Anda di halaman 1dari 11

FISIOTERAPI DADA, NEBULIZER DAN

SUCTION

Oleh:
Dimas ardi karendra m.p
20613357

PRAKTIKUM LABORATORIUM
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2021
Lembar Pengesahan Pembimbing

Nama : Dimas ardi karendra m.p


Judul : Resume Fisioterapi Dada, Nebulizer, dan Suction
Tanggal : 04 November 2021

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum laboratorium keperawatan medikal bedah di


Laboratorium Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Pembimbing Penyusun

Sulistyo A .S.Kep.,Ns.,M.Kes Dimas ardi


FISIOTERAPI DADA
A. Pengertian
Suatu usaha untuk mengeluarkan sekret dari dalam paru – paru atau trakea untuk
mempertahankan fungsi – fungsi otot pernafasan. Fisioterapi dada merupakan tindakan
yang dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi
yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau melancarkan sekresi. Fisioterapi
dada ini meliputi rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi, pernapasan dalam,
dan latihan batuk efektif.
B. Tujuan
a. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru
b. Memperkuat otot pernapasan
c. Mengeluarkan secret dari saluran pernapasan
d. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
C. Indikasi
Digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun,
penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru
restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat
ventilasi mekanik.
D. Kontraindikasi
a. Kontra indikasi fisioterapi dada bersifat mutlak: kegagalan jantung, status asmatikus,
renjatan dan perdarahan masif.
b. Kontra indikasi relatif: infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas
operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang
rangsang.
E. SOP

FISIOTERAPI DADA

Pengertian Fisioterapi dada/Chest Physical Therapy (CPT) merupakan


istilah untuk kumpulan tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi pernafasan dan ekspansi paru,
memperkuat otot-otot pernafasan, dan mengeluarkan sekret dari
sistem pernafasan.
Tujuan 1. Menghilangkan sekret nafas
2. Menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan dan
mengeluarkan sekret
3. Mengurangi akumulasi sekret pada pasien tidak sadar atau
lemah
Persiapan 1. Handuk
Alat/Bahan 2. Peralatan Suction
4. Emesis Basin atau Sputum Pot
5. Tissue
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
1. Berikan bronchodilator, expectorants atau cairan hangat jika
diinstruksikan atau diperlukan
2. Dorong klien menyatakan keinginan untuk menghentikan
prosedur
3. Posisikan klien untuk mengalirkan sekret sesuai areanya:
a. Lokasi secret di segmen/lobus paru atas, posisikan klien:
 Semi fowler untuk lokasi sekret di segmen paru
kanan dan kiri apical anterior
 Duduk sambil memeluk lutut, posisi kaki ditekuk,
untuk lokasi sekret di segmen kanan dan kiri apical
posterior
 Posisi supinasi datar, untuk lokasi sekret di segmen
anterior
 Posisi pronasi datar, untuk lokasi sekret di segmen
posterior
b. Lokasi secret di segmen/lobus tengah, posisikan klien:
 Posisi supinasi miring ke kiri/kanan dalam posisi
trendelenburg untuk lokasi sekret di lobus tengah
anterior kanan/kiri
 Posisi pronasi miring ke kiri/kanan (Sim’s) dengan
posisi trendelenburg untuk lokasi sekret di lobus
posterior tengah kanan/kiri
c. Untuk lokasi sekret di lobus bawah, posisikan klien:
 Posisi pronasi trendelenburg, untuk lokasi sekret di
lobus bawah anterior kana/kiri
 Posisi supinasi trendelenburg, untuk lokasi sekret du
lobus bawah posterior kanan/kiri
 Miring kanan/kiri dalam posisi trendelenburg, untuk
lokasi sekret di lobus bawah lateral kanan/kiri
 Posisi pronasi datar untuk lobus bawah superior
kanan/kiri
4. Pertahankan klien dalam posisi tersebut sampai selesai
dilakukan perkusi dan vibrasi (kurang lebih 5 menit)
5. Bantu klien untuk posisi batuk atau sucyion trachea
6. Posisikan klien untuk lokasi sekret yang lain dan mengulangi
perkusi dan vibrasi
7. Lanjutkan urutan prosedur seperti sebelumnya sampai sekret
dari area target telah dikeluarkan

PERKUSI DADA
1. Posisikan klien sesuai dengan lokasi sekret dan letakkan
handuk diatas kulit
2. Rapatkan seluruh jari dan buat sedikit fleksi sehingga
berbentuk seperti mangkok
3. Lakukan perkusi dengan tangan yang berbentuk mangkok
tersebut, gerakan ini dilakukan oleh sendi pergelangan tangan
(bukan sendi siku) sehingga mengeluarkan suara gema
4. Perkusi seluruh area target dengan pola reguler dan sistematis
dari bawah ke atas
5. Lanjutkan perkusi selama 1 atau 2 menit per area target, jika
ditoleransi
6. Lakukan vibrasi dada di lokasi yang sama, bantu klien untuk
pengeluaran sekret dan posisikan untuk area baru (seperti
prosedur sebelumnya)
7. Ulangi perkusi, vibrasi dan batuk efektif/suction sampai
seluruh lapangan paru terdrainase

VIBRASI DADA
1. Persiapkan da posisikan klien untuk mengeluarkan sekret
pada area target
2. Lakukan perkusi dada pada area target (seperti prosedur
sebelumnya)
3. Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam dan
mengeluarkan sekret secara perlahan (pursed tip brathing)
4. Pada setiap respirasi, lakukan teknik vibrasi seperti berikut:
a. Letakkan kedua tangan (tangan dominan di atas dan
tangan non dominan di bawah) di atas target area
b. Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam
c. Ketika klien mengeluarkan nafas secara perlahan,
lakukan vibrasi (gerakan termor)
d. Lakukan vibrasi selama fase respirasi
e. Istirahatkan tangan ketika pasien inspirasi
5. Ulangi proses vibrasi selama 5-8 kali, kemudian lakukan di
target area lain
6. Bantu klien mengeluarkan secret (melalui batuk
efektif/suction)
7. Posisikan klien untuk draenase area target berikutnya
8. Ulangi perkusi dan vibrasi hingga seluruh lapangan paru
terdraenase
9. Kaji suara nafas pada lapangan paru ditarget area
10. Bantu klien untuk perawatan mulut (oral hygiene)
11. Posisikan klien di tempat tidur dengan posisi
semifowler/fowler
12. Pasang pagar tempat tidur dan letakkan tombol pemanggil
dalam jangakuan pasien

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang
telah dilakukan

Dokumentasi
1. Mencatat hasil pemeriksaan (suara nafas sebelum dan
sesudah prosedur, karakter respirasi, perubahan signifikan
pada vital sign, warna jumlah dan konsistensi secret, toleransi
terhadap prosedur dan sumber oksigen pengganti)
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
NEBULIZER
A. Pengertian
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol
secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau
gelombang ultrasonik. Mengenai nebulizer dan penguapan merupakan suatu cara
pemberian obat melalui inhalasi / pernafasan. Fungsinya sama dengan seperti dengan
pemberian obat lainnya namun mempunyai daya effectivitas lebih tinggi dibandingkan
melalui mulut / oral.
B. Tujuan
Untuk mengurangi sesak pada penderita asma, untuk mengencerkan dahak,
bronkospasme berkurang/ menghilang.
C. Indikasi
Untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan gangguan saluran
pernapasan
D. Kontraindikasi
Pada penderita trakeostomi, pada fraktur didaerah hidung
E. Cara Kerja
Cara bekerja Nebulizer adalah dengan penguapan. Jadi obat-obatannya diracik (berupa
cairan), dimasukan ketabungnya lalu dengan bantuan listrik menghasilkan uap yang
dihirup dengan masker khusus. Tidak ada bau apa-apa, jadi rasanya seperti bernapas
biasa. terapi penguapan sekitar 5-10 menit, 3-4 kali sehari ( seperti jadwal pemberian
obat ). Dapat dipakai sejak bayi 0 bulan, anak-anak (toddler/kids) hingga dewasa.
Pengobatan lewat Nebulizer ini lebih efektif dari obat-obatan minum, karena langsung
dihirup masuk ke paru-paru, sehingga dosis yang dibutuhkan pun lebih kecil, otomatis
juga lebih aman. Biasanya dipakai untuk anak asma atau yang memang sering batuk
pilek berat karena allergi maupun flu.
F. SOP

INHALASI NEBULIZER

Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan


nebulator
Tujuan 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
Kebijakan 1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
Petugas Perawat
Peralatan 1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
7. Tissue
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
Pelaksanaan 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set
nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas
dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
SUCTION
A. Pengertian
Suatu cara untuk mengeluarkan secret dari saluran nafas dengan menggunakan suction
kateter yang dimasukkan melalui hidung atau rongga mulut kedalam pharyng atau
trachea. Penghisapan lendir digunakan bila klien mampu batuk secara efektif teapi tidak
mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan. Tindakan
penghisapan lendir juga tepat pada klien yang kurang responsif atau, yang memerlukan
pembuangan sekret oral.
B. Tujuan
a. Untuk memelihara saluran nafas tetap bersih.
b. Untuk mengeluarkan sekret dari pasien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri.
c. Diharapkan suplai oksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat
C. Indikasi
a. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup.
b. Pasien yang koma.
c. Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
d. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun.
e. Pasien yang secretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit untuk
mengeluarkannya.
D. Kontraindikasi
a. Pasien dengan stridor.
b. Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal.
c. Pulmonary oedem.
d. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.
E. Komplikasi
a. Hipoksemia
b. dispnea
c. kecemasan
d. aritmia jantung
e. trauma trachea
f. trauma bronkus
g. hipertensi
h. hipotensi
i. perdarahan
j. peningkatan intra cranial
F. SOP

PEMBERIAN SUCTION

Pengertian Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk


mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya
proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri
(Timby, 2009).
Tujuan Tindakan ini bertujuan membersihkan jalan nafas dan memenuhi
kebutuhan oksigenasi agar jalan nafas terbebas dari secret dan
kepatenan jalan napas terjaga.
Persiapan 1. Alat suction dengan botol berisi cairan desinfektan
Alat/Bahan 2. Kateter penghisap
3. Pinset
4. Handscoon
5. 2 buah kom (berisi aquades atau NaCl 0,9% dan larutan
desinfektan
6. Kassa
7. Tissue
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi yang nyaman (terlentang dengan kepala
miring kearah perawat)
3. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga
4. Pakai masker, skort, dan handscoon
5. Hubungkan selang kateter penghisap dengan selang
penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengsn memasukkan kateter
penghisap ke dalam kom berisi aquades/NaCl 0,9%
8. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan membuka
9. Tarik kateter penghisap kurang dari 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl
11. Ulang hingga lendir bersih

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang
telah dilakukan
4. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai