MUKADIMAH
Kami para perawat manajer meyakini bahwa kami memerlukan suatu wadah
bagi perjuangan profesi keperawatan khususnya bidang manajemen
keperawatan demi tercapainya pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Berkat rahmat Allah Yang Maha Esa disertai adanya keinginan bersama dari
23 propinsi dan kabupaten/kota di Indonesia pada kegiatan Semiloka
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan tanggal 12 Mei 2006 di
Jakarta, yang dipelopori oleh Kelompok Kerja Perawat M anajer. Maka kami
mengharapkan adanya wadah organisasi seminat Perawat Manajer
Indonesia untuk menyatukan diri dan membentuk satu organisasi profesi
keperawatan di bidang manajemen keperawatan di Indonesia.Organisasi
profesi yang dimaksud Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI).
BABI
IDENTITAS ORGAN ISASI
Pasal 1
Nama Organisasi
Organisasi ini bernama Himpunan Perawat Manajer Indonesia, disingkat
dengan HPMI.
Pasal 2
Bentuk Organisasi
Organisasi ini berbentuk Himpunan.
Pasal 3
Sifat Organisasi
HPMI adalah organisasi profesi keperawatan seminat dibawah koordinasi
PPNI memiliki suatu upaya meningkatkan mutu pengelolaan keperawatan
yang ada di berbagai pelayanan kesehatan.
Pasal 4
Waktu Pendirian
Organisasi ini didirikan pada tanggal 12 Mei 2007.
Pasal 5
Kedudukan
Pasal 6
Lambang Organisasi
Lambang HPMI berbentuk:
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Azas
Organisasi ini berazaskan kaidah organisasi profesi dan nilai -nilai profesi
keperawatan yang ada pada Kode Etik Keperawatan.
Pasal 8
Tujuan
(1) Diakuinya organisasi HPMI sebagai pusat pengembangan bagi perawat
man ajer,
BAB III
PERAN DAN FUNGSI
Pasal 9
(1) Sebagai wadah perawat manajer untuk berkomunikasi dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan manajerial dalam usaha meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
Pasal 10
Anggota HPMI terdiri dari:
(1) Perawat manajer yang ada di fasillitas pelayanan kesehatan dan institusi
pendidikan tinggi keperawatan.
BABV
ORGAN ISASI
Pasal 11
Organisasi HPMI terdiri dari Badan Legislatif, Eksekutif, dan Pertimbangan.
Pasal 12
Badan Legislatif terdiri dari Kongres Nasional, Rapat Kerja Nasional, Kongres
Propinsi, dan Rapat Kerja Propinsi.
Pasal 13
Badan Eksekutif terdiri dari Pengurus Pusat dan Pengurus Propinsi.
Pasal 14
Badan Pertimbangan adalah Dewan Pertimbangan Pusat dan De wan
Pertimbangan Propinsi.
Pasal 15
Pasal 16
Wewenang dan Kewajiban
(1) Pengurus berkewenangan untuk menentukan kebijakan organisasi
berdasarkan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program
kerja.
BAB VI
KE KAYAAN
Pasal 17
BAB VII
Pasal 19
Pembubaran Organisasi.
Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui Kongres Nasional
HPMI.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Yang dimaksud Perawat adalah seorang yang telah menempuh serta
lulus pendidikan formal dalam bidang keperawatan yang program
pendidikannya telah disahkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
(2)Yang dimaksud Perawat Manajer adalah perawat yang aktif seb agai
pengelola pelayanan keperawatan.
Pasal 2
Persyaratan anggota
(1) Warga Negara Indonesia
(2)Lulus pendidikan formal di bidang keperawatan yang telah disahkan oleh
Pemerintah RI.
HPMI.
(6)Bekerja sebagai perawat manajer atau pera wat yang berminat di bidang
manajemen keperawatan.
Pasal 3
Kewajiban Anggota
(1) Menjunjung tinggi dan mentaati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga
(AD/ART) HPMI.
(2)Membayar iuran terdiri dari uang pangkal dan iuranwajib.
(3)Menghadiri rapat-rapat atas undangan pengurus organisasi.
(4)Mentaati dan menjalankan semua keputusan rapat.
Pasal 4
(1) Setiap anggota berhak untuk mengaj ukan pendapat, usul atau
pertanyaan baik lisan maupun tulisan kepada pengurus HPMI.
(2)Mengikuti seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi HPMI.
Pasal 5
Pemberhentian Anggota
Anggota berhenti atau hilang keanggotaannya apabila:
(1)Meninggal dunia.
(2) Permintaan sendiri secara tertulis
(3) Diberhentikan oleh pengurus setelah terbukti berbuat hal -hal yang
merugikan organisasi.
’ ’ ’ ’ ’ ’
Pasal 6
Pasal 7
Kaderisasi
BAB III
ORGAN ISASI
Pasal 8
Kongres Nasional
(1) Status:
a. Kongres Nasional merupakan kekuasaan tertinggi organisasi.
b. Kongres Nasional diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali oleh
Pengurus Pusat melalui badan khusus yang disebut Panitia Kongres,
yang diangkat dan betanggung jawab kepada Pengurus Pusat.
(2) Kewenangan
a. Mengesahkan jadwal acara dan peraturan tata tertib Kongres
Nasional.
2. Peninjau adalah:
1) Anggota HPMI yang tidak menjadi utusan.
2) Organisasi profesi lain yang diundang panitia,
e. Kongres Nasional I sah apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu jumlah
peserta yang terdaftar di panitia. Kongres Nasional berikutnya sah
apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu jum lah Propinsi.
k. Hal-hal yang belum tercantum dalam Pedoman Umum ini akan diatur
dalam Tata Tertib Kongres.
Pasal 9
Kongres Propinsi
(1) Status:
a. Kongres Propinsi merupakan kekuasaan tertinggi organisasi di
tingkat Propinsi.
(2) Kewenangan
Pasal 10
a. Rapat kerja nasional adalah rapat kerja Pengurus Pusat yang dihadiri
oleh Pengurus pusat dan Pengurus Propinsi.
(2) Kewenangan:
Pasal 11
Rapat Kerja Propinsi
(1) Status:
a. Rapat kerja Propinsi adalah rapat kerja Pengurus Propinsi yang dihadiri
oleh utusan Pengurus Propinsi.
(2) Kewenangan:
a. Menilai pelaksananan program kerja amanat Kongres Propinsi,
menyempurnakan dan memperbaiki untuk diaksanakan pada sisa
periode kepengurusan selanjutnya
Pasal 12
Pengurus Pusat
Pengurus Pusat HPMI terdiri dari:
1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II
4) Sekretaris Jenderal
5) Sekretaris I
6) Sekretaris II
7) Bendahara Umum
8) Bendahara I
9) Bendahara II
10)Kepala Departemen
a. Departemen Organisasi
Pasal 13
Pengurus Propinsi
Pengurus Propinsi HPMI terdiri dari:
1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris
4) Wakil Sekretaris
5) Bendahara
6) Wakil Bendahara
7) Kepala Bidang
a. Bidang Organ isasi
b. Bidang Etika dan Hukum
c. Bidang Pelayanan
d. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
e. Bidang Penelitian dan Pengembangan
f. Bidang Kesejahteraan
8) Anggota-anggota Bidang; jumlah disesuaikan dengan kebutuhan
Pasal 14
Pasal 15
Syarat-syarat Pengurus Organisasi
(1). Berasal dari anggota yang berpengalaman dan mempunyai
kepribadian yang baik, berprestasi, dan mempunyai dedikasi.
I PM I
(3). Sanggup berpartisipasi aktif dalam o rganisasi.
Pasal 16
(2) Kewenangan pemberhentian pengurus sesuai ayat (1) butir “d” diatur
sebagai berikut:
Pasal 17
Dewan Pertimbangan Pusat
(1) Status:
a. Dewan Pertimbangan Pusat adalah Dewan yang memberikan
pertimbangan untuk masalah organisasi, keahlian dan profesi
keperawatan khususnya manajemen keperawatan kepada
Pengurus pusat.
(2) Kewenangan:
a. Memberi pengarahan, petunjuk, pertimbangan, saran atau nasihat
kepada pengurus HPMI sesusai dengan tingkat organisasi baik
diminta maupun tidak diminta sesuai kebutuhan organisasi.
(3)Susunan Pengurus:
a. Kedudukan Dewan Pertimbangan Pusat berada di Pengurus Pusat.
Pasal 18
Dewan Pertimbangan Propinsi
(1) Status:
a. Dewan Pertimbangan Propinsi adalah Dewan yang memberika n
pertimbangan untuk masalah organisasi, keahlian dan profesi
keperawatan khususnya manajemen keperawatan kepada
Pengurus Propinsi.
(2) Kewenangan:
(3)Susunan Pengurus:
BAB IV
KE PUTU SAN
Pasal 19
Keputusan
(1) Semua keputusan yang diambil dalam organisasi HPMI dilakukan secara
m usyawara h
BABV
KE KAYAAN
Pasal 20
(1) Besarnya uang pangkal Rp 100.000, - ( seratus ribu rupiah)
(2) Besarnya iuran bulanan Rp. 10.000, - (sepuluh ribu rupiah)
BAB VI
PERU BAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 21
Perubahan anggaran rumah tangga ini hanya dapat dilakukan melalui
Kongres HPMI.