Anda di halaman 1dari 4

-1-

BUPATI SIDOARJO

Sidoarjo, 27 Oktober 2020

Kepada
Yth. 1. Sdr. Kepala Perangkat Daerah
di lingkungan Pemkab Sidoarjo
2. Sdr. Direktur BUMD Kab. Sidoarjo
3. Sdr. Kepala Desa Se-Kab. Sidoarjo

di
SIDOARJO

SURAT EDARAN
Nomor : 065/7238/438.1.3.1/2020
TENTANG
Sistem Kerja ASN dan Non ASN
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo

Dalam rangka optimalisasi dan akselerasi kinerja OPD di tribulan IV tahun 2020
dan memperhatikan zona resiko Covid-19 Kabupaten Sidoarjo yang masih pada
kategori risiko sedang (zona orange), serta menimbang hasil evaluasi pelaksanaan
Surat Edaran Bupati Sidoarjotanggal 29 Juli 2020 Nomor : 065/4476/438.1.3.1/2020
tentang Sistem Kerja ASN dan Surat Edaran Bupati Sidoarjo tanggal 1 September
2020Nomor : 065/5735/438.1.3.1/2020 tentang Pengaturan Kehadiran Pegawai pada
Tempat Kerja/ Kantor di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Non ASN di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, bersama ini kami sampaikan pengaturan
penerapan sistem kerja baru bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo sebagai berikut :

1. Jam Kerja ASN dan Non ASN menggunakan format 37,5 jam per minggu
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja
diLingkungan Lembaga Pemerintah.

2. Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana pada point diatas, maka sistem


mekanisme kerja adalah sistem kehadiran 100%, dengan jam kerja sebagai berikut :
a. Perangkat Daerah dengan 5 (lima) hari kerja, adalah sebagai berikut :
a) Senin – Kamis : Pukul 08.00 – 16.30 WIB (istirahat 11.30–12.00 WIB)
b) Jumat : Pukul 08.00 – 14.30 WIB (istirahat 11.30–12.30 WIB)

Jalan Gubernur Suryo Nomor 1 Sidoarjo Provinsi Jawa Timur


Telp. (031) 8921946,8941145,Fax.8946924
Email : bupati@sidoarjokab.go.id Website : www.sidoarjokab.go.id

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE -
sesuai dengan Undang Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, tandatangan
secara elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah.
-2-

b. Perangkat Daerah dengan 6 (enam) hari kerja, adalah sebagai berikut :


a) Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 15.00 WIB (istirahat 11.30–12.00 WIB)
b) Jumat : Pukul 08.00 – 11.30 WIB (tanpa istirahat)
c) Sabtu : Pukul 07.00 – 13.00 WIB (tanpa istirahat)

3. Kepala OPD dapat memberikan penugasan Work From Home (WFH) secara
penuh melalui surat tugas dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Wanita hamil dengan resiko tinggi melaksanakan WFH secara penuh atau
sewaktu-waktu dapat hadir di kantor pada saat ada penugasan dari atasan
langsung.
b. Apabila terdapat pegawai yang bergejala demam/ nyeri tenggorokan/ batuk/
pilek/ sesak nafas dan memiliki riwayat penyakit penyerta/ komorbid dilihat dari
hasil test GCU 2 tahun terakhir yang dibuktikan dari surat dokter, antara lain :
Jantung, Asma, TBC, HIV-AIDS, Diabetes Melitus, Kanker, Gangguan hati
kronis, gangguan ginjal kronis, darah tinggi, gangguan autoimun dan penyakit
lainnya yang oleh dokter dinyatakan membahayakan bagi diri pegawai yang
bersangkutan.
c. Pegawai tinggal serumah dengan orang/ pasien terkonfirmasi positif Covid-19
wajib melaksanakan WFH selama 10 hari kalender. Apabila terdapat pegawai
yang hasil rapid reaktif maka wajib menugaskan pegawai tersebut untuk WFH
selama 10 hari kalender, dan dapat beraktivitas kembali di kantor dengan
menyerahkan surat keterangan sehat dari Rumah Sakit/ Puskesmas setempat.
d. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(Covid-19), apabila terdapat pegawai yang hasil pemeriksaan PCR atau swab
test, masuk kategori :
1) Konfirmasi tidak bergejala maka wajib melaksanakan WFH dan isolasi
mandiri maupun tempat isolasi yang disediakan oleh Pemerintah selama 10
hari sejak ditegakkan diagnosis, selanjutnya tanpa dilakukan swab test
ulang, setelah selesai isolasi dan dinyatakan sembuh oleh Rumah Sakit/
Puskemas, maka dapat beraktivitas kembali di kantor.
2) Konfirmasi gejala ringan-sedang maka wajib WFH dan isolasi mandiri
maupun tempat isolasi yang disediakan oleh Pemerintah minimal 10 hari
sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas demam dan gejala pernafasan,
selanjutnya tanpa dilakukan swab test ulang, setelah selesai isolasi dan
dinyatakan sembuh oleh Rumah Sakit/ Puskemas, maka dapat beraktivitas
kembali di kantor.
3) Konfirmasi sakit berat dan dirawat di Rumah Sakit maka pegawai
tersebut melaksanakan Cuti Sakit sampai dengan selesainya masa isolasi
dan dinyatakan sembuh oleh Rumah Sakit/ Puskesmas, maka dapat
beraktivitas kembali di kantor dengan menyerahkan hasil swab test 1x
negatif.

Jalan Gubernur Suryo Nomor 1 Sidoarjo Provinsi Jawa Timur


Telp. (031) 8921946,8941145,Fax.8946924
Email : bupati@sidoarjokab.go.id Website : www.sidoarjokab.go.id

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE -
sesuai dengan Undang Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, tandatangan
secara elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah.
-3-

4. Sistem kerja WFH adalah bukan libur atau cuti. WFH bagi setiap pegawai
sebagaimana poin 3 diatas, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Adanya surat tugas dari pimpinan.
b. Tidak diperkenankan menonaktifkan alat komunikasi.
c. Melakukan pekerjaan kantor dari rumah.
d. Tidak diperkenankan meninggalkan kediaman/ kota tempat tinggal kecuali tugas
kedinasan.
e. Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan langsung melalui aplikasi kinerja
SKP atau media lainnya.
f. Tetap melaksanakan presensi online pada aplikasi e-Buddy.
g. Melaporkan kondisi kesehatan fisik.
h. Adanya surat pernyataan dari pegawai yang melaksanakan WFH bahwa tugas
tersebut tidak mengganggu kesehatan yang bersangkutan.

5. Selama melaksanakan WFH, pegawai tetap diberikan gaji, tunjangan, tambahan


penghasilan pegawai dan fasilitas lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Apabila dalam pelaksanaan WFH (sebagaimana poin 3 dan 4 di atas) terdapat


pegawai/ ASN yang tidak melaksanakan tugas pekerjaannya karena alasan yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga fungsi koordinasi dan pelayanan
menjadi terganggu, Kepala OPD dapat mengusulkan pegawai dimaksud untuk tidak
diberikan TPP Beban Kerja selama 1 (satu) bulan. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Bupati Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2018 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai
Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Terkait teknis
penjatuhan sanksi dimaksud, dapat berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Sidoarjo.

7. Dalam menjalankan sistem kerja baru ini, setiap ASN dan Non ASN wajib menjaga
produktivitas dalam melaksanakan tugas kedinasan dan mencapai target
kinerjanya.

8. Kepala OPD dan atasan langsung bertanggung jawab melaksanakan pemantauan


kesehatan bawahannya dan memastikan tugas dan layanan tetap berjalan optimal.

9. Untuk Dinas Kesehatan dan RSUD dapat mengatur mekanisme kerja sendiri
dengan tetap memperhatikan imunitas pegawai dan memastikan pelayanan tetap
berlangsung, melaluiKeputusan Kepala OPD serta melaporkan kepada Bupati
Sidoarjo melalui Sekretaris Daerah.

10. Dinas Pendidikan dapat mengatur mekanisme kerja bagi guru SDN/SMPN melalui
daring sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan keputusan Kepala OPD serta
melaporkan kepada Bupati Sidoarjo melalui Sekretaris Daerah.

11. Untuk mekanisme rapat wajib memanfaatkan teknologi informasi seperti sarana
video conference, video call, cloud meeting atau sarana lainnya. Pelaksanaan
mekanisme rapat online dapat dikoordinasikan dengan Dinas Komunikasi dan

Jalan Gubernur Suryo Nomor 1 Sidoarjo Provinsi Jawa Timur


Telp. (031) 8921946,8941145,Fax.8946924
Email : bupati@sidoarjokab.go.id Website : www.sidoarjokab.go.id

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE -
sesuai dengan Undang Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, tandatangan
secara elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah.
-4-

Informatika Kabupaten Sidoarjo, dikecualikan untuk rapat terbatas yang bersifat


mendesak/ sangat penting, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
dilaksanakan durasi maksimal 2 jam serta dilaksanakan pada hari kerja efektif.

12. Kegiatan senam pagi bersama pada hari Jumat di laksanakan pada masing-masing
OPD atau olahraga mandiri masing-masing pegawai dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan. Hari Jumat ditetapkan sebagai Hari Krida Olahraga.

13. Seluruh kegiatan WFO yang dilakukan setiap ASN agar tetap memperhatikan dan
menjalankan Protokol Kesehatan yang berlaku serta melaksanakan Pola Hidup
Bersih dan Sehat secara disiplin dan ketat. Protokol kesehatan dilakukan dengan
menjalankan 3M yang terdiri dari memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci
tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer.

14. Pengaturan sistem kerja ASN ini juga berlaku bagi pegawai non ASN, BUMD dan
Pemerintah Desa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

15. Ketentuan dalam Surat Edaran ini sebagaimana pada poin 1 (satu) sampai dengan
14 (empat belas) di atas berlaku mulai tanggal tanggal 2 November 2020, dan akan
dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. Dengan berlakunya Surat Edaran
ini, maka ketentuan pada Surat Edaran Bupati Sidoarjo tanggal 29 Juli 2020
Nomor : 065/4476/438.1.3.1/2020 tentang Sistem Kerja ASN dan Surat Edaran
Bupati Sidoarjo tanggal 1 September 2020 Nomor : 065/5735/438.1.3.1/2020
tentang Pengaturan Kehadiran Pegawai pada Tempat Kerja/ Kantor di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Non ASN di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

Demikian untuk menjadikan perhatian dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pj. BUPATI SIDOARJO

Dr. HUDIYONO, M.Si.

Jalan Gubernur Suryo Nomor 1 Sidoarjo Provinsi Jawa Timur


Telp. (031) 8921946,8941145,Fax.8946924
Email : bupati@sidoarjokab.go.id Website : www.sidoarjokab.go.id

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE -
sesuai dengan Undang Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, tandatangan
secara elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah.

Anda mungkin juga menyukai