Anda di halaman 1dari 14

ANGGARAN DASAR

DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
(PERSAGI)

DEWAN PIMPINAN CABANG


PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
SUMBA BARAT

Sekretariat: Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat, Jl. Weekarou, Kelurahan Weekarou,
Kecamatan Loli Telp. 082199883009
MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para Ahli Gizi menyadari akan rasa tanggung
jawab penuh dan kewajiban kami terhadap bangsa Indonesia dalam melanjutkan perjuangan
mengisi kemerdekaan Indonesia, demi tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan
makmur.

Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan pengalaman profesi Ahli Gizi
kepada masyarakat dengan berpegang teguh pada kode etik Ahli Gizi Indonesia.

Atas dasar ini kami menyatukan diri dalam satu organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia
dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga sebagai berikut :
BAB I
Nama, waktu pendirian dan tempat kedudukan

Pasal 1
Organisasi ini bernama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Indonesia Nutrirtion Association)
disingkat PERSAGI.

Pasal 2
Dewan Pimpinan Cabang PERSAGI Sumba Barat, didirikan di Waikabubak pada tanggal 02
Agustus 2019, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
                                                                        Pasal 3
Dewan Pimpinan Cabang PERSAGI Sumba Barat berkedudukan di Waikabubak Sebagai Ibu
Kota Kabupaten Sumba Barat.

BAB II
Azas

Pasal 4
PERSAGI berazaskan Pancasila

BAB III
Tujuan, Usaha, dan Sifat
Pasal 5
Tujuan
PERSAGI berusaha untuk :
1.      Membina dan mengembangkan kemampuan profesional bagi para anggota.
2.      Memelihara dan membina terlaksananya kode etik ahli gizi dan standar profesi gizi.
3.      Meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu gizi serta ilmu-ilmu
terkait.
4.      Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan ahli gizi sesuai dengan
harkat dan martabat profesi ahli gizi.
5.      Melakukan kemitraan dalam rangka perbaikan gizi.
6.      Membantu masyarakat dalam rangka menjaga dan meningkatkan status gizi masyarakat.
7.      Melaksanakan upaya untuk kesejahteraan anggota dan upaya lain untuk mencapai tujuan
sepanjang tidak bertentangan dengan sifat dan azas organisasi.
                                                                    Pasal 7
                                                                     Sifat
PERSAGI adalah organisasi profesi gizi yang menghimpun para ahli gizi Indonesia, bersifat
independen, serta di jiwai oleh kode etik ahli gizi dan standar profesi gizi.

BAB IV
Status dan Peran
Pasal 8
Status
PERSAGI Sumba Barat merupakan organisasi profesi ahli gizi di wilayah Kabupaten Sumba
Barat.
Pasal 9
Peran
PERSAGI berperan sebagai pelaku advokasi dan pembaharu dan peningkatan gizi.

BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Anggota PERSAGI terdiri dari :
a.       Anggota biasa
b.      Anggota luar biasa
c.       Anggota kehormatan

BAB VII
Struktur Organisasi

Pasal 11
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada Musyawarah Cabang sesuai dengan tingkatnya.
Pasal 12
Struktur Kepemimpinan
Struktur Kepemimpinan adalah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dibantu Pembina, dan
Bidang-Bidang.

Pasal 13
Badan Khusus
1.      DPP membentuk Badan Khusus di Pusat yang terdiri dari :
a.       Kolegium Ilmu Gizi Indonesia
b.      Majelis Pengembangan Pelayanan Gizi dan
c.       Majelis Kehormatan Etik Profesi Gizi
2.      DPD membentuk badan khusus Komisi Legislasi di Provinsi.

BAB VII
Perbendaharaan

Pasal 14
Harta Benda
Harta Benda PERSAGI diperoleh dari :
a.       Iuran Anggota
b.      Sumbangan dan usaha-usaha lain yang syah dan tidak mengikat
                                                      
BAB VIII
Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran
Pasal 15
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran dasar hanya dapat dilakukan oleh musyawarah anggota

Pasal 16
Perubahan Organisasi
Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui musyawarah anggota yang diadakan
khusus untuk maksud tersebut atas asul dari sekurang-kurangnya setengah di tambah satu dari
jumlah anggota DPC Persagi Sumba Barat.
BAB IX
Aturan Tambahan Dan Pengesahan

Pasal 17
Hal-hal Lain

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini dimuat dalam ART atau peraturan-
peraturan ketentuan-ketentuan lain sepanjang tidak bertentangan dengan AD.

Pasal 18
Pengesahan Anggaran Dasar
Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan pada musyawarah anggota

Pasal 19
Hal- hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA SUMBA BARAT

BAB 1
Pasal 1
Keanggotaan
Anggota PERSAGI adalah para tenaga ahli gizi, warga Negara Indonesia, terdiri dari :
1.      Anggota biasa yaitu berijazah sekurang-kurangnya Sarjana Muda Gizi atau D3 Gizi dan
Sarjana berlatar belakang gizi, serta di akui oleh pemerintah Indonesia.
2.      Anggota luar biasa adalah ahli gizi warga asing yang bekerja di Indonesia
3.      Anggota kehormatan adalah perorangan yang ditetapkan oleh PERSAGI menjadi angota
warga karena kehormatan atau jasanya di bidang gizi.

Pasal 2
Tata Cara Penerimaan Anggota

1.      Anggota Biasa dan anggota luar biasa menyatakan permohonan tertulis kepada Dewan
Pimpinan Cabang
2.      Anggota kehormatan diusulkan oleh anggota biasa melalui musyawarah kepada Dewan
Pimpinan Cabang dan disyahkan oleh DPC

Pasal 3
Kewajiban Anggota
1.      Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta kode etik profesi gizi
2.      Membayar uang iuran bulanan yang ditentukan kemudian oleh DPC
3.      Menjaga nama baik dan memajukan organisasi.
Pasal 4
Hak-hak Anggota
1.      Anggota biasa PERSAGI mempunyai hak-hak :
a) Mengemukakan pendapat
b) Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan dan tertulis
c) Membela diri
d)   Memilih dan dipiih dalam pemilihan anggota Dewan Pimpinan Cabang
e) Memiliki tanda anggota PERSAGI
f) Mendapat perlindugan dalam menjalankan tugas-tugas keprofesian
g) Mengikuti semua kegiatan organisasi
2.      Anggota Luar Biasa dan Kehormatan :
a) Mengemukakan pendapat
b) Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan dan tertulis
c) Membela diri
d) Memiliki tanda anggota PERSAGI
e) Mendapat perlindungan dalam menjalankan tugas-tugas keprofesian

Pasal 5
Pemberhentian Anggota
Tata cara pemberhentian anggota :
1.      Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat di lakukakan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya satu
bulan sebelumnya.
2.       Seseorang anggota dapat dikenakan pemberitahuan sementara oleh Dewan Pimpinan
Cabang sesudah didahului oleh teguran dan peringatan
3.       Paling lama 6 bulan pemberhentian sementara oleh Dewan Pimpinan Cabang dapat
merehabilitasi dan mengusulkan pemberitahuan kepada Dewan Pimpinan Daerah untuk
kukuhkan.
4.       Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan Cabang dapat melaksanakan pemberhentian
langsung dan memberitahukan kepada Dewan Pimpinan Daerah
Pasal 6
Dewan Pimpinan Pusat
a.       Status
1. Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi PERSAGI
2. Masa jabatan Dewan Pimpinan Pusat adalah 4 tahun
3. Ketua Umum DPP dapat dipilih kepada anggota berikutnya
4. Ketua terpilih dalam sesuatu siding paripurna warga
5. Apabila ketua terpilih tidak dapat menjalankan tugasnya, maka jabatan ketua terpilih
dilanjutkan oleh Sekretaris Jendral sampai masa jabatannya berakhir.
6. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari : Ketua Umum, Sekretaris Jendral, Ketua, Wakil
Sekjen, beberapa bidang, bendahara dan wakil bendahara.

b.      Kekuasaan atau wewenang :


1. Melaksanakan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua keputusan
yang telah ditetapkan siding Paripurna Warga.
2. Mengumumkan kepada seluruh DPD, DPC, yang menyangkut pengambilan  keputusan
kongres dan kemudian mempertanggungjawabkan kepada kongres berikutnya
3. Membina hubungan yang baik kepada pemerintah maupun swasta didalam maupun diluar
negeri
4. Bertanggung jawab terhadap kongres

c.       Tata cara pengelolaan


1. Ketua Umum dikukuhkan oleh Kongres
2. Dewan Pimpinan Pusat menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima
Dewan Pimpinan Pusat Demisioner.
3. Serah terima kepengurusan harus telah dilaksanakan paling lambat dalam kurun waktu 30
hari kongres.
4. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Dewan Pimpinan Pusat harus mengadakan rapat-
rapat berupa rapat/pleno Terbatas serta Rapat Pengurus Harian Tetap
5. Ketentuan tentang musyawarah kerja diatur kemudian oleh DPP
6. Rapat pleno diperluas dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat , Dewan Pimpinan Daerah
dan dihadiri pula oleh Dewan Pembina, dimana rapat tersebut diadakan dan dilaksanakan
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu periode kepengurusan
7. Rapat pleno dihadiri oleh segenap anggota Dewan Pimpinan Pusat dan diadakan sekali
dalam 11 bulan
8. Rapat pleno terbatas di hadiri oleh anggota Dewan Pusat kecuali ketua dan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan
9. Rapat pengurus harian dihadiri sekurang-kurangnya oleh Ketua, Sekretaris Jendral dan
Bendahara dan diadakan setiap kali di perlukan
10. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur kemudian.

Pasal 7
Dewan Pimpinan Daerah
a.       Status
1. Di tingkat provinsi yang mempunyai lebih dari (satu) cabang dapat dibentuk Dewan
Pimpinan Daerah atas usul cabang-cabang yang bersangkutan serta di setujui Dewan
Pimpinan Pusat
2. Masa jabatan Dewan Pimpinan Daerah sama dengan Dewan Perwakilan Pusat
3. Ketua DPD dapat dipilih kembali pada periode berikutnya
4. Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris,
dan bendahara
5. Dewan Pimpinan Daerah adalah koordinator dari Dewan Pimpinan Cabang-cabang
dalam satu provinsi
b.      Kekuasaan dan wewenang
1. Mewakili Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat provinsi
2. Mengkoordinasi Dewan Pimpinan Cabang dalam satu provinsi
3. Membina hubungan dengan Dinas Kesehatan dan instansi lain pada tingkat provinsi
c.       Tata Cara Pnegelolaan
1. Dewan Pimpinan Daerah dipilih oleh Dewan Pimpinan Cabang melalui musyawarah
daerah dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat
2. Ketentuan tentang rapat pembentukan Dewan Pimpinan Pusat diatur dalam peraturan
sendiri
3. Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di ibu kota provinsi
4. Untuk menyelenggarakan kegiatan, Dewan Pimpinan daearah harus melaksanakan
rapat seluruh Dewan Pimpinan Cabang dan diadakan sekurang-kurangnya sekali
dalam 6 bulan
5. Yang dapat menjadi Dewan Pimpinan Daerah adalah anggota biasa Persagi
6. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan terdiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pengelolaan ini

Pasal 8
Dewan Pimpinan Cabang
a.       Status
1. Cabang merupakan kesatuan organisasi yang di bentuk di tempat yang mempunyai
sekurang-kurangnya 15 orang anggota biasa kecuali dengan cabang yang sudah dibentuk
2. Dalam satu Kabupaten /kota hanya boleh satu cabang
3. Bila di anggap perlu dapat membentuk perangkat-perangklat pengelolaan organisasi ke
dalam
4. Ahli gizi yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai Dewan Pimpinan
Cabang dapat menjadi anggota dari Cabang yang terdekat
5. Masa jabatan Dewan Pimpinan berlangsung 5 tahun
6. Ketua DPC dapat di pilih kembali pada periode berikutnya maksimal 2 periode
7. Susunan kepengurusan Cabang sedapat-dapatnya menyesuaikan diri dengan Dewan
Pimpina Pusat
b.      Kekuasaan dan wewenag
1. Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres dan Rapat Anggota
2. Memberi laporan kepada Dewan Pimpinan Daerah tentang hasil kerja yang dilakukan
maksimal 6 bulan
3. Membina hubungan yang baik dengan semua aparat yang ada, Pemerintah maupun
Swasta khususnya dengan aparat yang berhubungan dengan dunia kesehatan dan gizi di
tingkat Kabupaten/kota
4. Bertanggung jawab kepada aparat anggota

c.       Tata Cara Pengelolaan


1. Formulir pengurus cabang harus telah dapat menyusun kepengurusan paling lambat
dalam kurun waktu 30 hari selesainya rapat anggota
2. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang di ambil dari anggota biasa PERSAGI
lainnya
3. Pengurus cabang menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima dengan
Pengurus Cabang Demisioner
4. Serah terima kepengurusan telah di lakukan paling lambat dalam kurun waktu 40(empat
puluh) hari setelah selesai kerja
5. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Pengurus cabang harus mengadakan rapat-rapat
berupa Rapat Pleno Harian
6. Rapat anggota di hadiri oleh segenap pengurus cabang dan diadakan sekurang-kurangnya
sekali dalam 3 bulan
7. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pengelolaan ini

Pasal 9
Badan-badan khusus dan Asosiasi
a.       Majelis Kolegium Ilmu Gizi adalah salah satu bidang khusus dipusat yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan sistem pendidikan gizi dan juga bertanggung jawab dalam
pengawasan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan gizi
b.      Majelis Kehormatan Etika Profesi Gizi adalah satu bidang khusus di pusat yang bertanggung
jawab dalam pengawasan pelaksanaan etika profesi gizi
c.       Mejelis pengembangan Pelayanan Keprofesian Gizi adalah salah satu badan khusus dipusat
yang berperan ( bertanggung jawab) dalam pembinaaan pengelolaan system pelayanan gizi
yang bermutu melalui berbagai upaya pengembangan keprofesian
d.      Asosiasi Dietition Indonesia (ASDI) atau organisasi sejenis yang lahir dan diilantik oleh
PERSAGI dan harus tunduk kepada AD/ ART PERSAGI

DPD membentuk Komisi Registrasi diprovinsi dengan tugas :


a.       Sertifikasi
b.      Registrasi
c.       Lisensi

Pasal 10
Bidang/ Seksi
a.       Dewan Pimpinan Pusat dapat membentuk bidang, selanjutnya Dewan Pimpinan Daerah dan
Dewan Pimpinan Cabang dapt membentuk seksi
b.      Ketua Bidang DPP dapat memberikan kekuasaan penuh untuk mewakili Dewan Pimpinan
Pusat guna kepentingan organisasi dan bertanggung jawab kepada Dewan Pimpinan Pusat
atas pekerjaan-pekerjaan bidangnya
c.       Ketua seksi pada Dewan Pimpinan Daerah/Dewan Pimpinan Cabang dapat di beikan
kekuasaa penih dan tanggung jawab kepada Dewan Pimpinan Pusat atas pekerjaan-pekerjaan
seksinya

Pasal 11
Kekayaan
a.       Iuran bulanan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat
b.      Dari usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat / Dewan Pimpinan Daerah
seperti kegitan seminar dan/atau sejenis harus membayar kepada DPD sebesar Rp.
200.000,00 untuk  memperoleh SKP/ sertifikat
c.       Dari usaha-usaha lain yang syah dan halal serta di ketahui oleh Dewan Pimpinan Pusat
PERSAGI

Pasal 12
Kongres dan Musyawarah
a.       Kongres
1. Kongres adalah sidang yang di hadiri lebih dari atau sama dengan 755 Dewan Pimpinan
Daerah dalam satu Kongres
2. Sebelum kongres perlu dilakukan pra Kongres minimal 2 kali dilaksanakan dalam satu
periode pengurusan
3. DPD sebanyak-banyaknya diwakili oleh 3 orang dan mewaklili satu suara
4. Kongres diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam kurun waktu 4 tahun

b. Musyawarah Daerah
MUSDA adalah Musyawarah yang dihadiri lebih dari atau sama dengan 75 % Dewan
Pimpinan Cabang dalam satu MUSDA. Sebelum MUSDA perlu dilakukan Pra MUSDA
minimal 2 kali dilaksanakan dalam satu periode pengurusan. DPC sebanyak-banyaknya
diwakili oleh 3 orang wakil dan mempunyai satu suara MUSDA diadakan sekurang-
kurangnya sekali dalam kurun waktu 4 tahun

c. Musyawarah cabang
MUSCAB adalah Musyawarah yang dihadiri lebih dari separoh dari anggota
MUSCAB diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam kurun waktu 4 tahun.

d. Keputusan-keputusan dalam kongres atau MUSDA atau MUSCAB harus diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat kecuali apabila dengan jelas dinyatakan dengan cara lain.
Pasal 13
Pembubaran Organisasi

Alasan-alasan pembubaran organisasi dinyatakan dalam surat undangan Kongres yang


khusus diadakan untuk maksud tersebut, sekurang-kurangnya 3 bulan sebelumnya. Jika
organisasi dibubarkan, harta bendanya diatur oleh suatu panitia yang dibentuk oleh Sidang
Paripurna anggota tersebut.

Pasal 14
Perubahan dan penambahan ART
Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat diubah oleh kongres

Pasal 15
Penutup
Hal-hal yang belum termaktub dalam ART akan diatur kemudian oleh DPP berupa peraturan
tambahan.

Anda mungkin juga menyukai