ADL harus dilatih dulu untuk

selanjutnya dapat mengerjakan sendiri

- Palsi serebral sedang, amputai 2 anggota

gerak, muscle distropy dll

3. Cacat Tubuh Berat

- Kebutuhaan ADL selalu membutuhkan

pertolongan orang lain

Tingkat Kecacatan

1. Impairment

🡪 Kehilangan/abnormal dari psikis,

fisiologis, fisik baik struktur


maupun fungsinya

🡪 Cth : kehilangan penglihatan/

pendengaran, amputasi lengan/ kaki,

palsi serebral

2. Disability

Hambatan/ gangguan kemampuan

untuk

melaksanakan aktifitas yang

biasa dikerjakan

orang normal

sebagai akibat dari impairment

Cth : tidak dapat melihat/mendengar/

berjalan/

berkomunikasi, dll

3. Handicap

Kerugian yang diderita akibat


Impairment dan Disability

Cth : kehilangan kemampuan

membaca/

menulis/ bekerja/ beraktifitas sosial

normal

Impairment 🡪 Disability 🡪 Handicap

Impairment

: Anak menjadi buta karena

kekurangan vitamin A

Disability

: Kehilangan kemampuan melihat

Handicap

: Kehilangan kesempatan bekerja

dengan menggunakan mata &

menikmati aktifitas sosial normal

>140

: Genius

>110-140
: Superior (rapid learner)

>90-110

: Normal

> 80-90

: Subnormal (slow learner)

> 70-80

: Borderline

> 50-70

: Debil 🡪 masih dapat dididik & dilatih dalam

batas tertentu

> 20-50

: Imbicil 🡪tidak dapat dididik tetapi dlm batas

tertentu masih dapat dilatih

< 20

: Idiot 🡪 tidak dapat dilatih & dididik

Tingkatan Intelektual

Prevalensi Penyandang Disabilitas

Global Burden Disease 2004 :

15 % populasi dunia penyandang disabilitas sedang sampai

berat (978 juta dari 6,4 Milyar penduduk)


Susenas 2012 :

2,45% di Indonesia penyandang disabilitas

Anak usia 10-14 tahun 39.475juta

Anak usia 15-19 tahun 40.162 juta

Riskesdas 2013 :

anak usia 24-59 bulan : 0.17% tuna netra ; 0.07% tuna rungu

Perhatian terhadap anak penyandang

disabilitas

🡪 PBB, Negara Maju, Pemerintah RI

Fasilitas khusus, RS khusus, SLB, Yayasan

3 Desember 🡪peringatan haari penyandang

disabilitas
#

Penyebab

1. Kekurangan nutrisi ibu & anak

2. Kelainan pada masa pre-natal dan peri-natal

3. Penyakit infeksi

4. Kecelakaan

5. Penyebab lain 🡪 polusi lingk. dll

Penatalaksanaan

Multidisiplin, Multi instansi & Masyarakat

Kementerian Kesehatan

- Puskesmas

: Deteksi dini & Stimulasi dini

- RS : Diagnosis,

Tatalaksana, Rehabilitasi

Medik

2. Kementerian Sosial

🡪 Upaya 🡩 Kesejahteraan Sosial

-
Pencegahan 🡪 permasalahan kecacatan

Rehabilitasi 🡪 mengembalikan fungsi sosial

Pengembangan 🡪 🡩 kesejahteraan

3. Kementerian Pendidikan

🡪 Pendidikan anak cacat

- SLB A

: Tuna netra

- SLB B

: Tuna

rungu/ wicara

- SLB C

: Tuna grahita/ retardasi

mental

IQ 50-75 🡪 mampu dididik

SLB

C1

: IQ 25-50 🡪 mampu dilatih

- SLB D

: Tuna daksa (cacat anggota tubuh)

SLB

D1

: Tuna ganda (double handicap)

- SLB E
: Tuna

laras (kelainan emosi/ sosial)

4. Kementerian Tenaga Kerja

memberi keterampilan melalui

Balai

Latihan Kerja (BLK)

5. PKK

(Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga)

6. YPAC

(Yayasan Pembinaan

Anak Cacat)

7. PPRSBD

(Pusat

Pengembangan dan Latihan

Rehabilitasi Para Cacat

Bersumberdaya

Masyarakat)

🡪 Upaya perubahan perilaku masyarakat dan

penyandang cacat dlm hal sikap, pengetahuan/

keterampilan agar paham terhadap masalah


kecacatan

- Sistem Panti 🡪 pusat/ panti rehabilitasi

- Non Panti 🡪 kelompok usaha produktif, unit

rehabilitasi keliling, lokabina karya

Pencegahan

Ada 3 tingkat pencegahan :

Intervensi tingkat I

🡪 mencegah/ mengurangi terjadinya

Impairment

- Memperbaiki nutrisi ibu hamil & bayi

- Memberi Imunisasi

Konseling genetika

Memperbaiki mental dan perinatal care

2. Intervensi tingkat II

🡪 mencegah Impairment yang

sudah
terjadi agar tidak menjadi

kecacatan yang

permanen dan

mengurangi Disability

- Identifikasi anak dgn Impairment

Perawatan medis

- Pelatihan

- Konseling sosial

3. Intervensi tingkat III

🡪 mencegah terjadi Handicap

- Memberi perhatian, perlindungan,

petunjuk dan dorongan kepada

kekurangan anak cacat

- Kemampuan beradaptasi dengan

lingkungan

Malnutrisi, Kecelakaan, Kelainan bawaan,

Penyakit, dll

Pencegahan tk I
Impairment

Pencegahan tk II

Disability

Pencegahan tk III

Handicap

Tujuan utama Rehabilitasi Medis pada

anak cacat :

1. Mencegah terjadi kecacatan

tindakan rehabilitasi dini

2. Mengurangi kecacatan lebih lanjut

memberi latihan, alat-alat bantu,

protese, dll

3. Mengembalikan kemampuan bekerja

mempersiapkan kemampuan jasmani,

rohani agar mampu mandiriS

Anda mungkin juga menyukai