Anda di halaman 1dari 8

STIKES BETHESDA

YAKKUM Revisi Mei 2016


YOGYAKARTA
Desember 2012
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGIS

Nama Mahasiswa : .........................................................


NIM : .........................................................
Tingkat/Semester : .........................................................
Tanggal : .........................................................
Mata Ajaran : ........................................................
Lahan Praktik : .........................................................

NILAI KET
No KOMPONEN
1 2 3 4
I PERSIAPAN ALAT
Baki berisi:
1. Refleks hammer
2. Kapas/ tisue
3. Tabung air panas/ dingin
4. Kopi/ bahan beraroma khas
5. Garam
6. Gula
7. Snellen chart
8. Penlight
9. Tongue spatel
10. Garputalaa 128 Hz, 256 Hz
11. APD bila diperlukan
12. Tempat tidur

II TAHAP PRA INTERAKSI


1. Verifikasi order
2. Persiapan diri pemeriksa
3. Siapkan alat
4. Siapkan lingkungan, pastikan privacy klien terjaga

III TAHAP ORIENTASI


1. Berikan salam terapeutik
2. Kontrak waktu
3. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Persiapkan alat yang segera dibutuhkan

IV TAHAP KERJA
1. Pemeriksa cuci tangan.
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Pemeriksaan mental
a. Pemeriksaan tingkat kesadaran:
1) Kualitatif
2) Kuantitatif (Glasgow Coma Scale): E, V, M
b. Pengkajian bahasa:
1) Tunjuk beberapa benda umum dan tanyakan
nama benda tersebut dan bagiannya.
2) Minta klien untuk membaca beberapa kata dan
NILAI KET
No KOMPONEN
1 2 3 4
mencocokkan kata – kata yang tercetak dan
tertulis dengan gambar yang ada.
3) Minta klien mengikuti perintah lisan, seperti
menunjuk bagian tubuh secara umum.
4) Buatlah perintah sederhana dalam bentuk tulisan
dikertas kosong dan minta klien untuk
mengikuti.
c. Pengkajian orientasi:
1) Mengenali individu lain (orang)
2) Kapan (waktu)
3) Dimana (tempat)
4) Siapa diri (diri sendiri)
d. Pengkajian memori:
1) Memori terkini
2) Memori jangka pendek
3) Memori jangka panjang
e. Rentang perhatian dan kemampuan berhitung:
1) Minta klien berhitung 1 sampai 100 atau
sebaliknya dari 100 ke 1, atau menghitung
mundur pengurangan 7 dari angka 100.

4. Memeriksa fungsi syaraf kranial:


a. Nervus 1
1) Minta klien memejamkan mata.
2) Menutup lubang salah satu lubang hidung.
3) Mendekatkan bau – bauan yang khas (kopi) ke
lubang hidung yang terbuka dan minta klien
sebutkan bau apa.
4) Lakukan dengan cara yang sama terhadap
lubang hidung yang satunya.
b. Nervus 2
1) Lakukan tes visus dengan snellen chart pada
kedua mata secara bergantian.
2) Bila menggunakan kaca mata test lagi pada saat
menggunakan kacamatanya.
3) Lakukan test konfrontasi lapang pandang. Test
lapangan pandang keatas, bawah, kiri dan kanan
dengan wajah tetap mengarah kedepan sebatas
mata masih bisa melihat.
c. Nervus 3, 4 dan 6
1) Test reflek cahaya pada pupil dengan penlight.
Arahkan dari samping ke medial, amati refleks
cahaya pada pupil. Apakah reflek pupil ada,
cepat atau lambat, mengecilnya sama kanan dan
kiri (isokor/ an-isokor).
NILAI
No KOMPONEN KET
1 2 3 4
2) Test pergerakan bola mata, dengan
menganjurkan klien menggerakkan bola mata
kesegala arah mengikuti jari pemeriksa.
3) Perhatikan apakah ada strabismus (juling).
d. Nervus 5
1) Test refleks cornea,klien diminta membuka
mata, dilakukan sentuhan dengan kapas halus
pada cornea. Perhatikan refleks cornea.
2) Test sensori wajah menggunakan ujung kapas
pada 3 bagian daerah trigeminus.
3) Test motorik menggigit apakah tonus musculus
masseter simetris dan kekuatannya sama.
e. Nervus 7
1) Minta klien tersenyum, menaikkan alis mata,
mengerutkan dahi, menggembungkan pipi,
membuka dan menutup mata rapat – rapat,
menjulurkan lidah, meringis, bersiul. Perhatikan
kesimetrisan respon pergerakan. Apakah ada
kelumpuhan otot wajah.
2) Minta klien menutup mata dan membuka mulut.
Letakkan gula (manis), garam atau lemon
(asam) dibagian ujung dan pinggir lidah. Minta
klien menjelaskan rasa yang diberikan.
f. Nervus 8:
1) Test keseimbangan romberg test dengan metode
berdiri kedua ditempatkan pada garis lurus.
Apabila hendak dipertajam, pejamkan kedua
mata dan silangkan kedua tangan di depan dada.
Amati keseimbangan tubuh.
2) Test pendengaran:
a) Rinne Test (konduksi)
b) Webber Test (keseimbangan pendengaran
kanan dan kiri)
c) Swabbach Test ketajaman pendengaran.
g. Nervus 9 dan 10
1) Minta klien membuka mulut. Perhatikan uvula
apakah simetris atau defiasi ke kanan atau kiri.
2) Sentuh pangkal lidah dengan tongue spatel,
perhatikan reflek muntah.
3) Minta klien untuk menelan ludah, perhatikan
reflek menelan
h. Nervus 11
1) Minta klien berpaling kearah tertentu, tangan
pemeriksa menahan/melawan dari arah yang
lain. Perhatikan kontraksi dari otot
sternocledomastoideus.
2) Minta klien mengangkat bahunya dan melawan
tahanan tangan pemeriksa.
NILAI
No KOMPONEN KET
1 2 3 4
i. Nervus 12
1) Minta klien menjulurkan kidah dan
menggerakkan keatas, kebawah, kanan dan kiri.
Meminta klien mendorong pipi kanan dan
kemudian kiri dengan lidahnya, bersiul,
meringis.
2) Amati deviasi penyimpangan bentuk dan fungsi
lidah.
5. Pemeriksaan status reflek
a. Memeriksa status refleks – refleks fisiologis
1) Refleks superfisial (reflelks cornea, refleks
faring, refleks abdomianl, reflek anal).
2) Refleks tendo (biseps, triseps, brichiradialis,
patella, archiles) dengan refleks hammer.
b. Memeriksa refleks – refleks rangsang meningeal:
1) Nucal regidity (kaku kuduk)
a) Posisi berbaring tanpa bantal. Gerakkan
dengan halus leher lateral fleksi kanan dan
kiri untuk memastikan tidak ada kontraktur.
b) Lakukan anterior fleksi sampai dagu
mendekati sternum.
c) Amati adanya tahanan / kekakuan dan
keluhan nyeri.
2) Brudzinsky Neck- sign
a) Baring tanpa bantal.
b) Tangan pemeriksa berada dibelakang kepala
pemeriksa.
c) Tangan satunya diatas dada klien.
d) Anterior fleksikan kepala sampai dagu
mendekati sternum.
e) Amati bila ada fleksi kedua kaki berarti
brudzinsky positif.
3) Laseque test
a) Baring supinasi.
b) Angkat satu kaki sampai lurus keatas.
c) Bila ada nyeri sebelum sampai sudut 70 0
berarti laseque positif.
4) Pemeriksaan tanda kernig
a) Baring supinasi.
b) Angkat salah satu kaki buat sudut 900
ekstensikan sudut tersebut.
c) Dikatakan positif apabila sebelum sudut
1350 merasakan nyeri.
c. Pemeriksaan refleks patologis.
1) Pemeriksaan babinski
a) Lakukan goresan pada telapak kaki bagian
bawah naik ke arah lateral dan di atas
berbelok ke arah medial
NILAI
No KOMPONEN KET
1 2 3 4
b) Bila respon ibu jari dorsofleksi tetapi jari –
jari yang lain plantarfleksi berarti babinski
positif.
2) Pemeriksaan chadok:
a) Baring supinasi.
b) Lakukan goresan pada daerah kulit dorsum
pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis
dari posterior ke anterior.
c) Fleksikan sendi lutut.
d) Bila respon ibu jari dorsofleksi tetapi jari –
jari yang lain plantar fleksi berarti chadock
positif.
3) Oppenheim:
a) Baring supinasi.
b) Lakukan pengurutan dari proksimal ke distal
dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan
terhadap kulit yang menutupi os tibia atau
pengurutan itu dilakukan menggunakan
sendi interfalangeal jari telunjuk dan jari
tengah dari tangan yang mengepal.
c) Bila respon ibu jari dorsofleksi berarti test
oppenheim positif.
4) Reflek Schaeffer:
a) Baring supinasi.
b) Lakukan penekanan pada tendon archilles
secara keras dengan tangan.
c) Bila terdapat ekstensor plantar response,
reflek schaeffer positif.
6. Pemeriksaan status motorik.
a. Memeriksa kekuatan otot ekstremitas.
b. Keseimbangan dan koordinasi :
1) Motorik kasar dan keseimbangan :
a) Gaya berjalan.
b) Test Romberg
c) Pemeriksa berdiri di belakang klien
mencegah klien jatuh. Minta klien berdiri
dengan merapatkan kaki dan meletakkan
kedua lengan di samping, pertama dengan
mata terbuka, lalu dengan mata tertutup.
d) Berdiri dengan satu kaki dengan mata
tertutup.
e) Pola berjalan tumit – jari kaki.
f) Pola berjalan Ibu jari atau tumit.

No KOMPONEN NILAI KET


1 2 3 4
2) Motorik Halus Ekstremitas Atas:
a) Tes jari ke hidung.
b) Supinasi dan pronasi tangan pada lutut
secara bergantian.
c) Jari ke hidung dan jari pemeriksa.
d) Jari ke jari.
e) Jari ke ibu jari (tangan yang sama).
3) Motorik Halus Ekstremitas Bawah:
a) Tumit menyusuri tulang kering.
b) Ibu jari kaki atau bantalan kaki ke jari
pemeriksa.
7. Pemeriksaan Syaraf Sensoris.
a. Memeriksa Sensasi Taktil:
1) Meminta klien memejamkan mata.
2) Gunakan bulu pada reflek hamer untuk
memberikan sentuhan pada beberapa bagian
tubuh dan ekstremitas yang bebas dari rambut
dan bulu (lengan bagian dalam, perut, pipi).
3) Tekanan dapat ditambahkan bila memeriksa
telapak kaki dan tangan yang kulitnya lebih
tebal.
4) Anjurkan klien memberikan tanda “ya” apabila
dia merasakan adanya rangsangan atau “tidak”
apabila ia tidak merasakan adanya rangsangan,
tanyakan tempat atau bagian tubuh mana yang
dirangsang, dan perbedaan rangsangan antara 2
lokasi stimulus yang diberikan.
b. Sensasi superfisial
1) Meminta klien menutup mata.
2) Sebelum digunakan klien, pemeriksa mencoba
jarum pada tangan sendiri terlebih dahulu.
3) Beri rangsangan menggunakan ujung tajam
jarum dan kepala jarum secara bergantian,
tekanan yang diberikan seminimal mungkin
tanpa menimbulkan perlukaan.
4) Anjurkan klien menjelaskan rangsangan yang
diberikan, apakah ada perbedaan intensitas
ketajaman.
5) Bila dicurigai adanya penurunan ataupun
peningkatan sensasi, maka rangsangan dimulai
dari daerah tersebut ke arah normal dan
bandingkan.
c. Sensasi suhu
1) Meminta klien dengan posisi supinasi dan
menutup mata.
2) Pemeriksa mencoba tabung dingin/ panas pada
lengan terlebih dahulu. Sensasi dingin
dipergunakan air dengan suhu 50 – 100 C, sensasi
panas diperlukan suhu 40 – 450C.
No KOMPONEN NILAI KET
1 2 3 4
3) Tempelkan tabung pada kulit klien.
4) Mintalah klien menyebutkan sensasi yang
diberikan pada kulit.
d. Sensasi gerak dan posisi/ Kinestetik:
1) Minta klien menutup mata.
2) Kedua tangan klien tidak boleh bersentuhan dan
tidak boleh melakukan gerakan aktif seringan
apapun.
3) Klien dalam keadaan rileks, tangan dan jemari
digerakkan secara pasif oleh pemeriksa.
4) Tanyakan apakah ada perubahan posisi jari
ataupun ada gerakan pada jarinya.
5) Cara lain dengan menempatkan jari salah satu
tangan klien pada posisi tertentu, minta klien
menjelaskan posisi jari – jari ataupun menirukan
posisi pada tangan lainnya.
e. Sensasi Getar dan Vibrasi:
1) Pukul garputalla dengan lengan bawah
pemeriksa atau benda padat/ keras.
2) Tempelkan pangkal garputalla dibagian tulang
pada ibu jari kaki, maleolus lateralis atau
medialis, tibia, sacrum, SIAS (Spina Illiaka
Anterior Superior), prosesus spinosus vertebra,
tulang sternum, clavicula, prosesus stilloideus
radius atau ulna, dan sendi – sendi jari.
3) Catat intensitas getaran dan lamanya vibrasi/
stimulus getaran.
f. Sensasi tekan :
1) Posisikan klien supinasi dengan mata tertutup.
2) Gunakan ujung jari atau benda tumpul untuk
menekan kulit klien.
3) Minta klien menjelaskan apakah ada tekanan
dan menyebutkan daerah mana yang ditekan
g. Sensasi dalam atau nyeri tekan :
1) Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk
menekan dengan atau cubitan pada kulit, otot
dan tendo
2) Minta klien menjelaskan apakah ada rasa nyeri
atau tidak, sesuaikan intensitas tekanan atau
cubitan.

V Tahap terminasi:
1. Evaluasi respon klien.
2. Simpulkan hasil kegiatan.
3. Pemberian pesan.
4. Kontrak selanjutnya (waktu, kegiatan/ topik, tempat).

No KOMPONEN NILAI KET


1 2 3 4
VI Dokumentasi:
1. Hasil tindakan pemeriksaan fisik neurologis.
2. Respon klien.
3. Waktu pelaksanaan tindakan.
4. Paraf & nama terang pemeriksa.

VII Sikap:
1. Teliti.
2. Empati.
3. Peduli.
4. Sabar.
5. Sopan.

Jumlah Skor
Nilai Akhir : ______________________ =
Jumlah komponen yang dinilai

Yogyakarta, -----------------
Penguji ,

(________________________)

Anda mungkin juga menyukai