Anda di halaman 1dari 45

Pedoman

Program
Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan
Terapis Gigi & Mulut
(P2KB-TGM)

Dewan Pengurus Pusat


Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
2020
KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT
PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT INDONESIA
NOMOR: 16/SK/DPP-PTGMI/VIII/2020

TENTANG
REVISI PEDOMAN
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
TERAPIS GIGI DAN MULUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DEWAN PENGURUS PUSAT
PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka menjaga dan


meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang diberikan oleh Terapis Gigi dan
Mulut perlu dilaksanakan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Terapis Gigi Dan Mulut;
b. bahwa sebagai pedoman pelaksanaan dari
Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Terapis Gigi Dan Mulut tersebut
telah ditetapkan Keputusan Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Terapis Gigi dan Mulut
Indonesia Nomor: 8/SK/DPP-PPGI/II/2016
Tentang Pedoman Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Perawat Gigi;
c. bahwa seiring dengan perubahan kebijakan
yang mengatur tenaga kesehatan dan
organisasi profesi tenaga kesehatan, telah
dilakukan perubahan dan penyesuaian
terhadap pedoman sebagaimana dimaksud
pada butir b;
d. bahwa untuk pelaksanaan butir a, b dan c
tersebut perlu ditetapkan Keputusan Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Terapis Gigi dan
Mulut Indonesia Tentang Perubahan Atas
Pedoman Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Terapis Gigi Dan
Mulut.

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembar
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

1
(Lembar Negara Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan
Mulut
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 83 Tahun 2019 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan.

Memperhatikan: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:

Pertama: Menetapkan Keputusan Dewan Pengurus Pusat


Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia Tentang
Revisi Pedoman Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Terapis Gigi Dan Mulut;

Kedua: Memberlakukan Pedoman Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan Terapis Gigi Dan Mulut
yang uraiannya tidak terpisahkan dalam lampiran
keputusan ini;

Ketiga: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Jakarta


PadaTanggal: 10 Agustus 2020

DEWAN PENGURUS PUSAT


PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris Umum

Epi Nopiah, S.Pd, M.AP Zaeni Dahlan,S.Si.T,MPH


NTA : 3171200001 NTA : 3171200004

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamiin, puji syukur dipanjatkan ke hadlirat Allah


SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya sehingga Pedoman
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terapis Gigi dan Mulut
(P2KB-TGM) ini dapat diselesaikan dengan baik. Pedoman ini merupakan
revisi dari Pedoman P2KB sebelumnya yang telah disusun dan ditetapkan
oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Gigi Indonesia (DPP
PPGI) pada periode sebelumnya.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan
upaya yang wajib dilaksanakan oleh seluruh profesi/ tenaga kesehatan
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat secara berkelanjutan, untuk itu DPP PTGMI perlu melakukan
penataan dan pengelolaan P2KB ini dengan baik yang mempertimbangkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut , kebutuhan pelayanan kesehatan, standar kompetensi
terapis gigi dan mulut serta situasi terkini dan/ atau kemampuan organisasi
profesi PTGMI secara nasional.
Pada hakikatnya, kegiatan P2KB-TGM ini harus memberikan
manfaat yang sebesar – besarnya bagi anggota PTGMI di seluruh
Indonesia, oleh karenanya pedoman ini diharapkan menjadi panduan bagi
seluruh pengurus dan anggota PTGMI se- Indonesia dan stakeholder dalam
memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada seluruh anggota PTGMI
dalam mengikuti kegiatan P2KB-TGM sesuai kemampuan dan kapasitas
masing – masing.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada tim
penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
pedoman ini, semoga amal baik semua pihak mendapatkan balasan dari
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Pedoman ini tentu saja tidak sempurna,
untuk itu saran yang konstruktif diharapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang, Akhirnya semoga apa yang kita laksanakan dapat bermanfaat
khususnya bagi profesi terapis gigi dan mulut umumnya bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Jakarta, Juli 2020


Ketua DPP PTGMI Periode 2017 – 2021

Epi Nopiah, S.Pd, M.Ap


NTA. 3171200001

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 2
C. Dasar Hukum .................................................................................................... 2
BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
TERAPIS GIGI DAN MULU ............................................................................................ 4
A. Pengertian ......................................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................................ 4
C. Sifat Kegiatan P2KB-TGM .............................................................................. 5
D. Ruang Lingkup P2KB-TGM ............................................................................ 5
E. Muatan/ Materi Kegiatan P2KB-TGM................................................................ 9
F. Pembicara/ Narasumber/ Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur ............................... 10
G. Penyelenggara Kegiatan P2KB-TGM ......................................................... 10
BAB III SATUAN KREDIT PROFESI KEGIATAN P2KB-TGM ................................ 11
A. Pengertian ....................................................................................................... 11
B. Ketentuan perolehan SKP. ........................................................................... 11
BAB IV ORGANISASI P2KB-TGM .............................................................................. 13
A. Komisi P2KB-TGM ......................................................................................... 13
B. Tim P2KB-TGM .............................................................................................. 14
C. Unit P2KB-TGM .............................................................................................. 15
BAB V TATA CARA PENYELENGGARAAN KEGIATAN P2KB-TGM .................. 17
A. Tahap Persiapan/ Pengusulan Penyelenggaraan Kegiatan P2KB-TGM...
.......................................................................................................................... 17
B. Tahap Pelaksanaan P2KB-TGM.................................................................. 21
C. Ketentuan Administrasi ................................................................................. 22
D. Evaluasi dan Pembinaan .............................................................................. 23
BAB VI RE-SERTIFIKASI DALAM RANGKA RE-REGISTRASI ........................... 24
A. Pengertian ....................................................................................................... 24
B. Ketentuan Re- sertifikasi ............................................................................... 24
C. Alur Re Sertifikasi dalam rangfka re registrasi ........................................... 25

ii
D. PEMBIAYAAN Re-Sertifikasi ........................................................................ 25
BAB VII PENUTUP ........................................................................................................ 26
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................................... 27
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 28

iii
DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH

1. Satuan Kredit : adalah nilai kredit yang diperoleh terapis gigi


Profesi (SKP) dan mulut melalui kegiatan P2KB.

2. Log book : adalah dokumentasi berupa catatan harian


capaian kegiatan - kegiatan yang dilakukan
seorang terapis gigi dan mulut pada saat
menjalankan tugas dan kewenangannya.
3. Portofolio : adalah sekumpulan dokumen yang berisi
catatan atas pencapaian prestasi dalam
menjalankan Pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut, dan atau pendidikan berkelanjutan
formal/informal.

4. Daring : adalah akronim dari Dalam Jaringan. Artinya


terhubung melalui jejaring komputer, internet,
dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan P2KB-TGM
daring dilakukan menggunakan jaringan
internet dan komputer.

5. Luring : adalah akronim dari Luar Jaringan. Luring


diartikan sebagai terputus dari jejaring
komputer. Adapun kegiatan yang dilakukan
Luring yakni kegiatan yang tidak menggunakan
jaringan internet dan komputer, melainkan
secara langsung/ tatap muka.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5607); dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2019 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan mengamanatkan bahwa setiap tenaga
kesehatan termasuk terapis gigi dan mulut wajib meningkatkan
penguasaan pengetahuan, Ilmu dan teknologi dibidang pelayanan
serta keterampilannya guna meningkatkan profesionalisme dan
mutu pelayanan kesehatan.
Dalam memenuhi amanat peraturan perundangan tersebut,
seorang terapis gigi dan mulut wajib mengikuti program
pengembangan keprofesian berkelanjutan, yang diselenggarakan
oleh organisasi profesi terapis gigi dan mulut dan lembaga lain yang
terakreditasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Penyelenggaraan program pengembangan keprofesian
berkelanjutan tersebut dapat diselenggarakan oleh organisasi
profesi terapis gigi dan mulut dan lembaga lain yang terakreditasi
sesuai dengan standar pendidikan profesi terapis gigi dan mulut
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang
selanjutnya disingkat dengan P2KB merupakan upaya peningkatan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui berbagai jenis
kegiatan seperti seminar, workshop, lokakarya, pelatihan dan lain
sebagainya yang harus diikuti oleh terapis gigi dan mulut dalam
rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.

1
Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI)
sebagai satu-satunya organisasi profesi terapis gigi dan mulut
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk mengembangkan
sistem P2KB sebagai sarana pendidikan dan pelatihan, pembinaan
dan pengawasan yang dilaksanakan secara terus menerus
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan sesuai kompetensi
dan terlindungnya terapis gigi dan mulut dari malpraktek.
Dalam rangka pelaksanaan P2KB tersebut, diperlukan
pedoman yang dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang
berkepentingan dalam penyelenggaraan P2KB dengan harapan
agar tujuan dari penyelenggaraan P2KB tersebut dapat tercapai
dengan optimal.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Memberikan panduan penyelenggaraan P2KB-TGM bagi
semua pihak yang terkait
2. Tujuan Khusus :
Pedoman ini ditujukan untuk memberikan panduan dalam hal:
a. Kebijakan DPP PTGMI dalam penyelenggaraan P2KB-
TGM
b. Pengelolaan penyelenggaraan P2KB-TGM
c. Pengelolaan evaluasi kemampuan
d. Pengelolaan re-sertifikasi untuk re-registrasi

C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063);

2
2. Undang-undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607).
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 83 Tahun 2019 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 20 Tahun 2016 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Terapis Gigi dan Mulut
5. AD/ ART Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia Tahun
2017

3
BAB II
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN TERAPIS GIGI DAN MULUT

A. Pengertian
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terapis Gigi
dan Mulut untuk selanjutnya disingkat menjadi P2KB-TGM adalah
serangkaian upaya yang dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan
dan peningkatan kompetensi professional terapis gigi dan mulut
untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada
masyarakat

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
P2KB-TGM ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan
kompetensi profesional setiap terapis gigi dan mulut sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi di
bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan/ atau
keterapian gigi dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat,
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan
mulut kepada masyarakat.
2. Tujuan khusus:
a. Memelihara dan meningkatkan kompetensi terapis gigi dan
mulut sesuai dengan standar kompetensi nasional dan
global;
b. Memelihara dan meningkatkan sikap professional terapis gigi
dan mulut melalui keterlibatan dalam aktifitas organisasi
profesi dan aktifitas lainnya yang terkait

4
C. Sifat Kegiatan P2KB-TGM
Penyelanggraaan Kegiatan P2KB-TGM diarahkan untuk
dilaksanakan secara:
1. Terarah
Kegiatan P2KB-TGM memiliki suatu tujuan yang diarahkan
untuk mempertahankan kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi serta kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
2. Terukur
Setiap kegiatan P2KB-TGM harus memiliki parameter
keberhasilan dalam aspek penyelenggaraan maupun aspek
materi pendidikan yang diukur melalui Satuan Kredit Profesi
(SKP)
3. Terprogram
Kegiatan P2KB-TGM mempunyai kerangka acuan, waktu,
metode dan sasaran belajar yang jelas.

D. Ruang Lingkup P2KB-TGM


1. Kegiatan Praktik Profesional
a. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut individu dan
masyarakat
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tugas, fungsi dan
kewenangan terapis gigi dan mulut di bidang asuhan
kesehatan gigi dan mulut yang meliputi tindakan peningkatan
kesehatan gigi dan mulut (promotif), pencegahan penyakit gigi
dan mulut (preventif), kuratif terbatas serta pengelolaan/
manajemen klinik/ pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik
dilakukan secara mandiri atau kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain.

5
b. Kegiatan sebagai Instruktur klinik (Clinical Instructor/ CI)
Kegiatan pembimbingan praktik klinik kepada peserta didik/
mahasiswa institusi pendidikan tenaga kesehatan khususnya
pendidikan kesehatan gigi/ terapi gigi dan mulut yang meliputi
bimbingan dalam aspek kognitif, psikomotor maupun afektif
klinik saat peserta didik/ mahasiswa tersebut menjalankan
praktikum di laboratorium, klinik maupun fasilitas pelayanan
kesehatan wahana praktik.
Kegiatan sebagai Instruktur klinik dapat dilaksanakan oleh
Terapis Gigi dan Mulut yang bekerja di institusi pendidikan
terapis gigi dan mulut sebagai dosen/ instruktur klinik/ pranata
laboratorium pendidikan atau terapis gigi dan mulut yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan/ wahana praktik dan
ditugaskan sebagai pembimbing/ instruktur klinik/ tutor.
c. Kegiatan Sebagai Pendidik
Seorang terapis gigi dan mulut yang bertugas sebagai tenaga
pendidik/ dosen di institusi pendidikan kesehatan gigi/ terapi
gigi dapat diakui telah menjalankan praktik keprofesian terapis
gigi dan mulut dengan syarat mengajar dalam mata kuliah
yang terkait dengan kompetensi utama terapis gigi dan mulut.

2. Pendidikan Dan Pelatihan


a. Seminar/Webinar
Seminar merupakan pertemuan ilmiah yang dengan
sistematis mempelajari, membahas suatu masalah yang
disampaikan secara dalam pertemuan langsung/ luring atau
secara virtual / daring. Sementara itu, peserta berperan untuk
menyampaikan pertanyaan, ulasan, dan pembahasan
sehingga menghasilkan pemahaman tentang suatu masalah.

6
b. Simposium
Kegiatan terapis gigi dan mulut/ terapis gigi dan mulut dalam
mengikuti pertemuan terbuka baik secara langsung / luring
atau secara virtual / daring dengan beberapa pembicara
yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang
berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah di
bidang terapi kesehatan gigi dan mulut dan/ atau kedokteran
gigi sesuai kompetensi.
c. Lokakarya
Merupakan kegiatan pertemuan baik langsung / luring atau
secara virtual / daring antara para ahli dibidangnya untuk
membahas masalah yang berkaitan dengan bidang
keahliannya untuk menghasilkan suatu solusi atau kebijakan.
d. Penelitian dan Publikasi ilmiah
Kegiatan penyelidikan/ pencarian fakta, pembuktian teori dan
atau percobaan baik klinis maupun non klinis dalam rangka
menjawab/ memecahkan masalah dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam
bentuk buku/ makalah/ jurnal ilmiah yang diterbitkan dan
diedarkan baik secara nasional maupun nasional baik online/
daring maupun offline/ luring.
e. Pameran/ Expo
Kegiatan penyajian/ promosi/ display alat-alat kesehatan gigi
dan mulut atau segala sesuatu perangkat yang berhubungan
dengan kesehatan gigi dan mulut termasuk media
pembelajaran langsung / luring atau secara virtual / daring.
f. Menjadi innovator
Penemu teknologi tepat guna di bidang kesehatan gigi dan
mulut baik secara mandiri/ individual maupun dalam
kelompok/tim.

7
g. Pelatihan
Merupakan kegiatan meningkatkan pengetahuan secara
teori, kualitas praktek keterampilan dan kecakapan di bidang
terapi gigi dan mulut/ kedokteran gigi yang sesuai dengan
kompetensi terapis gigi baik secara langsung/ luring atau
secara virtual/ daring. Kegiatan ini terdiri dari teori dan
praktek dalam kurun waktu minimal 30 Jam Pelajaran (JP)
atau antara 31 JP – 61 jam pelajaran/ ≥ 62 jam pelajaran dan
dapat dilakukan melalui modul/ telemedia.
h. Workshop
Merupakan kegiatan dalam mengikuti pertemuan atau
persidangan untuk membahas satu topik terapi gigi atau
kedokteran gigi sesuai kompetensi terapis gigi dan mulut.
Kegiatan tersebut harus berlangsung sekurang–kurangnya 6
jam (1 hari) dan harus mencakup praktik hands–on atau
simulasi praktik. Workshop terbagi dalam 2 kategori yakni:
1) Tanpa praktikum (workshop kering) hanya simulasi
praktik dari narasumber, 4-8 jam efektif.
2) Dengan praktikum (workshop basah) dimana peserta
mengikuti hands-on atau simulasi praktik, 6-12 jam
efektif.

3. Kegiatan Organisasi
Merupakan kegiatan dalam organisasi profesi PTGMI. Kegiatan
tersebut antara lain musyawarah tingkat nasional, daerah, dan
cabang, rapat kerja, kegiatan pemilihan terapis gigi dan mulut
teladan serta kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi
terhadap organisasi PTGMI yang dapat diukur dan dapat dinilai
serta layak untuk diberi nilai SKP.

8
4. Pengabdian Kepada Masyarakat
a. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Terprogram
Merupakan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi
kepada masyarakat yang diprogram secara mandiri dan
berkesinambungan yang didalamnya terdapat sasaran tetap,
memiliki target dan strategi khusus serta berkelanjutan yang
dikoordinasi oleh DPP, DPD dan/ atau DPC.
b. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Insidental
Merupakan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan/
atau pelayanan kesehatan secara umum yang dilaksanakan
dalam rangka bakti sosial, perayaan tertentu atau dalam
situasi bencana.

E. Muatan/ Materi Kegiatan P2KB-TGM


1. Materi dalam kegiatan P2KB-TGM yang diutamakan adalah
materi yang dapat meningkatkan serta memelihara kompetensi
klinis/ pelayanan keprofesian terapis gigi dan mulut atau disebut
sebagai kompetensi inti.
2. Materi selain kompetensi inti dapat diberikan dengan syarat
materi tersebut dapat mendukung pelaksanaan kompetensi inti
terapis gigi dan mulut atau disebut sebagai kompetensi
penunjang.
3. Materi umum yang dapat memberikan penambahan wawasan
serta membentuk kepribadian bagi terapis gigi dan mulut dalam
menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) terkini.
4. Kegiatan P2KB-TGM yang berbentuk pelatihan wajib memiliki
kurikulum dan modul yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memuat penjelasan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang ingin dicapai.

9
b. Menjelaskan kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan
pelatihan
c. Menjabarkan proporsi waktu antara teori dan praktek
d. Modul pelatihan telah di uji dan terakreditasi oleh Pemerintah
yang menangani urusan pelatihan bidang kesehatan

F. Pembicara/ Narasumber/ Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur


1. Tenaga ahli/ praktisi/ klinisi di bidangnya pada intitusi, organisasi,
atau fasilitas pelayanan kesehatan atau lembaga lain yang
memiliki kompetensi terkait dengan materi yang disampaikan
2. Kompetensi Pembicara/ Narasumber/ Pelatih/ Fasilitator/
Instruktur dibuktikan dengan curriculum vitae/ portofolio dan/
atau rekomendasi/ keputusan kolegium terapis gigi dan mulut
3. Pembicara/ Narasumber/ Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur dapat
berasal dari dalam negeri atau luar negeri.

G. Penyelenggara Kegiatan P2KB-TGM


1. DPP, DPD dan DPC PTGMI
2. Ikatan Keahlian Dan Kepeminatan dalam organisasi profesi
3. Institusi Pendidikan Terapis Gigi dan Mulut
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Terakreditasi
5. Instansi Pendidikan dan Pelatihan Kemenkes RI, TNI dan POLRI
6. Instansi Pendidikan dan Pelatihan/ Lembaga Pelatihan Lain/
Organisasi Profesi Lain
7. Lembaga/ Perusahaan Profit dan Non-Profit

10
BAB III
SATUAN KREDIT PROFESI KEGIATAN P2KB-TGM

A. Pengertian
Satuan Kredit Profesi (SKP) adalah satuan nilai yang diberikan
kepada kegiatan P2KB-TGM baik yang diselenggarakan organisasi profesi
PTGMI atau lembaga lain yang telah disetujui oleh Komisi P2KB-TGM. Pada
hakikatnya SKP merupakan penilaian secara kuantitatif maupun kualitatif
terhadap ketercapaian upaya peningkatan dan pemeliharaan kompetensi
terapis gigi dan mulut dalam rangka menjamin mutu pelayanan kesehatan
gigi dan mulut kepada masyarakat

Dalam menjalankan keprofesiannya, seorang terapis gigi dan mulut


wajib mengumpulkan minimal 25 (dua puluh lima) SKP dalam kurun waktu
5 (Lima) tahun melalui kegiatan praktik professional, pendidikan dan
pelatihan, pengabdian kepada masyarakat maupun kegiatan
keorganisasian. 25 SKP tersebut digunakan sebagai dasar pemberian
rekomendasi re-sertifikasi dan re-registrasi saat STR seorang terapis gigi
dan mulut telah habis masa berlakunya

B. Ketentuan perolehan SKP.


Seorang terapis gigi dan mulut didorong untuk memelihara dan
meningkatkan kompetensi profesionalnya melalui kegiatan – kegiatan
P2KB-TGM yang ditetapkan memiliki bobot SKP. Perolehan SKP tersebut
diatur secara proporsional dengan ketentuan yang dijabarkan sebagai
berikut:

1. Terapis gigi dan mulut yang bertugas sebagai pemberi pelayanan wajib
memenuhi minimal 3 (tiga) unsur dalam ruang lingkup kegiatan P2KB
yaitu:
a. kegiatan professional,
b. Pendidikan dan pelatihan
c. pengabdian kepada masyarakat atau kegiatan organisasi

11
2. Terapis gigi dan mulut yang bukan sebagai pemberi pelayanan hanya
wajib memenuhi unsur:
a. kegiatan pendidikan dan pelatihan,
b. pengabdian masyarakat dan/ atau kegiatan organisasi.
3. Proporsi perolehan SKP dijabarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Proporsi Perolehan SKP pada Kegiatan P2KB-TGM untuk TGM


Pemberi Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Persentase Perolehan SKP Berdasarkan Wilayah


Unsur Kegiatan P2KB
Kota Pedesaan Terpencil Sangat Terpencil

≥ 3 skp - 5 skp ≥ 6 skp - 10 skp ≥ 9 SKP - 15 skp ≥ 12 skp - 20 skp


1.Kegiatan praktik profesional
(1 th =1 skp) (1 th=2 skp) (1 th= 3 skp) (1 th= 4 skp)

2,Kegiatan pendidikan dan pelatihan ≥ 15 skp ≥ 12 skp ≥ 8 skp ≥ 5 skp

3.Pengabdian masyarakat/organisasi ≥ 3 skp ≥ 3 skp ≥ 2 skp ≥ 1 skp


Jumlah Yang Harus Dipenuhi Selama 5
25 skp
Tahun

Tabel 2. Proporsi Perolehan SKP pada Kegiatan P2KB


untuk Non Pemberi Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Persentase Perolehan SKP Berdasarkan Wilayah


Unsur Kegiatan P2KB
Kota Pedesaan Terpencil Sangat Terpencil

1,Kegiatan pendidikan dan pelatihan ≥ 20 skp ≥ 20 skp ≥ 20 skp ≥ 20 skp

2.Pengabdian masyarakat/organisasi ≥ 5 skp ≥ 5 skp ≥ 5 skp ≥ 5 skp

Jumlah 25 skp 25 skp 25 skp 25 skp

4. Perolehan SKP oleh terapis gigi dan mulut dipenuhi secara


proporsional dan berkesinambungan setiap tahun.

12
BAB IV
ORGANISASI P2KB-TGM

A. Komisi P2KB-TGM
1. Komisi P2KB-TGM berada ditingkat DPP PTGMI.
2. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada DPP PTGMI di bawah
koordinasi departemen/ bagian yang menangani pendidikan dan
pelatihan
3. Ditetapkan melalui SK DPP PTGMI dengan masa kerja sesuai masa
kerja kepengurusan DPP PTGMI.
4. Anggota komisi P2KB-TGM sekurang – kurangnya terdiri dari :
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang
5. Anggota Komisi P2KB-TGM dapat berasal dari:
a. Unsur DPP PTGMI
b. Unsur Kolegium Terapi Gigi dan Mulut
c. Unsur Asosiasi Institusi Pendidikan Terapis Gigi dan Mulut
d. Unsur Terapis Gigi Dan Mulut di KTKI
e. Unsur Terapis Gigi Dan Mulut Wakil Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6. Tugas Komisi P2KB, adalah :
a. Membantu DPP PTGMI dalam menentukan kebijakan nasional
P2KB-TGM
b. Melakukan pengelolaan P2KB-TGM yang meliputi:
1) Menyusun rencana kerja P2KB-TGM secara nasional
2) Menerima registrasi penyelenggara eksternal
3) Melaksanakan penilaian usulan kegiatan P2KB-TGM
4) Menetapkan SKP kegiatan P2KB-TGM
5) Melakukan monitoring, supervisi, evaluasi dan pembinaan
penyelenggaraan P2KB-TGM secara nasional
c. Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan Evaluasi
Kemampuan
d. Melaksanakan pengelolaan rekomendasi untuk re-registrasi TGM

13
7. Kewenangan Komisi P2KB-TGM terdiri dari:
a. Menerima atau menolak permohonan SKP kegiatan P2KB-TGM
b. Menilai dan menetapkan SKP kegiatan P2KB-TGM
c. Memberikan pembinaan kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan jenjang
pembinaan di organisasi PTGMI
d. Menilai perolehan SKP terapis gigi dan mulut dari pelaksanaan EK
e. Menilai kecukupan SKP terapis gigi dan mulut untuk re-registrasi

B. Tim P2KB-TGM
1. Tim P2KB-TGM berada ditingkat DPD PTGMI.
2. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada DPD PTGMI melalui
bidang yang menangani Pendidikan dan pelatihan
3. Ditetapkan melalui SK DPD PTGMI dengan masa kerja sesuai masa
kerja kepengurusan DPD PTGMI.
4. Anggota Tim P2KB-TGM terdiri dari:
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota sekurang – kurangnya 1 (satu) orang
5. Tim P2KB-TGM dapat berasal dari:
a. Unsur DPD PTGMI
b. Unsur pendidikan (apabila di propinsi tersebut terdapat institusi
pendidikan terapis gigi dan mulut)
c. Unsur terapis gigi dan mulut dari fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat propinsi baik pemerintah maupun swasta
6. Tugas Tim P2KB, adalah :
a. Membantu DPD PTGMI dalam menjalankan kebijakan nasional
P2KB-TGM
b. Melakukan pengelolaan P2KB-TGM pada tingkatan propinsi meliputi:
1) Menyusun rencana kerja Tim P2KB-TGM yang wajib dilaporkan ke
Komisi P2KB-TGM
2) Meneruskan usulan kegiatan P2KB-TGM sesuai ruang lingkup
kewenangannya
3) Melakukan monitoring, supervisi, evaluasi dan pembinaan
penyelenggaraan P2KB-TGM tingkat propinsi

14
c. Melaksanakan pengelolaan usulan Evalusi Kemampuan
d. Melaksanakan pengelolaan usulan re-sertifikasi dalam rangka re-
registrasi TGM sesuai jenjang kewenangannya
7. Kewenangan Tim P2KB-TGM terdiri dari:
a. Memeriksa/ menilai kelayakan permohonan SKP kegiatan P2KB-
TGM sesuai tingkatannya
b. Memberikan pembinaan kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan jenjang
pembinaan di organisasi PTGMI

C. Unit P2KB-TGM
1. Unit P2KB-TGM berkedudukan di setiap DPC PTGMI di Kabupaten/Kota.
2. Dibentuk dan bertanggungjawab kepada DPC PTGMI di
Kabupaten/Kota.
3. Ditetapkan melalui SK pengurus DPC PTGMI di Kabupaten/Kota dengam
masa kerja sesuai masa kerja cabang PTGMI di Kabupaten/Kota.
4. Anggota Unit P2KB-TGM terdiri:
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota sekurang – kurangnya 1 (satu) orang
5. Unit P2KB-TGM dapat berasal dari:
a. Unsur DPC PTGMI
b. Unsur pendidikan (apabila di kabupaten/ kota tersebut terdapat
institusi pendidikan terapis gigi dan mulut)
c. Unsur terapis gigi dan mulut dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
kabupaten/ kota baik pemerintah maupun swasta
6. Tugas Unit P2KB adalah :
a. Membantu DPC PTGMI dalam menjalankan kebijakan nasional P2KB-
TGM
b. Melakukan pengelolaan P2KB-TGM pada tingkatan kabupaten/ kota
meliputi:
1) Menyusun rencana kerja Unit P2KB-TGM yang wajib dilaporkan ke
Tim P2KB-TGM
2) Meneruskan usulan kegiatan P2KB-TGM sesuai ruang lingkup
kewenangannya

15
3) Melakukan monitoring, supervise, evaluasi dan pembinaan
penyelenggaraan P2KB-TGM tingkat kabupaten/ kota
c. Melaksanakan pengelolaan usulan Evaluasi Kemampuan
d. Melaksanakan pengelolaan usulan re-sertifikasi dalam rangka re-
registrasi TGM sesuai jenjang kewenangannya
7. Kewenangan Unit P2KB-TGM terdiri dari:
a. Memeriksa/ menilai kelayakan permohonan SKP kegiatan P2KB-TGM
sesuai tingkatannya
b. Memberikan pembinaan kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan jenjang
pembinaan di organisasi PTGMI

16
BAB V
TATA CARA PENYELENGGARAAN KEGIATAN P2KB-TGM

A. Tahap Persiapan/ Pengusulan Penyelenggaraan Kegiatan P2KB


TGM
1. Penyelenggara P2KB-TGM mengajukan permohonan yang disertai
proposal atau kerangka acuan kegiatan secara berjenjang sesuai jenis
penyelenggara melalui aplikasi P2KB online dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. DPC PTGMI mengusulkan kegiatan melalui unit P2KB-TGM untuk
diteruskan ke Tim P2KB-TGM dan Komisi P2KB-TGM
b. DPD PTGMI mengusulkan kegiatan melalui Tim P2KB-TGM untuk
diteruskan ke Komisi P2KB-TGM
c. DPP PTGMI mengusulkan kegiatan melalui Komisi P2KB-TGM
d. Lembaga eksternal mengajukan usulan kegiatan P2KB-TGM melalui
DPC/ DPD/ DPP PTGMI sesuai dengan wilayah penyelenggaraan
kegiatan
2. Pengusulan penyelenggaraan kegiatan P2KB-TGM harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
a. Komisi P2KB-TGM akan memproses persetujuan penyelenggaraan
kegiatan selambat – lambatnya selama 14 (empat belas) hari kalender
apabila usulan telah memenuhi kelengkapan yang dipersyaratkan
b. Pengusulan/ Proposal/ Kerangka Acuan Kegiatan memuat sekurang –
kurangnya hal – hal sebagai berikut:
1) Judul
Judul kegiatan disusun secara ringkas dan jelas sesuai dengan
tujuan dan ruang lingkup kegiatan yang diajukan
2) Pendahuluan / Latar Belakang
Memuat uraian singkat mengenai pentingnya kegiatan tersebut
dilaksanakan
3) Tema
Merupakan pernyataan ringkas yang mencerminkan ruang lingkup
konsep dan/ atau tujuan dari keseluruhan rangkaian kegiatan

17
4) Tujuan
Disusun secara jelas dan terukur pencapaian yang ingin diraih
setelah kegiatan dilaksanakan. Untuk kegiatan pendidikan dan
pelatihan, tujuan merupakan indikator capaian pembelajaran
berdasarkan ranah pembelajaran yang terstandar.
5) Bentuk Kegiatan
Penjelasan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup P2KB (Kegiatan
Pendidikan Pelatihan/ Pengabdian Kepada Masyarakat dan
sebagainya)
6) Waktu dan Tempat
Penjelasan mengenai rencana pelaksanaan kegiatan dengan
menyebutkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
7) Peserta
Merupakan sasaran kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Peserta dapat terdiri dari anggota PTGMI, mahasiswa atau
umum
b) Peserta non anggota PTGMI tidak diberikan SKP
c) Peserta anggota PTGMI yang mendaftar tidak melalui aplikasi
SIKAP tidak diberikan SKP
d) Peserta diwajibkan untuk mengisi data kehadiran/ panitia wajib
menyediakan fasilitas pencatatan kehadiran peserta
e) Penetapan kuota jumlah peserta kegiatan P2KB-TGM untuk
kegiatan pendidikan dan pelatihan secara tatap muka
disesuaikan dengan kapasitas ruangan, kapasitas kepanitiaan
dan jenis pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan.
f) Penetapan kuota jumlah peserta kegiatan P2KB-TGM untuk
kegiatan pendidikan dan pelatihan secara virtual/ tatap maya/
daring disesuaikan dengan kapasitas aplikasi, kemampuan
kepanitiaan dan jenis pendidikan dan pelatihan yang
dilaksanakan.
g) Penetapan dan pengaturan kuota peserta termasuk asal peserta
kegiatan P2KB, penambahan dan pengurangan kuota peserta
dapat diatur oleh panitia atas pertimbangan dan persetujuan
DPP PTGMI dan Komisi P2KB-TGM.

18
h) Peserta P2KB-TGM secara daring dapat diatur dengan
mengutamakan peserta yang berasal dari wilayah
penyelenggara dan kecukupan perolehan SKP anggota dalam
tahun tersebut
8) Materi
Penjelasan materi yang akan disampaikan dalam kegiatan sesuai
dengan judul, tema dan tujuan yang telah ditentukan
9) Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/ Pengajar/Instruktur:
Proposal harus mencantumkan Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/
Pengajar/Instruktur dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/ Pengajar/Instruktur
diutamakan dari narasumber/ dewan pakar nasional yang telah
ditetapkan oleh Kolegium TGM
b) Apabila pembicara bukan merupakan anggota narasumber/
dewan pakar nasional maka proposal harus memuat riwayat
hidup/ curriculum vitae Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/
Pengajar/Instruktur tersebut
c) Jumlah Pembicara/Narasumber/Fasilitator/Pengajar/Instruktur
disesuaikan kegiatan P2KB-TGM yang mengunakan metoda
hands on/ workshop, rasio perbandingan antara jumlah
pengajar/ instruktur dengan peserta minimal 1:15.
d) Jumlah pengajar/ instruktur sesuai dengan pilihan metoda
kegiatan P2KB-TGM dengan metoda pelatihan, rasio
perbandingan antara jumlah pengajar/instruktur dengan peserta
minimal 1:5
e) Pelatih/fasilitator pada kegiatan P2KB-TGM dengan metode
pelatihan wajib memiliki kemampuan kediklatan yang dibuktikan
dengan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti pelatihan
widyaiswara dasar/ Akta/Training Of Trainer.
10) Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan harus disusun secara rinci termasuk jam kegiatan

19
11) Panitia Kegiatan
Merupakan pelaksana kegiatan, dengan ketentuan:
a) Penyelenggara berasal dari DPP/DPD/DPC maka panitia harus
anggota dengan status keanggotaan aktif.
b) Apabila penyelenggara lembaga eksternal, maka disesuaikan
dengan kebutuhan.
12) Moderator kegiatan
Merupakan anggota dengan status keanggotaan aktif, yang
bertugas untuk mengatur jalannya kegiatan.

20
B. Tahap Pelaksanaan P2KB TGM
1. Kegiatan P2KB-TGM dapat dilaksanakan secara tatap muka (luar
jaringan/ luring) dan/ atau tatap maya (dalam jaringan/ daring)
2. Kegiatan P2KB-TGM dalam ruang lingkup kegiatan praktik professional
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Peserta adalah anggota aktif PTGMI yang teregistrasi dalam aplikasi
SIKAP
b. Seluruh kegiatan didokumentasikan dalam log-book kegiatan
professional
c. Penilaian SKP kegiatan profesional dalam jenis pelayanan dibedakan
berdasarkan daerah penugasan (kota, desa terpencil dll yang
mengacu kepada peraturan pemerintah yang berlaku)
3. Kegiatan P2KB-TGM dalam ruang lingkup pendidikan dan pelatihan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Kepesertaan kegiatan P2KB-TGM yang mendapatkan SKP hanya
dapat diikuti melalui aplikasi SIKAP dan P2KB Online

21
b. Penyelenggaraan P2KB-TGM secara daring. menerapkan prinsip-
prinsip Learning Management System (LMS) yang baik.
4. Penyelenggara kegiatan P2KB-TGM wajib menyusun laporan setelah
kegiatan selesai dilaksanakan melalui aplikasi P2KB Online. Sebelum
laporan kegiatan disampaikan, maka DPD dan DPC tempat
penyelenggara kegiatan dilaksanakan tidak akan mendapatkan akses
untuk mengusulkan kegiatan P2KB lainnya.
5. Penyelenggara memiliki dokumen partisipasi kehadiran peserta pada
kegiatan P2KB-TGM, bagi peserta yang tidak memenuhi kewajiban
kehadiran tidak diberikan SKP.
6. Sertifikat kegiatan dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Hadir dan mengikuti semua sesi materi
b. Bagi yang memenuhi persyaratan kehadiran, maka sertifikat akan
muncul pada akun SIKAP individu peserta
7. Penandatangan sertifikat diatur dengan ketentuan:
a. Pelaksana kegiatan DPC : Ketua DPC dan Ketua Panitia
b. Pelaksana kegiatan DPD : Ketua DPD dan Ketua Panitia
c. Pelaksana kegiatan DPP : Ketua Umum DPP dan Ketua Panitia
d. Lembaga Eksternal : Pimpinan Lembaga Eksternal dan Ketua Panitia

C. Ketentuan Administrasi
Biaya Perolehan SKP Kegiatan P2KB-TGM
1. Penerbitan SKP kegiatan P2KB -TGM dalam ruang lingkup kegiatan
pendidikan dan pelatihan dikenakan biaya sebagai berikut:
a) Kegiatan bersifat Internasional : Rp. 1.000.000/SKP
b) Kegiatan bersifat Nasional : Rp. 500.000/SKP
2. Penerbitan SKP dalam ruang lingkup kegiatan keorganisasian dikenakan
biaya sebagai berikut:
a) Kegiatan DPP : Rp. 300.000/SKP
b) Kegiatan DPD : Rp. 250.000/SKP
c) Kegiatan DPC : Rp. 200.000/SKP
3. Penerbitan SKP kegiatan pengabdian kepada masyarakat tidak
dikenakan biaya

22
D. Evaluasi dan Pembinaan
1. Evaluasi
a. Upaya evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan
kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan ketentuan dalam rangka
mencapai tujuan yang disepakati
b. Pelaksanaan evaluasi disesuaikan dengan jenis kegiatan/ metode
P2KB-TGM
c. Evaluasi juga wajib dilaksanakan melalui laporan kegiatan yang
disampaikan kepada Komisi P2KB-TGM.
d. Laporan kegiatan memuat dokumentasi penyelenggaraan P2KB-
TGM secara lengkap meliputi hal – hal sebagai berikut:
1) Penjelasan detail jalannya kegiatan
2) Penjelasan ketercapaian tujuan kegiatan
3) Penjelasan mengenai penggunaan anggaran kegiatan
e. Bagi penyelenggara yang tidak menyampaikan laporan tidak akan
mendapatkan akses pengusulan kegiatan P2KB-TGM berikutnya.
2. Pembinaan
Upaya pembinaan P2KB-TGM dilaksanakan melalui upaya-upaya
sebagai berikut:
a. Sosialisasi berjenjang pedoman P2KB yang berlaku oleh
komisi/Tim/Unit P2KB
b. Pembinaan terhadap peran dan fungsi tim/unit P2KB DPC/DPD
penyelenggaraan kegiatan P2KB.
c. Pembinaan rutin melalui kunjungan komisi P2KB pada kegiatan
P2KB yang diselenggarakan di wilayah DPC/DPD.
d. Pembahasan evaluasi seluruh kegiatan P2KB yang dilaksanakan
di DPC/DPD/DPP pada Munas dan Rakernas.

23
BAB VI
RE-SERTIFIKASI DALAM RANGKA RE-REGISTRASI

A. Pengertian
Re-sertifikasi adalah proses pemberian pengakuan terhadap
kompetensi terapis gigi dan mulut/ terapis gigi dan mulut sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan perpanjangan Surat Tanda Registrasi (STR)
Terapis gigi dan mulut/ Terapis Gigi dan Mulut.
Re-registrasi adalah proses perpanjangan STR Terapis gigi dan mulut/
Terapis Gigi dan Mulut yang dilaksanakan oleh MTKI dalam rangka
pengakuan kompetensi terapis gigi dan mulut Indonesia. STR diperlukan
sebagai salah satu syarat dalam mengajukan Surat Izin Praktek Terapis gigi
dan mulut/ Terapis Gigi dan Mulut Indonesia.
Bagi terapis gigi dan mulut/ terapis gigi dan mulut yang akan
memperpanjang STR harus mengajukan permohonan rekomendasi
perpanjangan STR melalui aplikasi P2KB online dan apabila perlu
menyerahkan dokumen pencapaian SKP kepada Unit P2KB di tingkat cabang
masing-minimal 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku STRnya berakhir.

B. Ketentuan Re- sertifikasi


1. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kompetensinya, setiap
terapis gigi dan mulut yang menjalankan prakti professional sebagai
terapi gigi dan mulut diwajibkan mengikuti kegiatan P2KB dengan
jumlah SKP yang harus diperoleh adalah 25 SKP selama 5 tahun.
Perolehan SKP tersebut dibuktikan dengan sertifikat atau surat tanda
bukti telah mengikuti tugas, pendidikan dan pelatihan secara sah dari
penyelenggara P2KB dan atau instansi pelayanan kesehatan.
2. Proses re-sertifikasi dilakukan dalam rangka perpanjangan STR setiap
5 tahun sekali dengan mengikuti alur proses dalam aplikasi P2KB-
Online

24
C. Alur Re Sertifikasi Dalam Rangka Re Registrasi

Gambar 2

Keterangan: Mulai tahun 2020 kegiatan P2KB-TGM akan terekam secara otomatis
dalam aplikasi SIKAP sehingga anggota PTGMI tidak perlu
mengunggah bukti kegiatan P2KB-TGM

D. Pembiayaan Re-Sertifikasi
Biaya pengelolaan re-registrasi dan re-sertifikasi dibebankan kepada
pemohon sebesar Rp.100.000,- (Seratus ribu rupiah). Dengan rincian biaya
sebagai berikut :
1. Biaya pengelolaan re-sertifikasi di tingkat DPP PTGMI sebesar Rp.
25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
2. Biaya pengelolaan re-sertifikasi di tingkat DPD PTGMI sebesar Rp.
25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
3. Biaya pengelolaan re-sertifikasi di tingkat DPC PTGMI sebesar Rp,
50.000,- (lima puluh ribu rupiah)

25
BAB VII
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan P2KB-TGM ini disusun untuk dijadikan acuan


dalam penyelenggaraaan P2KB-TGM. Dengen pemberlakuan pedoman ini
diharapkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan kegiatan P2KB-TGM dapat
meningkat dengan optimal, sehingga tujuan peningkatan mutu pelayanan
Kesehatan gigi dan mulut oleh terapis gigi dan mulut dapat tercapai.
Selanjutnya diharapkan bagu seluruh komponen organisasi PTGMI dapat
memahami dan dapat menjalankan ketentuan dalam Pedoman P2KB-TGM ini
untuk Komisi, Tim dan Unit P2KB-TGM diharapkan dapat mengelola
penyelenggaraan P2KB-TGM dengan sebaik-baiknya dan rasa penuh
tanggungjawab. Hal – hal yang belum tertuang dalam buku Pedoman P2KB-TGM
ini dapat diatur dalam ketentuan tambahan yang disepakati bersama setelah
melalui koordinasi antara Komisi, Tim, dan Unit P2KB-TGM.

26
DAFTAR RUJUKAN

1. American Dental Hygienist Asociation Continuing Education Resources,


2011
2. Continuing Medical Education “Live Activity Guidelines” University of
Rochester School of Medicine & Dentistry, April 2006.
3. Continuing Education Point System, College off Alberta Dental Assistants,
2007
4. Continuing Professional Development, “Guidelines for The Health Care”
5. Buku Panduan Vokasi Berkelanjutan Institut Teknologi Bandung Tahun
2011
6. Buku Pedoman Pendidikan berkelanjutan Profesi Dokter Spesialis
Kardiovaskuler
7. Buku Pedoman Pendidikan berkelanjutan Profesi Dokter gigi Indonesia
8. AD/ART Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
9. Standar Kopetensi Persatuan Terapis gigi dan mulut/ terapis gigi dan mulut
Indonesia
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
725/Menkes/SK/V/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Di
Bidang Kesehatan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Penilaian SKP

Tabel 1 Penilaian SKP Kegiatan Pelayanan Profesional

Target Kegiatan Profesional Kesehatan Gigi Dan Mulut


Kegiatan
Cakupan Wilayah
P2KB
Sangat
Kota Pedesaan Terpencil
Terpencil
Kegiatan ≥100 pasien/ > 100 pasien/ 50 pasien/ sejumlah pasien
pelayanan tahun tahun tahun yang ditangani
askesgilut dalam (1 SKP) (2 SKP) (3 SKP) ( 4 SKP)
1 tahun
Kegiatan
mengajar dalam 1 24 SKS / tahun = 2 SKP/ tahun *)
tahun
Kegiatan
membimbing < 10 orang mahasiswa/ tahun = 1 SKP
praktik klinik/ > dari 10 orang mahasiswa/ tahun = 2 SKP *)
praktik
masyarakat/
tutorial dalam 1
tahun

*) ketentuan cakupan wilayah tidak berlaku untuk kegiatan mengajar dan membimbing
klinik

Tabel 2 Penilaian SKP Kegiatan Seminar Baik Luring Maupun Daring


Cakupan Kegiatan
Satuan Nasional Internasional
Peran
Waktu Kompetensi Kompetensi
Kompetensi Kompetensi
Efektif inti penunjang
inti penunjang
Pembicara 2 1 3 2
Peserta 3–8 Jam 2 1 3 2
9–16 Jam 3 2 4 3
17–24 Jam 4 3 5 4
25–32 Jam 5 4 6 5
Panitia 2 2
Moderator 2 2

28
Tabel 3 Penilaian SKP Kegiatan Pelatihan
Baik Luring Maupun Daring

Peran dalam kegiatan Satuan Waktu Cakupan Kegiatan


pelatihan Efektif Nasional Internasional
Pembicara teori 3 4
Pembicara praktek/klinis 4 5
Peserta 30 Jam 5 6
31–60 Jam 6 7
≥ 61 Jam 7 8
Panitia 2
Moderator 2

Tabel 4 Penilaian SKP Kegiatan Ilmiah Simposium/ Lokakarya/


Workshop dan Sejenisnya Baik Luring Maupun Daring

Peran dalam kegiatan pelatihan Cakupan Kegiatan


Satuan Waktu
teori dan praktikum (hands on,
Efektif Nasional Internasional
table clinic, workshop)
Pembicara teori 3 4
Pembicara praktek/klinis 4 5
Peserta 4-8 Jam 3 4
9-16 Jam 4 5
≥17 Jam 5 6
Panitia 2
Moderator 2

Tabel 5 Penilaian SKP Hasil Penelitian/ Karya Ilmiah yang


Dipublikasikasikan Melalui Buku yang memiliki ISBN
(International Serial Book Number)

Penulis Penyumbang Editor


Jenis Buku Editor Pengindeks
Utama Tulisan Pembantu

Buku Teks 10 5 3 2 2
Terjemah Buku Teks 6 3 2 2
Buku Ilmiah Populer 8 4 3 2 2
Kamus Istilah 6 3

29
Tabel 6. Penilaian SKP Publikasi Tulisan pada Majalah yang ada ISSN
(International Standard Serial Number)
Majalah Majalah
Majalah Media Non
Jenis Kesehatan Kesehatan
PTGMI/PDGI Kesehatan
Nasional Internasional
Penelitian
a. Peneliti Utama 5 4 5 6
b. Peneliti Pembantu 2 2 2 3
Laporan Kasus
a. Penulis Utama 4 4 4 5
b. Penulis Pembantu 2 2 2 2
Tinjauan Pustaka
a. Penulis Utama 4 4 4 5
b. Penulis Pembantu 2 2 2 2

Tabel 7. Penilaian SKP Pameran

Ruang Lingkup
Pameran Utama Pameran Penunjang
Pameran

Lokal/ Nasional 3 2
Internasional 5 3

Tabel 8. Penilaian SKP Menjadi Inovator

Ruang Lingkup
Inovator Utama Inovator Anggota
Inovasi

Lokal/ Nasional 5 3
Internasional 10 5

Tabel 9 Penilaian SKP Kegiatan Pengabdian Masyarakat


Peran Cakupan Wilayah
dalam kegiatan Nasional Internasional
Terprogram Insidental Terprogram Insidental
Peserta 3 2 4 3
Panitia 2 2

30
Tabel 9 Penilaian SKP Kegiatan Organisasi baik Luring maupun Daring
No. KEGIATAN ORGANISASI PTGMI NILAI SKP
1 Musyawarah Nasional 3
2 Musyawarah Daerah 2
3 Musyawarah Cabang 1
4 Musyawarah Anggota Komisariat 1
5 Musyawarah Luar Biasa 1
6 Rapat Kerja Nasional/Rapat Pengurus Nasional/ Rapat Pimpinan 3
Naional
7 Rapat Kerja Daerah/Rapat Pengurus Daerah/ Rapat Pimpinan 2
Daerah
8 Rapat Kerja Cabang/ 1
9 Pengurus Pusat/Periode Jabatan 3
10 Pengurus Daerah/Periode Jabatan 2
11 Pengurus Cabang/Periode Jabatan 1
12 Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi DPP 2
13 Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi DPD 1
14 Terapis Gigi dan Mulut Teladan Nasional 3
15 Terapis Gigi dan Mulut Teladan Daerah 2
16 Terapis Gigi dan Mulut Teladan Cabang 1
17 Workshop/ Pelatihan terkait keprofesian seperti workshop SIKAP/ 2
P2KB/ E-Event/ Keuangan dan lain lain

31
Lampiran 2

Persyaratan teknis pelaksanaan kegiatan P2KB-TGM secara daring adalah


sebagai berikut :
1. Tersedia materi yang terintegrasi ke dalam LMS dan dapat diakses secara
mudah oleh peserta
2. Tersedia presensi kehadiran
3. Tersedia link video conference/ live streaming
4. Tersedianya fasilitas bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan/diskusi
5. Tersedia formulir evaluasi penyelenggaraan
6. Jika tujuan pembelajaran merupakan peningkatan pemahaman/
keterampilan/ perubahan perilaku, panitia wajib menyediakan portal/kelas
virtual yang mengacu pada prinsip-prinsip Learning Management System
yang baik termasuk tersedianya rekaman video pemaparan materi oleh
narasumber sebagai bahan belajar bagi peserta, fasilitas pre dan post test
atau bentuk ujian lainnya yang dapat mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran
7. Adanya pemantau dari DPP jika penyelenggara adalah DPD/pihak
eksternal, pemantau dari DPD jika penyelenggara adalah DPC
8. Kelas daring dapat tetap diakses oleh peserta selama tema/ materi masih
relevan dengan perkembangan keilmuan

32
Lampiran 3

Contoh Logbook Pelayanan Asuhan

REKAPITULASI HASIL PELAYANAN


DI BP GIGI PUSKESMAS/ RUMAH SAKIT …..
BULAN …….. TAHUN …..

NO TANGGAL NO RM IMPLEMENTASI/ TINDAKAN


1 12/12/2019 578879 dental asisten pencabutan gigi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20


100

Sukabumi, ……………20 …
Mengetahui
atasan
langsung Pelaksana

………………. …………………….

33
Contoh logbook Dosen/ Pendidik

NO NAMA MATA KULIAH SKS KETERANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mengetahui
Pimpinan Institusi Pendidikan. Pelaksana

…………………………………….. …………………………………

Contoh logbook CI
REKAPITULASI LAPORAN CLINICAL INSTRUKTUR
DI BP GIGI PUSKESMAS/ RUMAH SAKIT …..
BULAN …….. TAHUN …..

NAMA
NO TANGGAL NIM KEGIATAN BIMBINGAN
MAHASISWA
1
2
5


100

Sukabumi, ……………20 …
Mengetahui
atasan langsung Pelaksana

……………………………. ……………………….

34
Lampiran 4
Standar Kompetensi Terapis Gigi dan Mulut Entry Level

LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
A. Upaya Promotif
1. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan
4 4
sasaran individu, kelompok dan masyarakat
2. Pembuatan dan penggunaan media/ alat
peraga untuk edukasi kesehatan gigi dan 4 4
mulut
3. Pemberdayaan kesehatan gigi dan mulut
4 4
masyarakat
4. Konseling asuhan kesehatan gigi dan mulut 3 4
5. Pembuatan buku asuhan kesehatan gigi dan
3 4
mulut
6. Pengelolaan program UKGS 3 4
7. Pengelolaan program UKGM/ UKGMD 3 4
B. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan / Pengkajian masalah kesehatan gigi dan mulut
individu yang terdiri dari :
8. Pemeriksaan tanda vital (vital sign) 3 4
9. Pemeriksaan extra oral menggunakan
4 4
metode inspeksi dan palpasi
10. Pemeriksaan intra oral menggunakan
4 4
instrument diagnostic set
11. Pengkajian psikososial sehubungan dengan
3 4
kesehatan gigi dan mulut
12. Pengkajian riwayat alergi 3 4
13. Pengkajian riwayat penyakit umum/ sistemik
sehubungan dengan kesehatan gigi dan 3 4
mulut
14. Pengkajian nyeri pada rongga mulut 3 4
15. Pengkajian pasien dengan resiko jatuh
sehubungan dengan kesehatan gigi dan 3 4
mulut
16. Pengkajian kemampuan fungsional pasien 3 4
17. Pengkajian kebiasaan - kebiasaan pasien di
Terapis Gigi dan Mulut kesehatan gigi dan 4 4
mulut
18. Pengkajian skrining gizi sehubungan dengan
3 3
kesehatan gigi dan mulut
19. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada 4 4
kelompok anak usia sekolah dan masyarakat
20. Pemeriksaan status kebersihan gigi dan 4 4
mulut individu dan kelompok
21. Pemeriksaan indeks pengalaman karies 4 4

35
LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
22. Pemeriksaan indeks jaringan periodontal 4 4
23. Penghitungan RTI (Required Treatment 4 4
Index) dan PTI (Performance Treatment
Indeks)
24. Pemeriksaan risiko karies 4 4
25. Skrining risiko dan tanda tanda kanker dalam 3 4
rongga mulut
26. Skrining kelainan sistemik yang 3 4
bermanifestasi dalam rongga mulut
27. Test diagnostik radiografis 2 3
28. Identifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut 4 4
/ diagnosis asuhan kesehatan gigi dan mulut
29. Memformulasikan diagnosis asuhan 4 4
kesehatan gigi dan mulut (Dental Hygiene
Diagnosis)
30. Mengidentifikasi penyakit dan atau kelainan 3 4
pada rongga mulut
Perencanaan perawatan kesehatan gigi dan mulut individ,
kelompok dan masyarakat
31. Membuat perencanaan perawatan asuhan 4 4
kesehatan gigi dan mulut sesuai kebutuhan
Intervensi Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut
C. Tindakan Preventif
32. Pembersihan karang gigi pada kalkulus kelas 4 4
1 dengan gingivitas tanpa kelainan/
gangguan sistemik
33. Penggunaan metode atau zat khusus 4 4
(aplikasi fluor, fissure sealant, tindakan
propilaksis) untuk perlindungan khusus/
pencegahan penyakit gigi dan mulut
D. Tindakan Terapeutik (Kuratif) Terbatas dalam
kerangka kolaboratif.
Oral Diagnostic
34. Pengenalan/ identifikasi penyakit dan 3 3
kelainan dalam rongga mulut
Penatalaksanaan perawatan lesi karies
35. Penambalan gigi tetap dan gigi susu 3 3
menggunakan ART
36. Perawatan pulp capping 2 3
37. Perawatan saluran akar 2 2

Pencabutan gigi
38. Pencabutan gigi tetap akar tunggal tanpa 3 3
penyulit menggunakan infiltrasi anestesi
39. Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit yang 3 3
sudah goyang derajat 3 - 4 menggunakan
infiltrasi atau topikal anestesi

36
LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
40. Pencabutan gigi susu tanpa penyulit 3 3
menggunakan infiltrasi dan atau topikal
anestesi
41. Pencabutan gigi susu yang sudah goyang 3 3
derajat 3 – 4 tanpa penyulit menggunakan
infiltrasi dan atau topikal anestesi
Penatalaksanaan pra dan pasca tindakan
42. Penatalaksanaan kecemasan pada pasien 3 3
43. Penatalaksanaan nyeri pada pasien 3 3
44. Pengelolaan dan pemberian obat-obatan 3 3
dalam perawatan gigi
45. Penatalaksanaan tindakan haemostatis 3 3
46. Komunikasi teurapetik 3 3
47. Penatalaksanaan pasien berkebutuhan 3 3
khusus termasuk pasien rawat inap
Penatalaksanaan kegawatdaruratan klinis dengan menerapkan
prinsip keselamatan klien dengan supervisi dokter gigi.
48. Penatalaksanaan perawatan fraktur pada 3 3
rongga mulut/ maxillofacial
49. Penatalaksanaan perawatan trauma pada 3 3
rongga mulut/ maxillofacial
50. Penatalaksanaan perawatan luka pada 3 3
rongga mulut/ maxillofacial
51. Penatalaksanaan shock pada pasien 3 3
52. Penatalaksanaan bantuan hidup dasar pada 3 3
pasien yang membutuhkan

E. Manajemen Klinik dan Dental Assissting


Manajemen alat, bahan dan obat di pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
53. Persiapan dan pemeliharaan alat-alat 4 4
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
54. Penggunaan alat-alat pelayanan asuhan 4 4
kesehatan gigi dan mulut
55. Inventarisasi dan penyimpanan alat, bahan 4 4
dan obat pada pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
56. Pemanfaatan (manipulasi) material/ bahan- 3 4
bahan kedokteran gigi
57. Penggunaan alat pelindung diri 4 4
Kontrol Infeksi, Hygiene & Sanitasi Klinik
58. Tindakan sterilisasi 4 4
59. Tindakan desinfeksi 4 4
60. Tindakan antisepsis 4 4
61. Pengelolaan sanitasi klinik 4 4
Administrasi Klinik
62. Pelaksanaan dental resepsionis 4 4

37
LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
63. Pelaksanaan dokumentasi (pencatatan dan 4 4
pelaporan)
Dental Assissting
64. Penerapan four handed dentistry 3 4
65. Penggunaan dan pemeliharaan alat-alat 3 4
pada pelayanan umum dan spesialistik
kedokteran gigi
66. Prosedur asistensi tindakan kedokteran gigi 3 4
umum dan spesialistik

38

Anda mungkin juga menyukai