Anda di halaman 1dari 18

JOBSHEET

SWEDISH MESSAGE

Disusun oleh kelompok 15 :

Ardi herdian
Cinta
Erlangga
hera
Inge
Putri
pitri

Mata kuliah : Keperawatan Medika Bedah 3

Topik keterangan : pengkajian fisik sistem persyarafan

Dosen : Ela Susilawati,S.Kp,MKep

Sasaran : Praktek Lab Kelas Semeter 5


Referensi

1.

DASARTEORI
Swedish massage adalah suatu pijatan yang di lakukan seorang messure untuk membantu
mempercepat proses pemulihan dengan menggunakan sentuhan tangan dan tanpa
memasukkan obat kedalam tubuh yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi keluhan
atau gejala pada beberapa macam penyakit.

PETUNJUK UMUM

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan Pemeriksaan Swedish

massage

2. Baca dan pelajari job sheet dengan cermat dan teliti.

3. Ikuti petunjuk yang ada.

4. Susun alat secara berurutan dan periksa segala kelengkapannya.

5. lakukan kegiatan secara berurutan sesuai dangan petunjuk yang ada.

TUJUAN

1. merilekskan otot- otot yang tegang

2. melancarkan peredaran darah, dan limfe.

3. Otot yang tidak rileks akan mengganggu peredaran darah, pembuluh limfe, dan persarafan.

4. memberikan efek relaksasi, tetapi juga efektif untuk mengatasi stres dan meredakan nyeri.

INDIKASI

1. Tindakan Pemeriksa Swedish massage ditujukan pada pasien yang memiliki gangguan pada

otot tegang atau pegal - pegal

ALAT DAN PERLENGKAPAN


NO ALAT DAN BAHAN GAMBAR

1. Sarung tangan

2. Snelen cart

3. Reflex hammer

4. Zat pengetes (kopi, gula, teh)


5. Peniti / jarum pentul

6. Penlight

7. Kapas bersih

8. Otoskop

9. Garputala

10. 2 tabung yang berisi air hangat dan


air dingin

Tongue spatel
TAHAP PRA INTERAKSI

1) Cek catatan keperawatan.


2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dilakukan dengan 6 langkah dan sebersih
mungkin.
3) Siapkan alat dan bawa ke dekat pasien
Pastikan alat berfungsi dengan baik, pastikan tanggal kadaluwarsa, menjaga kebersihan
dan steril alat.
4) Siapkan obat sesuai dosis.

TAHAP INTERAKSI

1) Beri salam
Key Point :
Beri salam kepada klien, perkenalkan diri kepada klien sebelum melakukan
tindakan.
2) Beri penjelasan terkait prosedur yang akan dilakukan
Key Point :
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3) Tanyakan kesiapan pada pasien
Key Point :
Apakah pasien bersedia untuk melakukan tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR TINDAKAN

1. Perawat mencuci tangan dengan benar


sebelum melakukan tindakan

A. PEMERIKSAAN SARAF
KRENIAL
1. Nervus 1 (N.olfaktorius, untuk
mencium bau) Pastikan rongga
hidung tidak tersumbat. Lakukan
pemeriksaan dengan menutup
sebelah lubang hidung klien dan
dekatkan bau-bauan seperti kopi
dengan mata tertutup klien
diminta menebak bau tersebut.
Lakukan juga untuk lubang
hidung sebelahnya.
2. Nervus 2 (Optikus, Melihat)
Catat kelainan pada mata seperti
katarak dan infeksi sebelum
pemeriksaan, perhatikan jarak
baca atau menggunakan
snelenchart untuk jarak jauh.
Periksa lapang pandang klien
berhadapan dengan pemeriksa
60-100cm minta klien untuk
menutup sebelah mata dengan
mata yang berlawanan dengan
mata klien.
3. Nervus 3 Nervus III, IV, VI (N.
Okulomotoris, Troklear, dan
Abdusen) Koordinasi gerakan
mata dan kontraksi pupil mata
- Test N III (respon pupil
terhadap cahaya)
menyorotkan senter kedalam
tiap pupil mulai menyinari
dari arah belakang
dari sisi klien dan sinari satu
mata, perhatikan kontraksi
pupil terkena sinar
- Test N IV (kepala tegak
lurus, letakan objek kurang
lebih 60cm sejajar Mid line
mata, gerakan objek kea rah
kanan. Observasi adanya
deviasi bola mata, diplopia,
nystagmus.
- Test N VI ( minta klien untuk
melihat kearah kiri dan kanan
tanpa menengok.
4. Nervus V (N. Trigeminus)
Di periksa dengan menyentuh
kulit wajah daerah maxilla,
mandibula, dan ftontal
dengan menggunakan
kapas,.minta klien
mengucapkan YA bila
merasakan sentuhan, lakukan
kanan dan kiri.

5. Nervus VII facialis


Pemeriksaan yang dilakukan
pada bagian wajah.
Pemeriksaan pada N. Fasialis
terdapat 2 jenis yaitu : Motorik
dan sensorik.
Motoric
- Amati bentuk wajah dari
pasien apakah simetris
atau tidak
- Amati lipatan dahi, tinggi
alis, lebar celah mata,
lipatan kulit nasolabial
dan sudut mulut
- Minta pasien mengerutkan
dahi, pada bagian yang
lumpuh lipatannya
- Mengakat alis
- Menutup mata dengan
rapat
- Menyengir atau tersenyum
- Menggembungkan pipi

Sensorik
- Pemeriksaan ini
membutuhkan zat-zat yang
memiliki rasa manis, pahit,
asin, asam
- Minta pasien menutup
matanya
- Minta pasien untuk
menjulurkan 2/3 bagian
lidahnya
- Letakan zat asin, manis,
pahit, asam apakah
- Meminta pasien menulis
apa yang dirasakannya.
6. Nervus VIII (N. Vestibulo
koklear) Cabang vestibule
dengan menggunakan test
pendengaran menggunakan
weber test dan rhinne test
- Test rinne untuk
membandingkan antara
hantaran tulang dengan
hantaran udara pada 1 telinga
pasien
- Test weber untuk
membandingkan hantaran
tulang antara kedua
telinga
pasien.
7. Nervus IX & X ( N.
glosofaringeus dan vagus
)
- Minta klien mengucapkan aa
dan lihat gerakan ovula dan
palatum, normal bila ovula
terletak di tengan dan
palatum sedikit terangkat.
- Periksa gerak reflex dengan
menyentuh bagian dinding
belakang faring
menggunakan aplikator dan
observasi gerakn faring
- Periksa aktivitas motoric
faring dengan meminta klien
menelan air sedikit,
observasi gerakan menelan
dan kesulitan menelan.
Periksa getaran pita suara
saat klien
berbicara.
8. Nervus XI (N. Asesoris )
- Periksa fungsi trapezius
dengan meminta klien
menggerakan kedua bahu
secara bersamaan dan
observasi kesimetrisan
gerakan
- Periksa fungsi otot dengan
meminta klien menoleh ke
kanan dan kekiri, minta klien
mendekatkan telinga kebahu
kanan dan kiri bergantian
tanpa mengangkat bahu lalu
observasi rentang pergerakan
sendi
- Periksa kekuatan otot
trapezius dengan menahan
kedua bahy klien dengan
- kedua telapak tangan dan
minta klien mendorong
telapak tangan pemeriksa
sekuat kuatnya keatas,
perhatikan kekuatan
daya
dorong.
9. Nervus XII (N. hipoglosus)
- Periksa pergerakan lidah,
menggerakan lidah kekiri dan
kekanan, observasi
kesimetrisan gerakan lidah
- Periksa kekuatan lidah
dengan meminta klien
mendorong salah satu pipi
dengan ujung lidah, dorong
kedua pipi dengan kedua jari,
observasi kekuatan lidah,
ulangi pemeriksaan sisi yang
lain.
B. FUNGSI MOTORIK
1. Kaji cara berjalan dan
keseimbangan dengan
mengobservasi cara berjalan,
kemudahan berjalan dan
koordinasi gerakan tangan dan
kaki. Minta klien berjalan
dengan menyentuhkan ibu jari
pada tumit kaki yang lain, minta
klien jalan jinjit dan minta klien
berjalan dengan bertumpu pada
tumit
2. Pemeriksaan Romberg test
adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan berdiri tegak
dengan kedua kaki bersama
tidak menekan dengan kuat atau
rileks
3. Tes pronasi dan supinasi dengan
meminta klien duduk dan
meletakan telapak tangan di
paha, minta untuk melakukan
pronasi dan supinasi bergantian
dengan cepat. Observasi
kecepatan, irama, dan kehalusan
gerakan
4. Melakukan pemeriksaan heel to
shin test dengan meminta klien
tidur pada posisi supine, minta
klien menggesekan tumit telapak
kaki kiri sepanjang tulang tibia
tungkai kanan dari bawah lutut
sampai ke pergelangan kaki.
Ulangi pada kaki kanan.
Observasi kemudahan klien
menggerakan pada garis lurus.
C. FUNGSI SENSORIK
Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengevaluasi respon klien terhadap
beberapa stimulus. Pemeriksaan
dilakukan dengan memberikan stimulus
secara acak pada bagian tubuh klien
dapat berupa sentuhan ringan seperti
kapas, tumpul dan tajam, suhu, getaran,
identifikasi objek merasakan tulisan di
tangan, kemampuan membedakan 2
titik, kemampuan mengidentifikasi
bagian tubuh yang diberi sentuhan
dengan menutup mata.
D. FUNGSI REFLEKS
1. Biseps, klien diminta duduk
dengan rileks dan meletakan
kedua lengan diatas paha,
dukung lengan bawah klien
dengan tangan non dominan,
letakan ibu jari lengan non
dominan diatas tendon biseps,
pukulkan reflex hammer pada
ibu jari, observasi kontraksi otot
bisepss (fleksi siku).
2. Triseps, minta klien duduk,
dukung siku dengan tangan
non dominan, pukulkan reflex
hammer pada prosesus
olektranon, observasi kontraksi
otot triseps (ekstensi siku).
3. Brachioradialis, minta klien
duduk dan meletakan kedua
tangan diatas paha dengan
posisi pronasi, pukulkan hammer
diatas tendon (2-3 inchi dari
pergelangan tangan), observasi
fleksi dan supinasi telapak
tangan
4. Fleksi, palpasi lokasi patella
(interior dari patella), pukulkan
reflek hammer, perhatikan
ekstensi otot kuat quadriceps.
Patellar minta klien dudu dengan
lutut di gantung.
5. Tendo achiles, pegang telapak
kaki klien dengan tangan non
dominan, pukul tendon aciles
dengan menggunakan bagian
lebar reflex hammer,
observasi plantar leksi telapak
kaki
6. Plantar, minta klien tidur
telentang dengan kedua tungkai
sedikit eksternal, rotasi, stimulasi
telapak kaki klien dengan ujung
tajam reflex hammer mulai dari
tumit kea rah bagian sisi luar
telapak kaki, observasi gerakan
telapak kaki ( normal jik gerakan
plantar fleksi dan jari-jari kaki
fleksi)
E. PEMERIKSAAN TANDA
MENINGEAL
1. Kaku kuduk
- Pasien dalam posisi
berbaring tanpa
menggunakan bantal kepala.
- Pemeriksa berdiri di sebelah
kiri pasien.
- Tangan kiri pemeriksa
ditempatkan dibelakang
kepala pasien.
- Tempatkan tangan kanan
pemeriksa pada sternum
pasien, untuk memfiksasi
tubuh pasien.
- Dengan hati-hati, putar
kepala pasien ke kanan dan
kiri.
- Selanjutnya, dengan hati-
hati, fleksikan kepala pasien
sehingga dagu
pasien menyentuh dada.
- Nilai adakah nyeri atau
tahanan pada leher saat
pemeriksaan ini dilakukan.
2. Pemeriksaan lasegue
- Pasien dalam posisi
berbaring tanpa
menggunakan bantal kepala
dengan kedua tungkai
diekstensikan (lurus)
- Pemeriksa mengangkat
salah satu kaki dengan fleksi
pada sendi panggul.
- Nilai adanya tahanan atau
rasa nyeri.
- Lakukan pemeriksaan pada
tungkai lainnya dan
bandingkan hasilnya.
3. Pemeriksaan kernig
- Pasien dalam posisi
berbaring tanpa
menggunakan bantal kepala
dengan kedua tungkai
diekstensikan (lurus).
- Pemeriksa memfleksikan
sendi panggul dan lutut
sehingga membentuk sudut
90 derajat.
- Kemudian tungkai bawah
diekstensikan.
- Nilai adanya tahanan maupun
rasa nyeri.
- Lakukan pemeriksaan pada
tungkai lainnya
4. Brudzinski I
- Saat dilakukan prosedur
pemeriksaan kaku kuduk,
nilai posisi kaki pasien.
- Adakah fleksi pada kedua
tungkai.
Brudzinski II
- Pasien dalam posisi
berbaring tanpa
menggunakan bantal kepala
dengan kedua tungkai
diekstensikan (lurus)
- Tungkai difleksikan pada
sendi panggul dan lutut.
- Nilai tungkai lainnya, adakah
fleksi yang terjadi.
- Lakukan pemeriksaan pada
tungkai lainnya dan
bandingkan hasilnya.

EVALUASI

1) Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap dan mudah dijangkau

2) Mahasiswa mampu melakukan tindakan Pengkajian pemeriksaan fisik

sistem persyarafan secara sistematis dan setiap langkah dilakukan dengan

tepat
3) Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyamanan pasien dan privasi pasien selama

prosedur

4) Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum pada jam

praktikum mandiri.

Anda mungkin juga menyukai