DAN GCS
Oleh:
Dimas ardi kmp
20613357
PRAKTIKUM LABORATORIUM
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2021
Lembar Pengesahan Pembimbing
Pembimbing Penyusun
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
PENGKAJIAN
1. Observasi kebersihan klien, cara berpakaian, postur tubuh,
bahasa tubuh, ekspresi wajah, kemampuan berbicara,
kemampuan untuk mengikuti petunjuk
2. Kaji kemampuan bicara dan kemampuan mengucapkan kata-
kata, keras lembutnya suara dan kejelasan vokal yang
diucapkan klien
3. Kaji sensorium klien : tingkat kesadaran dengan Glasgow
Coma Scale (GCS), tanyakan waktu, tanggal, tempat, dan
alasan berkunjung ke rumah sakit
4. Kaji memori klien : tanyakan nama klien, nama anggota
keluarga, tanggal lahir, riwayat pekerjaan
Nervus Vestibulochoclearis
Cabang Vestibulo
1. Romberg test
2. Minta klien berdiri tegak dengan kaki dan tangan adduksi
3. Observasi apakah ada ayunan tubuh klien
4. Minta klien menutup mata dan observasi gerakan dan usaha
klien untuk mempertahankan posisi tegak
Cabang Cochlear
Lakukan pemeriksaan dengan Test Weber dan Rhinne
Dokumentasi
1. Mencatat hasil pengkajian dengan lengkap
2. Mencatat hasil pemeriksaan fisik kranial 1-12 secara
berurutan
3. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
4. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
GCS
A. Pengertian
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien
terhadap rangsangan yang diberikan.
B. Tujuan
a. Mengetahui derajat awal disfungsi otak
b. Mengetahui evolusi injury otak
c. Mengetahui prognosis
d. Penelitian
C. Komponen dan scoring pemeriksaan tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS
a. Pembukaan Mata
4 = Spontan
3 = Dengan perintah suara
2 = Dengan rangsang nyerI
1 = Tidak membuka mata
X = Mata bengkak
b. Respon Verbal Terbaik
5 = Kalimat lengkap dan orientasi baik
4 = Orientasi abnormal
3 = Kata
2 = Mengerang/suara
1 = Tidak bersuara
X = Intubasi/Afasia
c. Respon Motorik Terbaik
6 = Sesuai perintah
5 = Melokalisir nyeri
4 = Menjauhi nyeri
3 = Respon fleksi abnormal
2 = Respon ekstensi abnormal
1 = Tidak bergerak
X = Paraplegia
D. Indikasi
Stroke iskemik
Infeksi intracranial
Abses otak
Cedera fisik menyeluruh
Koma non-traumatik
Keracunan
E. SOP
Pengertian Pemeriksaan respon klien yang meliputi respon mata, verbal dan
motorik
Tujuan Sebagai data dasar untuk menunjang diagnosis
Persiapan 1. Skor GCS
Alat/Bahan 2. Kertas
3. Alat tulis
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan
Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
Pemeriksaan Eye/mata
1. Pemeriksa mendekati pasien dan pasien spontan membuka
mata dan memandang pemeriksa : skor 4
2. Pemeriksa memanggil nama pasien/memerintahkan pasien
untuk membuka mata : skor 3
3. Pemeriksa memberi rangsang nyeri berupa cubitan,pasien
akan membuka mata : skor 2
4. Pemeriksa memberi rangsang apapun (suara keras/cubitan)
pasien tidak membuka mata : skor 1
Pemeriksaan Verbal
1. Pemeriksa menanyakan orientasi pasien
(tempat,orang,waktu),pasien menjawab dengan
jelas,benar,dan cepat : skor 5
2. Pemeriksa menanyakan orientasi pada pasien,pasien dapat
menjawab tapi bingung,tidak tahu apa yang terjadi pada
dirinya : skor 4
3. Pemeriksa memberi pertanyaan tapi pasien tidak dapat
menjawab seluruh pertanyaan dan tidak dapat menyelesaikan
seluruh kalimat : skor 3
4. Pemeriksa memberi pertanyaan dan pasien hanya bisa
bergumam : skor 2
5. Pemeriksa memberikan rangsang tapi pasien tidak
mengeluarkan suara /tidak ada respon : skor 1
Pemeriksaan motorik
1. Pemeriksa memberi perintah dan pasien dapat
melaksanakannya : skor 6
2. Pemeriksa memberi perintah,tapi pasien
mangabaikannya,diberi rangsang nyeri pasien dapat
melokalisir nyeri : skor 5
3. Pemeriksa memberi rangsang nyeri dan pasien berusaha
menolaknya : skor 4
4. Pemeriksa memberi rangsang nyeri, kedua tangan pasien
menggenggam dan di kedua sisi tubuh di bagian atas sternum
(posisi dekortikasi): skor 3.
5. Pemeriksa memberi rangsang nyeri pasien meletakkan kedua
tangannya secara lurus dan kaku di kedua sisi tubuh (posisi
deserebrasi): skor 2.
6. Pemeriksa memberi rangsang apapun pasien tidak
bergerak/tidak berespon: skor 1.
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang
telah dilakukan
4. Dokumentasi