Memperhatikan Risalah Rapat Direksi pada Hari Senin tanggal 7 Mei 2018;
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Dalam Peraturan Direksi ini, yang dimaksud dengan:
1. Perusahaan adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero).
2. Direksi adalah organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan, sesuai
dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di
dalam maupun di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar
Perusahaan.
3. Anak Perusahaan adalah perseroan terbatas yang sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh Perusahaan atau perseroan terbatas yang dikendalikan oleh
Perusahaan.
4. Pekerja adalah seseorang yang mempunyai hubungan kerja bersifat tetap dengan
Perusahaan berdasarkan suatu Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang
dituangkan ke dalam Surat Keputusan Pengangkatan termasuk Pekerja yang
diperbantukan di Anak Perusahaan.
5. Calon Pekerja adalah seseorang yang telah memenuhi persyaratan dan telah
dinyatakan lulus dalam tahap seleksi pengadaan pekerja, dan sedang
menjalani masa percobaan.
6. Pekerja Perbantuan adalah seseorang yang mempunyai hubungan kerja
dengan Perusahaan untuk menempati jabatan struktural atau jabatan
fungsional dari Institusi lain berdasarkan suatu perjanjian kerja waktu tertentu
dan/ atau Surat Penugasan.
7. Pekerja Yang Diperbantukan adalah Pekerja yang diperbantukan di Anak
Perusahaan atau institusi lain berdasarkan surat keputusan mutasi.
8. Pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu selanjutnya disebut Pekerja PKWT
adalah seseorang yang mempunyai hubungan kerja bersifat tidak tetap dalam
jangka waktu tertentu dengan Perusahaan yang dituangkan ke dalam
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
9. Upah Pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut
tingkat atau jenis pekerjaan.
10. Gaji Pokok adalah imbalan uang yang diberikan Perusahaan kepada Pekerja
atas suatu pekerjaan yang dilaksanakan dan digunakan juga sebagai acuan
untuk menghitung tunjangan-tunjangan dan potongan-potongan yang dihitung
menurut persentase, yang diberikan kepada Pekerja secara tetap setiap bulan.
1l. Honorarium Pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya disebut
Honorarium Pekerja PKWT adalah imbalan uang yang diberikan Perusahaan
kepada Pekerja PKWTyang besaran dan tata cara pembayarannya berdasarkan
perjanjian kerja waktu tertentu.
12. Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang selanjutnya disebut THR Keagamaan
adalah pendapatan non upah yang wajib dibayarkan Perusahaan kepada
pekerja menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pasal 2
THR Keagamaan diberikan kepada:
a. Pekerja;
b. Calon Pekerja;
c. Pekerja Perbantuan; dan
d. Pekerja PKWT.
Pasal3
THR Keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. memiliki masa kerja paling sedikit 1 (satu) bulan sampai dengan 12 (dua belas)
bulan secara terus menerus dan masih aktif bekerja sampai dengan tanggal 31
Mei 2018;
b. masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus sebagaimana dimaksud
pada huruf a, dihitung mulai bekerja pada tanggal 01 Juni 2017 sampai
dengan 31 Mei 2018.
Pasal4
Besaran THR Keagamaan untuk Tahun 2018 ditetapkan sebagai berikut:
a. bagi Pekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a ditetapkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
l. mempunyai mas a kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau
lebih sebelum Hari Raya Keagamaan, diberikan dengan perhitungan:
THR = UP x 251%
Keterangan:
THR = Tunjangan Hari Raya Keagamaan
UP = Upah Pokok (sesuai dengan Upah Pokok bulan Mei 2018).
2. mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi kurang
dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara proporsional sesuai mas a kerja
dengan perhitungan:
Keterangan:
THR = Tunjangan Hari Raya Keagamaan
MK = Masa Kerja
GP = Gaji Pokok (sesuai dengan Gaji Pokok bulan Mei 2018).
THR = ( MK x UP ) x 251 %
12
Keterangan :
THR = Tunjangan Hari Raya Keagamaan
MK = Masa Kerja
UP = Upah Pokok (sesuai dengan Upah Pokok bulan Mei 2018).
2. mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi kurang
dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara proporsional sesuai mas a kerja
dengan perhitungan:
Keterangan;
THR = Tunjangan Hari Raya Keagamaan
MK = Masa Kerja
Pasal5
Dalam hal terdapat perubahan status dari Peserta Kontrak Magang (PKM)diangkat
menjadi Pekerja, Calon Pekerja diangkat menjadi Pekerja, dan/ atau Pekerja PKWT
menjadi PKM/Calon Pekerje./Pekerja, maka masa kerjanya diperhitungkan sebagai
dasar pembayaran sedangkan untuk penghasilarr/ gaji didasarkan pada status
terakhir pekerja yang bersangkutan.
Pasal6
Pembayaran THR Keagamaan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. THR Keagamaan dibayarkan paling lambat pada tanggal 30 Mei 2018;
b. pembayaran dilaksanakan melalui transfer ke rekening masing-masing
Pekerja, Calon Pekerja, Pekerja Perbantuan, dan Pekerja PKWT;
c. Pembayaran THR Keagamaan dibebankan kepada Pos Anggaran Biaya Pekerja
sesuai dengan jenis masing-masing kelompok pekerja dengan Sub Pos
Anggaran Lembur dan Perangsang serta pencatatan akuntansinya berdasarkan
ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
Pasal 7
(1) Bagi Pekerja Yang Diperbantukan dapat diberikan THR Keagamaan oleh
perusahaan atau institusi dimana tempat kerja Pekerja Yang Diperbantukan.
(2) Ketentuan mengenai THR Keagamaan di lingkungan Anak Perusahaan,
ditetapkan oleh Direksi Anak Perusahaan melalui suatu Peraturan Direksi
Anak Perusahaan dengan mengacu pada Peraturan Direksi ini, dan dengan
perhitungan nilai THR Keagamaan tidak melebihi perhitungan yang diatur
dalam Peraturan Direksi ini sepanjang telah memperoleh Persetujuan dari
RUPS Anak Perusahaan.
Pasal8
Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 yang timbul atas pembayaran Tunjangan Hari
Raya Keagamaan ditanggung oleh Perusahaan.