Faktor dan Solusi Kasus Gizi Kurang Karena Fakor Ekonomi
A. Faktor gizi buruk
Faktor yang paling mendasari kasus gizi buruk ialah kemiskinan. Masyarakat dengan ekonomi rendah tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan keluarganya sehingga nutrisi untuk anak-anaknya pun tidak bisa tercukupi. Faktor lainnya ialah perilaku dan sikap dalam mengasuh anak. Ibu yang memiliki kesadaran yang tinggi akan selalu memperhatikan kesehatan anaknya agar jumlah nutrisi yang anak dapatkan tetap di atas standar. Masalahnya, sekarang banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga meninggalkan anak di tangan pengasuh anak. Untuk pengasuh anak yang kurang memperhatikan gizi anak akan berbahaya bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua tetap memperhatikan anak. Beberapa kasus juga terjadi karena ketidaktahuan orang tua akan pemberian nutrisi yang tepat. Selain itu, ada juga faktor keturunan penyakit dari orang tua, seperti TBC, paru-paru basah, jantung dan HIV. Beberapa jenis penyakit dapat mengakibatkan infeksi pada organ yang menyebabkan menurunnya fungsi organ ketika menyerap nutrisi makanan.
B. Solusi Kasus Gizi Kurang Karena Fakor Ekonomi
Pemaksimalan keseimbangan ekonomi Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.Untuk poin yang satu ini sebenarnya adalah tanggung jawab pemerintah, bukan tanggung jawab perorangan. Lantas apa hubungannya melakukan keseimbangan ekonomi dengan masalah kekurangan gizi? Ekonomi yang seimbang tentu saja dampaknya akan terasa atau dapat dirasakan oleh masyarakat bawah yang tidak mampu membeli sesuatu yang mereka butuhkan untuk memnuhi kebutuhan gizi. Maka dari itulah keseimbangan ekonomi menjadi faktor penentu masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan yang layak unuk kesehatan mereka masing-masing. Kebijakan pemerintah terkait pengadaan bahan pangan. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait pengadaan bahan pangan tentu mempunyai andil yang cukup besar terhadap keberadaan bahan pangan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat berikut harganya. Pemerintah berwewenang mengambil kebijakan untuk impor atau ekspor bahan pangan. Selama ini pemerintah masih banyak mengimpor bahan pangan untuk memenuhi kekurangan bahan pangan dari dalam negeri. Namun impor bahan pangan yang tidak dikendalikan, dapat memperparah keterpurukan ekonomi Indonesia, karena hal tersebut dapat membunuh sektor pertanian yang seharusnya menjadi andalan bangsa ini.
C. Cara Untuk Mencegah Terjadinya Gizi Buruk Pada Anak:
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun. 2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat. 3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter. 4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit. 5. Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.