PALMA ALFIRA
AK.1.16.042
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2020
Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan terhadap tubuh klien secara keseluruhan/hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu oleh perawat, dokter yang bersangkutan.
Tujuan
Memperoleh data yang berhubungan dengan keadaan klien dalam rangka menegakkan diagnosis,
tindakan pengobatan serta perawatan.
Pemeriksaan Fisik Klien dilakukan Dengan Cara:
1. Inspeksi (Melihat): pemeriksaan klien dengan cara melihat langsung dengan mata
keseluruh tubuh klien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan, missal: rambut, kulit,
dan kuku.
2. Meraba (Palpasi): pemeriksaan klien dengan cara meraba dengan tangan ke bagian tubuh
missal: kulit, nadi dan abdomen.
3. Mengetuk (Perkusi): pemeriksaan klien dengan cara mengetuk-ngetukan tangan atau
memakai alat (missal: perkusi hammer) pada bagian tubuh tertentu, guna mendengaran
bunyi gerakan refleksi.
4. Mendengar (Auskultasi): pemeriksaan klien dengan cara mendengarkan bunyi pada
bagian tubuh tertentu dengan menggunakan alat (stetoskop) untuk mengetahui kelainan
pada rongga badan, bunyi jantung janin pada ibu hamil.
Pemeriksaan Kepala
Persiapan Alat 1. Bengkok
2. Bak intrumen
3. Tissue
4. Perasa (Manis, Asam, Asin, Pahit)
5. Penggaris 2 buah
6. Jam tangan
7. Garputala
8. Stetoskop
9. Spygnomanoometer
10. Penlight
11. Snelen Chart
12. Tongue spetel
13. Sarung tangan
14. Nasal speculum
15. Otoskop
16. Reflex hammer
Persiapan Klien 1. Beritahu klien mengenai tindakan yang akan dilakukan,
lakukan informed consent.
2. Atur posisi klien sesuai kebutuhan dan kondisi klien
3. Dekatkan alat
Prosedur Inspeksi dan palpasi rambut:
1. Warna
2. Jumlah distribusi
3. Parasite/kutu
Inspeksi, palpasi kulit kepala:
1. Tekxtur: lembut, bersisik, atau kering
2. Lesi: tidak ada, terbuka, atau tertutup
3. Bentuk: akrongaly, hydrosepalus, microsehaplus
4. Ukuran: sangat besar, kecil, atau proporsional
5. Kesimetrisan: simetris, asimetris
6. Konsistensi: keras, lembut, massa
Inspeksi Wajah dan Leher:
1. Simetris
2. Gambaran wajah: gambaran yang menyimpang, lesi, massa.
3. Leher: simetris, ditengah kepala, massa
4. Gearakkan: lembut, terkontrol, fleksi, eksistensi, lateral,
abduksi, rotasi, kaku, tidak nyeri&edema (moreface)
PEMERIKSAAN FISIK MATA
Persiapan Alat 1. Bahan Bacaan
2. Lampu senter
Prosedur Inspeksi Mata Luar
1. Posisi dan penampilan: garis peluk mata lembab dan
berwarna merah jambu; bulu mata pendek dan berjarak serta
melegkung; garis atas menutupi peluup mata kira-kira 2 mm
dan iris, kelopak mata bergerak; mengelupas; tidak ada bulu
mata, bulu mata melengkung kedalam, ptotis, kelopak mata
tidak simetris, ectropian, entropian, chalzoin, heredeolum,
blepasritis; gatal, lesi ulseratif.
2. Mengedip: mengedip simetris, rata-rata 15 kedipan/ menit..
Inspeksi Konjungtiva (Bulbar dan Palpebra serta Klera)
1. Konjungtiva bulbar bersih dengan pembuluh darah tipis;
palpebral konjungtiva berwarna merah muda tanpa ada
pengeluaran secret; sclera putih biru, kemerahan, lesi modul;
pengeluaran; berkerak; benda asing.
Inspeksi Iiris dan Pupil
1. Bentuk: bulat
2. Kesamaan: sama diantara mata kiri dan kanan
3. Warna iris: warna sama kedua mata
4. Inspeksi kejernihan lensa: jernih; keruh.
Insspeksi dan Palpasi Saluran Air Mata
1. Kemerahan: edema; pengeluaran (cairan/secret); nyeri saat
palpasi.
Test kemampuan Melihat
1. Klien diminta untuk menatap huruf pada jarak 3 cm (teset
jarak jauh) mampu membaca tanpa ragu-ragu, mengerutkan
dahi, penglihatan juling klien diminta membaca dengan jarak
14 inchi.
Test Akomodasi
1. Klien diminta untuk menatap objek dengan jrak 3-4 kak, dan
gerakkan objek kea rah hidung klien; pupil konvarge dan
konstraksi sesuai dengan gerakkan benda kearah klien.
Repspon pupil sama dikedua mata.
Test Gerakan Bola Mata
1. Klien diminta untuk: mengikuti objek yang digerakkan didepa
mata; kedua mata bergerak dengan lancar, terkoordinasi
kesegala arah.
Test Respon Terhadap Cahaya
1. Test reflek kornea terhadap cahaya: klien diminta untuk
melihat lurus kedepan senterkan cahaya kedepn wajah klien;
refleksi cahaya sama dikedua kornea.
2. Test respon Pupil: klien diminta untuk melihat lurus kedepan
dan didekatkan lampu senter ketiap-tiap pupul konstriksi
Klien diminta untuk: mengikuti objek yang digerakkan
kedepan mata; kedua mata bergerak dengan lancar,
terkoordinasi ke segala arah.
PEMERIKSAAN JANTUNG
Persiapan Alat - Stetoskop
Prosedur Langkah-Langkah:
1. Daerah AORTA; ICS II kanan sternal
2. Daerah pulmonal: ICS II kiri sternal
3. Daerah triskuspidalis: ICS V bawah sternal / mid klavikula
4. Daerah mitral: ICS kiri. MCL/ mid aksila
5. Auskultasi: pada daerah aorta, pulmonal, trikuspidalis, mitral
Bunyi jantung I: (S1: Lub)
Bunyi jantung II (S2: dub)
Heart Rate: 60-100 x/menit, teratut
Bunyi S3: Gallop
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Persiapan alat Stetoskop
Prosedur 1. Inspeksi, aukultasi, perkusi, dan palpasi
2. Posisi klien terlentang dengan lutut diberi bantalann kecil
3. Pemeriksaan berdiri disamping kanan klien
4. Pemeriksaan secara sistematis dimulai dari kuadran kiri atas
5. Kandung kemig klien dalam keadaan kosong
Inspeksi Kulit:
- Kulit terhadap warna, karakteristik permukaan, jaringan
parut, lesi umbilicus untuk penempatan kontur
- Klien tidur terlentang, pemeriksa diebelah kanan klien
- Kaji daerah abdomen pada garis mid kalvikula kiri dan kanan
(CVA)
- Perhatikan abdomen bagian bawah, kandung kemih.
Auskultasi:
1. Bising usus terhadap frekuensi dan karakter
Cara: tempatkan stetoskop hangat pada abdomen dengan
sedikit tekanan. Gunakan diafragma karena bising usus
bernada tinggi, kembangkan dan gunakan rute sistematik.
2. Succotio sflash: untuk mengetahui .residu cairan dalam
lambung
Cara: klien terlentang, kedua lutut fleksi. Dengan mengocok
lambung sambil mendengarkan fluktuasi cairan dengan
stetoskop (bagian diafragma). Positif bila terdengar bunnyi
fluktuasi cairan seperti bunyi yang dihasilkan bila kita
mengocok air dalam botol.
3. Bruit/Desiran
Cara: dengan menggunakan stetoskop kita mendengarkan
apakah terdapat bunyi desiran (bruits) pada aorta dan arteri
renalis. Gunakan sisi bel stetoskop, pemeriksa mendengarkan
bunyi desiran di daerah epigastric, di aea ini kita bisa
mendengarkan bunyi aorta.
Perkusi:
1. Lakukan perkusi disemua kuadran terhadap timpani atau
pekak
2. Lakukan secara sistematika
Palpasi:
- Setiap Kuadran palpasi terhadap tonus, adanya nyeri tekan,
atau massa.
terakhir.
- Lihat penempatan umum isi abdominal untuk membantu
membedakan dari kondisi abnormal.
Tanda Murphy
PEMERIKSAAN DADA&PUNGGUNG
Prosedur Perhatikan bentuk tulang belakang, observasi klien dari samping,
pada posisi berdiri dan kaji lengkung spina, servikal, thorakal dan
lumbal.
Dada Posterior:
Inspeksi dada untuk:
- Deformitas atau asimetris
- Retraksi inpiratori iga
- Peregerakkan dada asimetris
Palpasi dada:
- Area yang lembut (empuk)
Ekspansi thorax:
- Tempatkan kedua tangan pada lateralthorax tepat dibawah
scapula dengan ibu jari pada spinal dan jari dimekarkan, klien
diminta untuk menarik nafas dalam, perhatikan dan rasakan
kesamaan ekspansi thorax.
Pemeriksaan Ekstremitas
Persiapan Alat 1. Pita ukur
2. Goniometer
Prosedur Langkah-langkah :
1. Observasi gaya berjalan, cara berdiri dan postur tubuh.
2. Minta klien berjalan pada sebuah garis lurus menjauhi
pemeriksa dan kembali, observasi gerakan ekstermitas
3. Perhatikan cara berjalan klien atau klien berjalan dengan
menyeret-nyeret kaki.
4. Observasi klien dari samping, pada posisi berdiri dan kaji
lengkung spina servikal dan thorakal serta lumbal.
Inspeksi Kulit :
1. Warna dan pigmentasi
(Normal : pigmentasi berwarna merah muda)
Inspeksi Kuku :
1. Warna dasar, ketebalan dan bentuk kuku, tekstur kuku dan
kondisi jaringan sekitar.
(normal : transparan, halus, dan cembung di sekitarny ahalus dan
tanpa inflamasi, sudut kuku normal 160 derajat)
Palpasi kulit :
1. Mengkaji turgor kulit dengan mencubit kulit
2. Menkaji turgor kulit untuk mengkaji edema dengan menekan
kulit selama 5 detik dan lepaskan
Palpasi kuku :
1. Tekan kuat pada dasar kuku dengan ibu jari
(normalnya : warna putih kembali dalam 2-3 detik)
RENTANG GERAK
SENDI
Persiapan Alat Goniometer
Prosedur 1. Uji kedua rentang gerak aktif dan pasif untuk masing-masing
kelompok sendi otot yang berhubungan
2. Gerakan tulang belakang menekuk ke depan pada pinggang
3. Menekuk ke belakang
4. Menekuk ke tiap sisi
( fleksi 70-90 derajat
Hiperekstensi 55 derajat
Penekukan lateral 35 derajat
Rotasi 70 derajat ke kiri dank e kanan)
GERAKAN BAHU
1. Abduksi lengan lurus ke atas, aduksi lengan kea rah garis
tengah tubuh. (N : 180 derajat)
2. Abduksi lengan secara horizontal lurus dengan lantai : tarik
lengan ke belakang ke arah tulang belakang dan ke depan
menyilang terhadap dada (N : 45 derajat)
3. Fleksi ke depan atau elevasi dengan lengan lurus (N: Fleksi
180 derajat)
4. Ekstensi ke belakang dengan lengan lurus (N: 60 derajat)
GERAKAN SIKU
1. Ekstensi lengan bawah ke atas terjatuh normal
2. Fleksi lengan bawah ke arah bisep
3. Hiperekstensi lengan di luar batas normalnya
4. Supinasi lengan bawah
5. Pronasi lengan bawah
GERAKAN JARI-JARI
1. Fleksikan jari-jari membentuk sebuah kepalan kemudian
ekstensikan sampai datas
2. Buka jari-jari hingga terpisah
3. Silangkan jari-jari bersamaan
4. Oposisi setiap jari mampu menyentuh ibu jari
GERAKAN PANGGUL
1. Naikkan tungkai dengan lutut berfleksi, berbaring tengkurap,
ekstensikan tungkai lurus ke belakang
2. Abduksi sebagian tungkai yang fleksi kea rah luar
3. Abduksi sebagian tungkai yang fleksi ke arah dalam
4. Fleksi lutut dan ayun kaki menjauhi garis tengah
5. Fleksi lutut dan ayun kaki ke arah tengah
GERAKAN LUTUT
1. Fleksi lutut kea rah betis menyentuh paha
2. Ekstensikan lutut di luar batas normal ekstensinya
3. Putar lutut dan tungkai bawah kea rah garis tengah
GERAKAN TUMIT
1. Dorsifleksikan kaki dengan ibu jari mengarah ke kepala
2. Plantar kaki fleksi degan ibu jari mengarah ke bawah
3. Putar balik kaki menjauh dari garis tengah
4. Putar balik kaki mengarah ke garis tengah
REFLEKS BICEPS
1. Bila posisi duduk, lengan bawah pronasi rileks di atas paha.
Bila posisi terlentang, lengan diteruh di atas bantal, lengan
bawah dan tangan diatas abdomen
2. Taruh ibu jari pemeriksa diatas tendon biceps
3. Ketukan hammer diatas ibu jari
REFLEKS TRICEPS 1. Posisikan hamper sama dengan reflex biceps
2. Posisikan pemeriksaan sebaiknya dari arah samping belakang
klien untuk mengamati kontraksi
3. Ketukkan hammer 5cm diatas siku
REFLEKS 1. Posisi klien berbaring dan rileksasi dengan tungkai diluruskan
BABINSKI 2. Goresan harus dilakukan perlahan, jangan sampai
menimbulkan nyeri
3. Pemeriksaan memegang pergelangan kaki supaya kaki tetap
pada tempatnya
4. Telapak kaki digores dengan benda berujung agak tajam dari
arah tumit menyusur bagian lateral menuju pangkal ibu jari