Anda di halaman 1dari 32

Oleh ;

ENGGAR NUR ARI ZERI 1210070100009


Pembimbing: dr. Irwandi, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Penyakit Anak RSUD M.Natsir Solok


Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah
2021
1. Latar Belakang

Asuhan Nutrisi Pediatrik dilakukan untuk anak sehat maupun anak sakit. Pada anak

sehat, ANP ditujukan untuk menunjang pencapaian tumbuh kembang yang optimal,

pada pasien rawat jalan agar tidak terjadi gagal tumbuh, sedangkan pada pasien

rawat inap untuk mencegah terjadinya malnutrisi rumah sakit (MRS). Yang dimaksud

dengan MRS pada rekomendasi ini adalah penurunan berat badan selama perawatan

di rumah sakit, yang disebabkan oleh ANP yang tidak memadai.


Dampak jangka pendek gizi kurang/buruk pada masa batita adalah

gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak, otot, komposisi tubuh dan

metabolic programming glukosa, lemak dan protein. Dampak jangka panjang

dapat berupa rendahnya kemampuan nalar, prestasi pendidikan, kekebalan

tubuh, dan produktifitas kerja. Selain itu meningkatkan risiko diabetes,

obesitas, penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker, stroke dan penuaan

dini.
5 kegiatan Agar ANP dapat berjalan dengan baik :
1.Membuat diagnosis masalah nutrisi
2.Menentukan kebutuhan nutrisi
3.Memilih cara pemberian zat gizi
4.Memilih bentuk sediaan zat gizi
5.Melakukan pemantauan dan evaluasi/pengkajian respon.
a. Assessment (penilaian)

Anamnesis meliputi asupan makan, pola makan, toleransi makan,


perkembangan oromotor, motorik halus dan motorik kasar,
perubahan berat badan, faktor sosial, budaya dan agama serta
kondisi klinis yang mempengaruhi asupan.
 <5 tahun WHO 2006

 >5 tahun CDC


BB/U
TB/U
BB/TB
 Tentukan umur, Berat Badan panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan
(anak di atas 2 tahun).
 Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis
horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan
panjang / tinggi badan.
 Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal
pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan
IMT.
 Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga
mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran
perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
CARA MENGINTERPRETASIKAN KURVA PERTUMBUHAN WHO

Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata

Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini
diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh
dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.
Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.

Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.

Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO
dapat menggunakan tabel berikut ini.
Dasar pemilihan penggunaan grafik IMT sesuai usia.

USIA Grafik IMT yang dipakai Alasan

0 – 2 tahun WH0 2006 Grafik IMT (CDC 2000) tidak


tersedia untuk klasifikasi usia
dibawah 2 tahun

> 2 – 18 tahun CDC 2000 Dengan menggunakan grafik


IMT CDC 2000 persentil 95,
deteksi dini obesitas dapat
ditegakkan
Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow ( usia u > 5 tahun )
b. Penentuan Kebutuhan

Untuk kemudahan praktek klinis, kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan:

I.Kondisi sakit kritis (critical illness) :

Kebutuhan energi = REE x faktor aktivitas x faktor stres

II. Kondisi tidak sakit kritis (non critical illness)


o Gizi baik/kurang:

Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan berat badan ideal dikalikan RDA (


Recommended Daily Allowance ) menurut usia tinggi (height age). Usia-tinggi
ialah usia bila tinggi badan anak tersebut merupakan P 50 pada grafik.
Kebutuhan nutrien tertentu secara khusus dihitung pada kondisi klinis
tertentu
a. Tatalaksana Gizi Buruk menurut WHO, atau

b. Berdasarkan perhitungan target BB-ideal:

BB-ideal x RDA menurut usia-tinggi


Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk menghindari
sindrom refeeding.

Umur Laki - laki Perempuan


0–1 110 - 120 110 - 120
1–3 100 100
4–6 90 90
7–9 80 – 90 60 - 80
10 – 14 50 – 70 40 - 65
15 - 18 40 - 50 40
o Obesitas:

Target pemberian kalori adalah

BB-ideal x RDA menurut usia tinggi.


Pemberian kalori dikurangi secara bertahap sampai tercapai target.
Catatan:
 Berat badan ideal adalah berat badan menurut tinggi badan pada P 50

pertumbuhan
 Pada Obesitas penatalaksanaan tidak akan berhasil tanpa disertai dengan

peningkatan aktifitas fisik dan perubahan perilaku.


o Penentuan cara pemberian

Pemberian nutrisi melalui oral atau enteral merupakan pilihan

utama. Jalur parenteral hanya digunakan pada situasi tertentu


Pemberian nutrisi Pemberian nutrisi
enteral parenteral
saja.

jangka pendek jangka panjang


jangka pendek
jangka panjang,
( <14 hari). dapat
harus menggunakan
• pipa nasogastrik digunakan akses
akses sentral
(NGT) • gastrostomi perifer
• Nasoduodenal • jejunostomi
• nasojejunal.
o Penentuan jenis makanan

Pada pemberian makan melalui oral bentuk makanan disesuaikan dengan


usia dan kemampuan oromotor pasien, misalnya :

 0-6 bulan ASI dan/formula

 6 bulan-1 tahun ASI dan/atau formula di-tambah makanan pendamping

 1-2 tahun makanan keluarga ditambah ASI dan/atau susu sapi segar

 dan di atas 2 tahun makanan keluarga


Jenis sediaan makanan untuk enteral disesuaikan dengan fungsi
gastrointestinal dan dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:

 Polimerik : yang terbuat dari makronutrien intak yang ditujukan untuk fungsi

gastrointestinal yang normal, terbagi menjadi formula standar dan formula makanan
padat kalori.

 Oligomerik (elemental) : biasanya terbuat dari glukosa polimer, protein

terhidrolisat, trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain triglyceride).

 Modular : terbuat dari makronutrien tunggal


o Pemantauan dan Evaluasi

Reaksi simpang yang dapat terjadi pada pemberian enteral antara lain adalah
mual/muntah, konstipasi dan diare. Pada pemberian parenteral dapat terjadi
reaksi infeksi, metabolik dan mekanis. Selain itu, diperlukan pemantauan
efektivitas berupa monitoring pertumbuhan. Pada pasien rawat inap evaluasi dan
monitoring dilakukan setiap hari, dengan membedakan antara pemberian jalur
oral/enteral dan parenteral. Pada pasien rawat jalan evaluasi dilakukan sesuai
kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai