KOORDINASI ENGGAR NUR ARI ZERI 1210070100009 PENGERTIAN
• Kemampuan mensinergiskan secara normal faktor motorik, sensorik
dalam melakukan gerakan normal. Serebelum digunakan untuk Gerakan sinergistik tersebut, oleh sebab itu serebelum adalah pusat koordinasi.Gangguan koordinasi dapat disebabkan oleh disfungsi serebelum, sistemmotorik, sistem ekstrapiramidal, gangguan psikomotor, gangguan tonus,gangguan sensorik (fungsi proprioseptik), sistem vestibular, dll. Tes Romberg • Minta Pasien berdiri tegak dengan kedua tumit saling bertemu .pertama dengan mata terbuka lalu minta Pasien untuk menutup mata selama 20 detik • Lesi cerebral waktu membuka dan menutup mata Pasien kesulitan berdiri tegak dan cenderung berdiri dengan kaki terbuka lebar • Gangguang propioseptik begitu menutup mata Pasien kesulitan mempertahankan diri dan jatuh Tes cara berjalan • Minta Pasien berjalan dalam sebuah garis lurus dengan tumit saling menyentuh jari kaki lain • Lesi cerebralal : Pasien tidak dapat menjalankan tes disequilibrium tidak dapat berdiri kokoh ( cenderung jatuh) dan cara berjalan terganggu ( Langkah menjadi lebar – lebar ). jika cenderung jatuh kesalah satu sisi artinya gangguan unilateral. Jika berjalan sempoyongan ke samping artinyagangguan di vermis. Tes jari hidung • Minta pasien meluruskan lengan kedepan l, minta Pasien menyentuh jari pemeriksa ,lalu minta Pasien menyentuh hidung nya sendiri. • Lesi selebral : telunjuk tidak sampai di tepat di hidung Pasien tapi melewati atau sampai di pipi dysmetria • Jika mendekati hidung dan terlihat tremor . Maka minta Pasien menunjuk jari telunjuk pemeriksa kemudian menunjuk hidung pasieng berulang -ulang Tes hidung jari • Minta pasien meluruskan lengan kedepan lalu minta Pasien menyentuh hidung nya sendiri ,minta Pasien menyentuh jari telujuk pemeriksa • Lesi selebral : telunjuk tidak sampai di tepat di jari telunjuk pemeriksa dysmetria • Jika mendekati jari telunjuk pemeriksan dan terlihat tremor . Maka minta Pasien menunjuk jari hidungnya sendiri ke jari telunjuk pemeriksa dilakukan secara berulang –ulang. Tes supinasi pronasi • Minta Pasien melakukan Gerakan pronasi dan supinasi secara berganti – gentian dengan cepat dengan posisi siku diam • Lesi cerebelar : Gerakan lambat dan tidak tepat disdiadokinesia Tes tumit • Pasien berbaring dengan kedua tungkai diluruskan ,kemudian diminta menempatkan tumit pada lutut kaki yang lain.minta Pasien menggerakan kaki yang di tumit ke arah ibu jari kaki. • Lesi cerebelar Gerakan dilakukan tidak tangkas. Tes rebound phenomenon • Minta Pasien mengangkat lengan melawan tahanan yang diberikan pemeriksa dengan tangan pemeriksan berada dekat dengan lengan Pasien .lalu lepaskan lengan Pasien secara tiba-tiba. • Lesi cereberal :lengan Pasien memukul wajahnya sendiri. Tes disartria • Minta Pasien mengakat kedua tangan kedepan dengan lurus lalu pemeriksan meletakan kertas atau buku. • Lalu lihat apakah ada tremor pada tangan Pasien. Tes disgrafia • Berikan Pasien kertas dan pena lalu minta Pasien untuk menuliskan sebuah kalimat yang beliau inginkan sendiri. • Lalu pemeriksa melihat kalimat yang dibuat oleh pasien ,apakah tepat atau berantangan kata demi kata posisinya .