0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan6 halaman
Prosedur pemeriksaan saraf kranial meliputi evaluasi 12 pasang saraf kranial untuk menilai fungsi sensorik, motorik, dan kognitif dengan menguji refleks, gerakan mata, pendengaran, lidah, dan otot leher dan wajah. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dengan mempersiapkan alat dan pasien, melakukan evaluasi tiap saraf, mendokumentasikan hasil, serta menutup dengan evaluasi dan pembersihan.
Prosedur pemeriksaan saraf kranial meliputi evaluasi 12 pasang saraf kranial untuk menilai fungsi sensorik, motorik, dan kognitif dengan menguji refleks, gerakan mata, pendengaran, lidah, dan otot leher dan wajah. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dengan mempersiapkan alat dan pasien, melakukan evaluasi tiap saraf, mendokumentasikan hasil, serta menutup dengan evaluasi dan pembersihan.
Prosedur pemeriksaan saraf kranial meliputi evaluasi 12 pasang saraf kranial untuk menilai fungsi sensorik, motorik, dan kognitif dengan menguji refleks, gerakan mata, pendengaran, lidah, dan otot leher dan wajah. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dengan mempersiapkan alat dan pasien, melakukan evaluasi tiap saraf, mendokumentasikan hasil, serta menutup dengan evaluasi dan pembersihan.
1. Pengertian Pemeriksaan Fisik Saraf Kranial adalah sebuah
pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka menentukan diagnosa keperawatan tepat dan melakukan tindakan perawatan yang sesuai. 2. Tujuan Untuk mengevaluasi keadaan fisik klien secara umum dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan neurologis. 3. Prosedur a. Persiapan pasien 1. Kondisi umum klien tenang. 2. Komunikasi verbal baik 3. Klien mampu berinteraksi dalam waktu yang cukup lama (fokus) b. Alat dan Bahan Siapkan alat-alat yang meliputi: 1. Refleks hammer 2. Garputala 3. Kapas dan lidi 4. Penlight atau senter kecil 5. Opthalmoskop 6. Jarum steril 7. Spatel tongue 8. 2 tabung berisi air hangat dan air dingin 9. Objek yang dapat disentuh seperti peniti atau uang receh 10. Bahan-bahan beraroma tajam seperti kopi, vanilla atau parfum 11. Bahan-bahan yang berasa asin, manis atau asam seperti garam, gula, atau cuka 12. Baju periksa 13. Sarung tangan c. Cara kerja A. Tahap Preinteraksi Siapkan alat-alat yang meliputi: 1. Refleks hammer 2. Garputala 3. Kapas dan lidi 4. Penlight atau senter kecil 5. Opthalmoskop 6. Jarum steril 7. Spatel tongue 8. 2 tabung berisi air hangat dan air dingin 9. Objek yang dapat disentuh seperti peniti atau uang receh 10. Bahan-bahan beraroma tajam seperti kopi, vanilla atau parfum 11. Bahan-bahan yang berasa asin, manis atau asam seperti garam, gula, atau cuka 12. Baju periksa 13. Sarung tangan B. Tahap Pemeriksaan 1. Saraf olfaktorius 1) Pastikan lubang hidung pasien utuh 2) Mintalah pasien untuk menutup matanya, lalu tutup satu lubang hidungnya 3) Mintalah pasien untuk mengidentifikasi paling tidak ada dua zat berbau umum, seperti kopi dan sabun 4) Ulangi tes pada lubang hidung satunya lagi 2. Saraf optikus 1) Uji ketajamanan penglihatan pasien secara cepat dan informal dengan menyuruhnya membaca Koran. Anda dapat secara formal mengevaluasi ketajaman penglihatan dengan bagan snellen dan kartu rosenbaum 2) Uji lapang pandang pasien dengan konfrontasi 3) Periksa fundus saraf optikus 3. Saraf okulomotor, troklearis, dan abdusen Periksa semua saraf ini bersamaan dengan menggunakan uji refleks cahaya kornea dan enam posisi utama penglihatan 1) Lakukan tes menutup mata : a. Mintahlah pasien untuk menatap lurus ke depan dan memfokuskan pandangan pada bendah yang jauh tembus cahaya. Perhatikan pergerakan mata b. Pindahkan kartu dan perhatikan gerakan apapun pada mata yang ditutup sebelumnya c. Ulangi pada mata satunya lagi 2) Inspeksi ukuran, bentuk, dan kesimetrisan pupil, begitu pula dengan reaksi pupil terhadap cahaya 4. Saraf fasialis 1) Uji fungsi sensorik dengan menaruh bahan-bahan dengan berbagai rasa contoh gula (manis), garam (asin), dan jus lemon (asam) pada bagian anterior lidah pasien 2) Periksa fungsi motoric dengan memperhatikan wajah pasien untuk melihat kesimetrisannya pada saat diam dan ketika ia tersenyum, mengerutkan dahi, dan mengangkat alis matanya 3) Uji kekuatan otot dengan memerintahkan pasien untuk menutup kedua matanya rapat-rapat lalu dilakukan suatu usaha untuk membuka matanya 5. Saraf akustik Untuk memeriksa fungsi saraf akustik, lakukan uji weber dan rinne 6. Saraf glasofaringeus dan vagus 1) Uji saraf-saraf ini bersamaan karena perasarafan mereka saling tumpang tindih di faring 2) Dengarkan suara pasien 3) Periksa refleks muntah Sentuhkan ujung spatel lidah ke faring posterior lalu mintahlah pasien untuk membuka mulutnya lebar-lebar dan mengatakan ah 4) Perhatikan kesimetrisan pergerakan palatum molle dan uvula ke atas 5) Pastikan bahwa uvula berada di posisi gerak tengah 7. Saraf aksesorius Periksa saraf ini dengan menguji kekuatan otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius a. Letakkan telapak tangan anda pada pipi pasien, mintahlah pasien untuk memutar kepalahnya sambil memberikan tahanan b. Letakkan tangan anda pada bahu pasien, dan mintahlah dia untuk mengangkat bahu sambil anda memberikan tahanan c. Ulangi tes pada sisi yang lain dan bandingkan hasilnya 8. Saraf hipoglosus 1) Periksa saraf ini dengan mengobervasi lidah pasien lidah harus simetris dan berada dan berada pada posisi di garis tengah, tanpa tremor atau fasikulasi 2) Uji kekuatan lidah dengan memerintahkan pasien untuk mendorong lidahnya melawan pipi sambil anda memberikan tahanan
d. Hal-hal yang 1. Sikap terbuka
perlu 2. Tersenyum diperhatikan 3. Posisi tubuh tegak 4. Ada kontak mata 5. Berjabat tangan saat berkenalan 6. Menunjukkan empati 4. Fase Terminasi 1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan 2. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat 3. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya 4. Mengakhiri pertemeuan dengan baik 5. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula 6. Mencuci tangan 5. Dokumentasi Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien Catat tanggal, jam melakukan tindakan, nama yang melakukan dan tanda tangan pada lembar catatan klien 6. Sumber Saputra, Lyndon. 2014. Ilustrasi Berwarna Pemeriksaan Fisik. Tangerang Selatan: BINARUPA AKSARA.