Anda di halaman 1dari 22

Praktikum Pemeriksaan Saraf

Kranial dan Gerakan Refleks

Oleh
JULIANUS LENDE,S.Kep,Ns
Persiapan Praktikum
1. Praktek akan dilakukan secara berpasangan
2. Masing2 pasangan membawa jeruk, kopi, gula,
garam, asam dan minyak kayu putih secukupnya.
3. Wajib memakai masker dan membawa
handsanitizer (Bisa juga menggunakan face shield)
4. Wajib Berpakaian sesuai aturan yang berlaku bagi
tingkat 1, serta laki-laki berambut pendek dan rapi,
perempuan rambut di hairnet dan rapi
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
( Pemeriksaan 12 Saraf Kranial )

1) N.I : Olfaktorius
2) N.II : Optikus
3) N.III : Okulomotorius
4) N.IV : Troklearis
5) N.V : Trigeminal
6) N.VI : Abdusen
7) N.VII : Fasialis
8) N.VIII : Akustikus
9) N.IX : Glossofaringeal
10) N.X : Vagus
11) N.XI : Spinal Aksesorius
12) N.XII : Hipoglosus
1). N.I : Olfaktorius

 Termasuk saraf sensorik


 Berfungsi mengenali bau-
bauan
 Cara memeriksa : minta
klien menutup mata,
letakkan bau-bauan yang
dikenali klien di depan
hidung lalu minta klien
memberi tahu bau
2). N.II : Optikus
 Termasuk saraf sensorik
 Bekerja pada indera penglihatan : lapang pandang,
kemampuan melihat, reaksi pupil terhadap cahaya,
kemampuan akomodasi mata
 Cara memeriksa : cara yang sama pada saat memeriksa
mata dengan Snellen card dan pada saat pemeriksaan
fisik mata
3). N.III : Okulomotorius
 Termasuk saraf motorik
 Berfungsi sebagai penggerak kelopak mata,
pupil, dan reaktivitas terhadap cahaya
 Cara memeriksa : dengan pemeriksaan rangsang
cahaya dan gerak bola mata pada delapan arah
4). N.IV : Troklearis

 Termasuk saraf motorik


 Kemampuan bola mata bergerak ke bawah dan lateral
 Cara memeriksa : minta klien menoleh ke arah bawah dan
lateral
5). N.V : Trigeminal

 Berfungsi sebagai saraf motorik dan sensorik


 Berfungsi dalam proses mengunyah dan merasakan makanan,
refleks kornea
 Cara memeriksa :
1) Minta klien untuk membuka mulut sementara pemeriksa
menutup dan minta klien menggerakkan rahang ke kiri dan
kanan, kemudian perintahkan untuk mengatupkan gigi
2) Minta klien menutup mata, usap daerah pada wajah & minta
klien menyebutkan daerah mana yang diusap. Pada klien
koma, usap kornea mata dengan halus, jika masih ada respon
klien akan menutup kelopak mata.
6). N.VI : Abdusen

 Berfungsi sebagai saraf motorik


 Menggerakkan mata ke arah lateral
 Cara memeriksa : minta klien
menggerakkan mata ke arah lateral
7). N.VII : Fasialis
 Berfungsi sebagai saraf motorik dan sensorik
 Memberi ekspresi wajah, perasa, reflesk kornea, penutupan kelopak mata, dan
bibir
 Cara memeriksa :
1) Minta klien tersenyum, menaikkan alis, serta berusaha menutup mata dan
bibir sementara pemeriksa mencoba membukanya.
2) Minta klien merasakan gula dan garam yang diletakkan pada lidah.
Normalnya pasien akan merasakan rasa yang berbeda
8). N.VIII : Akustikus

 Berfungsi sebagai saraf sensorik


 Mengendalikan pendengaran dan keseimbangan
tubuh
 Cara memeriksa :
1) Memeriksa tajam pendengaran seperti pada
pengkajian telinga
2) Gangguan pendengaran dapat menyebabkan
gangguan pada keseimbangan
9). N.IX : Glossofaringeal

 Berfungsi sebagai saraf sensoris dan motorik


 Mengendalikan proses menelan dan muntah,
merasakan rasa pada lidah
 Cara memeriksa : sentuh ujung tenggorokan
dengan spatel lidah steril dan minta klien untuk
menelan
10). N.X : Vagus

 Berfungsi sebagai saraf motorik dan sensoris


 Mengendalikan proses menelan (motorik), bicara
(fonasi), refleks muntah.
 Cara memeriksa : diperiksa bersamaan dengan
N.IX, kaji kejelasan dalam berbicara
11). N.XI : Spinal Aksesorius
 Berfungsi sebagai saraf motorik
 Mengendalikan bahu dan rotasi kepala
 Cara memeriksa :
1) Minta klien menoleh ke kanan dan kiri, menganggukkan kepala
dan mendongakkan kepala
2) Minta klien menaikkan bahu sementara pemeriksa memberi
tahanan pada bahu
3) Pemeriksaan ini tidak selalu dilakukan
12). N.XII : Hipoglosus
 Berfungsi sebagai saraf motorik
 Berfungsi untuk menggerakkan lidah, mendorong pipi kiri dan
kanan pada bagian dalam dengan lidah.
 Cara memeriksa : minta klien mengeluarkan lidah, mendorong
pipi kiri dan kanan pada bagian dalam dengan lidah, kaji
artikulasi klien saat bicara.
PEMERIKSAAN REFLEKS
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula
gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang
harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Jenis-Jenis Refleks Anggota Gerak

1) Refleks Biseps
2) Refleks Triseps
3) Refleks Patella
4) Refleks Achilles
1). Refleks Biseps
 Pusat di segmen C-5 & C-6
 Pada pemeriksaan lengan kanan
pasien diletakkan dalam posisi
lemas
 Rileks pada lengan kiri pemeriksa
sedemikian rupa sehingga jempol
pemeriksa ditempatkan pada
tendon bisep dan kemudian jempol
di tekuk dengan palu refleks
 Respon normal : klien menekuk
siku
2). Refleks Triseps
 Pusat di segmen C-7 & C-8
 Cara : lengan diletakkan setengah fleksi di
sendi siku
 Respon normal : ekstensi siku
3). Refleks Patella
 Pusat di medula spinalis setinggi 1,2,3 & 4.
 Tungkai ditekuk pada sendi lutut
 Palu refleks mengetuk tendon yang berada
dekat tepi bawah patela
 Respon normal : kontraksi otot-otot
ekstensor tungkai bawah
4). Refleks Achilles
 Pusat di medulla spinalis stinggi S-1
 Cara : tungkai pasien ditekuk sedikit pada
sendi lutut, kaki di dorsofleksikan secara
maksimal dan tendon achilles diketuk.
 Respon normal : plantar fleksi

Anda mungkin juga menyukai