PENGERTIAN Bagian dari pengkajian keperawatan pada sistem neurologi/ sistem
persarafan TUJUAN Mahasiswa mampu melakukan keterampilan dalam melakukan pemeriksaan neurologi. INDIKASI Dilakukan pada pasien dengan tanda dan gejala gangguan sistem neurologi KONTRA - INDIKASI PERSIAPAN Persiapan klien : 1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri 2. Menanyakan identitas pasien 3. Menanyakan keluhan utama dan anamnesis singkat 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga 5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 6. Mencuci tangan dengan teknik aseptik 7. Meminta pasien pada posisi yang nyaman
PERSIAPAN Persiapan Alat:
ALAT 1. Sarung tangan 2. Refleks hammer 3. Garputala 4. Kapas dan lidi 5. Penlight atau senter kecil 6. Opthalmoskop 7. Snelen chart 8. Jarum steril 9. Spatel lidah 10. 2 tabung berisi air hangat dan air dingin 11. Objek yang dapat disentuh seperti bolpoin atau uang receh 12. Bahan-bahan beraroma tajam seperti kopi, teh, vanilla 13. Bahan-bahan yang berasa asin, manis, atau asam seperti garam, gula, atau cuka 14. Baju pemeriksa PROSEDUR A. Pemeriksaan Tingkat kesadaran Nilai tingkat kesadaran klien secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS).
B. Menilai Fungsi Luhur
Nilai orientasi klien (orang, tempat, waktu) Periksa memori klien dengan memperlihatkan 5 benda kecil, selang 5 menit kemudian pasien ditanyai benda apa saja yang dilihatnya tadi. Nilai proses fikir klien
C. Pemeriksaan Nervus Cranialis
1. Pemeriksaan n. I : Olfaktorius a. Periksa lubang hidung, apakah ada sumbtan atau kelainan, misalnya polip atau ingus b. Gunakan bahan-bahan beraroma tajam dan dekatkan ke hidung pasien c. Pasien disuruh mencium bau tersebut d. Tiap lubang diperiksa satu persatu dengan lubang ditutup salah satu 2. Pemeriksaan n. II : Optikus a. Periksa ketajaman penglihatan menggunakan snelen chart dari jarak 6 meter. Hasilnya 6/20 apabila huruf yang seharusnya dibaca pada jarak 20 m, pasien hanya bisa membaca pada jarak 6 m. b. Periksa Lapang Pandang: Pasien diminta duduk atau berdiri berhadapan dengan pemeriksa dengan jarak kira-kira 1 meter. Mata diperiksa secara bergantian dengan salah satu mata ditutup. Pemeriksa menggerakkan jari tangannya di bidang pertengahan antara pemeriksa dan pasien. Lakukan gerakan dari arah luar ke dalam. Jika pasien mulai melihat jari-jari pemeriksa, ia harus memberitahu pemeriksa. 3. Pemeriksaan n. III, IV, VI : Okulomotorius, Trokhlearis, Abdusens : a. Perhatikan apakah ada ptosis, eksoftalmus dan strabismus/ juling b. Pasien diminta untuk menggerakkan bola mata ke atas, bawah ke samping kiri dan kanan c. Pasien diminta mengedipkan mata d. Pemeriksa menyorotkan cahaya penlight kearah mata pasien, dilihat apakah ada perubahan besar pupil. Normal diameter pupil 3 mm. 4. Pemeriksaan n. V : Trigeminus a. Pasien disuruh untuk merapatkan giginya sekuat mungkin dan kita raba di m. Masseter dan m. Temporalis, rasakan tonus ototnya b. Pasien disuruh untuk membuka mulut, apakah ada deviasi rahang bawah c. Lakukan pemeriksaan untuk menyelidiki rasa raba, rasa nyeri, dan suhu d. Periksa reflek kornea dengan menyentuhkan kapas ke mata 5. Pemeriksaan n. VII : Facialis a. Perhatikan muka pasien, apakah simetris atau tidak, perhatikan kerutan dahi, pejaman mata, dan sudut mulut b. Minta pasien mengangkat alis dan mengerutkan dahi c. Minta pasien menyeringai (menunjukkan gigi geligi) d. Fungsi pengecapan: Pasien disuruh untuk menjulurkan lidah, taruh gula, garam, atau cuka secara bergantian. Pasien tidak boleh menarik lidahnya ke dalam mulut. Pasien diminta untuk menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat. 6. Pemeriksaan n. VIII : Akustikus a. Tes keseimbangan Tes Romberg Tes berjalan Tes telunjuk b. Tes pendengaran Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach 7. Pemeriksaan n. IX : Glossofaringeus : suplai persarafan sensoris dari orofaring dan bagian posterior dari lidah 8. Pemeriksaan n. X : Vagus a. Pasien disuruh menyebutkan “aaaaaa” b. Perhatikan kualitas suara psien, apakah ada suara bormal, serak, atau tidak ada sama sekali c. Lakukan penekanan lidah dengan spatel lidah bagian belakang. Lihat apakah ada reflex gag d. Pasien disuruh untuk memakan makanan padat, lunak dan menelan air e. Perhatikan apakah ada kesalahan telan/ tidak bisa menelan/ disfagia 9. Pemeriksaan n. XI : Aksesorius a. Kekuatan otot sternokleidomastoideus: Pasien disuruh untuk menoleh ke salah satu sisi Tangan pemeriksa diletakkan di area pipi pasien dan memberikan tahanan, pasien disuruh untuk menoleh ke sisi yang berseberangan Nilai kekuatan ototnya b. Otot trapezius : Letakkan tangan pemeriksa di bahu pasien Suruh pasien mengangkat bahunya dan kita tahan Nilai kekuatan ototnya 10. Pemeriksaan n. XII : Hipoglosus a. Pasien disuruh membuka mulut dan menjulurkan lidah b. Apakah besar lidah sama, ada atrofi, atau miring kea rah tertentu
D. Pemeriksaan Rangsang Selaput Otak/ Meningeal sign
1. Kaku Kuduk a. Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang berbaring b. Kemudian kepala ditekukkan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada. c. Selama penekukan ini diperhatikan adanya tahanan. d. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak mencapai dada. 2. Kernig’s Sign a. Pasien berbaring lurus di tempat tidur. b. Pasien difleksikan pahanya pada sendi panggul sampai membuat sudut 90o, c. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut. d. Biasanya dapat dilakukan ekstensi sampai sudut 135o, antara tungkai bawah dan tungkai atas. e. Tanda kerniq (+) = Bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut 135o 3. Brudzinsky I a. Pasien berbaring di tempat tidur. b. Dengan tangan yang ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang berbaring, kita tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai dada. c. Tangan yang satunya lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk mencegah diangkatnya badan. d. Brudzinsky I (+) ditemukan fleksi pada kedua tungkai. 4. Brudzinsky II a. Pasien berbaring di tempat tidur. b. Satu tungkai di fleksikan pada sendi panggul, sedang tungkai yang satu lagi berada dalam keadaan lurus. c. Brudzinsky II (+) ditemukan tungkai yang satu ikut pula fleksi, tapi perhatikan apakah ada kelumpuhan pada tungkai.
E. Pemeriksaan Saraf Tepi
a. Motorik : Berikan penilaian bentuk otot, tonus otot, dan kekuatan otot b. Sensorik : Periksa sensibilitas : rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu c. Pemeriksaan Refleks. Gunakan hammer reflek, posisi pasien duduk lalu ketukkan ke lutut pasien atau siku.
HASIL 1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula 3. Mencuci tangan 4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
RUANG Semua ruangan
TERKAIT REFERENSI Kozier, E., Erb, G. 2000. Technique in Clinical Nursing A Comprehensive Approach. California : Addison Wesley Company.