DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
JURUSAN GIZI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Max Weber organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya
berisikan wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-
masing fungsi tertentu. Daniel Bell menyatakan bahwa profesi adalah setiap aktivitas
intelektual yang dipelajari (termasuk pelatihan), yang diselenggarakan secara formal ataupun
tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang
bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika
layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan,
ketrampilan, teknis, dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam
masyarakat. I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, mengatakan bahwa gizi adalah suatu proses
organisme yang menggunakan makanan yang dimakan atau dikonsumsi secara normal
melalui tahapan proses degesti, absorpsi, dan transportasi. Penyimpanan, metabolisme serta
pengeluaran zat yang dianggap tidak digunakan untuk dapat mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari semua organ-organ serta menghasilkan energi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi profesi gizi merupakan kumpulan tenaga
profesional gizi yang memiliki tanggung jawab dan peran tertentu yang sudah memiliki tanda
bukti dari Kementrian Kesehatan yang bertujuan untuk memperbaiki gizi masyarakat
Indonesia.
1.2 Tujuan
1 .Mengetahui Pengertian jabatan fungsioanal dietisien
2. Mengetahui pengertian jabatan fungsional nutrisionis
3. Mengetahui bagian-bagian dari AD/ART PERSAGI dan ASDI
BAB II
ISI
A. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
MUKADIMAH
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para Ahli Gizi menyadari akan rasa tanggung
jawab penuh dan kewajiban kami terhadap bangsa Indonesia dalam melanjutkan perjuangan
mengisi kemerdekaan Indonesia, demi tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan
makmur.
Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan pengalaman profesi Ahli Gizi
kepada masyarakat dengan berpegang teguh pada kode etik Ahli Gizi Indonesia.
Atas dasar ini kami menyatukan diri dalam satu organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia
dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga sebagai berikut :
BAB I
Pasal 2
pada tanggal 18 Oktober 2014, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Azas
Pasal 4
BAB III
Tujuan
Pasal 7
Sifat
PERSAGI adalah organisasi profesi gizi yang menghimpun para ahli gizi Indonesia, bersifat
independen, nirbala, serta di jiwai oleh kode etik ahli gizi dan standar profesi gizi.
BAB IV
Status
Pasal 9
Peran
PERSAGI berperan sebagai pelaku advokasi dan pembaharu dan peningkatan gizi.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 10
a. Anggota biasa
c.Anggota kehormatan
BAB VII
Struktur Organisasi
Pasal 11
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada Musyawarah Cabang sesuai dengan tingkatnya.
Pasal 12
Struktur Kepemimpinan
Pasal 13
Badan Khusus
BAB VII
Perbendaharaan
Pasal 14
Harta Benda
a.Uang pangkal
b.Iuran Anggota
c. Sumbangan dan usaha-usaha lain yang syah dan tidak mengikat
BAB VIII
Pasal 16
Perubahan Organisasi
yang diadakan khusus untuk maksud tersebut atas asul dari sekurang-kurangnya
BAB IX
Hal-hal Lain
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini dimuat dalam ART atau
Pasal 18
Pasal 19
Hal- hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur
BAB 1
Pasal 1
Keanggotaan
Anggota PERSAGI adalah para tenaga ahli gizi, warga Negara Indonesia, terdiri dari :
D3 Gizi dan Sarjana berlatar belakang gizi, serta di akui oleh pemerintah Indonesia.
2. Anggota luar biasa adalah ahli gizi warga asing yang bekerja di Indonesia
Pasal 2
Pasal 3
Kewajiban Anggota
1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta kode etik profesi gizi
2.Membayar uang pangkal dan uang iuran bulanan yang ditentukan kemudian oleh DPC
Hak-hak Anggota
a. Mengemukakan pendapat
c. Membela diri
a. Mengemukakan pendapat
c.Membela diri
Pasal 5
Pemberhentian Anggota
dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya satu
bulan sebelumnya.
2.Seseorang anggota dapat dikenakan pemberitahuan sementara oleh Dewan Pimpinan Cabang
sesudah didahului oleh teguran dan peringatan
3.Paling lama 6 bulan pemberhentian sementara oleh Dewan Pimpinan Cabang dapat
merehabilitasi dan mengusulkan pemberitahuan kepada Dewan Pimpinan Daerah untuk
kukuhkan.
4.Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan Cabang dapat melaksanakan pemberhentian
langsung dan memberitahukan kepada Dewan Pimpinan Daerah
Pasal 6
a.Status
5.Apabila ketua terpilih tidak dapat menjalankan tugasnya, maka jabatan ketua terpilih
dilanjutkan oleh Sekretaris Jendral sampai masa jabatannya berakhir.
6.Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari : Ketua Umum, Sekretaris Jendral, Ketua, Wakil
Sekjen, beberapa bidang, bendahara dan wakil bendahara.
1.Melaksanakan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua keputusan
yang telah ditetapkan siding Paripurna Warga.
3.Membina hubungan yang baik kepada pemerintah maupun swasta didalam maupun diluar
negeri
2.Dewan Pimpinan Pusat menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima
Dewan Pimpinan Pusat Demisioner.
3.Serah terima kepengurusan harus telah dilaksanakan paling lambat dalam kurun waktu 30
hari kongres.
6.Rapat pleno diperluas dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat , Dewan Pimpinan Daerah dan
dihadiri pula oleh Dewan Pembina, dimana rapat tersebut diadakan dan dilaksanakan
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu periode kepengurusan
7.Rapat pleno dihadiri oleh segenap anggota Dewan Pimpinan Pusat dan diadakan sekali
dalam 11 bulan
8.Rapat pleno terbatas di hadiri oleh anggota Dewan Pusat kecuali ketua dan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan
9.Rapat pengurus harian dihadiri sekurang-kurangnya oleh Ketua, Sekretaris Jendral dan
Bendahara dan diadakan setiap kali di perlukan
10.Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur kemudian.
Pasal 7
a.Status
1.Di tingkat provinsi yang mempunyai lebih dari (satu) cabang dapat dibentuk Dewan
Pimpinan Daerah atas usul cabang-cabang yang bersangkutan serta di setujui Dewan
Pimpinan Pusat
2.Masa jabatan Dewan Pimpinan Daerah sama dengan Dewan Perwakilan Pusat
4.Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris, dan
bendahara
5.Dewan Pimpinan Daerah adalah koordinator dari Dewan Pimpinan Cabang-cabang dalam
satu provinsi
3. Membina hubungan dengan Dinas Kesehatan dan instansi lain pada tingkat provinsi
1. Dewan Pimpinan Daerah dipilih oleh Dewan Pimpinan Cabang melalui musyawarah
daerah dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat
2. Ketentuan tentang rapat pembentukan Dewan Pimpinan Pusat diatur dalam peraturan
sendiri
5. Yang dapat menjadi Dewan Pimpinan Daerah adalah anggota biasa Persagi
6. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan terdiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pengelolaan ini
Pasal 8
a.Status
4.Ahli gizi yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai Dewan Pimpinan
Cabang dapat menjadi anggota dari Cabang yang terdekat
6.Ketua DPC dapat di pilih kembali pada periode berikutnya maksimal 2 periode
2. Memberi laporan kepada Dewan Pimpinan Daerah tentang hasil kerja yang dilakukan
maksimal 6 bulan
3.Membina hubungan yang baik dengan semua aparat yang ada, Pemerintah maupun Swasta
khususnya dengan aparat yang berhubungan dengan dunia kesehatan dan gizi di tingkat
Kabupaten/kota
1.Formulir pengurus cabang harus telah dapat menyusun kepengurusan paling lambat dalam
kurun waktu 30 hari selesainya rapat anggota
2.Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang di ambil dari anggota biasa PERSAGI
lainnya
3.Pengurus cabang menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima dengan
Pengurus Cabang Demisioner
4.Serah terima kepengurusan telah di lakukan paling lambat dalam kurun waktu 40(empat
puluh) hari setelah selesai kerja
6.Rapat anggota di hadiri oleh segenap pengurus cabang dan diadakan sekurang-kurangnya
sekali dalam 3 bulan
7.Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pengelolaan ini.
Pasal 9
a.Majelis Kolegium Ilmu Gizi adalah salah satu bidang khusus dipusat yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan sistem pendidikan gizi dan juga bertanggung jawab dalam
pengawasan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan gizi.
b.Majelis Kehormatan Etika Profesi Gizi adalah satu bidang khusus di pusat yang
bertanggung jawab dalam pengawasan pelaksanaan etika profesi gizi.
c.Mejelis pengembangan Pelayanan Keprofesian Gizi adalah salah satu badan khusus
dipusat yang berperan ( bertanggung jawab) dalam pembinaaan pengelolaan system
pelayanan gizi yang bermutu melalui berbagai upaya pengembangan keprofesian.
d.Asosiasi Dietition Indonesia (ASDI) atau organisasi sejenis yang lahir dan diilantik oleh
PERSAGI dan harus tunduk kepada AD/ ART PERSAGI.
a.Sertifikasi
b.Registrasi
c. Lisensi
Pasal 10
Bidang/ Seksi
a.Dewan Pimpinan Pusat dapat membentuk bidang, selanjutnya Dewan Pimpinan Daerah
dan Dewan Pimpinan Cabang dapt membentuk seksi.
b.Ketua Bidang DPP dapat memberikan kekuasaan penuh untuk mewakili Dewan Pimpinan
Pusat guna kepentingan organisasi dan bertanggung jawab kepada Dewan Pimpinan Pusat
atas pekerjaan-pekerjaan bidangnya.
c..Ketua seksi pada Dewan Pimpinan Daerah/Dewan Pimpinan Cabang dapat di beikan
kekuasaa penih dan tanggung jawab kepada Dewan Pimpinan Pusat atas pekerjaan-
pekerjaan seksinya.
Pasal 11
Kekayaan
a.Uang pangkat dan uang iuran bulanan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusatr
b.Dari usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat / Dewan Pimpinan
Daerah seperti kegitan seminar dan/atau sejenis harus membayar kepada DPD sebesar Rp.
200.000,00 untuk memperoleh SKP/ sertifikat
c.Dari usaha-usaha lain yang syah dan halal serta di ketahui oleh Dewan Pimpinan Pusat
PERSAGI
Pasal 12
a.Kongres
1.Kongres adalah sidang yang di hadiri lebih dari atau sama dengan 755 Dewan Pimpinan
Daerah dalam satu Kongres.
2.Sebelum kongres perlu dilakukan pra Kongres minimal 2 kali dilaksanakan dalam satu
periode pengurusan
Musyawarah Daerah
MUSDA adalah Musyawarah yang dihadiri lebih dari atau sama dengan 75 % Dewan Pimpinan
Cabang dalam satu MUSDA
Sebelum MUSDA perlu dilakukan Pra MUSDA minimal 2 kali dilaksanakan dalam satu
periode pengurusan.
DPC sebanyak-banyaknya diwakili oleh 3 orang wakil dan mempunyai satu suara.
MUSDA diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam kurun waktu 4 tahun.
Musyawarah cabang
MUSCAB adalah Musyawarah yang dihadiri lebih dari separoh dari anggota
MUSCAB diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam kurun waktu 4 tahun.
Keputusan-keputusan dalam kongres atau MUSDA atau MUSCAB harus diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat kecuali apabila dengan jelas dinyatakan dengan cara lain.
Pasal 13
Pembubaran Organisasi
Pasal 14
Pasal 15
Penutup
Hal-hal yang belum termaktub dalam ART akan diatur kemudian oleh DPP
B. ASDI
Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) merupakan suatu badan hukum yang bersifat
otonom dan bernaung di bawah Organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).
AsDI adalah suatu organisasi profesi yang menyatukan tenaga profesional di bidang
dietetik. Tulisan dalam Lambang AsDI adalah Asosiasi Dietisien Indonesia yang berarti
wujud dari persatuan dan kesatuan Dietisien seluruh Indonesia.
C. Jabatan Fungsional
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Jabatan fungsional Dietisien saat ini masih bergabung dalam jabatan fungsional
Nutrisionis yang dalam kedudukannya menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian atau keterampilan dalam
pelayanan gizi, makanan dan dietetik serta bersifat mandiri.
2. Jabatan fungsional Nutrisionis adalah tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan
kesehatan di bidang gizi masyarakat, pelayanan asuhan gizi dan dietetik, dan
penyelenggaraan makanan banyak (PMB) atau food service.
3. AD/ART PERSAGI dan ASDI terdiri dari beberapa bab dan pasal yang didalamnya
merupakan landasan kerja dan landasan gerak serta merupakan ketentuan dasar dan
ketentuan operasional bagi suatu organisasi yang mencerminkan aspirasi visi dan
misi untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
2015. Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (Ad/Art), Program Kerja Dan Kode Etik Ahli
Gizi. Temanggung: PERSAGI
2012. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Dietisien Indonesia. Surabaya: AsDi
http://persagi.org
http://persagi.org/portal/profile-organisasi/sejarah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Poorwo_Soedarmo
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/05/pengertian-organisasi-menurut-para-ahli.html