Roby Diansyah (2014401088) Rola Sintia Putri (2014401089) Sukma Aprilia (2014401091) Tandok Andani (2014401092) Pengertian Sistem Saraf Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan sangat khusus dan kompleks untuk mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan 1 interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neoron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan sel schawn) yang saling berkaitan dan terintegrasi satu sama lain (Price dan Wilson, 2006).
Pemeriksaan neurologis adalah suatu proses yang membutuhkan
2 ketelitian dan pengalaman yang terdiri dari sejumlah pemeriksaan pada fungsi yang sangat spesifik. Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf Persiapan alat snelen cart bahan untuk penciuman, seperti kopi, sabun dsb. tong spatel hammer refleks garpu tala penlight lidi dan kapas Pemeriksaan tanda-tanda perangsangan selaput meningen Tanda Kaku Kuduk Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada –- kaku kuduk positif (+) Tanda Kerniq Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Normal, bila tungkai bawah membentuk sudut 135 derajat terhadap tungkai atas. Tanda Lesique Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan nyeri sepanjang m.ischiadicus. Tanda Brudzinski I Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain didada klien untuk mencegah badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien difleksikan kedada secara pasif. Brudzinski I positif (+) bila kedua Tanda Brudzinski II tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut. Tanda Brudzinski II positif (+) bila fleksi tungkai klien pada sendi panggul secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut. Pemeriksaan Glasglow Coma Scale Menilai mata (E) Respon membuka mata (E = Eye) Spontan (4) Dengan perintah (3) Dengan nyeri (2) Tidak berespon (1) Menilai Verbal (M) Respon Verbal (V = Verbal) Berorientasi (5) Bicara membingungkan (4) Kata-kata tidak tepat (3) Suara tidak dapat dimengerti (2) Tidak ada respon (1) Menilai Motorik (M) Respon Motorik (M = Motorik) Dengan perintah (6) Melokalisasi nyeri (5) Menarik area yang nyeri (4) Menjauhi rangsangan nyeri (fleksi abnormal)/postur dekortikasi (3) Ekstensi abnormal/postur deserebrasi (2) Tidak berespon (1) Pemeriksaan Saraf Kranial 1.Tes Nervus I (Olfactory) Fungsi penciuman test pemeriksaan, klien tutup mata dan diminta untuk mencium benda yang baunya mudah dikenal seperi 4.Tes Nervus V (Trigeminus) sabun, kopi dsb. 2 Fungsi sensasi, caranya dengan mengusap pilihan kapas pada kelopak mata atas dan bawah. 2.Tes Nervus II (Optikus) Refleks kornea langsung maka gerakan mengedip Fungsi aktifitas visual dan lapang pandang ipsilateral tes aktifitas visual, tutup mata satu dan diminta untuk refleks kornea consensual maka gerakan mengedit baca sebaris koran dan ulangi pada kedua mata. kontralateral tes lapang pandang, klien diminta tutup mata kiri, lalu pemeriksa di kanan, klien memandang hidung usap pula dengan pilihan kapas pada maxila dan mandibula pemeriksa yang memegang pena warna cerah, dengan mata klien tertutup. fungsimotorik dengan klien perlahan 3 diminta untuk mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi pada otot temporal dan masseter. 3.Tes Nervus III, IV, VI (Oculomorius, Trochlear dan Abducens) Fungsi koordinasi gerakan mata dan konriksi pupil mata (N III) tes N III, menyorotkan senter kedalam tiap pupil mulai menyinari dari arah belakang dari sisi klien dan sinari satu tangan. perhatikan kontriksi pupil kena sinar tes N IV, kepala tegak lurus, letakkan objek kurang lebih 60cm sejajar dengan midline mata tes N VI, minta klien untuk melihat kiri dan kanan tanpa menengok. 5.Tes Nervus VII (Facialis) fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah, terhadap rasa asam, manis, asin, pahit. Klien tutup mata, usapkan larutan berasa dengan kapas/teteskan, klien tidak boleh menarik lidahnya karena akan merangsang pula sisi yang sehat 8. Tes Nervus XI (Accessorius) klien disuruh menoleh kesamping melawan tahanan. 6.Tes Nervus VIII (Acustikus) Apakah Sternocledomastodeus dapat terlihat? Apakah fungsi sensoris atropi? Kemudian palpasi kekuatannya cochlear (mengkaji pendengaran), tutup satu telinga, pemeriksa berbisik di telinga lainnya atau gesekkan jari bergantian kiri-kanan vestibulator (mengkaji keseimbangan), klien diminta 9. Tes Nervus XII (Hypoglosus) berjalan lurus, apakah dapat melakukan atau tidak? mengkaji gerakan lidah saat berbicara dan menelan inspeksi posisi lidah (normal/asimetris/deviasi) 7.Tes Nervus IX (Glossopharingeal) dan keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan masukkannya Nervus X (Vagus) dengan cepat dan minta untuk menggerakkannya ke N IX, mempersarafi perasaan pengecap pada 1/3 kiri dan kanan. posterios lidah, tetapi bagian ini sulit di tes demikian pula dengan m.stylopharingeus. Bagian parasimpatik N IX mempersarafi m.salivarius inferior. N X, mempersarafi organ viseral dan thoracal, pergerakkan ovulam pe=alatum lunak, sensasi pharynx, tonsil Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan sensorik adalah pemeriksaan yang paling sulit diantara pemeriksaan
sistem persarafan yang lainnya, karena sangat subjektif dalam pengkajiannya. 1 Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan di akhir dan perlu diulang pada kesempatan lain (tetapi ada yang menganjurkan dilakukan pada permulaan pemeriksaan karena pasien belum lelah dan masih bisa berkonsentrasi dengan baik).
Gejala paresthesia (keluhan sensorik) oleh klien digambarkan sebagai
perasaan geli (tingling), mati rasa (numbless), rasa terbakar/panas (burning), 2 rasa dingin (coldness) atau perasaan abnormal lainnya. Bahkan tidak jarang keluhan motorik (kelemahan otot, twitching/kedutan, miotonia, cramp dan sebagainya) disajikan oleh klien sebagai keluhan sensorik. KESIMPULAN
Sistem saraf merupakan jaringan yang sangat penting
dan berpengaruh terhadap organ lainnya. Tujuan pemeriksaan fisik yaitu mengetahui sistem persarafam, mengetahui status kesehatan neurologis pasien, sebagai alat untuk menegakkan diagnosa, anamnese, inspseksi, pemeriksaan bahasa dan bicara, pemeriksaan status dan fungsi mental, pemeriksaan GCS, pemeriksaan tonus otot, pemeriksaan motorik, pemeriksaan tanda meningeal, pemeriksaan refleks. Pemeriksaan neurologik merupakan suatu proses yang dibutuhkan bagi tenaga kesehatan untuk mendiagnosa kondisi kesehatan neurologis pasien. Thank you for focus on our presentation! do you have any question? just go ahead and raise your hand