Anda di halaman 1dari 33

ANGGARAN DASAR (AD)

(peraturan penting/utama/yg menjadi dasar peraturan yg lain)


DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
(peraturan pelaksanaan anggaran dasar)

PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT


INDONESIA (PTGMI)

1
ANGGARAN DASAR
PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
INDONESIA (PTGMI)

MUKADIMAH

Bahwa didorong oleh keinginan luhur untuk berperanserta secara aktif


mengisi dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu
kepada masyarakat demi tercapainya kehidupan masyarakat yang sehat,
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
dan mewujudkan peningkatan harkat, martabat, dan kesejahteraan tenaga
kesehatan khususnya perawat gigi atau terapis gigi dan mulut, maka perlu
dibentuk suatu perkumpulan atau organisasi profesi.
Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka pada tangal 16
September 1996 dalam Pertemuan Perwakilan Perawatan Gigi Seluruh
Indonesia di Ciloto-Cianjur-Jawa Barat, telah didirikan satu organisasi profesi
perawat gigi dengan nama Persatuan Perawat Gigi Indonesia disingkat PPGI
yang dibentuk untuk melindungi, mengayomi, membina dan
mengembangkan profesi perawat gigi di Indonesia, serta berfungsi sebagai
sarana peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
yang berkualitas, dan profesional. Pada tahun 2014 Pemerintah Republik
Indonesia menerbitkan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan yang merubah nama profesi perawat gigi menjadi terapis
gigi dan mulut, oleh karenanya dipandang perlu adanya perubahan nama
organisasi profesi PPGI menjadi Persatuan (Perkumpulan) Terapis Gigi dan
Mulut Indonesia (PTGMI).
Atas dasar hal-hal tesebut di atas, maka disusunlah Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Persatuan Perawat Gigi Indonesia sebagai berikut:

BAB I
IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 1
Nama Organisasi

Perkumpulan Organisasi ini bernama Persatuan Terapis Gigi dan Mulut


Indonesia disingkat PTGMI yang dahulu bernama Persatuan Perawat Gigi
Indonesia disingkat PPGI.

Pasal 2
Bentuk Organisasi

2
PTGMI berbentuk Persatuan, kedaulatan tertinggi ditangan anggota melalui
Musyawarah Nasional.

Pasal 3
Sifat Organisasi
PTGMI merupakan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk atas dasar
kesamaan profesi

Pasal 4
Pendirian

PTGMI merupakan kelanjutan dari PPGI yang didirikan pada hari Jumat
tanggal 13 September 1996 untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pasal 5
Kedudukan

PTGMI berkedudukan di Wilayah Hukum Negara Republik Indonesia dengan


Sekretariat Pusat berada di Ibukota Negara.

Pasal 6
Atribut Organisasi

Atribut organisasi terdiri dari Logo, Panji, Bendera, Seragam dan Perlengkapan
lainnya yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.

BAB II
SIFAT, AZAS DAN TUJUAN

Pasal 7
Sifat

PTGMI adalah organisasi profesi Terapis Gigi dan Mulut Indonesia yang
merupakan wadah pemersatu seluruh Terapis Gigi dan Mulut di Indonesia.

Pasal 8
Azas

PTGMI berazaskan Pancsila dan Undang Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945

Pasal 9
Tujuan

1) Mempererat kesatuan dan persatuan Terapis Gigi dan Mulut di seluruh


Indonesia

3
2) Meningkatan mutu pendidikan dan pelayanan Terapis Gigi dan Mulut
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai
dengan tujuan pembangunan kesehatan.
3) Meningkatkan martabat dan kesejahteraan Terapis Gigi dan Mulut
melalui pembinaan pendidikan, pelayanan, karir dan prestasi kerja serta
pelaksanaan etika profesi dan perlindungan hukum Terapis Gigi dan
Mulut.
4) Meningkatan hubungan kerjasama dengan organisasi profesi lain,
lembaga dan institusi baik pemerintah maupun swasta di dalam
maupun diluar negeri.

BAB III
PERAN DAN FUNGSI

Pasal 10
1) PTGMI berperan sebagai pembina, pengembang dan pengawas terhadap
mutu pendidikan dan pelayanan terapis gigi dan mulut

2) PTGMI berperan sebagai pembina serta pengembang ilmu dan teknologi


terapi gigi dan mulut

3) PTGMI berperan sebagai pembina, pengembang dan pengawas


kehidupan berprofesi terapis gigi dan mulut

Pasal 11

1) PTGMI berfungsi untuk membina, mengembangkan dan mengawasi


mutu pendidikan dan pelayanan keperawatan gigi

2) PTGMI berfungsi untuk membina, mengembangkan ilmu dan teknologi


keperawatan gigi

3) PTGMI berfungsi untuk membina, mengembangkan dan mengawasi


kehidupan berprofesi terapis gigi dan mulut

BABIV
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Jenis Keanggotaan

Keanggotaan PPGI terdiri atas ;


1) Anggota Biasa ialah warga negara Republik Indonesia yang berlatar
belakang pendidikan perawat gigi/ kesehatan gigi/ terapi gigi dan
mulut
2) Anggota Luar Biasa

4
a. ialah mereka yang berminat pada upaya peningkatan derajat
kesehatan gigi dan mulut serta menyeluruh.
b. ialah rnereka yang sedang mengikuti pendidikan keperawatan gigi/
terapi gigi dan mulut
3) Anggota Kehormatan ialah mereka yang bukan berasal dari pendidikan
keperawatan gigi/kesehatan gigi/ terapi gigi dan mulut yang
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat PPGI karena dinilai telah berjasa
terhadap PTGMI.

BAB V
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN ORGANISASI

Pasal 13
Susunan Organisasi

(1) Susunan organisasi terdiri dari :


a. Dewan Pengurus Pusat,
b. Dewan Pengurus Daerah
c. Dewan Pengurus Cabang

(2) Bila diperlukan susunan organisasi dapat dilengkapi dengan :


a. Koordinator Wilayah
b. Komisariat

Pasal 14
Kedudukan Pengurus Organisasi
Susunan Pengurus Organisasi terdiri dari :
(1) Dewan Pengurus Pusat yang berkedudukan di Ibukota Negara
(2) Dewan Pengurus Daerah yang berkedudukan di Ibukota Provinsi
(3) Dewan Pengurus Cabang yang berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota
(4) Koordinator wilayah berkedudukan di salah satu Kabupaten atau Kota
yang ditunjuk
(5) Komisariat berkedudukan di suatu instansi, institusi atau lembaga.

Pasal 15
Komposisi Kepengurusan

(1) Komposisi Dewan Pengurus Pusat (DPP) PTGMI.


Dewan Pengurus Pusat PTGMI terdiri dari :
a. Ketua Umum
b. Ketua I
c. Ketua II
d. Sekretaris Umum
e. Sekretaris I
f. Sekretaris II

5
g. Bendahara Umum
h. Bendahara I
i. Bendahara II
j. Departemen Departemen : Departemen Organisasi, Keanggotaan dan
Kaderisasi.; Departemen Diklat dan Pengendalian Mutu Pelayanan
Profesi; Departemen Hubungan Masyarakat dan Kerjasama;
Departemen Hukum dan Perundang Undangan, Departemen
Pengendalian Sumber Daya dan Dana.; Departemen Pembinaan
Kesejahteraan

(2) Komposisi Dewan Pengurus Daerah (DPD) PTGMI, sekurang-kurangnya


terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Bidang-Bidang :
Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi.
Bidang Diklat dan Pelayanan Profesi
Bidang Humas dan Kerjasama
Bidang Hukum dan Perundang-undangan

(3) Komposisi Koordinator Wilayah PPGI terdiri dari :


a. Ketua
b. Anggota

(4) Komposisi Dewan Pengurus Cabang (DPC) PTGMI, sekurang kurangnya


terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Seksi Seksi
Seksi Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi.
Seksi Diklat dan Pelayanan Profesi
Seksi Humas dan Kerjasama
Seksi Hukum dan Perundang - undangan

(5) Komposisi Komisariat PPGI terdiri dari :


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Anggota

Pasal 16

6
Masa Bakti Kepengurusan

1) Kepengurusan Persatuan Perawat Gigi Indonesia dan Komisariat dipilih


untuk masa bakti 4 (empat) tahun
2) Ketua Umum DPP, Ketua DPD dan Ketua DPC PTGMI tidak dapat dipilih
kembali setelah menjabat dalam 2 (dua) periode berturut-turut.

7
BAB VI
KEWENANGAN DAN KEWAJIBAN

Pasal 17
Kewenangan
1) Dewan Pengurus Pusat berwenang :
a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi ditingkat nasional
berdasarkan AD/ART dan Rekomendasi Musyawarah Nasional dan
atau hasil Rapat Kerja Nasional;
b. Menghimpun dana baik berupa iuran keanggotaan yang diterima
melalui DPD atau dana-dana lainnya yang sah dan mengelola dana-dana
tersebut sepenuhnya untuk kepentingan PTGMI;
c. Bertindak sebagai perwakilan terapis gigi dan mulut Indonesia dalam
memperjuangkan kepentingan organisasi dan profesi terapis gigi dan
mulut baik pada tingkat nasional maupun internasional.
d. Menetapkan kompetensi Terapis Gigi dan Mulut
e. Menetapkan Susunan Dewan Pengurus Daerah
f. Mengangkat dan mengambil keputusan terhadap seseorang yang berjasa
terhadap profesi Perawat Gigi untuk diangkat menjadi Anggota
Kehormatan.
g. Penetapan seperti dimaksud pada ayat (d), (e) dan (f) diatas dinyatakan
sah apabila ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum

2) Dewan Pengurus Daerah berwenang :


a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi di tingkat provinsi
berdasarkan AD/ART, Rekomendasi Musyawarah Kerja Nasional,
Kebijakan Pengurus Pusat, Musyawarah Daerah dan Rapat Kerja Daerah.
b. Menghimpun dana baik berupa iuran keanggotaan yang diterima
melalui DPC atau dana-dana lain yang sah, serta mengelola dana-dana
tersebut sepenuhnya untuk kepentingan PPGI
c. Menetapkan Susunan Dewan Pengurus Cabang.

3) Koordinator Wilayah
a. Melaksanakan segala ketentuan organisasi sesuai dengan AD/ ART
b. Melaksanakan koordinasi dengan DPD atau DPC di wilayah kerjanya

4) Dewan Pengurus Cabang berwenang :


a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi ditingkat
Kabupaten / Kota berdasarkan AD/ART, Rekomendasi Munas dan
Kebijakan Pengurus Pusat dan Daerah, rekomendasi Musyawarah
Daerah dan Rapat Kerja Daerah dan Rekomendasi Musyawarah Cabang
serta rekomendasi Rapat Kerja Cabang.
b. Menghimpun dana baik berupa iuran keanggotaan yang diterima
langsung dari anggota atau melalui komisariat serta dana-dana lain yang
sah serta mengelola dana-dana tersebut sepenuhnya untuk kepentingan
PPGI
c. Menetapkan pengurus Komisariat.

8
5) Pengurus Komisariat berwenang :
a. Melaksanakan kebijakan organisasi berdasarkan AD/ART, Rekomendasi
Munas dan Kebijakan Pengurus Pusat dan Daerah, rekomendasi
Musyawarah Daerah dan Rapat Kerja Daerah dan Rekomendasi
Musyawarah Cabang serta rekomendasi Rapat Kerja Cabang.
b. Memungut iuran keanggotaan dari anggota komisariat yang
bersangkutan.

Pasal 18
Kewajiban

1). Dewan Pengurus Pusat berkewajiban :


a. Menyampaikan pertangung jawaban organisasi pada Musyawarah
Nasional
b. Melaksanakan segala ketentuan organisasi sesuai dengan AD/ART
c. Melaksanakan program kerja yang disahkan pada Musyawarah
Nasional
d. Memberikan pengakuan kompetensi Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
e. Melaksanakan pembinaan organisasi secara berjenjang mulai dari
Dewam Pengurus Daerah, Cabang dan Komisariat.
f. Mengelola dana yang dihimpun dari anggota dan dana dari sumber lain
yang sah sepenuhnya untuk kepentingan organisasi

2). Dewan Pengurus Daerah berkewajiban :


a. Menyampaikan pertangungjawaban organisasi pada Musyawarah
Daerah
b. Melaksanakan segala ketentuan organisasi sesuai dengan AD/ART
c. Melaksanakan program kerja yang disahkan pada Musyawarah Daerah
d. Melaksanakan pembinaan organisasi secara berjenjang mulai dari
Pengurus Cabang sampai ke Pengurus Komisariat
e. Menyetorkan iuran anggota yang menjadi hak DPP melalui rekening
DPP
f. Mengelola dana yang dihimpun dari anggota dan dana dari sumber lain
yang sah sepenuhnya untuk kepentingan organisasi

3) Pengurus Koordinator Wilayah


a. Menjalankan ketentuan organisasi sesuai dengan AD/ ART
c. Membantu DPP dalam pembinaan DPD atau DPC diwilayah kerjanya

4) Dewan Pengurus Cabang berkewajiban :


a. Menyampaikan pertanggungjawaban organisasi pada Musyawarah
Cabang
b. Melaksanakan segala ketentuan organisasi sesuai dengan AD/ ART
c. Melaksanakan program kerja yang disahkan pada Musyawarah Cabang
d. Melaksanakan pembinaan organisasi secara berjenjang mulai dari
Pengurus Komisariat sampai ke Anggota

9
e. Menyetorkan iuran keanggotaan yang menjadi hak DPP dan DPD
melalui rekening DPD
f. Mengelola dana yang dihimpun dari anggota dan dana dari sumber lain
yang sah sepenuhnya untuk kepentingan organisasi PPGI

5) Pengurus Komisariat berkewajiban :


a. Menyampaikan pertanggungjawaban organisasi pada Musyawarah
Anggota Komisariat
b. Melaksanakan segala ketentuan organisasi sesuai dengan AD/ ART
b. Melaksanakan program kerja yang disahkan pada Musyawarah Anggota
Komisariat
c. Melaksanakan pembinaan anggota
d. Menyetorkan iuran keanggotaan yang menjadi hak DPP, DPD dan DPC
melalui rekening DPC setempat
e. Mengelola dana yang dihimpun dari anggota dan dana dari sumber lain
yang sah sepenuhnya untuk kepentingan organisasi PPGI

BAB VII
DEWAN PERTIMBANGAN

Pasal 19
Pembentukan
Dewan Pertimbangan dibentuk melalui keputusan Musyawarah Nasional/
Musyawarah Daerah/ Musyawarah Cabang

Pasal 20
Kewenangan
Dewan Pertimbangan merupakan badan yang berwenang memberikan arahan,
petunjuk dan pertimbangan, saran serta nasihat kepada Pengurus PTGMI
sesuai dengan tingkat kepengurusan organisasi

Pasal 21
Susunan
1) Dewan Pertimbangan berada di tingkat Pengurus Pusat, Pengurus Daerah
dan Pengurus Cabang
2) Komposisi Dewan Pertimbangan terdiri dari Ketua dan Anggota.

Pasal 22
Tugas Pokok
Memberikan pertimbangan, arahan, nasehat, saran dan petunjuk kepada
Pengurus PTGMI dalam lingkungan kepengurusan yang bersangkutan baik
diminta maupun tidak diminta demi kemajuan pengembangan organisasi dan
profesi Terapis Gigi dan Mulut.

10
BAB VIII
KOLEGIUM

Pasal 23
Kolegium Terapi Gigi dan Mulut dapat dibentuk dalam rangka
mengembangkan dan memajukan pendidikan, pelatihan dan pelayanan terapis
gigi dan mulut

Pasal 24
Pembentukan Kolegium
1) Kolegium dapat dibentuk oleh DPP PTGMI berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pendidikan, pelatihan, pelayanan serta perkembangan
keilmuan terapi gigi dan mulut.
2) Hal-hal yang terkait dengan pembentukan dan aturan tentang kolegium
dan Majelis Kolegium selanjutnya dapat disusun melalui ketetapan Ketua
Umum DPP PTGMI

BAB IX
MAJELIS KEHORMATAN ETIK

Pasal 25
Pembentukan
Majelis Kehormatan Etik dibentuk di tingkat pusat dan provinsi melalui
keputusan Musyawarah Nasional/ Musyawarah Daerah

Pasal 26
Kewenangan
1) Melakukan penyelidikan atas laporan pelanggaran kode etik profesi
2) Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada DPP PPGI berdasarkan
hasil penyelidikan
3) Kewenangan Majelis Etik diatur secara rinci dalam Pedoman Majelis
Kehormatan Etik

Pasal 27
Susunan
Majelis Kehormatan Etik Pusat dan Provinsi terdiri dari .
a. Ketua dengan kualifikasi mempunyai kompetensi tambahan dibidang
hukum
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota

Pasal 28
Tugas Pokok

11
1) Menyusun dan atau memperbaiki kode etik terapis gigi dan mulut
2) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kode etik
terapis gigi dan mulut serta peraturan perundangan lainnya terkait
profesi terapis gigi dan mulut
3) Dalam melaksanakan tugasnya Majelis Kehormatan Etik Pusat
berkoordinasi dengan DPP PTGMI sedangkan Majelis Kehormatan Etik
Provinsi berkoordinasi dengan DPD PTGMI
4) Tugas Pokok Majelis Etik diatur secara rinci dalam Pedoman Majelis
Kehormatan Etik

BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 29
Musyawarah dan Jenis-jenis Rapat PPGI adalah ;
a. Musyawarah Nasional.
b. Rapat Pengurus Nasional
c. Rapat Kerja Nasional
d. Musyawarah Daerah .
e. Rapat Pengurus Daerah
f. Rapat Kerja Daerah
g. Musyawarah Cabang
h. Rapat Pengurus Cabang
i. Rapat Kerja Cabang
j. Musyawarah Anggota Komisariat
k. Musyawarah Luar Biasa

BAB XI

BADAN-BADAN LAIN

Pasal 30

1) Badan-badan lain dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan perlu


diatur dengan Peraturan Organisasi

2) Badan lain seperti dimaksud ayat (1) pasal ini bersifat ad hock dan disahkan
melalui surat keputusan Dewan Pengurus Pusat

BAB XII
KEKAYAAN

Pasal 31
Kekayaan organisasi dapat berasal dari:
a. Uang Pendaftaran Keanggotaan
b. Uang iuran anggota

12
c. Hibah dan sumbangan
d. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat

BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
DAN PERUBAHAN ORGANISASI

Pasal 32
Perubahan Anggaran Dasar

Perubahan anggaran dasar ini hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah


Nasional

Pasal 33
Perubahan Organisasi

1) Pembubaran organisasi hanya bisa dilakukan melalui suatu Musyawarah


Nasional Luar Biasa.
2) Dalam hal ini, apabila Organisasi dibubarkan maka kekayaan Organisasi
diserahkan kepada lembaga sosial atau Negara Republik Indonesia

BAB XIV
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 34
Peraturan-peraturan dan badan- badan yang ada tetap berlaku selama belum
diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran RumahTangga.

Pasal 35
Penutup
1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi Sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar
2) Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

13
Ditetapkan di: Padang

Pada tanggal ....... September 2017

Pimpinan Sidang
Musyawarah Nasional VII PPGI 2017

Ketua : .......................................
Sekretaris : .......................................
Anggota :
1. .....................
......
2. .....................
.......

14
DRAFT
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(ART)

PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT


INDONESIA

2017

15
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
INDONESIA

PENJELASAN UMUM :
Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan :
1) Terapis Gigi dan Mulut ialah setiap orang yang telah lulus pendidikan
kesehatan gigi/ keperawatan gigi/ terapis gigi dan mulut sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
2) Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bentuk pelayanan
profesi terapis gigi dan mulut yang dilaksanakan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan atau praktik mandiri menggunakan proses asuhan
kesehatan gigi dan mulut dalam ruang lingkup promotif preventif
kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
3) Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia yang selanjutnya disingkat
PTGMI adalah wadah tunggal Profesi Terapis Gigi dan Mulut yang semula
bernama Perawat Gigi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan. Oleh karenanya PTGMI merupakan
kelanjutan dari organisasi profesi Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI)
yang didirikan pada tanggal 13 September 1996.
4) Anggota PTGMI adalah seluruh anggota terapis gigi dan mulut yang
terdaftar dan memiliki Nomor Tanda Anggota baik yang melaksanakan
pelayanan profesi maupun tidak termasuk pensiunan.
5) Terapis gigi dan mulut sebagai profesi mempunyai kriteria :
1) Menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pelayanan
terapis gigi dan mulut yang terus menerus dikembangkan melalui
pendidikan, pelatihan serta penelitian;
2) Memiliki otonomi profesi.
3) Memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat
4) Mandiri dalam melaksanakan peran dan fungsi.
5) Melaksanakan asuhan kesehatan gigi dan mulut berdasarkan standar
dan kode etik terapis gigi dan mulut.

BAB I
ATRIBUT

Pasal 1

LAMBANG ORGANISASI

Lambang Organisasi mencerminkan perwujudan dari:

16
a. Segilima melambangkan 5 ( lima ) sila Pancasila, berwarna hitam
b. Gigi geraham sebagai simbol profesi berwarna putih
c. Palang hijau merupakan lambang kesehatan
d. Dasar pada segilima berwarna putih melambangkan kesucian,
tulisan PPGI berwarna ema melambangkan kemuliaan

Pasal 2
PANJI ORGANISASI
Panji PTGMI berebentuk persegi panjang berwarna putih dengan Lambang
PTGMI terletak tepat ditengah-tengah dengan diameter 1/3 lebar bendera.
Tulisan PTGMI berwarna hitam beradda dibawah lambang, simeteris antar sisi
bawah lambang dengan sisi bawah bendera. Panji hanya dibuat untuk Dewan
Pengurus Pusat.

Pasal 3
BENDERA ORGANISASI
Bendera PTGMI berwarna dasar putih, perbandingan panjang dan lebar (3 : 2)
dengan ukuran bendera standar 120x80 cm. Lambang PTGMI terletak ditengah-
tengah dengan diameter 1/3 lebar bendera. Tulisan PTGMI berwarna hitam
berada dibawah lambang simeteris antar sisi bawah lambang dengan sisi
bawah bendera.

Pasal 4
SERAGAM ORGANISASI
Seragam organisasi PTGMI terdiri dari jas/blazer yang bentuk, warna dan
modelnya seragam, berwarna salem dengan lencana PTGMI terdapat di dada
sebelah kiri dengan diameter 5 cm.

Pasal 5
KOP SURAT DAN STEMPEL ORGANISASI
(1) Kop surat PTGMI terdiri dari kop surat DPP, DPD, dan DPC
(2) Pada kop surat PTGMI terdapat lambang organisasi, dengan nama status
organisasi bertuliskan DEWAN PENGURUS PUSAT, DEWAN
PENGURUS DAERAH, dan DEWAN PENGURUS CABANG . Tulisan
Persatuan Perawat Gigi Indonesia dengan alamat jelas dibawahnya
(3) Stempel PTGMI terdiri dari stempel DPP, DPD, dan DPC, Koordinator
Wilayah, Komisariat
(4) Stempel PPGI berbentuk .Segilima bertuliskan Persatuan Perawat Gigi
Indonesia melingkar diatasnya, logo di tengah dan tulisan PPGI dibawah
logo, nama DPP, DPD, DPC dibawah.

17
Pasal 6

MARS DAN HYMNE PPGI

Mars dan Hymne PTGMI dinyanyikan pada kegiatan-kegiatan organisasi.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 7
Persyaratan Anggota
1) Anggota Biasa:
a. Warga Negara Indonesia
b. Lulus pendidikan formal kesehatan gigi/ keperawatan gigi/ terapis gigi
dan mulut yang telah disyahkan oleh Pemerintah RI.
c. Menyatakan diri untuk menjadi anggota PTGMI melalui proses
pendaftaran anggota pada Dewan Pengurus Cabang
d. Mengisi dan Menandatangani surat persetujuan bersedia mengikuti dan
mentaati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) PTGMI
e. Bersedia aktif mengikuti kegiatan organisasi yang dilaksanakan PTGMI

2) Anggota Luar Biasa :


a. Terapis Gigi dan Mulut warga negara asing yang bekerja di Indonesia
dan telah memenuhi ketentuan Pemerintah RI dan telah mengikuti
proses adaptasi. Untuk Ketentuan adaptasi ini diatur lebih lanjut dalam
peraturan organisasi tingkat pusat.
b. Mahasiswa yang menempuh pendidikan pada institusi pendidikan
kesehatan/ keperawatan gigi yang diakui oleh pemerintah.
c. Menyatakan diri untuk menjadi anggota PTGMI melalui proses
pendaftaran anggota pada Dewan Pengurus Cabang
d. Mengisi dan menandatangani surat persetujuan mengikuti dan menaati
AD/ ART PTGMI
e. Aktif mengikuti kegiatan organisasi yang dilaksanakan PTGMI

3) Anggota Kehormatan:
Mereka yang bukan Terapis Gigi dan Mulut, tapi dianggap telah berjasa
terhadap perkembangan Keperawatan gigi dan atau organisasi PTGMI

18
Pasal 8
Tata Cara Penerimaan Anggota
1) Anggota Biasa dan Luar Biasa
b. Mendaftarkan diri untuk menjadi anggota PTGMI di Sekretariat Dewan
Pengurus Cabang
c. Mengisi dan menandatangani: Formulir pendaftaran anggota, formulir
kesediaan mengikuti kegiatan PTGMI dan mentaati AD/ ART serta
formulir kesediaan mentaati Kode Etik Terapis Gigi dan Mulut
Indonesia
d. Dewan Pengurus Cabang dapat menerima calon anggota tersebut
apabila telah memenuhi persyaratan, Pengurus cabang mengusulkan
untuk diterbitkannya Nomor Kartu Tanda Anggota dan kartu anggota
bagi anggota yang telah diterima kepada Dewan Pengurus Pusat melalui
Dewan Pengurus Daerah

2) Anggota Kehormatan
a. Diusulkan oleh Dewan Pengurus Cabang dengan persetujuan Pengurus
Pengurus Daerah kepada Dewan Pengurus Pusat dan wajib dilengkapi
dengan data pendukung bahwa yang berjasa bagi profesi keperawatan
gigi dan atau PPGI. Dewan Pengurus Pusat mengadakan rapat pleno
khusus untuk membahas usulan calon anggota kehormatan yang
diusulkan Dewan Pengurus Daerah atau Dewan Pengurus Cabang.
Dalam rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat dapat menerima atau
menolak usulan tersebut
b. Apabila usulan diterima, maka Dewan Pengurus Pusat wajib
mengundang calon anggota kehormatan tersebut untuk mengikuti acara
pengesahan dalam forum Munas Kepada Anggota kehormatan yang
telah disahkan dan diberikan nomor induk anggota kehormatan dan
Kartu Anggota kehormatan oleh Dewan Pengurus Pusat

Pasal 9
Kewajiban Anggota
1) Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan Sumpah Profesi Perawat
Gigi, Kode Etik Terapis Gigi dan Mulut Indonesia, Anggaran dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta semua peraturan/keputusan PTGMI
2) Membayar uang pendaftaran keanggotaan dan iuran anggota bulanan,
kecuali anggota kehormatan
3) Menghadiri rapat-rapat atas undangan pengurus.

Pasal 10
Hak Anggota
1) Anggota biasa berhak untuk mengajukan pendapat, usul atau pertanyaan
baik lisan maupun tertulis kepada pengurus PTGMI, mengikuti seluruh
kegiatan organisasi, memilih dan dipilih sesuai jenjang kepengurusan
organisasi
2) Anggota luar biasa dan anggota kehormatan berhak untuk mengajukan
pendapat usul atau pertanyaan baik lisan maupun tertulis kepada

19
pengurus PTGMI, mengikuti seluruh kegiatan organisasi, memilih tapi
tidak berhak dipilih sebagai pengurus organisasi.
3) Setiap anggota berhak mendapat kesempatan menambah atau
mengembangkan ilmu dan keterampilan keperawatan gigi yang
diselenggarakan organisasi sesuai program dan kemampuan organisasi
serta memenuhi persyaratan
4) Setap anggota berhak mendapat perlindungan dan pembelaan dalam
melaksanakan tugas organisasi dan profesi apabila memenuhi:
a. Ketentuan organisasi
b. AD/ ART
c. Kode Etik Keperawatan Indonesia
d. Standar Kompetensi
e. Standar Praktik/ Standar Pelayanan
f. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 11
Pemberhentian Anggota
Anggota berhenti/ hilang keanggotaanya apabila:
1) Meninggal dunia
2) Permintaan sendiri secara tertulis, setelah melakukan konsultasi dengan
Dewan Pengurus Cabang
3) Diberhentikan oleh Pengurus Pusat atas usul Dewan Pertimbangan dan
atau Majelis Kehormatan Etik Keperawatan Setempat setelah terbukti
berbuat hal-hal yang merugikan organisasi

Pasal 12
Tata Cara Pemberhentian Anggota
1) Pemberhentian atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan Pengurus Cabang dimana ia
terdaftar, setelah terlebih dulu berkonsultasi dengan pengurus Kab/ Kota
yang membidangi organisasi dan dianjurkan sekurang-kurangnya satu
bulan sebelunnya
2) Seorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Pengurus
Cabang setelah didahului dengan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali
dengan jarak waktu masing-masing 1 (satu) bulan dengan tembusan kepada
pengurus propinsi dan Pengurus Pusat
3) Paling lama 6 (enam) bulan setelah penetapan pemberhentian sementara
Pengurus Kab/ Kota dapat merehabilitasi kembali atau mengusulkan
pemberhentian tetap dengan persetujuan Pengurus Propinsi kepada
Pengurus Pusat untuk dikukuhkan, apabila tidak menunjukkan perubahan
kearah perbaikan
4) Dalam kondisi luar biasa yang mengancam organisasi, Pengurus Pusat
dapat melakukan pemberhentian langsung, kemudian memberitahukan
kepada Pengurus Propinsi dan Pengurus Kab/ Kota

20
Pasal 13
Pembelaan
1) Anggota yang diberhentikan sementara dapat membela diri dihadapan
rapat pleno pengurus cabang
2) Bila dipandang perlu, anggota yang dikenakan pemberhentian tetap dapat
mengajukan pembelaannya pada Musyawarah Daerah (MUSDA) atau
Musyawarah Nasional (MUNAS)
3) Keputusan Musyawarah Daerah (MUSDA) atau Musyawarah Nasional
(MUNAS) dapat membatalkan atau memperkuat tindakan pemberhentian
tetap tersebut dengan ketentuan bahwa keputusan tersebut memenuhi
quorum yakni didukung sekurang kurangnya 2/ 3 (dua pertiga) dari
jumlah utusan yang hadir dalam Musyawarah Daerah (MUSDA) atau
Musyawarah Nasional (MUNAS)

Pasal 14
Pengkaderan
1) Untuk Kesinambungan upaya organisasi perlu dibina kader-kader
kepemimpinan PTGMI
2) Kader- kader yang akan dipromosikan telah disaring dengan kriteria:
a. Memiliki prestasi dedikasi dan loyal terhadap PTGMI
b. Mempunyai bakat dan pengetahuan serta pengalaman dalam
kepemimpinan organisasi Keperawatan Gigi
c. Telah melalui proses pendidikan dan atau pelatihan knusus untuk itu
d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tercela
e. Ketentuan terkait pengkaderan dapat diatur tersendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan AD/ ART PTGMI

Pasal 15
Sanksi
1) Bagi anggota yang tidak melaksankan kewajiban organisasi dapat
diberikan sanksi
2) Tata cara pemberian sanksi harus diatur lebih lanjut melalui peraturan
organisasi yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat
3) Jenis sanksi yang dapat diberikan berupa:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Penghentian sementara dari keanggotaan
d. Penghentian permanen dari keanggotaan

Pasal 16
Kartu Tanda Anggota
1) Kartu anggota dikeluarkan oleh DPD dan ditandatangani oleh Ketua DPD
2) Format KTA dan Nomor Tanda Anggota dikeluarkan oleh DPP sesuai
kodifikasi KTA
3) KTA berlaku selama 5 (lima) tahun

21
BAB III
MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 17
Musyawarah Nasional
1) Status:
a. Musyawarah Nasional selanjutnya disingkat (MUNAS) merupakan
pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat nasional
b. MUNAS diselenggarakan setiap 4 (empat)) tahun sekali oleh Dewan
Pengurus Pusat melalui badan khusus yang disebut Panitia MUNAS yang
diangkat dan bertanggungjawab kepada Dewan Pengurus Pusat
c. Panitia MUNAS terdiri dari Steering Committee (SC) dan Organizing
Committee (OC)
d. Dalam keadaan luar biasa dapat dilakukan sewaktu-waktu MUNAS
LUAR BIASA (MUNASLUB) atas usul sekurang kurangnya 3 (Tiga)
Pengurus Propinsi dan disetujui 2/3 (dua pertiga) dari Pengurus Propinsi
yang ada.
e. MUNAS dapat menyelenggarakan sidang ilmiah diluar sidang organisasi

2) Kewenangan
a. Mengesahkan jadwal acara dan peraturan tata tertib Munas
b. Memilih dan mengesahkan Pimpinan MUNAS
c. Menyempurnakan atau menetapkan Anggaran Dasar Dan Anggaran
Rumah Tangga Organisasi, pedoman-pedoman pokok, garis-garis besar
program kerja organisasi dan pernyataan sikap/rekomendasi
d. Menilai laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus Pusat, apabila
pertanggung jawaban Dewan Pengurus Pusat selesai maka Dewan
Pengurus Pusat dinyatakan demisioner dan selanjutnya personil Pengurus
Pusat mempunyai status anggota biasa.
e. Memilih dan melantik Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat terpilih
f. Menunjuk Ketua Dewan Pengurus Pusat terpilih sebagai Ketua Tim
Formatur
g. Memilih anggota tim formatur
h. Memberikan mandat kepada Tim Formatur untuk melengkapi personel
Pengurus Pusat, Dewan Pertimbangan Pusat dan Majelis Kehormatan Etik
Keperawatan Gigi Pusat, setelah terbentuk kepengurusan lengkap
organisasi PPGI secara otimatis Tim Formatur dinyatakan bubar
i. Memberikan mandat kepada ketua terpilih untuk melantik pengurus
pusat, Dewan Pertimbangan Pusat, Majelis Kehormatan Etik Keperawatan
Gigi Pusat dan Kolegium PPGI yang baru
j. Menetapkan garis-garis besar program kerja Pengurus Pusat
k. Menetapkan tempat MUNAS berikutnya

3) Pedoman Umum MUNAS


a. Munas diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat melalui Panitia
MUNAS yang terdiri dari Steering Committee (SC) dan Organizing

22
Committee (OC) yang diangkat dengan hak otonomi penuh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus Pusat
b. Tempat Pelaksanaan MUNAS ditetapkan pada MUNAS Sebelumnya
c. Peserta MUNAS, terdiri dari utusan-utusan; Pengurus Pusat, Pengurus
Daerah, Pengurus Cabang, Dewan Pertimbangan dan Anggota
d. Utusan wajib dibuktikan dengan surat tugas/mandat sebagai utusan
dari organisasi yang diwakilinya
e. Peninjau adalah Pengurus organisasi lain diluar PPGI dan undangan lain
yang berminat menghadiri MUNAS
f. MUNAS sah apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu jumlah DPD yang
hadir, apabila persyaratan ini belum terpenuhi dapat ditunda paling
lama 3 bulan, dan setelah itu MUNAS dianggap sah dengan peserta
MUNAS yang hadir
g. Peserta mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih, kecuali anggota
luar biasa mempunyai hak bicara dan hak memilih saja, sedangkan
peninjau hanya mempunyai hak bicara saja.
h. Sidang MUNAS untuk pengesahan quorum, jadwal, acara,tata tertib dan
pemilihan Pimpinan Sidang MUNAS dipimpin setelah Steering
Committee
i. Pimpinan Sidang MUNAS yang terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris, dan 3 orang anggota.
j. Hal-hal yang belum tercantum dalam pedoman umum ini akan diatur
dalam TataTertib MUNAS

Pasal 18
Musyawarah Daerah
1. Status:
a. Musyawarah Daerah selanjutnya disingkat MUSDA merupakan
pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat propinsi
b. MUSDA diselenggarakan setiap 4 tahun sekali oleh Dewan Pengurus
Daerah melalui tim khusus yang disebut Panitia MUSDA, yang
diangkat dan bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus Daerah
c. Panitia MUSDA terdiri dari Steering Conmmity (SC) dan Organising
Commity (OC) yang diangkat dengan hak otonomi penuh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus Daerah
d. Dalam keadaan luar biasa dapat dilakukan sewaktu waktu Musyawarah
Daerah Luar Biasa, atas usul sekurang kurangnya 3 pengurus cabang
dan disetujui 2/3 dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang ada di
Daerah tersebut
e. MUSDA dapat menyelenggarakan sidang ilmiah diluar sidang
organisasi
2. Kewenangan
a. Mengesahkan jadwal acara dan peraturan tata tertib MUSDA
b. Memilih dan mengesahkan Pimpinan MUSDA
c. Menilai pertanggung jawaban Dewan Pengurus Daerah mengenai
amanat yang diberikan oleh MUSDA sebelumnya, apabila pertanggung
jawaban Dewan pengurus Daerah selesai maka Dewan Pengurus Daerah

23
dinyatakan demisioner dan selanjutnya personil Dewan Pengurus
Daerah mempunyai status anggota biasa
d. Memilih Ketua Dewan Pengurus Daerah yang selanjutnya Ketua DPD
dilantik oleh Ketua Umum DPP PPGI atau yang diberi mandat
e. Menunjuk Ketua DPD terpilih sebagai ketua Tim Formatur
f. Memilih Anggota Tim Formatur Daerah
g. Memberikan mandat kepada Tim Formatur untuk menyusun personil
Dewan Pengurus Daerah, Dewan Pertimbangan Daerah, dan setelah
terbentuk kepengurusan lengkap organisasi DPD PPGI secara otomatis
Tim Formatur dinyatakan bubar
h. Memberikan mandat kepada Tim Formatur untuk mengusulkan
personel pengurus Majelis Kehormatan Etik Keperawatan Gigi Propinsi
kepada MKEP Pusat
i. Memberikan mandat kepada Ketua DPP terpilih untuk melantik
Pengurus Daerah, Dewan Pertimbangan Daerah, Majelis Kehormatan
Etik Keperawatan Gigi Propinsi
j. Menetapkan garis-garis besar program kerja Dewan Pengurus Daerah
3. Pedoman Umum MUSDA
a. MUSDA diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah melalui Panitia
PelaksanaMUSDA yang diangkat oleh Pengurus Propinsi
b. Tempat pelaksanaan MUSDA ditetapkan pada MUSDA sebelumnya
c. Panitia Pelaksana MUSDA bertanggung jawab dari segi teknis
penyelenggaraan MUSDA
d. Peserta MUSDA terdiri dari:
i. Utusan DPD, DPC, Dewan Pertimbangan Daerah, Majelis Kehormatan
Etik Keperawatan Gigi dan anggota. Utusan wajib menunjukkan
dibuktikan mandat sebagai utusan dari organisasiyang diwakilinya
ii Peninjau adalah Pengurus organisasi lain diluar PPGI dan undangan
lain yang berminat menghadiri MUSDA
e. MUSDA sah apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu jumlah DPC di
daerah bersangkutan, apabila persyaratan ini belum terpenuhi dapat
ditunda paling lambat 3 bulan dan setelah itu MUSDA dianggap sah
dengan peserta MUSDA yang hadir
f. Peserta mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih, kecuali anggota
luar biasa mempunyai hak bicara dan hak memilih saja, sedangkan
peninjau hanya mempunyai hak bicara saja.
g. Sidang MUSDA untuk pengesahan quorum, jadwal, acara,tata tertib dan
pemilihan Pimpinan Sidang MUSDA dipimpin setelah Steering
Committee
h. Pimpinan Sidang MUSDA yang terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris, dan 3 orang anggota.
i. Hal-hal yang belum tercantum dalam pedoman umum ini akan diatur
dalam TataTertib MUSDA

24
Pasal 19
Musyawarah Cabang
1) Status:
a. Musyawarah Cabang selanjutnya disingkat MUSCAB merupakan
pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat Cabang
b. MUSCAB diselenggarakan setiap 4 tahun sekali oleh Dewan Pengurus
Cabang melalui tim khusus yang disebut Panitia MUSCAB, yang
diangkat dan bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus Cabang
c. Dalam keadaan luar biasa dapat dilakukan sewaktu waktu Musyawarah
Cabang Luar Biasa atas usul sekurang kurangnya 2/3 anggota di DPC
yang bersangkutan
d. MUSCAB dapat menyelenggarakan sidang ilmiah diluar sidang
organisasi
2) Kewenangan
a. Mengesahkan jadwal acara dan peraturan tata tertib MUSCAB
b. Memilih dan mengesahkan Pimpinan MUSCAB
c. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Cabang mengenai amanat yang
diberikan oleh MUSCAB sebelumnya, apabila pertanggungjawaban
pengurus cabang selesai maka Pengurus cabang dinyatakan demisioner
dan selanjutnya pengurus cabang mempunyai status anggota biasa
d. Memilih Ketua Pengurus cabang yang selanjutnya Ketua Pengurus
cabang dilantik oleh Ketua DPD atas nama Ketua Umum DPP PPGI
e. Menunjuk Ketua Pengurus cabang terpilih sebagai ketua Tim Formatur
f. Memilih Anggota Tim Formatur
g. Memberikan mandat kepada Tim Formatur untuk menyusun personil
pengurus cabang, Dewan Pertimbangan cabang, dan setelah terbentuk
kepengurusan lengkap maka secara otomatis Tim Formatur dinyatakan
bubar
h. Memberikan mandat kepada Ketua Pengurus cabang terpilih untuk
melantik Pengurus cabang, Dewan Pertimbangan cabang
i. Menetapkan garis-garis besar program kerja Pengurus cabang
3) Pedoman Umum MUSCAB
a. MUSCAB diselenggarakan oleh Pengurus Kab/ Kota melalui Panitia
Pelaksana MUSCAB yang diangkat oleh Pengurus Kab/ kota
b. Tempat pelaksanaan MUSCAB ditetapkan pada MUSCAB sebelumnya
c. Panitia Pelaksana MUSCAB bertanggung jawab dari segi teknis
penyelenggaraan MUSCAB
d. Peserta MUSCAB terdiri dari:
i. Utusan Komisariat dan anggota. Utusan wajib menunjukkan
dibuktikan mandat sebagai utisan dari organisasiyang diwakilinya
ii Peninjau adalah Pengurus organisasi lain diluar PPGI dan undangan
lain yang berminat menghadiri MUSCAB
e. MUSCAB sah apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu jumlah anggota
di DPC bersangkutan, apabila persyaratan ini belum terpenuhi dapat
ditunda paling lambat 3 bulan dan setelah itu MUSCAB dianggap sah
dengan peserta MUSCAB yang hadir

25
f. Peserta mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih, kecuali anggota
luar biasa mempunyai hak bicara dan hak memilih saja, sedangkan
peninjau hanya mempunyai hak bicara saja.
g. Sidang MUSCAB untuk pengesahan quorum, jadwal, acara,tata tertib
dan pemilihan Pimpinan Sidang MUSCAB dipimpin setelah Steering
Committee
h. Pimpinan Sidang MUSCAByang terdiri dari seorang ketua, 2 orang
anggota.
i. Hal-hal yang belum tercantum dalam pedoman umum ini akan diatur
dalam TataTertib MUSCAB

Pasal 20
Rapat Kerja Nasional
1) Status:
a. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS adalah rapat kerja pengurus
Pusat yang dihadiri oleh DPP dan DPD dan dapat pula diikuti oleh DPC
b. RAKERNAS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan
c. Dalam keadaan luar biasa RAKERNAS dapat dilakukan sewaktu waktu
atas usul DPP atau DPD dan mendapat persetujuan sekurang kurangnya
50% jumlah DPD.

2) Kewenangan
a. Menilai pelaksanaan program kerja MUNAS, menyempurnakan dan
memperbaiki untuk dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan
selanjutnya
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
c. Membahas bahan-bahan yang akan dibahas pada MUNAS yang akan
datang
d. Mengambil Keputusan Organisasi secara nasional yang harus diikuti
oleh seluruh pengurus dan anggota PPGI
3) Tata Tertib Rapat Kerja Nasional
a. RAKERNAS diselenggarakan oleh DPP dengan Panitia Pelaksana DPD
yang ditunjuk
b. Panitia pelaksana RAKERNAS bertanggungjawab mengenai teknis
penyelenggaraan RAKERNAS
c. RAKERNAS dihadiri oleh DPP, DPD, Dewan Pertimbangan, Majelis
Kehormatan Etik Keperawatan Gigi Indonesia, Kolegium dan badan
khusus, peninjau dan undangan yang diundang Pengurus Pusat
d. RAKERNAS dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat
e. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam
perturan tersendiri, selama tidak bertentangan dengan AD/ART

26
Pasal 21
Rapat Pimpinan Nasional
1) Status:
a. Rapat Pengurus Nasional disingkat RAPIMNAS adalah rapat kerja yang
hanya dihadiri oleh Ketua dan pengurus DPP, Dewan Pertimbangan,
Majelis Kehormatan Etik, Kolegium serta ketua dan atau perwakilan
DPD
b. RAPIMNAS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan

2) Kewenangan
a. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
b. Mengambil Keputusan Organisasi secara nasional yang dianggap
penting dan mendesak yang harus diikuti oleh seluruh pengurus dan
anggota PPGI

3) Tata Tertib Rapat Pimpinan Nasional


a. RAPIMNAS diselenggarakan oleh DPP
b. RAPIMNAS dihadiri oleh Ketua Umum dan Pengurus DPP, Dewan
Pertimbangan, Majelis Kehormatan Etik Keperawatan Gigi Indonesia,
Kolegium serta Ketua atau perwakilan DPD, yang diundang Pengurus
Pusat
c. RAPIMNAS dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat
d. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam
perturan tersendiri, selama tidak bertentangan dengan AD/ART

Pasal 22
Rapat Kerja Daerah
1) Status:
a. Rapat Kerja Propinsi disingkat RAKERDA adalah rapat kerja Pengurus
Propinsi yang dihadiri oleh Pengurus Pusat dan Pengurus Propinsi dan
utusan Pengurus Cabang dan dapat pula diikuti oleh Pengurus
Komisariat
b. RAKERDA diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan
c. Dalam keadaan luar biasa RAKERDA dapat dilakukan sewaktu waktu
atas usul Pengurus Propinsi atau Pengurus Cabang dan mendapat
persetujuan sekurang kurangnya setengah jumlah Pengurus Cabang
yang ada di Propinsi tersebut
2) Kewenangan
a. Menilai pelaksanaan program kerja amanat MUSDA, menyempurnakan
dan memperbaiki untuk dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan
selanjutnya
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi

27
c. Membahas bahan-bahan yang akan dibahas pada MUSDA yang akan
datang
3) Tata Tertib Rapat Kerja Propinsi
a. RAKERDA diselenggarakan oleh DPD dengan Panitia Pelaksana DPC
yang ditunjuk
b. Panitia pelaksana RAKERDA bertanggungjawab mengenai teknis
penyelenggaraan RAKERDA
c. RAKERDA dihadiri oleh Pengurus DPD, Dewan Pertimbangan Daerah,
Majelis Kehormatan Etik Keperawatan Indonesia, Pengurus DPC,
Pengurus Ikatan/Himpunan dan badan khusus, peninjau dan undangan
yang diundang Pengurus DPD
d. RAKERDA dipimpin oleh Pengurus DPD
e. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam
perturan tersendiri, selama tidak bertentangan dengan AD/ART

Pasal 23
Rapat Kerja Cabang
1) Status:
a. Rapat Kerja Cabang disingkat RAKERCAB adalah rapat kerja Pengurus
DPC yang dihadiri oleh utusan Pengurus Komisariat dan anggota
b. RAKERCAB diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan
c. Dalam keadaan luar biasa RAKERCAB dapat dilakukan sewaktu waktu
atas usul Pengurus Komisariat dan mendapat persetujuan sekurang
kurangnya setengah jumlah anggota DPC yang bersangkutan
2) Kewenangan
a. Menilai pelaksanaan program kerja amanat RAKERCAB
b. Menyempurnakan dan memperbaiki program kerja untuk dilaksanakan
pada sisa periode kepengurusan selanjutnya
c. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
d. Membahas bahan-bahan yang akan dibahas pada RAKERCAB dan atau
RAKERCAB yang akan datang
3) Tata Tertib RAKERCAB
a. RAKERCAB diselenggarakan oleh Pengurus DPC dengan Panitia
Pelaksana Pengurus Komisariat/Anggota yang ditunjuk Pengurus DPC
b. Panitia pelaksana RAKERCAB bertanggungjawab mengenai teknis
penyelenggaraan RAKERCAB
c. RAKERCAB dihadiri oleh utusan Pengurus DPC, Pengurus Komisariat dan
anggota
d. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam perturan
tersendiri, selama tidak bertentangan dengan AD/ ART

28
Pasal 24
Musyawarah Anggota
1) Status:
a. Musyawarah Anggota adalah pelaksanaan kedaulatan tertinggi ditingkat
komisariat yang dihadiri pengurus dan anggota Komisariat, utusan
Pengurus DPC serta peserta yang diundang oleh Pengurus Komisariat
b. Musyawarah Anggota diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam (4)
empat tahun
c. Dalam keadaan luar biasa Musyawarah Anggota dapat dilakukan sewaktu
waktu atas anggota dan mendapat persetujuan sekurang kurangnya 50%
jumlah anggota Komisariat tersebut
2) Kewenangan
a. Menetapkan dan menilai pelaksanaan program kerja Pengurus Komisariat
serta memperbaiki program kerja untuk dilaksanakan pada sisa periode
kepengurusan
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
c. Memilih Pengurus Komisariat
d. Menjabarkan program kerja komisariat sebagai pelaksanaan dari program
kerja hasil MUSCAB
3) Pedoman Musyawarah Anggota
a. Musyawarah Anggota diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat
b. Musyawarah Anggota dihadiri oleh utusan Pengurus Cabang serta seluruh
Pengurus dan anggota Komisariat tersebut
c. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam perturan
tersendiri, selama tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku

BAB IV
SUSUNAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 25
Susunan Organisasi
1) Dewan Pengurus Pusat meliputi seluruh wilayah Indonesia dan
berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia
2) Dewan Pengurus Daerah meliputi 1 (satu) atau paling banyak 2 (dua)
wilayah Propinsi, Daerah Istimewa, Daerah Khusus Ibu Kota,dan
berkedudukan di ibukota Propinsi, Daerah Istimewa, Daerah Khusus Ibu
Kota
3) Dewan Pengurus Cabang meliputi 1 (satu) atau lebih wilayah Kabupaten/
Kota dan berkedudukan di ibukota Kabupaten/ Kota
4) Pengurus Komisariat merupakan perwakilan dari Pengurus Kabupaten/
Kota pada institusi tertentu yang memiliki anggota sekurang-kurangnya 20
orang

29
Pasal 26
Dewan Pengurus Pusat
1) Dewan Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Inti dan Pengurus Pleno
2) Pengurus Inti terdiri dari Ketua Umum, Ketua, Sekretaris Umum,
Sekretaris, Bendahara Umum dan Bendahara
3) Dalam mengelola administrasi kepengurusan pusat dapat dibentuk staf
sekretariat di bawah tanggung jawab sekretaris umum
4) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Inti dan para Ketua Departemen serta
Anggota Departemen
5) Komposisi Pengurus Pusat terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Ketua I :
Membidangi Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi,
Departemen Pendidikan dan Latihan,
c. Ketua II :
Membidangi Departemen Humas dan Kerjasama Departemen Hukum
dan Perundang-undangan, Departemen Sumber daya dan Dana serta
Departemen Kesejahteraan
d. Sekretaris Umum
Sekretaris I
Sekretaris II
e. Bendahara Umum
Bendahara I
Bendahara II

f. Ketua Departemen
1) Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi
2) Ketua Departemen Diklat dan Pengendalian Mutu Pelayanan
Kesehatan Gigi
3) Ketua Departemen Hukum dan Kerjasama
4) Ketua Departemen Pengendalian Sumberdaya dan Dana
5) Ketua Departemen Kesejahteraan
Pasal 27
Dewan Pengurus Daerah

1) Dewan Pengurus Daerah (Propinsi) terdiri dari Pengurus Inti dan Pengurus
Pleno
2) Pengurus Inti terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris,
3) Bendahara dan Wakil Bendahara
4) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Inti dan para Ketua Bidang
Komposisi Dewan Pengurus Propinsi terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara

30
g. Ketua ketua Bidang
Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi
Bidang Pendidikan dan Latihan
Bidang Hukum dan Kerjasama
( Dalam Kondisi tertentu Bidang-bidang dapat ditambah sesuai kebutuhan )

Pasal 28
Dewan Pengurus Cabang
1) Dewan Pengurus Cabang ( Kab/kota) terdiri dari Pengurus Inti dan
Pengurus Pleno
2) Pengurus Inti terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara
3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Inti dan para Ketua Seksi
4) Komposisi Dewan Pengurus Cabang minimal terdiri dari:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Seksi seksi
Seksi Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi
Seksi Pendidikan dan Latihan
Seksi Hukum dan Kerjasama
( Dalam Kondisi tertentu Bidang-bidang dapat ditambah sesuai
kebutuhan )

Pasal 29
Pengurus Komisariat
1) Pengurus Komisariat merupakan perwakilan dari Pengurus Cabang pada
intitusi tertentu yang anggotanya sekurang-kurangnya 20 orang.
2) Pengurus komisariat PPGI terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara

Pasal 30
Syarat Pengurus Organisasi
1) Berasal dari anggota yang berpengalaman dan mempunyai kepribadian
yang baik.
2) Berprestasi, dedikasi dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap PPGI
3) Mampu bekerjasama secara kolektif, mampu meningkatkan dan
mengembangkan peranan PPGI dalam pelayaanan Keperawatan peofesional
dalam menjunjung pelayanan kesehatan khususnya dan Pengembangan
Nasional umumnya
3) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi dan profesi
4) Sanggup bekerja aktif dalam organisasi

31
Pasal 31
Penggantian Pengurus Antar Waktu
1) Penggantian Kepengurusan organisasi dalam satu masa jabatan
dimungkinkan
karena ada pengurus:
a. Meninggal dunia
b. Berhenti atas permintaan sendiri
c. Pindah ketempat lain yang memgakibatkan yang bersangkutan tidak
dapat aktif dalam waktu 6 bulan
d. Tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi yang dinilai oleh rapat pleno
pengurus
e. diberhentikan
2) Kewenangan pemberhentian pengurus sesuai ayat (1) butir d diatur
sebagai
berikut:
a. Pengurus Pusat dilakukan oleh Rapat pleno Pengurus Pusat setelah
berkonsultasi dengan Dewan Pertimbangan Pusat
b. Pengurus Propinsi dilakukan oleh Pengurus Pusat atas usulan hasil Rapat
Pleno Pengurus Propinsi setelah berkonsultasi dengan Dewan
Pertimbangan Propinsi
c. Pengurus Cabang dilakukan oleh Pengurus Propinsi atas usulan hasil
Rapat Pleno Pengurus Cabang setelah berkonsultasi dengan Dewan
Pertimbangan Cabang
d. Pengurus Komosariat dilakukan oleh Pengurus Cabang atas usulan hasil
RapatPengurus Komosariat

BAB V
KEKAYAAN

Pasal 32
1. Besarnya uang pangkal dan uang iuran kenggotaan ditetapkan oleh MUNAS
2. Pengaloasian uang pangkal dan iuran bulanan anggota ditetapkan sebagai
a. Dewan Pengurus Pusat sebesar 25%
b. Dewan Pengurus Daerah sebesar 25%
c. Dewan Pengurus Cabang sebesar 50%
3. Pembagian uang hasil usaha dari unit-unit pelaksana teknis atau usaha-
usaha lain yang mengatasnamakan dan atau menggunakan nama PPGI
antara lain:
a. Pelaksana usaha yang bersangkutan 75%
b. Fee organisasi sebanyak 25% dengan rincian
1) Komisariat atau lokasi dimana badan usaha tersebut berada 10%
2) Pengurus Pusat, Propinsi dan Pengurus Kab/ Kota masing-masing 5%
3) Pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi wajib
didokumentasikan sesuai dengan system yang berlaku untuk organisasi
nirlaba.

32
BAB VI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 32
1) Setiap anggota PPGI dianggap telah mengetahui isi dari Anggaran Dasar
dan RumahTangga PPGI
2) Perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Rumah Tangga PPGI ini
diputuskan oleh Dewan Pengurus Pusat.
3) Hal - hal yang belum diatur dalam Anggran Rumah Tangga PPGI ini dimuat
didalam Peraturan Organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Rumah Tangga.

Ditetapkan di: Padang

Pada tanggal ....... September 2017

Pimpinan Sidang
Musyawarah Nasional VII PPGI 2017

Ketua : .......................................
Sekretaris : .......................................
Anggota :
1. .....................
......
............................

33

Anda mungkin juga menyukai