Program
Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan
Terapis Gigi & Mulut
(P2KB-TGM)
TENTANG
REVISI PEDOMAN
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
TERAPIS GIGI DAN MULUT
1
(Lembar Negara Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan
Mulut
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 83 Tahun 2019 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
2
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 2
C. Dasar Hukum .................................................................................................... 2
BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
TERAPIS GIGI DAN MULU ............................................................................................ 4
A. Pengertian ......................................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................................ 4
C. Sifat Kegiatan P2KB-TGM .............................................................................. 5
D. Ruang Lingkup P2KB-TGM ............................................................................ 5
E. Muatan/ Materi Kegiatan P2KB-TGM................................................................ 9
F. Pembicara/ Narasumber/ Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur ............................... 10
G. Penyelenggara Kegiatan P2KB-TGM ......................................................... 10
BAB III SATUAN KREDIT PROFESI KEGIATAN P2KB-TGM ................................ 11
A. Pengertian ....................................................................................................... 11
B. Ketentuan perolehan SKP. ........................................................................... 11
BAB IV ORGANISASI P2KB-TGM .............................................................................. 13
A. Komisi P2KB-TGM ......................................................................................... 13
B. Tim P2KB-TGM .............................................................................................. 14
C. Unit P2KB-TGM .............................................................................................. 15
BAB V TATA CARA PENYELENGGARAAN KEGIATAN P2KB-TGM .................. 17
A. Tahap Persiapan/ Pengusulan Penyelenggaraan Kegiatan P2KB-TGM...
.......................................................................................................................... 17
B. Tahap Pelaksanaan P2KB-TGM.................................................................. 21
C. Ketentuan Administrasi ................................................................................. 22
D. Evaluasi dan Pembinaan .............................................................................. 23
BAB VI RE-SERTIFIKASI DALAM RANGKA RE-REGISTRASI ........................... 24
A. Pengertian ....................................................................................................... 24
B. Ketentuan Re- sertifikasi ............................................................................... 24
C. Alur Re Sertifikasi dalam rangfka re registrasi ........................................... 25
ii
D. PEMBIAYAAN Re-Sertifikasi ........................................................................ 25
BAB VII PENUTUP ........................................................................................................ 26
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................................... 27
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 28
iii
DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5607); dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2019 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan mengamanatkan bahwa setiap tenaga
kesehatan termasuk terapis gigi dan mulut wajib meningkatkan
penguasaan pengetahuan, Ilmu dan teknologi dibidang pelayanan
serta keterampilannya guna meningkatkan profesionalisme dan
mutu pelayanan kesehatan.
Dalam memenuhi amanat peraturan perundangan tersebut,
seorang terapis gigi dan mulut wajib mengikuti program
pengembangan keprofesian berkelanjutan, yang diselenggarakan
oleh organisasi profesi terapis gigi dan mulut dan lembaga lain yang
terakreditasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Penyelenggaraan program pengembangan keprofesian
berkelanjutan tersebut dapat diselenggarakan oleh organisasi
profesi terapis gigi dan mulut dan lembaga lain yang terakreditasi
sesuai dengan standar pendidikan profesi terapis gigi dan mulut
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang
selanjutnya disingkat dengan P2KB merupakan upaya peningkatan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui berbagai jenis
kegiatan seperti seminar, workshop, lokakarya, pelatihan dan lain
sebagainya yang harus diikuti oleh terapis gigi dan mulut dalam
rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.
1
Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI)
sebagai satu-satunya organisasi profesi terapis gigi dan mulut
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk mengembangkan
sistem P2KB sebagai sarana pendidikan dan pelatihan, pembinaan
dan pengawasan yang dilaksanakan secara terus menerus
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan sesuai kompetensi
dan terlindungnya terapis gigi dan mulut dari malpraktek.
Dalam rangka pelaksanaan P2KB tersebut, diperlukan
pedoman yang dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang
berkepentingan dalam penyelenggaraan P2KB dengan harapan
agar tujuan dari penyelenggaraan P2KB tersebut dapat tercapai
dengan optimal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Memberikan panduan penyelenggaraan P2KB-TGM bagi
semua pihak yang terkait
2. Tujuan Khusus :
Pedoman ini ditujukan untuk memberikan panduan dalam hal:
a. Kebijakan DPP PTGMI dalam penyelenggaraan P2KB-
TGM
b. Pengelolaan penyelenggaraan P2KB-TGM
c. Pengelolaan evaluasi kemampuan
d. Pengelolaan re-sertifikasi untuk re-registrasi
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063);
2
2. Undang-undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607).
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 83 Tahun 2019 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 20 Tahun 2016 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Terapis Gigi dan Mulut
5. AD/ ART Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia Tahun
2017
3
BAB II
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
A. Pengertian
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terapis Gigi
dan Mulut untuk selanjutnya disingkat menjadi P2KB-TGM adalah
serangkaian upaya yang dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan
dan peningkatan kompetensi professional terapis gigi dan mulut
untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada
masyarakat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
P2KB-TGM ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan
kompetensi profesional setiap terapis gigi dan mulut sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi di
bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan/ atau
keterapian gigi dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat,
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan
mulut kepada masyarakat.
2. Tujuan khusus:
a. Memelihara dan meningkatkan kompetensi terapis gigi dan
mulut sesuai dengan standar kompetensi nasional dan
global;
b. Memelihara dan meningkatkan sikap professional terapis gigi
dan mulut melalui keterlibatan dalam aktifitas organisasi
profesi dan aktifitas lainnya yang terkait
4
C. Sifat Kegiatan P2KB-TGM
Penyelanggraaan Kegiatan P2KB-TGM diarahkan untuk
dilaksanakan secara:
1. Terarah
Kegiatan P2KB-TGM memiliki suatu tujuan yang diarahkan
untuk mempertahankan kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi serta kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
2. Terukur
Setiap kegiatan P2KB-TGM harus memiliki parameter
keberhasilan dalam aspek penyelenggaraan maupun aspek
materi pendidikan yang diukur melalui Satuan Kredit Profesi
(SKP)
3. Terprogram
Kegiatan P2KB-TGM mempunyai kerangka acuan, waktu,
metode dan sasaran belajar yang jelas.
5
b. Kegiatan sebagai Instruktur klinik (Clinical Instructor/ CI)
Kegiatan pembimbingan praktik klinik kepada peserta didik/
mahasiswa institusi pendidikan tenaga kesehatan khususnya
pendidikan kesehatan gigi/ terapi gigi dan mulut yang meliputi
bimbingan dalam aspek kognitif, psikomotor maupun afektif
klinik saat peserta didik/ mahasiswa tersebut menjalankan
praktikum di laboratorium, klinik maupun fasilitas pelayanan
kesehatan wahana praktik.
Kegiatan sebagai Instruktur klinik dapat dilaksanakan oleh
Terapis Gigi dan Mulut yang bekerja di institusi pendidikan
terapis gigi dan mulut sebagai dosen/ instruktur klinik/ pranata
laboratorium pendidikan atau terapis gigi dan mulut yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan/ wahana praktik dan
ditugaskan sebagai pembimbing/ instruktur klinik/ tutor.
c. Kegiatan Sebagai Pendidik
Seorang terapis gigi dan mulut yang bertugas sebagai tenaga
pendidik/ dosen di institusi pendidikan kesehatan gigi/ terapi
gigi dapat diakui telah menjalankan praktik keprofesian terapis
gigi dan mulut dengan syarat mengajar dalam mata kuliah
yang terkait dengan kompetensi utama terapis gigi dan mulut.
6
b. Simposium
Kegiatan terapis gigi dan mulut/ terapis gigi dan mulut dalam
mengikuti pertemuan terbuka baik secara langsung / luring
atau secara virtual / daring dengan beberapa pembicara
yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang
berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah di
bidang terapi kesehatan gigi dan mulut dan/ atau kedokteran
gigi sesuai kompetensi.
c. Lokakarya
Merupakan kegiatan pertemuan baik langsung / luring atau
secara virtual / daring antara para ahli dibidangnya untuk
membahas masalah yang berkaitan dengan bidang
keahliannya untuk menghasilkan suatu solusi atau kebijakan.
d. Penelitian dan Publikasi ilmiah
Kegiatan penyelidikan/ pencarian fakta, pembuktian teori dan
atau percobaan baik klinis maupun non klinis dalam rangka
menjawab/ memecahkan masalah dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam
bentuk buku/ makalah/ jurnal ilmiah yang diterbitkan dan
diedarkan baik secara nasional maupun nasional baik online/
daring maupun offline/ luring.
e. Pameran/ Expo
Kegiatan penyajian/ promosi/ display alat-alat kesehatan gigi
dan mulut atau segala sesuatu perangkat yang berhubungan
dengan kesehatan gigi dan mulut termasuk media
pembelajaran langsung / luring atau secara virtual / daring.
f. Menjadi innovator
Penemu teknologi tepat guna di bidang kesehatan gigi dan
mulut baik secara mandiri/ individual maupun dalam
kelompok/tim.
7
g. Pelatihan
Merupakan kegiatan meningkatkan pengetahuan secara
teori, kualitas praktek keterampilan dan kecakapan di bidang
terapi gigi dan mulut/ kedokteran gigi yang sesuai dengan
kompetensi terapis gigi baik secara langsung/ luring atau
secara virtual/ daring. Kegiatan ini terdiri dari teori dan
praktek dalam kurun waktu minimal 30 Jam Pelajaran (JP)
atau antara 31 JP – 61 jam pelajaran/ ≥ 62 jam pelajaran dan
dapat dilakukan melalui modul/ telemedia.
h. Workshop
Merupakan kegiatan dalam mengikuti pertemuan atau
persidangan untuk membahas satu topik terapi gigi atau
kedokteran gigi sesuai kompetensi terapis gigi dan mulut.
Kegiatan tersebut harus berlangsung sekurang–kurangnya 6
jam (1 hari) dan harus mencakup praktik hands–on atau
simulasi praktik. Workshop terbagi dalam 2 kategori yakni:
1) Tanpa praktikum (workshop kering) hanya simulasi
praktik dari narasumber, 4-8 jam efektif.
2) Dengan praktikum (workshop basah) dimana peserta
mengikuti hands-on atau simulasi praktik, 6-12 jam
efektif.
3. Kegiatan Organisasi
Merupakan kegiatan dalam organisasi profesi PTGMI. Kegiatan
tersebut antara lain musyawarah tingkat nasional, daerah, dan
cabang, rapat kerja, kegiatan pemilihan terapis gigi dan mulut
teladan serta kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi
terhadap organisasi PTGMI yang dapat diukur dan dapat dinilai
serta layak untuk diberi nilai SKP.
8
4. Pengabdian Kepada Masyarakat
a. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Terprogram
Merupakan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi
kepada masyarakat yang diprogram secara mandiri dan
berkesinambungan yang didalamnya terdapat sasaran tetap,
memiliki target dan strategi khusus serta berkelanjutan yang
dikoordinasi oleh DPP, DPD dan/ atau DPC.
b. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Insidental
Merupakan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan/
atau pelayanan kesehatan secara umum yang dilaksanakan
dalam rangka bakti sosial, perayaan tertentu atau dalam
situasi bencana.
9
b. Menjelaskan kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan
pelatihan
c. Menjabarkan proporsi waktu antara teori dan praktek
d. Modul pelatihan telah di uji dan terakreditasi oleh Pemerintah
yang menangani urusan pelatihan bidang kesehatan
10
BAB III
SATUAN KREDIT PROFESI KEGIATAN P2KB-TGM
A. Pengertian
Satuan Kredit Profesi (SKP) adalah satuan nilai yang diberikan
kepada kegiatan P2KB-TGM baik yang diselenggarakan organisasi profesi
PTGMI atau lembaga lain yang telah disetujui oleh Komisi P2KB-TGM. Pada
hakikatnya SKP merupakan penilaian secara kuantitatif maupun kualitatif
terhadap ketercapaian upaya peningkatan dan pemeliharaan kompetensi
terapis gigi dan mulut dalam rangka menjamin mutu pelayanan kesehatan
gigi dan mulut kepada masyarakat
1. Terapis gigi dan mulut yang bertugas sebagai pemberi pelayanan wajib
memenuhi minimal 3 (tiga) unsur dalam ruang lingkup kegiatan P2KB
yaitu:
a. kegiatan professional,
b. Pendidikan dan pelatihan
c. pengabdian kepada masyarakat atau kegiatan organisasi
11
2. Terapis gigi dan mulut yang bukan sebagai pemberi pelayanan hanya
wajib memenuhi unsur:
a. kegiatan pendidikan dan pelatihan,
b. pengabdian masyarakat dan/ atau kegiatan organisasi.
3. Proporsi perolehan SKP dijabarkan dalam tabel berikut ini:
12
BAB IV
ORGANISASI P2KB-TGM
A. Komisi P2KB-TGM
1. Komisi P2KB-TGM berada ditingkat DPP PTGMI.
2. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada DPP PTGMI di bawah
koordinasi departemen/ bagian yang menangani pendidikan dan
pelatihan
3. Ditetapkan melalui SK DPP PTGMI dengan masa kerja sesuai masa
kerja kepengurusan DPP PTGMI.
4. Anggota komisi P2KB-TGM sekurang – kurangnya terdiri dari :
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang
5. Anggota Komisi P2KB-TGM dapat berasal dari:
a. Unsur DPP PTGMI
b. Unsur Kolegium Terapi Gigi dan Mulut
c. Unsur Asosiasi Institusi Pendidikan Terapis Gigi dan Mulut
d. Unsur Terapis Gigi Dan Mulut di KTKI
e. Unsur Terapis Gigi Dan Mulut Wakil Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6. Tugas Komisi P2KB, adalah :
a. Membantu DPP PTGMI dalam menentukan kebijakan nasional
P2KB-TGM
b. Melakukan pengelolaan P2KB-TGM yang meliputi:
1) Menyusun rencana kerja P2KB-TGM secara nasional
2) Menerima registrasi penyelenggara eksternal
3) Melaksanakan penilaian usulan kegiatan P2KB-TGM
4) Menetapkan SKP kegiatan P2KB-TGM
5) Melakukan monitoring, supervisi, evaluasi dan pembinaan
penyelenggaraan P2KB-TGM secara nasional
c. Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan Evaluasi
Kemampuan
d. Melaksanakan pengelolaan rekomendasi untuk re-registrasi TGM
13
7. Kewenangan Komisi P2KB-TGM terdiri dari:
a. Menerima atau menolak permohonan SKP kegiatan P2KB-TGM
b. Menilai dan menetapkan SKP kegiatan P2KB-TGM
c. Memberikan pembinaan kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan jenjang
pembinaan di organisasi PTGMI
d. Menilai perolehan SKP terapis gigi dan mulut dari pelaksanaan EK
e. Menilai kecukupan SKP terapis gigi dan mulut untuk re-registrasi
B. Tim P2KB-TGM
1. Tim P2KB-TGM berada ditingkat DPD PTGMI.
2. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada DPD PTGMI melalui
bidang yang menangani Pendidikan dan pelatihan
3. Ditetapkan melalui SK DPD PTGMI dengan masa kerja sesuai masa
kerja kepengurusan DPD PTGMI.
4. Anggota Tim P2KB-TGM terdiri dari:
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota sekurang – kurangnya 1 (satu) orang
5. Tim P2KB-TGM dapat berasal dari:
a. Unsur DPD PTGMI
b. Unsur pendidikan (apabila di propinsi tersebut terdapat institusi
pendidikan terapis gigi dan mulut)
c. Unsur terapis gigi dan mulut dari fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat propinsi baik pemerintah maupun swasta
6. Tugas Tim P2KB, adalah :
a. Membantu DPD PTGMI dalam menjalankan kebijakan nasional
P2KB-TGM
b. Melakukan pengelolaan P2KB-TGM pada tingkatan propinsi meliputi:
1) Menyusun rencana kerja Tim P2KB-TGM yang wajib dilaporkan ke
Komisi P2KB-TGM
2) Meneruskan usulan kegiatan P2KB-TGM sesuai ruang lingkup
kewenangannya
3) Melakukan monitoring, supervisi, evaluasi dan pembinaan
penyelenggaraan P2KB-TGM tingkat propinsi
14
c. Melaksanakan pengelolaan usulan Evalusi Kemampuan
d. Melaksanakan pengelolaan usulan re-sertifikasi dalam rangka re-
registrasi TGM sesuai jenjang kewenangannya
7. Kewenangan Tim P2KB-TGM terdiri dari:
a. Memeriksa/ menilai kelayakan permohonan SKP kegiatan P2KB-
TGM sesuai tingkatannya
b. Memberikan pembinaan kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan jenjang
pembinaan di organisasi PTGMI
C. Unit P2KB-TGM
1. Unit P2KB-TGM berkedudukan di setiap DPC PTGMI di Kabupaten/Kota.
2. Dibentuk dan bertanggungjawab kepada DPC PTGMI di
Kabupaten/Kota.
3. Ditetapkan melalui SK pengurus DPC PTGMI di Kabupaten/Kota dengam
masa kerja sesuai masa kerja cabang PTGMI di Kabupaten/Kota.
4. Anggota Unit P2KB-TGM terdiri:
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota sekurang – kurangnya 1 (satu) orang
5. Unit P2KB-TGM dapat berasal dari:
a. Unsur DPC PTGMI
b. Unsur pendidikan (apabila di kabupaten/ kota tersebut terdapat
institusi pendidikan terapis gigi dan mulut)
c. Unsur terapis gigi dan mulut dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
kabupaten/ kota baik pemerintah maupun swasta
6. Tugas Unit P2KB adalah :
a. Membantu DPC PTGMI dalam menjalankan kebijakan nasional P2KB-
TGM
b. Melakukan pengelolaan P2KB-TGM pada tingkatan kabupaten/ kota
meliputi:
1) Menyusun rencana kerja Unit P2KB-TGM yang wajib dilaporkan ke
Tim P2KB-TGM
2) Meneruskan usulan kegiatan P2KB-TGM sesuai ruang lingkup
kewenangannya
15
3) Melakukan monitoring, supervise, evaluasi dan pembinaan
penyelenggaraan P2KB-TGM tingkat kabupaten/ kota
c. Melaksanakan pengelolaan usulan Evaluasi Kemampuan
d. Melaksanakan pengelolaan usulan re-sertifikasi dalam rangka re-
registrasi TGM sesuai jenjang kewenangannya
7. Kewenangan Unit P2KB-TGM terdiri dari:
a. Memeriksa/ menilai kelayakan permohonan SKP kegiatan P2KB-TGM
sesuai tingkatannya
b. Memberikan pembinaan kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan jenjang
pembinaan di organisasi PTGMI
16
BAB V
TATA CARA PENYELENGGARAAN KEGIATAN P2KB-TGM
17
4) Tujuan
Disusun secara jelas dan terukur pencapaian yang ingin diraih
setelah kegiatan dilaksanakan. Untuk kegiatan pendidikan dan
pelatihan, tujuan merupakan indikator capaian pembelajaran
berdasarkan ranah pembelajaran yang terstandar.
5) Bentuk Kegiatan
Penjelasan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup P2KB (Kegiatan
Pendidikan Pelatihan/ Pengabdian Kepada Masyarakat dan
sebagainya)
6) Waktu dan Tempat
Penjelasan mengenai rencana pelaksanaan kegiatan dengan
menyebutkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
7) Peserta
Merupakan sasaran kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Peserta dapat terdiri dari anggota PTGMI, mahasiswa atau
umum
b) Peserta non anggota PTGMI tidak diberikan SKP
c) Peserta anggota PTGMI yang mendaftar tidak melalui aplikasi
SIKAP tidak diberikan SKP
d) Peserta diwajibkan untuk mengisi data kehadiran/ panitia wajib
menyediakan fasilitas pencatatan kehadiran peserta
e) Penetapan kuota jumlah peserta kegiatan P2KB-TGM untuk
kegiatan pendidikan dan pelatihan secara tatap muka
disesuaikan dengan kapasitas ruangan, kapasitas kepanitiaan
dan jenis pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan.
f) Penetapan kuota jumlah peserta kegiatan P2KB-TGM untuk
kegiatan pendidikan dan pelatihan secara virtual/ tatap maya/
daring disesuaikan dengan kapasitas aplikasi, kemampuan
kepanitiaan dan jenis pendidikan dan pelatihan yang
dilaksanakan.
g) Penetapan dan pengaturan kuota peserta termasuk asal peserta
kegiatan P2KB, penambahan dan pengurangan kuota peserta
dapat diatur oleh panitia atas pertimbangan dan persetujuan
DPP PTGMI dan Komisi P2KB-TGM.
18
h) Peserta P2KB-TGM secara daring dapat diatur dengan
mengutamakan peserta yang berasal dari wilayah
penyelenggara dan kecukupan perolehan SKP anggota dalam
tahun tersebut
8) Materi
Penjelasan materi yang akan disampaikan dalam kegiatan sesuai
dengan judul, tema dan tujuan yang telah ditentukan
9) Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/ Pengajar/Instruktur:
Proposal harus mencantumkan Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/
Pengajar/Instruktur dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/ Pengajar/Instruktur
diutamakan dari narasumber/ dewan pakar nasional yang telah
ditetapkan oleh Kolegium TGM
b) Apabila pembicara bukan merupakan anggota narasumber/
dewan pakar nasional maka proposal harus memuat riwayat
hidup/ curriculum vitae Pembicara/ Narasumber/ Fasilitator/
Pengajar/Instruktur tersebut
c) Jumlah Pembicara/Narasumber/Fasilitator/Pengajar/Instruktur
disesuaikan kegiatan P2KB-TGM yang mengunakan metoda
hands on/ workshop, rasio perbandingan antara jumlah
pengajar/ instruktur dengan peserta minimal 1:15.
d) Jumlah pengajar/ instruktur sesuai dengan pilihan metoda
kegiatan P2KB-TGM dengan metoda pelatihan, rasio
perbandingan antara jumlah pengajar/instruktur dengan peserta
minimal 1:5
e) Pelatih/fasilitator pada kegiatan P2KB-TGM dengan metode
pelatihan wajib memiliki kemampuan kediklatan yang dibuktikan
dengan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti pelatihan
widyaiswara dasar/ Akta/Training Of Trainer.
10) Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan harus disusun secara rinci termasuk jam kegiatan
19
11) Panitia Kegiatan
Merupakan pelaksana kegiatan, dengan ketentuan:
a) Penyelenggara berasal dari DPP/DPD/DPC maka panitia harus
anggota dengan status keanggotaan aktif.
b) Apabila penyelenggara lembaga eksternal, maka disesuaikan
dengan kebutuhan.
12) Moderator kegiatan
Merupakan anggota dengan status keanggotaan aktif, yang
bertugas untuk mengatur jalannya kegiatan.
20
B. Tahap Pelaksanaan P2KB TGM
1. Kegiatan P2KB-TGM dapat dilaksanakan secara tatap muka (luar
jaringan/ luring) dan/ atau tatap maya (dalam jaringan/ daring)
2. Kegiatan P2KB-TGM dalam ruang lingkup kegiatan praktik professional
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Peserta adalah anggota aktif PTGMI yang teregistrasi dalam aplikasi
SIKAP
b. Seluruh kegiatan didokumentasikan dalam log-book kegiatan
professional
c. Penilaian SKP kegiatan profesional dalam jenis pelayanan dibedakan
berdasarkan daerah penugasan (kota, desa terpencil dll yang
mengacu kepada peraturan pemerintah yang berlaku)
3. Kegiatan P2KB-TGM dalam ruang lingkup pendidikan dan pelatihan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Kepesertaan kegiatan P2KB-TGM yang mendapatkan SKP hanya
dapat diikuti melalui aplikasi SIKAP dan P2KB Online
21
b. Penyelenggaraan P2KB-TGM secara daring. menerapkan prinsip-
prinsip Learning Management System (LMS) yang baik.
4. Penyelenggara kegiatan P2KB-TGM wajib menyusun laporan setelah
kegiatan selesai dilaksanakan melalui aplikasi P2KB Online. Sebelum
laporan kegiatan disampaikan, maka DPD dan DPC tempat
penyelenggara kegiatan dilaksanakan tidak akan mendapatkan akses
untuk mengusulkan kegiatan P2KB lainnya.
5. Penyelenggara memiliki dokumen partisipasi kehadiran peserta pada
kegiatan P2KB-TGM, bagi peserta yang tidak memenuhi kewajiban
kehadiran tidak diberikan SKP.
6. Sertifikat kegiatan dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Hadir dan mengikuti semua sesi materi
b. Bagi yang memenuhi persyaratan kehadiran, maka sertifikat akan
muncul pada akun SIKAP individu peserta
7. Penandatangan sertifikat diatur dengan ketentuan:
a. Pelaksana kegiatan DPC : Ketua DPC dan Ketua Panitia
b. Pelaksana kegiatan DPD : Ketua DPD dan Ketua Panitia
c. Pelaksana kegiatan DPP : Ketua Umum DPP dan Ketua Panitia
d. Lembaga Eksternal : Pimpinan Lembaga Eksternal dan Ketua Panitia
C. Ketentuan Administrasi
Biaya Perolehan SKP Kegiatan P2KB-TGM
1. Penerbitan SKP kegiatan P2KB -TGM dalam ruang lingkup kegiatan
pendidikan dan pelatihan dikenakan biaya sebagai berikut:
a) Kegiatan bersifat Internasional : Rp. 1.000.000/SKP
b) Kegiatan bersifat Nasional : Rp. 500.000/SKP
2. Penerbitan SKP dalam ruang lingkup kegiatan keorganisasian dikenakan
biaya sebagai berikut:
a) Kegiatan DPP : Rp. 300.000/SKP
b) Kegiatan DPD : Rp. 250.000/SKP
c) Kegiatan DPC : Rp. 200.000/SKP
3. Penerbitan SKP kegiatan pengabdian kepada masyarakat tidak
dikenakan biaya
22
D. Evaluasi dan Pembinaan
1. Evaluasi
a. Upaya evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan
kegiatan P2KB-TGM sesuai dengan ketentuan dalam rangka
mencapai tujuan yang disepakati
b. Pelaksanaan evaluasi disesuaikan dengan jenis kegiatan/ metode
P2KB-TGM
c. Evaluasi juga wajib dilaksanakan melalui laporan kegiatan yang
disampaikan kepada Komisi P2KB-TGM.
d. Laporan kegiatan memuat dokumentasi penyelenggaraan P2KB-
TGM secara lengkap meliputi hal – hal sebagai berikut:
1) Penjelasan detail jalannya kegiatan
2) Penjelasan ketercapaian tujuan kegiatan
3) Penjelasan mengenai penggunaan anggaran kegiatan
e. Bagi penyelenggara yang tidak menyampaikan laporan tidak akan
mendapatkan akses pengusulan kegiatan P2KB-TGM berikutnya.
2. Pembinaan
Upaya pembinaan P2KB-TGM dilaksanakan melalui upaya-upaya
sebagai berikut:
a. Sosialisasi berjenjang pedoman P2KB yang berlaku oleh
komisi/Tim/Unit P2KB
b. Pembinaan terhadap peran dan fungsi tim/unit P2KB DPC/DPD
penyelenggaraan kegiatan P2KB.
c. Pembinaan rutin melalui kunjungan komisi P2KB pada kegiatan
P2KB yang diselenggarakan di wilayah DPC/DPD.
d. Pembahasan evaluasi seluruh kegiatan P2KB yang dilaksanakan
di DPC/DPD/DPP pada Munas dan Rakernas.
23
BAB VI
RE-SERTIFIKASI DALAM RANGKA RE-REGISTRASI
A. Pengertian
Re-sertifikasi adalah proses pemberian pengakuan terhadap
kompetensi terapis gigi dan mulut/ terapis gigi dan mulut sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan perpanjangan Surat Tanda Registrasi (STR)
Terapis gigi dan mulut/ Terapis Gigi dan Mulut.
Re-registrasi adalah proses perpanjangan STR Terapis gigi dan mulut/
Terapis Gigi dan Mulut yang dilaksanakan oleh MTKI dalam rangka
pengakuan kompetensi terapis gigi dan mulut Indonesia. STR diperlukan
sebagai salah satu syarat dalam mengajukan Surat Izin Praktek Terapis gigi
dan mulut/ Terapis Gigi dan Mulut Indonesia.
Bagi terapis gigi dan mulut/ terapis gigi dan mulut yang akan
memperpanjang STR harus mengajukan permohonan rekomendasi
perpanjangan STR melalui aplikasi P2KB online dan apabila perlu
menyerahkan dokumen pencapaian SKP kepada Unit P2KB di tingkat cabang
masing-minimal 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku STRnya berakhir.
24
C. Alur Re Sertifikasi Dalam Rangka Re Registrasi
Gambar 2
Keterangan: Mulai tahun 2020 kegiatan P2KB-TGM akan terekam secara otomatis
dalam aplikasi SIKAP sehingga anggota PTGMI tidak perlu
mengunggah bukti kegiatan P2KB-TGM
D. Pembiayaan Re-Sertifikasi
Biaya pengelolaan re-registrasi dan re-sertifikasi dibebankan kepada
pemohon sebesar Rp.100.000,- (Seratus ribu rupiah). Dengan rincian biaya
sebagai berikut :
1. Biaya pengelolaan re-sertifikasi di tingkat DPP PTGMI sebesar Rp.
25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
2. Biaya pengelolaan re-sertifikasi di tingkat DPD PTGMI sebesar Rp.
25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
3. Biaya pengelolaan re-sertifikasi di tingkat DPC PTGMI sebesar Rp,
50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
25
BAB VII
PENUTUP
26
DAFTAR RUJUKAN
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Penilaian SKP
*) ketentuan cakupan wilayah tidak berlaku untuk kegiatan mengajar dan membimbing
klinik
28
Tabel 3 Penilaian SKP Kegiatan Pelatihan
Baik Luring Maupun Daring
Buku Teks 10 5 3 2 2
Terjemah Buku Teks 6 3 2 2
Buku Ilmiah Populer 8 4 3 2 2
Kamus Istilah 6 3
29
Tabel 6. Penilaian SKP Publikasi Tulisan pada Majalah yang ada ISSN
(International Standard Serial Number)
Majalah Majalah
Majalah Media Non
Jenis Kesehatan Kesehatan
PTGMI/PDGI Kesehatan
Nasional Internasional
Penelitian
a. Peneliti Utama 5 4 5 6
b. Peneliti Pembantu 2 2 2 3
Laporan Kasus
a. Penulis Utama 4 4 4 5
b. Penulis Pembantu 2 2 2 2
Tinjauan Pustaka
a. Penulis Utama 4 4 4 5
b. Penulis Pembantu 2 2 2 2
Ruang Lingkup
Pameran Utama Pameran Penunjang
Pameran
Lokal/ Nasional 3 2
Internasional 5 3
Ruang Lingkup
Inovator Utama Inovator Anggota
Inovasi
Lokal/ Nasional 5 3
Internasional 10 5
30
Tabel 9 Penilaian SKP Kegiatan Organisasi baik Luring maupun Daring
No. KEGIATAN ORGANISASI PTGMI NILAI SKP
1 Musyawarah Nasional 3
2 Musyawarah Daerah 2
3 Musyawarah Cabang 1
4 Musyawarah Anggota Komisariat 1
5 Musyawarah Luar Biasa 1
6 Rapat Kerja Nasional/Rapat Pengurus Nasional/ Rapat Pimpinan 3
Naional
7 Rapat Kerja Daerah/Rapat Pengurus Daerah/ Rapat Pimpinan 2
Daerah
8 Rapat Kerja Cabang/ 1
9 Pengurus Pusat/Periode Jabatan 3
10 Pengurus Daerah/Periode Jabatan 2
11 Pengurus Cabang/Periode Jabatan 1
12 Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi DPP 2
13 Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi DPD 1
14 Terapis Gigi dan Mulut Teladan Nasional 3
15 Terapis Gigi dan Mulut Teladan Daerah 2
16 Terapis Gigi dan Mulut Teladan Cabang 1
17 Workshop/ Pelatihan terkait keprofesian seperti workshop SIKAP/ 2
P2KB/ E-Event/ Keuangan dan lain lain
31
Lampiran 2
32
Lampiran 3
Sukabumi, ……………20 …
Mengetahui
atasan
langsung Pelaksana
………………. …………………….
33
Contoh logbook Dosen/ Pendidik
Mengetahui
Pimpinan Institusi Pendidikan. Pelaksana
…………………………………….. …………………………………
Contoh logbook CI
REKAPITULASI LAPORAN CLINICAL INSTRUKTUR
DI BP GIGI PUSKESMAS/ RUMAH SAKIT …..
BULAN …….. TAHUN …..
NAMA
NO TANGGAL NIM KEGIATAN BIMBINGAN
MAHASISWA
1
2
5
…
…
100
Sukabumi, ……………20 …
Mengetahui
atasan langsung Pelaksana
……………………………. ……………………….
34
Lampiran 4
Standar Kompetensi Terapis Gigi dan Mulut Entry Level
LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
A. Upaya Promotif
1. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan
4 4
sasaran individu, kelompok dan masyarakat
2. Pembuatan dan penggunaan media/ alat
peraga untuk edukasi kesehatan gigi dan 4 4
mulut
3. Pemberdayaan kesehatan gigi dan mulut
4 4
masyarakat
4. Konseling asuhan kesehatan gigi dan mulut 3 4
5. Pembuatan buku asuhan kesehatan gigi dan
3 4
mulut
6. Pengelolaan program UKGS 3 4
7. Pengelolaan program UKGM/ UKGMD 3 4
B. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan / Pengkajian masalah kesehatan gigi dan mulut
individu yang terdiri dari :
8. Pemeriksaan tanda vital (vital sign) 3 4
9. Pemeriksaan extra oral menggunakan
4 4
metode inspeksi dan palpasi
10. Pemeriksaan intra oral menggunakan
4 4
instrument diagnostic set
11. Pengkajian psikososial sehubungan dengan
3 4
kesehatan gigi dan mulut
12. Pengkajian riwayat alergi 3 4
13. Pengkajian riwayat penyakit umum/ sistemik
sehubungan dengan kesehatan gigi dan 3 4
mulut
14. Pengkajian nyeri pada rongga mulut 3 4
15. Pengkajian pasien dengan resiko jatuh
sehubungan dengan kesehatan gigi dan 3 4
mulut
16. Pengkajian kemampuan fungsional pasien 3 4
17. Pengkajian kebiasaan - kebiasaan pasien di
Terapis Gigi dan Mulut kesehatan gigi dan 4 4
mulut
18. Pengkajian skrining gizi sehubungan dengan
3 3
kesehatan gigi dan mulut
19. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada 4 4
kelompok anak usia sekolah dan masyarakat
20. Pemeriksaan status kebersihan gigi dan 4 4
mulut individu dan kelompok
21. Pemeriksaan indeks pengalaman karies 4 4
35
LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
22. Pemeriksaan indeks jaringan periodontal 4 4
23. Penghitungan RTI (Required Treatment 4 4
Index) dan PTI (Performance Treatment
Indeks)
24. Pemeriksaan risiko karies 4 4
25. Skrining risiko dan tanda tanda kanker dalam 3 4
rongga mulut
26. Skrining kelainan sistemik yang 3 4
bermanifestasi dalam rongga mulut
27. Test diagnostik radiografis 2 3
28. Identifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut 4 4
/ diagnosis asuhan kesehatan gigi dan mulut
29. Memformulasikan diagnosis asuhan 4 4
kesehatan gigi dan mulut (Dental Hygiene
Diagnosis)
30. Mengidentifikasi penyakit dan atau kelainan 3 4
pada rongga mulut
Perencanaan perawatan kesehatan gigi dan mulut individ,
kelompok dan masyarakat
31. Membuat perencanaan perawatan asuhan 4 4
kesehatan gigi dan mulut sesuai kebutuhan
Intervensi Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut
C. Tindakan Preventif
32. Pembersihan karang gigi pada kalkulus kelas 4 4
1 dengan gingivitas tanpa kelainan/
gangguan sistemik
33. Penggunaan metode atau zat khusus 4 4
(aplikasi fluor, fissure sealant, tindakan
propilaksis) untuk perlindungan khusus/
pencegahan penyakit gigi dan mulut
D. Tindakan Terapeutik (Kuratif) Terbatas dalam
kerangka kolaboratif.
Oral Diagnostic
34. Pengenalan/ identifikasi penyakit dan 3 3
kelainan dalam rongga mulut
Penatalaksanaan perawatan lesi karies
35. Penambalan gigi tetap dan gigi susu 3 3
menggunakan ART
36. Perawatan pulp capping 2 3
37. Perawatan saluran akar 2 2
Pencabutan gigi
38. Pencabutan gigi tetap akar tunggal tanpa 3 3
penyulit menggunakan infiltrasi anestesi
39. Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit yang 3 3
sudah goyang derajat 3 - 4 menggunakan
infiltrasi atau topikal anestesi
36
LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
40. Pencabutan gigi susu tanpa penyulit 3 3
menggunakan infiltrasi dan atau topikal
anestesi
41. Pencabutan gigi susu yang sudah goyang 3 3
derajat 3 – 4 tanpa penyulit menggunakan
infiltrasi dan atau topikal anestesi
Penatalaksanaan pra dan pasca tindakan
42. Penatalaksanaan kecemasan pada pasien 3 3
43. Penatalaksanaan nyeri pada pasien 3 3
44. Pengelolaan dan pemberian obat-obatan 3 3
dalam perawatan gigi
45. Penatalaksanaan tindakan haemostatis 3 3
46. Komunikasi teurapetik 3 3
47. Penatalaksanaan pasien berkebutuhan 3 3
khusus termasuk pasien rawat inap
Penatalaksanaan kegawatdaruratan klinis dengan menerapkan
prinsip keselamatan klien dengan supervisi dokter gigi.
48. Penatalaksanaan perawatan fraktur pada 3 3
rongga mulut/ maxillofacial
49. Penatalaksanaan perawatan trauma pada 3 3
rongga mulut/ maxillofacial
50. Penatalaksanaan perawatan luka pada 3 3
rongga mulut/ maxillofacial
51. Penatalaksanaan shock pada pasien 3 3
52. Penatalaksanaan bantuan hidup dasar pada 3 3
pasien yang membutuhkan
37
LEVEL KOMPETENSI
NO KOMPETENSI/ KETERAMPILAN
D3 D4
63. Pelaksanaan dokumentasi (pencatatan dan 4 4
pelaporan)
Dental Assissting
64. Penerapan four handed dentistry 3 4
65. Penggunaan dan pemeliharaan alat-alat 3 4
pada pelayanan umum dan spesialistik
kedokteran gigi
66. Prosedur asistensi tindakan kedokteran gigi 3 4
umum dan spesialistik
38