B. Tahap Pemeriksaan
5. Saraf IX-X (N. Glossopharyngeus-N. Vagus)
Pemeriksaan saraf IX terbatas pada sensasi bagian belakang rongga
mulut atau 1/3 belakang lidah dan faring, otot-otot faring dan pita
suara serta reflek muntah/menelan/batuk. Pemeriksaan saraf X
mempersarafi organ visceral dan thoracal, pergerakan ulvula,
palatum lunak, sensasi pharynx, dan tonsil
- Test; Inspeksi gerakan uvula, (saat klien mengatakan “ah”
apakah simetris dan tertarik ketas)
- Refleks menelan: dengan cara menekan posteror dinding
pharynx dengan tong spatel, akan terlihat reflek klien
menelan
- Refleks Muntah: Tekan lidah klien dengan tongue spatel di
pallatum molle, apakah ada reflek muntah
6. Saraf XI (N. Accesssorius)
Hanya mempunyai komponen motorik.
Pemeriksaan :
- Klien diminta menoleh kesamping kanan atau kiri dan
melawan tahanan (pemeriksa yang melawan/ mendorong
sedangkan penderita yang menahan pada posisi lateral
fleksi).
- Kekuatan m. Trapezius bagian atas diperiksa dengan
menekan kedua bahu penderita kebawah, sementara itu
penderita berusaha mempertahankan posisi kedua bahu
terangkat (sebaliknya posisi penderita duduk dan pemeriksa
berada dibelakang penderita)
7. Saraf XII (N. Hypoglossus)
Pada lesi LMN, maka akan tamapk adanya atrofi lidah dan
fasikulasi (tanda dini berupa perubahan pada pinggiran lidah dan
hilangnya papil lidah) Pemeriksaan :
- Inspeksi posisi lidah dan mengkaji gerakan lidah
- Tremor lidah Diperhatikan apakah ada tremor lidah dan
atropi. Pada lesi perifer maka tremor dan atropi papil positip
- Minta klien mengeluarkan lidah klien dan memasukkan
dengan cepat, lalu meminta klien menggerakkan kiri dan
kanan
Fase terminasi
1. Menyampaikan hasil anamnesa dan mengevaluasi
2. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Cuci tangan
Hal-hal yang perlu Sikap terbuka
diperhatikan Tersenyum
Posisi tubuh tegak
Ada kontak mata
Berjabat tangan saat berkenalan
Menunjukkan empati