MUSYAWARAH NAS10NAL
PEttATUAN PERAWAT GIGIINDONESIA
PADANG′ SUMATERA BARAT′ 13-16 SEPTEM[BER 201
TENTANG
PERUBAHAN NAMA ORGANISASIPERSATUAN PERAWAT GIGI
INDONESIA(PPGI)
MENJADIPERSATUAN TERAPIS GICI DAN MULUTINDONESIA
(PTGMI)DAN
HttTETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGttAN RUMAH
TANGGA(AD ARTIPTCMI
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu KEPUTUSAN MUSYA17VARAH NAS10NAL VII
PERSATUAN
PERAWAT GIGI INDONESIA TENTANG
PERUBAHAN NAMA ORGANIS本 SI PERSATUAN
PERAWAT GIGI INDONESIA (PPGI)MENJADI
PERSATUAN ttRAPIS GIGI DAN MULUT
INDONESIA IFTGMI) DAN PENETAPAN
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGAtAD AR⊃ PTGMI多
Kedua Menetapkan dan mengesahkan perubahan nalna
organisasi PPCI menjadi PTGMI dan menetaPkan
Anggaran Dasar iDan Anggaran Rumah Tangga (AD
ART)PerSatuan Terapis Gi# dan Muiut Indonesia
(PTCMI)
Ketiga Mencabut seluFul■ keputusan yang dibuat pada
MUNAS PPCISebel― ya
E)itetapkan di:Padang′ Sumatera Barat
PadaTanggal i14 September 2017
Kctua
﹁ム
tulunnsYll ggEI
?afuW :.-t6 SeYtem.fier 2d #4
ilng1:i.ltii
MUSYAWARAH NAS10NAL
PEttAWAN PERAWAT GIGIINDONESIA
PADANG′ SU卜 江ATERA BARAT′ 13-16 SEPTELIBER 201
鈍.
Lampiran Keputusan
Ⅵ
Munas VII Persatuan Perawat
lndorlesh VII
Nomor i 01 /SK/Munas
PPC.1/Ⅸ /2017
Tanggal:14 Septernber 2017
HASIL SIDANG
KOMISI A
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA(AD
ARTl
PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUTINDONESIA
(TERLAMPIRl
MUSYAWARAH NAS10NAL VⅡ
PERSATUAN PERAWAT CICIINDONESIA
PIMPINAN SIDANG KOMISI A
驚 恥 職
1_
難a名 襲5馨`な
■I Pl鷲 Tltt Ktt.l舟 遭
Silun^asYrI Y"gr
g-t6 Seytember 2ar7
"a{flW
︲■ ■ ■ ■ ■ ■.
ANGGARAN DASAR〔AD〕
DAN
■ ■ ■ ■ ■.■.■ ■.■ ■.■ ■ ■ L
PERSATUAN
TERAPIS GIGI DAN MULUT INDONESIA
lvhm.caYll Y?EI
g-t6 Seytem"Oer 2o1Z
"atrqnS
ANGGARAN DASAR
PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
INDONESIA〔 PTGMI〕
MUKADIMAH
Bahwa didorong oleh keinginan luhur untuk berperan aktif mengisi
pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang bermutu kepada masyarakat demi
tercapainya kehidupan masyarakat yang seha! adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang - undang Dasar L94s. dan mewujudkan
peningkatan harkat martaba! dan kesejahteraan tenaga kesehatan khususnya
perawat gigi atau terapis gigi dan mulut, maka perlu dibentuk suatu
perkumpulan atau organisasi profesi.
Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka pada tangar 13
September L996 dalam Pertemuan Perwakilan Perawatan Gigi seluruh
Indonesia di Ciloto-Cianjur-]awa Barat, telah didirikan satu organisasi profesi
perawat gigi dengan nama Persatuan Perawat Gigi Indonesia disingkat PPGI
yang dibentuk untuk melindungi, mengayomi, membina dan
mengembangkan profesi perawat gigi di Indonesia, serta berfungsi sebagai
sarana peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
yang berkualitas, dan profesional. Pada tahun 2ol4 pemerintah Republik
Indonesia menerbitkan undang - undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan yang merubah nama profesi perawat gigi menjadi terapis
gigi dan mulut, oleh karenanya dipandang perlu adanya penyesuaian nama
organisasi profesi PPGI menjadi Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
(PrcMr).
Atas dasar hal-hal tesebut di atas, maka disusunlah Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
sebagai berikut:
BABI
IDENTITAS ORGANISASI
Pasal■
Nama Organisasi
Pasal 2
Bentuk Organisasi
Pasal 4
Pendirian
PTGMI merupakan kelanjutan dari PPGI yang didirikan pada hari Jum'at tanggal
13 Septemb er L996 untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Pasal 5
Kedudukan
Pasal 6
Atribut Organisasi
Atribut organisasi terdiri dari Logo, Panji, Bendera, Seragam dan Perlengkapan
BAB H
SIFAT,AZAS DAN TUIUAN
Pasal 7
Sifat
PTGMI adalah organisasi profesi Terapis Gigi dan Mulut Indonesia yang
merupakan wadah pemersatu seluruh Terapis Gigi dan Mulut di Indonesia.
Pasal 8
Azas
Pasal 9
Tuiuan
1 2
BAB V
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 13
Susunan Organisasi
a. Koordinator Wilayah
b. Komisariat
Pasal 14
Kedudukan Pengurus Organisasi
Susunan Pengurus Organisasi terdiri dari :
(1) Dewan Pengurus Pusatyangberkedudukan di lbukota Negara
(2) Dewan Pengurus Daerah yang berkedudukan di Ibukota Provinsi
(3) Dewan Pengurus Cabang yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten /Kota
(4) Koordinator wilayah berkedudukan di salah satu Kabupaten atau Kota
yang ditunjuk
(5) Komisariat berkedudukan di suatu instansi, institusi atau lembaga.
Pasal 15
Komposisi Kepengurusan
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Anggota
Pasal 16
Masa Bakti Kepengurusan
Pasal 17
Kewenangan
L) Dewan Pengurus Pusat berwenang :
a. Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi ditingkat nasional
berdasarkan AD/ART dan Rekomendasi Musyawarah Nasional dan atau
hasil Rapat Kerja Nasional;
b. Menghimpun dana baik berupa iuran keanggotaan yang diterima melalui
DPD atau dana-dana lainnya yang sah dan mengelola dana-dana tersebut
sepenuhnya untuk kepentingan PTGMI;
C. Bertindak sebagai perwakilan terapis gigi dan mulut Indonesia dalam
memperjuangkan kepentingan organisasi dan profesi terapis gigi dan
mulut baik pada tingkat nasional maupun internasional.
d
3) Koordinator Wilayah
a_ Melaksanakan segala ketentuan organisasi sesuai dengan AD/ART
b.Melaksanakan koordinasi dengan DPD atau DPC di wilayah kerianya
Pasal 18
Kewaiiban
BAB VII
DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 19
Pembentukan
Dewan Pertimbangan dibentuk melalui keputusan Musyawarah Nasional/
Musyawarah Daerah/ Musyawarah Cabang dengan persetujuan Ketua Terpilih
Pasal 20
Kewenangan
Dewan Pertimbangan merupakan badan yang berwenang memberikan arahan,
petuniuk dan pertimbangan, saran serta nasihat kepada Pengurus PTGMI sesuai
dengan tingkat kepengurusan organisasi
Pasal 21
Susunan
1) Dewan Pertimbangan berada di tingkat Pengurus Pusat, Pengurus Daerah
dan Pengurus Cabang
2) Komposisi Dewan Pertimbangan terdiri dari Ketua dan Anggota.
3J Ketua dan Anggota Dewan Pertimbangan dipilih oleh Ketua Terpilih
Pasal22
Tugas Pokok
Memberikan pertimbangan, arahan, nasehat, saran dan petunjuk kepada
BAB VIII
KOTEGIUM
Pasal 23
Kolegium Terapi Gigi dan Mulut dibentuk dalam rangka mengembangkan dan
memajukan pendidikan, pelatihan dan pelayanan terapis gigi dan mulut
Pasal24
Pembentukan Kolegium
1) Kolegium dapat dibentuk oleh DPP PTGMI berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pendidikan, pelatihan, pelayanan serta perkembangan
keilmuan terapi gigi dan mulut.
2) Hal-hal yang terkait dengan pembentukan dan aturan tentang kolegium
selanjutnya dapat disusun melalui ketetapan Ketua Umum DPP PTGMI
BAB IX
MAJELIS KEHORMATAN ETIK
Pasal 25
Pembentukan
Majelis Kehormatan Etik dibentuk di tingkat pusat dan provinsi melalui
keputusan Musyawarah Nasional/ Musyawarah Daerah
Pasal 26
Kewenangan
1) Melakukan penyelidikan atas laporan pelanggaran kode etik profesi
2) Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada DPP PTGMI berdasarkan
hasil penyelidikan
3) Kewenangan Majelis Kehormatan Etik diatur secara rinci dalam
Pedoman Majelis Kehormatan Etik
Pasal2T
Susunan
Majelis Kehormatan Etik Pusat dan Provinsi terdiri dari .
a. Ketua dengan kualifikasi mempunyai kompetensi tambahan dibidang
etik dan/atau hukum
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota
Pasal 28
Tugas Pokok
1J Menyusun dan/ atau memperbaiki kode etikterapis gigi dan mulut
2) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kode etik
terapis gigi dan mulut serta peraturan perundangan lainnya terkait
profesi terapis gigi dan mulut
3) Dalam melaksanakan tugasnya Majelis Kehormatan Etik Pusat
berkoordinasi dengan DPP PTGMI sedangkan Majelis Kehormatan Etik
Provinsi berkoordinasi dengan DPD PTGMI
4] Tugas Pokok Majelis Kehormatan Etik diatur secara rinci dalam
Pedoman Majelis Kehormatan Etik
BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 29
Musyawarah dan fenis-jenis Rapat PTGMI adalah ;
a. Musyawarah Nasional.
b. Rapat Kerja Nasional
c. Rapat Pimpinan Nasional
d. Musyawarah Daerah.
e. Rapat Kerja Daerah
f. Rapat Pimpinan Daerah
g. Musyawarah Cabang
h. RapatKerja Cabang
i. Musyawarah Anggota Komisariat
j. Musyawarah Luar Biasa
BAB XI
BADAN.BADAN LAIN
Pasal 30
1〕 Badan-badan lain dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan perlu diatur
dengan Peraturan Organisasi
2〕 Badan lain seperti dimaksud ayat (1) pasal ini bersifat ad hock dan disahkan
melalui surat keputusan Dewan Pengurus Pusat
BAB XII
KEKAYAAN
Pasal 31
Kekayaan organisasi dapat berasal dari:
a. Uang Pendaftaran Keanggotaan
b. Uang iuran anggota
c. Hibah dan sumbangan
d. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
DAN PERUBAHAN ORGANISASI
Pasa1 32
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan anggaran dasar ini hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah
Nasional
Pasal 33
1 2
Perubahan Organisasi
BAB XIV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 34
Peraturan-peraturan dan badan- badan yang ada tetap berlaku selama belum
diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran RumahTangga.
Pasal 35
Penutup
1] Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi Sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar
2) Anggaran dasar ini berlaku sejaktanggal ditetapkan
Ditetapkan di Padang pada tanggal : L5 September 2017
Pimpinan Sidang
Musyawarah Nasional VII PPGI ZOIT
・
葺
L一
│ :I::,ま ) 1:,La,多
・
・
・・
・・
・
・・
・
一一
一
´一
一一
・一.
・
.
・一
..
一一
一一 一 .
一
一
一
一
一一一
一
一一
一
一一
一
一... 一
I事 轟雉 纂 鶴 撫 熱 熱 臨 斌 壼醐
懸 臨 曲
一二菫EEEEEEEE一一一一一一一一一丁
20■ 7
一一一一一一一一一一一一一一一〓一一一一
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
INDONESIA
PENIELASAN UMUM:
1〕 Terapis Gigi dan Mulut ialah setiap orang yang telah lulus pendidikan
kesehatan gigi/keperawatan gigi/terapis gigi dan mulut SeSuai dengan
peraturan dan perundang¨ undangan yang berlaku
2) Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bentuk pelayanan
profesi terapis gigi dan mulut yang dilaksanakan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan atau praktik llnandiri dengan llnenerapkan konsep dan proses
asuhan kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan untuk meningkatkan
deralatkesehatan gigi dan lnulut masyarakat.
3) Persatuan Terapis Gigi dan Mulut lndonesia yang selanjutnya disingkat
PTGMI adalah wadah tunggal Profesi Terapis Gigi dan Mulut yang semula
bernama Perawat Gigi sesuai dengan Undang¨ Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan. Oleh karenanya PTGMI merupakan
kelanjutan dari organisasi profesi Persatuan Peravvat Gigi lndonesia〔 PPGI〕
yang didirikan pada tanggal 13 September 1996.
4〕 Anggota PTGMI adalah seluruh anggota terapis gigi dan mulut yang
terdaftar dan mellniliki Nomor Tanda Anggota baik yang melaksanakan
pelayanan profesi maupun tidat terrnasuk pensiunan,
5)TerapiS gigi dan mulut sebagai profesi mempunyai kriteria:
a) Menerapkan pengetahuan′ keterampilan dan sikap dalam pelayanan
terapis gigi dan mulut yang terus menerus dikembangkan melalui
pendidikan,pelatihan serta penelitian;
b)Memiliki otonomi profesi.
C)MemilikitanggungiaWab dan tanggung gugat
d)Mandiri dalam melaksanakan peran dan fungsi.
e) Melaksanakan asuhan kesehatan gigi dan mulut berdasarkan standar
dan kode etik terapis gigi dan lnulut.
一 ■一電 一一L一 L Ц LЦLL ЦL ■ L■■
J
BAB I
ATRIBUT
J
Pasal 1
TAMBANG ORGANISASI
Pasal 2
PANJI ORGANISASI
Panji PTGMI berebentuk persegi panjang berwarna putih dengan Lambang
″
Pasal 3
BENDERA ORGANISASI
Bendera PTGMI berwarna dasar putih, perbandingan panjang dan lebar [3 : 2)
dengan ukuran bendera standar 120x80 cm. Lambang PTGMI terletak ditengah-
tengah dengan diameter 1/3 lebar bendera. Tulisan PTGMI berwarna hitam
berada dibawah lambang simeteris antar sisi bawah lambang dengan sisi bawah
bendera.
Pasal 4
SERAGAM ORGANISASI
Seragam organisasi PTGMI terdiri dari
L) las/blazer yang bentuk, warna dan modelnya seragam, berwarna salem
dengan lencana PTGMI terdapat di dada sebelah kiri dengan diameter 5
cm.
2) Batik PTGMI
Pasal 5
KOP SURAT DAN STEMPEL ORGANISASI
[lJ Kop surat PTGMI terdiri dari kop surat DPP, DPD, DPC, KORWIL dan
KOMISARIAT
[2J Pada kop surat PTGMI terdapat lambang organisasi, dengan nama status
organisasi bertuliskan DEWAN PENGURUS PUSAT, DEWAN PENGURUS
DAERAH, DEWAN PENGURUS CABANG KOORDINATOR WILAYAH DAN
KOMISARIAT Tulisan Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
dengan alamat jelas dibawahnya
[3) Stempel PTGMI terdiri dari stempel DPP, DPD, dan DPC, Koordinator
Wilayah, Komisariat
占 L 正 j■ ■ ■ 一.一.一.一.一 一 ■ ■ ■ ■ 中 学 中 学 言
Pasal 6
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Persyaratan Anggota
1) Anggota Biasa:
a. Warga Negara Indonesia
b. Lulus pendidikan formal kesehatan gigi/ keperawatan gigi/ terapis gigi
danmulut yang telah disyahkan oleh Pemerintah RI.
c. Menyatakan diri untuk menjadi anggota PTGMI melalui proses
pendaftaran anggota pada Dewan Pengurus Cabang
d. Mengisi dan Menandatangani surat persetujuan bersedia mengikuti dan
mentaati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ ARTI PTGMI
““
Pasal 8
Tata Cara Penerimaan Anggota
1J Anggota Biasa dan Luar Biasa
﹂ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ﹂ L L L L 車上
2) Anggota Kehormatan
a. Diusulkan oleh Dewan Pengurus Cabang dengan persetujuan Pengurus
Pengurus Daerah kepada Dewan Pengurus Pusat dan wajib dilengkapi
dengan data pendukung bahwa yang berjasa bagi profesi keperawatan
gigi dan atau PPGI. Dewan Pengurus Pusat mengadakan rapat pleno
khusus untuk membahas usulan calon anggota kehormatan yang
diusulkan Dewan Pengurus Daerah atau Dewan Pengurus Cabang. Dalam
rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat dapat menerima atau menolak
usulan tersebut
b. Apabila usulan diterima, maka Dewan Pengurus Pusat wajib
mengundang calon anggota kehormatan tersebut untuk mengikuti acara
pengesahan dalam forum MUNAS Kepada Anggota kehormatan yang
telah disahkan dan diberikan nomor induk anggota kehormatan dan
Kartu Anggota kehormatan oleh Dewan Pengurus Pusat
Pasal 9
Kewaiiban Anggota
1J Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan Sumpah Profesi Terapis Gigi
dan Mulut Indonesia, Kode Etik Terapis Gigi dan Mulut Indonesia, Anggaran
dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta semua peraturan/keputusan
PTGMI
2) Membayar uang pendaftaran keanggotaan dan iuran anggota bulanan,
kecuali anggota kehormatan
3J Menghadiri rapat-rapatatas undangan pengurus.
Pasal 10
HakAnggota
1) Anggota biasa berhak untuk mengajukan pendapa! usul atau pertanyaan
baik lisan maupun tertulis kepada pengurus PTGMI, mengikuti seluruh
kegiatan organisasi, memilih dan dipilih sesuai jenjang kepengurusan
organisasi
2) Anggota luar biasa dan anggota kehormatan berhak untuk mengajukan
pendapat usul atau pertanyaan baik lisan maupun tertulis kepada pengurus
PTGMI, mengikuti seluruh kegiatan organisasi, memilih tapi tidak berhak
dipilih sebagai pengurus organisasi.
3) Setiap anggota berhak mendapat kesempatan menambah atau
mengembangkan ilmu dan keterampilan keperawatan gigi yang
diselenggarakan organisasi sesuai program dan kemampuan organisasi
serta memenuhi persyaratan
L E ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■L L L L L L Ц
Pasal 11
Pemberhentian Anggota
Anggota berhenti/ hilang keanggotaanya apabila:
1) Meninggal dunia
2J Permintaan sendiri secara tertulis, setelah melakukan konsultasi dengan
Dewan Pengurus Cabang
3J Diberhentikan oleh Pengurus Pusat atas usul Dewan Pertimbangan dan atau
Majelis Kehormatan Etik setelah terbukti berbuat hal-hal yang melanggar
kode etih hukum, serta peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 12
Tata Cara Pemberhentian Anggota
1] Pemberhentian atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan Pengurus Cabang dimana ia
terdaftar, setelah terlebih dulu berkonsultasi dengan pengurus Kab/ Kota
yang membidangi organisasi dan dianjurkan sekurang-kurangnya satu bulan
sebelunnya
2) Seorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Pengurus
Cabang setelah didahului dengan peringatan tertulis sebanyak 3 ftiga) kali
dengan jarak waktu masing-masing 1 [satuJ bulan dengan tembusan kepada
DPD dan DPP
3J Paling lama 6 fenamJ bulan setelah penetapan pemberhentian sementara
Pengurus Kab/ Kota dapat merehabilitasi kembali atau mengusulkan
pemberhentian tetap dengan persetujuan DPD kepada Dpp untuk
dikukuhkan, apabila tidak menunjukkan perubahan kearah perbaikan
4] Dalam kondisi luar biasa yang mengancam organisasi, Dpp dapat melakukan
pemberhentian langsung kemudian memberitahukan kepada pengurus
Propinsi dan Pengurus Kab/ Kota
Pasal 13
Pembelaan
1J Anggota yang diberhentikan sementara dapat membela diri dihadapan rapat
pleno pengurus cabang
2) Bila dipandang perlu, anggota yang dikenakan pemberhentian tetap dapat
mengajukan pembelaannya pada Musyawarah Daerah IMUSDAJ atau
Musyawarah Nasional IMUNASJ
3) Keputusan Musyawarah Daerah IMUSDA] atau Musyawarah Nasional
IMUNAS) dapat membatalkan atau memperkuat tindakan pemberhentian
tetap tersebut dengan ketentuan bahwa keputusan tersebut memenuhi
qubrum yakni didukung sekurang kurangnya z/ 3 (duapertigal dari jumlah
L ■ ■ ■ ■ ■“■ ■ 一 ■ ■ ■ ■ L L L L L.L L
Pasal 14
Pengkaderan
1〕 Untuk Kesinambungan upaya organisasi perlu dibina kader-kader
kepemimpinan PTGMI
2〕 Kader- kader yang akan dipromosikan telah disaring dengan kriteria:
a. Memiliki prestasi dedikasi dan loyal terhadap PTGMI
b. Mempunyai bakat dan pengetahuan serta pengalaman dalam
kepemimpinan organisasi
c. Telah melalui proses pendidikan dan atau pelatihan khusus untuk itu
d. Tidakpernah melakukan perbuatan yang melanggar hukum
e. Ketentuan terkait pengkaderan dapat diatur tersendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan AD/ ART PTGMI
Pasal 15
Sanksi
1) Bagi anggota yang tidak melaksankan kewajiban organisasi dapat diberikan
sanksi
つん
2
Tata cara pemberian sanksi harus diatur lebih lanjut melalui peraturan
organisasi yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat
3〕 |enis sanksi yang dapat diberikan berupa:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pencabutan keanggotaan sementara
d. Pencabutan keanggotaan tetap
Pasal 16
Kartu Tanda Anggota
1) Kartu anggota dikeluarkan oleh DPD dan ditandatangani oleh Ketua DPD
2J Format KTA dan Nomor Tanda Anggota dikeluarkan oleh DPP sesuai
kodifikasi KTA
3J KTA berlaku selama 5 (lima) tahun
BAB III
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 17
Musyawarah Nasional
1) Status:
a. Musyawarah Nasional selanjutnya disingkat (MUNAS) merupakan
pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat nasional
b. MUNAS diselenggarakan setiap 4 [empat)) tahun sekali oleh Dewan
Pengurus Pusat melalui badan khusus yang disebut Panitia MUNAS yang
diangkat dan bertanggungjawab kepada Dewan Pengurus Pusat
■.L.■︼■“L L L L L L L L L L L L L L L L
2〕 Kewenangan
a. Mengesahkan iadWal acara dan peraturan tata tertib Munas
b. Mernilih dan llnengesahkan Pirnpinan MIJNAS
c. Menyempurnakan atau menetapkan Anggaran Dasar Dan Anggaran
Rumah Tangga Organisasi′ Pedoman― Pedoman PokoL Garis― Garis Besar
Prograrn Keria Organisasi dan Pernyataan Sikap/Rekomendasi
d.Menilai laporan pertanggung ja1/yaban Dewan Pengurus Pusat apabila
pertanggung iavvaban Dewan Pengurus Pusat telah selesai dinilai lnaka
Dewan Pengurus Pusat dinyatakan dernisioner dan selaniutnya personil
Pengurus Pusat mempunyaistatus anggota biasa.
e. Menlilih dan inelantik Ketua Umunl Dewan Pengurus Pusat terpilih
f. Menuniuk Ketua Dewan Pengurus Pusat terpilih sebagai Ketua Tilln
Formatur
g. Memilih anggota tiln formatur
h. Memberikan mandat kepada Tirn Formatur untuk melengkapi personel
Pengurus Pusat Devvan Pertilnbangan Pusat dan MaleliS Kehorinatan Etik
Keperawatan Gigi Pusat setelah terbentuk kepengurusan lengkap
organisasi PPGI secara otilnatis Tiln Formatur dinyatakan bubar
i. Memberikan mandat kepada ketua terpilih untuk melantik pengurus
pusat,Dewan Pertillnbangan Pusat Malelis Kehorllnatan Etik Terapis Gigi
dan Mulut Pusat dan Kolegiunl PTGMI yang baru
l. Menetapkan garis¨ garis besar program keria Pengurus Pusat
k. Menetapkan tempat MUNAS dan RAKERNAS berikutnya
εθη
2″ ι
6θ θ 〔
1ゴ OC〕 yang diangkat dengan hak otononli penuh dan
bertanggungiawab kepada Dewan Pengurus Pusat
b.Tempat Pelaksanaan MUNAS ditetapkan pada MUNAS Sebelumnya
c, Peserta MUNAS, terdiri dari utusan¨ utusan; Dewan Pengurus Pusat
Dewan Pengurus Daerah,DeⅥ ran Pengurus Cabang♭ dan Anggota
d,Utusan walib dibuktikan dengan surat tugas/mandat sebagai utusan dari
organisasi yang diwakilinya
e. Peniniau adalah Pengurus organisasilain diluar PPGI dan undangan lain
yang berllninat menghadiri MUNAS
i MUNAS sah apabila dihadiri oleh 50%ditambah satu jumlah DPD yang
hadit apabila persyaratan ini belunl terpenuhi dapat ditunda paling
lama 3 bulan′ dan setelah itu MI」 NAS dianggap sah dengan peserta
MUNAS yang hadir
g, Peserta llnempunyai hak bicara′ hak rnenlilih dan dipilih′ kecuali anggota
luar biasa mempunyai hak bicara dan hak mellnilih sala, Sedangkan
peniniau hanya lnempunyai hak bicara sala・
L.日一ロョ■コ■“■︼L一日´■一日.L L ■︼L L L L L L L
Pasa1 18
Musyawarah Daerah
l:Status:
a.Musyawarah Daerah selaniutnya diSingkat MUSDA merupakan
pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat propinsi
b. MUSDA diselenggarakan setiap 4 tahun sekah oleh Devvan Pengurus
Daerah melalui tinl khusus yang disebut Panitia MUSDA,yang diangkat
dan bertanggungiaWab kepada Dewan Pengurus Daerah
c.Panitia MUSDA terdiri dari Sた θrfng εοn“ mfヶ βの dan θり anぉ 加θ
εθ mfν ρの yang diangkat dengan hak otonomi penuh dan
“
bertanggungiavvab kepada Dewan Pengurus Daerah
d. Dalam keadaan luar biasa dapat dilakukan sewaktu、 ″aktu Musyawarah
Daerah Luar Biasa,atas usulsekurang kurangnya 3 penguFuS Cabang dan
disetuiui 2/3 darijunllah Devvan Pengurus Cabang yang ada di Daerah
tersebut
e. Ml」 SDA dapat rnenyelenggarakan sidang illniah diluar sidang organisasi
2.Kewenangan
a,Mengesahkan iadWal acara dan peraturan tata tertib MUSDA
b. Menlilih dan lnengesahkan Pillnpinan MUSDA
c.Menilai pertanggung iawaban Dewan Pengurus Daerah mengenai
amanat yang diberikan oleh MUSDA sebelumnya, apabila penilaian
pertanggung iawaban Dewan Pengurus Daerah selesai maka Dewan
Pengurus Daerah dinyatakan denlisioner dan selaniutnya personil
Dewan Pengurus Daerah rnempunyaistatus anggota biasa
d. Menlilih Ketua Devvan Pengurus Daerah yang selanjutnya Ketua DPD
dilantik oleh Ketua Umurn DPP PTGMI atau yang diberi mandat
e. Menuniuk Ketua DPD terpilih sebagai ketua Tirn Forlnatur
1 Menlilih Anggota Tiln Formatur Daerah
g. Memberikan mandat kepada Tiln Formatur untuk menyusun personil
Dewvan Pengurus Daerah, Dewvan Pertillnbangan Daerah′ dan setelah
terbentuk kepengurusan lengkap organisasi DPD PTGMI secara otomatis
Tiln Formatur dinyatakan bubar
Memberikan inandat kepada Tilln Formatur untuk rnengusulkan personel
pengurus Malelis Kehorrnatan Etik Propinsi kepada MeieliS Kehorllnatan
Etik Pusat
1. Memberikan mandat kepada Ketua DPD terpilih untuk melantik
Pengurus Daerah′ Dewan Pertimbangan Daerah, MaleliS Kehormatan
Etik Propinsi
j. Menetapkan garis-garis besar program keria Dewan Pengurus Daerah
3. Pedoman Umum MUSDA
a. MUSDA diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah melalui Panitia
Pelaksana MUSDA yang diangkat oleh Dewan Pengurus Daerah
b. Tempat pelaksanaan MUSDA ditetapkan pada MUSDA sebelumnya
Panitia Pelaksana MUSDA bertanggung jawab dari segi teknis
penyelenggaraan MUSDA
d. Peserta MUSDA terdiri dari:
i. Utusan DPD, DPC, dan anggota. Utusan wajib menunjukkan
dibuktikan mandat sebagai utusan dari organisasi yang
diwakilinya
ii. Peninjau adalah Pengurus organisasi lain diluar PTGMI dan
undangan lain yang berminat menghadiri MUSDA
e. MUSDA sah apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu jumlah DPC di
daerah bersangkutan, apabila persyaratan ini belum terpenuhi dapat
ditunda paling lambat 3 bulan dan setelah itu MUSDA dianggap sah
dengan peserta MUSDA yang hadir
f. Peserta mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih, kecuali anggota
luar biasa mempunyai hak bicara dan hak memilih saja, sedangkan
peninjau hanya mempunyai hak bicara saja.
g. Sidang MUSDA untuk pengesahan quorum, jadwal, acara,tata tertib dan
pemilihan Pimpinan Sidang MUSDA dipimpin setelah Steering Committee
h. Pimpinan Sidang MUSDA yang terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris, dan minimal seorang anggota.
l. Hal-hal yang belum tercantum dalam pedoman umum ini akan diatur
dalam TataTertib MUSDA
Pasal 19
Musyawarah Cabang
1) Status:
a. Musyawarah Cabang selanjutnya disingkat MUSCAB merupakan
pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi ditingkat Cabang
b. MUSCAB diselenggarakan setiap 4 tahun sekali oleh Dewan Pengurus
Cabang melalui tim khusus yang disebut Panitia MUSCAB, yang diangkat
dan bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus Cabang
Dalam keadaan luar biasa dapat dilakukan sewaktu waktu Musyawarah
Cabang Luar Biasa atas usul sekurang kurangnya 2/3 anggota di DPC
yang bersangkutan
d. MUSCAB dapat menyelenggarakan sidang ilnliah diluar sidang organisasi
2)Kewenangan
a.Mengesahkan iadWal acara dan peraturan tata tertib MUSCAB
b. Menlilih dan llnengesahkan Pilnpinan MUSCAB
c, Menilai pertanggungiawaban Pengurus Cabang mengenai amanat yang
diberikan oleh MUSCAB sebelumnya, apabila penilaian
pertanggungiawaban pengurus cabang selesai maka Pengurus cabang
dinyatakan dernisioner dan selaniutnya pengurus cabang mempunyai
status anggota biasa
d.Memilih Ketua DPC yang selaniutnya dilantik oleh Ketua DPD atas nama
Ketua Umunl DPP PTGMI
e.Menuniuk Ketua DPC terpilih sebagai ketua Tilln Forlnatur
i Menlilih Anggota TiFn Formatur
g. Memberikan mandat kepada Tiln Formatur untuk menyusun personil
pengurus cabang dan Dewan Pertilnbangan CabangJ segera setelah
terbentuk kepengurusan lengkap maka secara otomatis Tilln Formatur
dinyatakan bubar
一■一■■■一R■■■■■■■■■■■■
Pasal 2O
Rapat Kerja Nasional
1) Status:
a. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS adalah rapat kerja pengurus
Pusat yang dihadiri oleh DPP dan DPD dan dapat pula diikuti oleh DpC
b. RAKERNAS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan
c. Dalam keadaan luar biasa RAKERNAS dapat dilakukan sewaktu waktu
atas usul DPP atau DPD dan mendapat persetujuan sekurang kurangnya
50% jumlah DPD.
2] Kewenangan
a. Menilai pelaksanaan program kerja MUNAS, menyempurnakan dan
memperbaiki untuk dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan
selanjutnya
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
c. Membahas bahan-bahan yang akan dibahas pada MUNAS yang akan
datang
d. Mengambil Keputusan Organisasi secara nasional yang harus diikuti oleh
seluruh pengurus dan anggota PTGMI
■■■■■■■■■■■■■■■■■■一一
Pasal 21
Rapat Pimpinan Nasional
1) Status:
a. Rapat Pengurus Nasional disingkat RAPIMNAS adalah rapat kerja yang
hanya dihadiri oleh Ketua dan pengurus DPP, Dewan Pertimbangan,
Majelis Kehormatan Etih Kolegium serta ketua dan atau perwakilan DPD.
b. RAPIMNAS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan
2J Kewenangan
a. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
b. Mengambil Keputusan Organisasi secara nasional yang dianggap penting
dan mendesak yang harus diikuti oleh seluruh pengurus dan anggota
PPGI
Pasal22
Rapat Keria Daerah
1J Status:
a.Rapat Kerja Propinsi disingkat RAKERDA adalah rapat kerja DPD yang
dihadiri oleh DPD dan utusan DPC dan dapat pula diikuti oleh Pengurus
Komisariat
b. RAKERDA diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan
2J Kewenangan
a. Menilai pelaksanaan program kerja amanat MUSDA" menyempurnakan
dan memperbaiki untuk dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan
selanjutnya
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
Membahas bahan-bahan yang akan dibahas pada MUSDA yang akan
datang
3) Tata Tertib Rapat Kerja Daerah
a. RAKERDA diselenggarakan oleh DPD dengan Panitia Pelaksana DPC yang
ditunjuk
b. Panitia pelaksana RAKERDA bertanggungjawab mengenai teknis
penyelenggaraan RAKERDA
c. RAKERDA dihadiri oleh Pengurus DPD, Dewan Pertimbangan Daerah,
Majelis Kehormatan Etik Propinsi, Pengurus DPC, Pengurus
Ikatan/Himpunan dan badan khusus, peninjau dan undangan yang
diundang Pengurus DPD
d. RAKERDA dipimpin oleh DPD
e. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam
perturan tersendiri, selama tidak bertentangan dengan AD/ART
Pasal 23
RapatKeria Cabang
1J Status:
a. Rapat Kerja Cabang disingkat MKERCAB adalah rapat kerja Pengurus DPC
yang dihadiri oleh utusan Pengurus Komisariat dan anggota
b. RAKERCAB diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan
c. Dalam keadaan luar biasa RAKERCAB dapat dilakukan sewaktu waktu atas
usul Pengurus Komisariat dan mendapat persetujuan sekurang kurangnya
setengah jumlah anggota DPC yang bersangkutan
2) Kewenangan
a. Menilai pelaksanaan program kerja amanat RAKERCAB
b. Menyempurnakan dan memperbaiki program kerja untuk dilaksanakan
pada sisa periode kepengurusan selanjutnya
c. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
d. Membahas bahan-bahan yang akan dibahas pada MUSCAB yang akan
datang
3) Tata Tertib RAKERCAB
a. RAKERCAB diselenggarakan oleh Pengurus DPC dengan Panitia Pelaksana
Pengurus Komisariat /Anggotayang ditunjuk Pengurus DPC
b. Panitia pelaksana RAKERCAB bertanggungjawab mengenai teknis
penyelenggaraan RAKERCAB
c. RAKERCAB dihadiri oleh utusan Pengurus DPC, Pengurus Komisariat dan
anggota
d. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam perturan
tersendiri, selama tidak bertentangan dengan AD/ ART
Pasa1 24
Musyawarah AnggOta
l)Status:
a. Musyawarah Anggota adalah pelaksanaan kedaulatan tertinggi ditingkat
kornisariat yang dihadiri pengurus dan anggota KoIInisariat utusan
Pengurus DPC serta peserta yang diundang oleh Pengurus Kolnisariat
b.Musyawarah Anggota diadakan sekurang― kurangnya sekali dalam 〔 4〕
empattahun
c.DalaΠ l keadaan luar biasa Musyawarah Anggota dapat dilakukan sevvaktu
waktu atas anggota dan mendapat persetujuan sekurang kurangnya 50%
jumlah anggota Konlisariat tersebut
2〕 Kewenangan
a,Menetapkan dan menilai pelaksanaan program keria Pengurus Komisariat
serta memperbaiki progFam keria untuk dilaksanakan pada sisa periode
kepengurusan
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan atau
perkembangan organisasi
C
BAB IV
SUSUNAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 25
Susunan Organisasi
1) Dewan Pengurus Pusat meliputi seluruh wilayah Indonesia dan
berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia
2) Dewan Pengurus Daerah meliputi 1 [satuJ atau paling banyak 2 [dua)
wilayah Propinsi, Daerah Istimewa, Daerah Khusus Ibu Kota,dan
berkedudukan di ibukota Propinsi, Daerah Istimewa, Daerah Khusus lbu
Kota
つ0
Koordinator Wilayah adalah DPD yang ditunjuk oleh DPP untuk membantu
tugas pembinaan organisasi pada wilayah tertentu
4〕 Dewan Pengurus Cabang meliputi 1 [satu) atau lebih wilayah Kabupaten/
Kota dan berkedudukan di ibukota Kabupaten / Kota
5〕 Pengurus Komisariat merupakan perwakilan dari Pengurus Kabupatenf
Kota pada institusi tertentu yang memiliki anggota sekurang-kurangnya 20
orang
Pasal 26
Dewan Pengurus Pusat
U Dewan Pengurus Pusatterdiri dari Pengurus Inti dan Pengurus Pleno
2) Pengurus Inti terdiri dari Ketua Umum, Ketua, Sekretaris Umum, Sekretaris,
Bendahara Umum dan Bendahara
3) Dalam mengelola administrasi kepengurusan pusat dapat dibentuk staf
sekretariat di bawah tanggung jawab sekretaris umum
4) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Inti dan para Ketua Departemen serta
Anggota Departemen
5) Komposisi Pengurus Pusat terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Ketua I :
Membidangi Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi, Pendidikan dan
Pelatihan serta Pengendalian Mutu Pelayanan Terapis Gigi dan Mulut.
c. Ketua II :
Membidangi Humas dan Kerjasama, Hukum dan Perundang-undangan,
Pembinaan Kesejahteraan
d. Sekretaris Umum
Sekretaris I
Sekretaris II
e. Bendahara Umum
Bendahara I
Bendahara II
f. Ketua dan Anggota Departemen
1J Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi
2) Departemen Diklat dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi
3) Departemen Humas dan Kerjasama
4) Departemen Hukum dan Perundang - undangan
5) Departemen Pembinaan Kesejahteraan
Pasal2T
Dewan Pengurus Daerah
1J Dewan Pengurus Daerah (PropinsiJ terdiri dari Pengurus Inti dan Pengurus
Pleno
2J Pengurus Inti terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris,
Bendahara dan Wakil Bendahara
3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Inti dan para Ketua Bidang
4) Komposisi Dewan Pengurus Propinsi sekurang - kurangnya terdiri dari:
b. Ketua
c. Wakil Ketua
d. Sekretaris
e. Wakil Sekretaris
f. Bendahara
g. Wakil Bendahara'
h. Ketua dan Anggota Bidang
1) Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi
2J Bidang Diklat dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi
3J Bidang Humas dan Kerjasama
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ E 一 ■ ■ ■ LEFh 巨 降 巨 巨 巨 ・
Pasal 28
Dewan Pengurus Cabang
L) Dewan Pengurus Cabang terdiri dari Pengurus Inti dan Pengurus Pleno
2) Pengurus Inti terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara
3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Inti dan para Ketua Seksi
4J Komposisi Dewan Pengurus Cabang sekurang - kurangnya terdiri dari:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Seksi - seksi
1) Seksi Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi
2J Seksi Diklat dan Pengendalian Mutu Pelayanan Terapi Gigi dan Mulut
3) Seksi Humas dan Kerjasama
Pasal 29
Pengurus Komisariat
1) Pengurus Komisariat merupakan perwakilan dari Pengurus Cabang pada
intitusi tertentu yang anggotanya sekurang-kurangnya 20 orang.
2) Pengurus komisariat PTGMI terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
Pasal 30
Syarat Pengurus Organisasi
1-) Berasal dari anggota yang berpengalaman dalam memimpin serta
mempunyai kepribadian yang baik.
2J Dapat menunjukkan komitmen, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap
profesi dan organisasi
3〕 Mampu bekerjasama secara kolektif, mampu meningkatkan dan
mengembangkan peranan PTGMI dalam pelayaanan kesehatan gigi dan
mulut dalam menudukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
4〕 Sanggup bekerja aktif dalam organisasi
Pasal 31
Penggantian Pengurus Antar Waktu
1) Penggantian Kepengurusan organisasi dalam satu masa iabatan
dimungkinkan karena ada pengurus:
a. Meninggal dunia
b. Berhenti atas permintaan sendiri
c. Pindah ketempat lain yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat
aktif dalam waktu 6 bulan
d. Tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi yang dinilai oleh rapat pleno
pengurus
e. Diberhentikan
f. terkena masalah hukum dan berkekuatan hukum tetap
g. Bagi ketua DPP, DPD dan DPC yang dalam masa jabatannya mengalami
sebagaimana tercantum pada poin a, b, c, d , e dan f maka digantikan oleh
wakil ketua dan/atau sekretaris
2J Kewenangan pemberhentian pengurus sesuai ayat [1J butir "d" diatur
sebagai berikut:
a. Pemberhentian pengurus DPP dilakukan oleh Rapat pleno DPP setelah
berkonsultasi dengan Dewan Pertimbangan Pusat
b. Pemberhentian Pengurus DPD dilakukan oleh Pengurus Pusat atas usulan
hasil Rapat Pleno DPP setelah berkonsultasi dengan Dewan Pertimbangan
Propinsi
c. Pemberhentian Pengurus DPC dilakukan oleh DPD atas usulan hasil Rapat
Pleno DPC setelah berkonsultasi dengan Dewan Pertimbangan Cabang
d. Pengurus Komisariat dilakukan oleh DPC atas usulan hasil Rapat Pengurus
Komisariat
BAB V
KEKAYAAN‐
Pasa1 32
1. Besarnya uang pangkal dan uang iuran kenggotaan ditetapkan oleh MUNAS
2. Pengalokasian uang pangkal dan iuran bulanan anggota ditetapkan sebagai
berikut:
a.Uang Pangkal sebesar Rp.100000 dibayarkan ke DPC sebesar 50 0/0, DPD
250/Odan DPP 250/0
b.Iuran bulanan dibayarkan ke Dewan Pengurus Pusatsebesar Rp.3000
c.Iuran bulanan dibayarkan ke Dewan Pengurus Daerah sebesar Rp.5000
d.Iuran bulanan dibayarkan ke Delvan Pengurus Cabang sesuai hasil
Musyawarah Cabang
3. Pembagian uang hasil usaha dari unit¨ unit pelaksana teknis atau usaha― usaha
lain yang mengatas namakan dan atau menggunakan nama PTGMI antara
lain:
a. Pelaksana usaha yang bersangkutan 75%
b. Fee organisasi sebanyak 25%dengan rincian
l〕 Komisariat atau lokasi dimana badan usaha tersebut berada 10%
BAB Ⅵ
ATURAN TAMBAHAN
Pasa1 32
1〕 Setiap Orang yang telah tercatat sebagai anggota PPGI secara otomatis
dianggap sebagai anggota PTGMI
2〕 Setiap anggota PTGMI dianggap telah mengetahui isi dari Anggaran Dasar
dan RumahTangga PTGMI
3〕 PerseliSihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Rumah Tangga PTGMIini
diputuskan oleh Dewan Pengurus Pusat.
一一一一一一■■■■■■■■■■■■■■
4) Hal - hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga prGMI ini
dimuat didalam Peraturan Organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Rumah Tangga.
Pimpinan Sidang
Musyawarah Nasional VII PPGI ?Otj
一
〓
■ 一
A■ g::● l豊