Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ILMU BIOMEDIK DASAR

PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL

Oleh:
Sulkifli Buhari
Nim P00320023101
Kelas 1B keperawatan

Dosen Pengampu:
Reni Devianti Usman,M.Kep.,Sp.KMB

Politeknik Kementrian Kesehatan Kendari


Jurusan D-III Keperawatan
Tahun Ajaran 2023/2024
1. Tujuan Pengkajian
Pemeriksaan saraf krnial di lakukan untuk mengevaluasi fungsi saraf kranial.
Yang merupakan sepasang saraf yang keluar langsung dari batang otak,
tujuan pemeriksaan ini yaitu: mengidentifikasi gangguan atau klainan saraf
kranial. Menilai respon motorik dan sensorik, menilai kordinasi dan
keseimbangan, dan mendiagnosis penyakit atau cedera.

2. Persiapan alat dan bahan


- Snellen chart
- Pen light
- Kapas
- Garputala
- Handscoon
- Spatel tongue
- Minyak wangi, sabun. Tembakau, kopi,vanili, dan sebagainya.
- Gula, garam serta asam

3. Persiapan pasien
Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter perlu menganamnesis keluhan
pasien serta riwayat penyakit yang prnah di derita.

4. Prosedur kerja
- Tempatkan alat di samping pasien atau pegang alat tersebut
- Cuci tangan dan pakai handscoon
- Jelaskan tindakan yang di lakukan dan tujuannya
- Catat hasil
- Cuci tangan setelah prosedur di lakukan

A. Saraf I ( N.OLFAKTURIUS)

FUNGSI
Pemeriksaan dapat secara subjektif dan objektif. Subjektif hanya di
tanyakan apakah penderita masih dapat membaui bermacam-macam bau
dengan betul.

CARA PEMERIKSAAN
 Kedua mata tertutup
 Lubang hidung di tutup
 Di lihat apakah tidak ada gangguan pengaliran udara
 Kemudian bahan satu persatu di dekatkan pada lubang hidung
yang terbuka dan penderita di minta menarik napas panjang,
kemudian di mintai mengidentifikasi bahan tersebut
HASIL
Normal, dapat membedakan aroma
B. Saraf II (N,OPTICUS)

FUNGSI
Tes konfrontasi adalah salah satu tes yang di lakukan dalam pemeriksaan
mata dengan tujuan untuk mengetahui apakah lapang pandang pasien
normal.

CARA PEMERIKSAAN
 Pasien dimintai untuk menutup satu mata, kemudian menatap mata
pemeriksa sisi lain.
 Mata pemeriksa juga di tutup pada sisi lain agar sesuai dengan
lapang pandang pasien
 Letakkan jari tangan pemeriksa atau benda kecil pada lapang
pandang pasien dari 8 arah
 Pasien di mintai untuk menyatakan bila melihat benda tersebut.
Bandingkan lapang pandang pasien dengan lapapang pandang
pemeriksa
 Syarat pemeriksaan tentunya lapang pandang pemeriksa harus
normal

HASIL
Normal pasien dapat melihat dan mengikuti instruksi

C. Saraf III ( N.OCULO-MOTORIUS)

FUNGSI
Pemeriksaan gerakan bola mata memastikan kemampuan bola mata
untuk bergerak mempertahankan jatuhnya bayangan tepat pada fovea di
berbagai posisi kepala. Di lakukan untuk menilai kedudukan serta bola
mata.

CARA PEMERIKSAAN
 Anjurkan melihat ke depan
 Amati
 Apakah kedua mata tetap diam atau bergerak spontan
(migtagmus)
 Apakah ada salah satu deviasi
 Amati fungsi 6 otot mata dengan gerakan jari perawat ke 8
arah pada jarak 15-30 cm
HASIL
Normal
d. SARAF IV (N.TROKHLEARIS)

FUNGSI :

Indikasi pemeriksaan pupil adalah untuk memberikan gambaran fungsi sistem saraf
pusat/otak, kondisi saraf optik, kondisi mata termasuk pemeriksaan retina, serta dapat
membantu memberikan gambaran klinis pasien.

CARA PEMERIKSAAN :

 Siapkan penlight., sorotkan cahaya dari penlight ke mata klen secara langsung.
 Perhatikan perubahan pada pupil pasien.
 Catat hasilnya

HASIL :
Normal pupil mata berubah ketika terkena cahaya

e. SARAF V (N.TRIGEMINUS)

FUNGSI :

Sensibilitas wajah berguna Untuk mengetahui fungsi sensorik kedua sisi


wajah pada penderita kelumpuhan wajah akut atau kronis.

CARA PEMERIKSAAN :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu kapas yg dipilin
2. Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan kepada pasien
3. Atur posisi pasien bisa baring atau duduk
4. Catat hasil

HASIL :
Normal

f. SARAF VI (N.ABDUSEN)

FUNGSI :
Refleks kornea adalah bagian dari pemeriksaan mata atau pemeriksaan
neurologis. Ini menguji bagaimana fungsi Ujung saraf sensorik pada
kornea serta refleks kornea dapat bekerja dengan baik.

CARA PEMERIKSAAN :
a. Sediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder
b. Suruh klien untuk menggerakkan mata ke lateral tanpa menggerakkan
kepala.
c. Sentuhlah sisi kontralateral kornea dengan kapas secara hati-ati.
d. Respon berupa kedipan mata cepat.

HASIL :
Normal pasien berkedip

g. SARAF VII (N.FACIALIS)

FUNGSI :

Elektromiografi (EMG). Tes ini dapat memastikan adanya kerusakan


saraf dan menentukan tingkat keparahannya dengan cara mengukur
aktivitas listrik otot sebagai respons terhadap stimulasi dan sifat serta
kecepatan konduksi impuls listrik di sepanjang saraf. untuk mengetahui
kelumpuhan saraf wajah.

CARA PEMERIKSAAN :

1. Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan


2. Atur posisi pasien
3. Dokter akan meminta pasien melakukan beberapa gerakan, seperti
menutup mata, mengangkat alis, atau mengernyitkan kening.
4. Catat hasil

HASIL : Normal

h. SARAF VIII (N.VESTIBULOCOCHLEARIS)

FUNGSI :

Tes Weber merupakan cara lain untuk mengevaluasi gangguan konduktif


dan sensorineural. Untuk mengetahui gangguan pendengaran
sensorineural

CARA PEMERIKSAAN :

1. Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan


2. Pemeriksa meletakkan garpu tala di tengah kepala Anda.
3. Anda mencatat di bagian telinga mana getaran yang terasa, apakah
pada telinga kiri, telinga kanan, atau keduanya.

HASIL : Normal, getaran terasa pada kedua telinga


i. SARAF IX (N.GLOSOFARINGEUS)

FUNGSI :

membedakan rasa manis dan asam serta pemeriksaan saraf sensorik dan
motorik, untuk sensasi rasa

CARA PEMERIKSAAN :

1. Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan


2. Siapakan alat dan bahan
3. Lakukan Tindakan dengan meneteskan cairan manis,asin,dan asam
pada bagian belakang lidah pasien
4. Catat hasil

HASIL :
Normal dapat membedakan rasa

j. SARAF X (N.VAGUS)

FUNGSI :

Gerakan palatum. Mengidentifikasi gerakan otot faring dan pita suara

CARA PEMERIKSAAN :

1. Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan


2. Penderita diminta mengucapkan huruf a atau ah dengan panjang
3. pemeriksa menggunakan pen light melihat gerakan uvula dan arcus
pharyngeus. Uvula akan berdeviasi kearah yang normal.
4. Catat hasil

HASIL :
Normal

k. SARAF XI (N.ASESORIS)

FUNGSI :

Kekuatan M. Trapezius. Menguji kekuatan trapezius pars ascendens,


decendens & transversus sebagai bagian dari penilaian bahu.

CARA PEMERIKSAAN :

1. Jelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan


2. posisi penderita duduk dan pemeriksa berada dibelakang penderita
3. menekan kedua bahu penderita kebawah, sementara itu penderita
berusaha mempertahankan posisi kedua bahu terangkat.
4. Catat hasil

HASIL :
Normal, pasien dapat mempertahankan posisi

l. SARAF XII (N.HIPOGLOSSUS)

FUNGSI :

Pemeriksaan gerakan lidah serta pemeriksaan adanya atrofi lidah dan


fasikulasi (tanda dini berupa perubahan pada pinggiran lidah dan
hilangnya papil lidah)

CARA PEMERIKSAAN :

1. Minta pasien membuka mulut, lihat apakah ada atrofi lidah, fasikulasi,
deviasi lidah.
2. Minta pasin menjulurkan lidah, lihat adapah ada deviasi lidah, cacat
arah deviasi lidah.
3. Minta pasien dengan menggunakan lidahnya, menekan pipi pasien
dengan tangan pemeriksa menahan pipi pasien, lihat kekuatan lidah
pasien, bergantian kanan dan kiri.
4. Minta pasien mengucapkan kata-kata mengandung huruf “R” dan “L”,
apakah ada gangguan dalam pengucapan.

HASIL :
Normal, tidak ada gangguan pengucapan
PENGKAJIAN REFLEKS

TUJUAN PENGKAJIAN :

1. Mengetahui mekanisme terjadinya refleks


2. Mengetahui definisi pemeriksaan refleks
3. Melakukan prosedur pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis
dengan baik dan benar
4. Menjelaskan parameter normal hasil pemeriksaan refleks
5. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan refleks

ALAT DAN BAHAN :

1. Palu perkusi
2. Lampu senter
3. Kapas
4. Jarum

A. REFLEKS BISEP

CARA PEMERIKSAAN :

1. Pasien duduk
2. Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi,
lengan diletakkan di atas lengan pemeriksa
3. Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa pada tendon m.biceps brachii,
posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku.
4. Respon : fleksi lengan pada sendi siku

HASIL : normal

B. REFLEKS TRISEP

CARA PEMERIKSAAN :

1. Pasien duduk dengan rileks


2. Lengan pasien diletakkan di atas lengan pemeriksa
3. Pukullah tendo trisep melalui fosa olekrani
4. Stimulus : ketukan pada tendon otot triceps brachii, posisi lengan
fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.
5. Respon : ekstensi lengan bawah disendi siku .

HASIL : normal

C. REFLEKS KULIT PERUT


CARA PEMERIKSAAN :

1. Berbaring terlentang dengan kedua tangan terletak lurus di samping


badan.
2. Kulit daerah abdomen digores dari lateral ke arah umbilikus.
3. Stimulus : Goresan pada kulit daerah abdomen dari lateral ke arah
umbilikus.
4. Respon : kontraksi otot dinding perut.

HASIL : normal

D. REFLEKS WITHDRAWAL

CARA PEMERIKSAAN :

1. Lengan orang coba diletakkan di atas meja dalam keadaan ekstensi.


2. Tunggulah sampai orang coba tidak melihat saudara, tusuklah dengan
hati-hati dan cepat kulit tangan dengan jarum suntik steril, sehalus
mungkin agar tidak melukai orang coba.
3. Stimulasi : tusukan pada kulit
4. Respon : fleksi lengan tersebut menjauhi stimulus.

HASIL : normal

E. REFLEKS KORNEA

CARA PEMERIKSAAN :

1 . Sediakanlah kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus.


2. Orang coba menggerakkan bola mata ke lateral yaitu dengan
melihat ke salah satu sisi tanpa menggerakkan kepala.
3. Stimulasi : Sentuhlah dengan hati-hati sisi kontralateral
kornea dengan kapas.
4. Respon : berupa kedipan mata secara cepat.

HASIL : normal

F. REFLEKS CAHAYA

CARA PEMERIKSAAN :

1. Cahaya senter dijatuhkan pada pupil salah satu mata orang


coba.
2. percobaan pada mata lain.
3. Respons : berupa konstriksi pupil holoateral dan kontralateral.

HASIL : normal
G. REFLEKS PATELLA

CARA PEMERIKSAAN :

1. Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai


2. Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang tepat
3. Tangan pemeriksa memegang paha pasien
4. Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan yang
lain
5. Respon: pemeriksa akan merasakan kontraksi otot kuadrisep, ekstensi
tungkai bawah
6. Stimulus : ketukan pada tendon patella
7. Respon : ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m.quadriceps
femoris

HASIL : normal

H. REFLEKS KREMASTER

CARA PEMERIKSAAN :

1. Ujung tumpul palu refleks digoreskan pada paha bagian medial


2. Respon: elevasi testis ipsilateral
HASIL : normal

I. REFLEKS PLANTAR

CARA PEMERIKSAAN :

1. Telapak kaki pasien digores dengan ujung tumpul palu refleks


2. Respon: plantar fleksi kaki dan fleksi semua jari kaki

HASIL : normal

J. REFLEKS GLUTEAL

CARA PEMERIKSAAN :

1. Bokong orang coba digores dengan ujung tumpul palu refleks


2. Respon: kontraksi otot gluteus ipsilateral

HASIL : normal
K. HOFFMANN TROMER

CARA PEMERIKSAAN :

1. Tangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa.


2. Stimulasi: ujung jari tangan pemeriksa yang lain disentilkan ke ujung
jari tengah tangan penderita.
3. Respon :reflek positif jika terjadi fleksi jari yang lain dan adduksi ibu
jari

HASIL : normal

L. GRASPING

CARA PEMERIKSAAN :

1. Gores palmar penderita dengan telunjuk jari pemeriksa diantara


ibujari dan telunjuk penderita.
2. Respon : Maka timbul genggaman dari jari penderita, menjepit jari
pemeriksa. Jika reflek ini ada maka penderita dapat membebaskan jari
pemeriksa. Normal masih terdapat pada anak kecil. Jika positif pada
dewasa maka kemungkinan terdapat lesi di area premotorik cortex

HASIL : normal

M. REFLEKS SNOUTING

CARA PEMERIKSAAN :

1. Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan


menimbulkan reflek menyusu.
2. Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul reflek menyusu.
Normal pada bayi.

HASIL : normal

N. REFLEKS BABINSKI

CARA PEMERIKSAAN :

1. Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui
sisi lateral.
2. Orang normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan
tungkai.
3. Respon : Pada lesi maka akan timbul respon jempol kaki akan
dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau membuka.
Normal pada bayi masih ada.

HASIL : normal
O. REFLEKS OPPENHEIM

CARA PEMERIKSAAN :

1. Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke
bawah, dengan kedua jari telunjuk dan tengah.
2. Respon : Jika positif maka akan timbul reflek seperti Babinski

HASIL : normal

P. REFLEKS GORDON

CARA PEMERIKSAAN :

1. Lakukan goresan/memencet otot gastrocnemius


2. Respon : jika positif maka akan timbul reflek seperti Babinski

HASIL : normal

Q. REFLEK SCHAEFER

CARA PEMERIKSAAN :

1. Lakukan pemencetan/ pemukulan pada tendo achiles.


2. Respon : Jika positif maka akan timbul refflek seperti Babinski

HASIL : normal

R. REFLEKS ROSSOLIMO

CARA PEMERIKSAAN :

1. Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid.


2. Respon : Reflek akan terjadi fleksi jari-jari kaki.

HASIL : normal

S. REFLEKS MENDEL-BACCTREREW

CARA PEMERIKSAAN :

1. Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan


2. Respon : fleksi jari-jari kaki.

HASIL : normal

Anda mungkin juga menyukai